ANOTHER STORY OF PRINCESS
18. Episode 5 Part 3

KAISAR

Ajarin Kaisar, Pa.


PAK RAMDAN

Ajarin apa?


CUT TO :


20. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN. RUANG KERJA PAK RAMDAN - PAGI


KAISAR

(melihat Pak Ramdan mencari buku di rak)

Yang dasar aja, Pa.


Pak Ramdan meletakkan buku panduan bisnis di meja.

Kaisar mengambil buku itu, lalu melihat-lihat isinya.


PAK RAMDAN

Kenapa tiba-tiba mau belajar bisnis?


KAISAR

Ya pengen aja.


CUT TO :


Kaisar duduk membaca buku sambil sesekali bertanya pada papanya yang sibuk dengan laptopnya.


Pak Ramdan tersenyum melihat Kaisar serius membaca bukunya.


CUT TO :


21. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN - PAGI

Aden sedang bermain gitar di satu sisi.


BU RISMA

(lalu melihat Aden)

Papa kamu belum pulang?


ADEN

Di ruang kerja sama kakak.


BU RISMA

(tersentak)

Kaisar udah bangun?


ADEN

Iya.


Bu Risma heran.


CUT TO :


22. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN. RUANG MAKAN - PAGI

Keluarga Pak Ramdan sedang makan bersama.


PAK RAMDAN

Kaisar ....
Kalau belajar sesuatu jangan setengah-setengah.
Kalau kamu ingin sukses,
Dedikasikan hidup kamu di bisnis.


KAISAR

Siap, Pa.


BU RISMA

Wah!

(senang melihat Kaisar)

Ada angin apa ini?


KAISAR

Bukan angin, Ma, tapi hidayah.

(melanjutkan makan)


BU RISMA

Mama bersyukur sekali kamu bisa berubah seperti sekarang ini.


PAK RAMDAN

Sudah seharusnya, Ma.


Aden sibuk makan.


BU RISMA

Kalau difikir-fikir ....
Semua ini semenjak kehadiran Putri.


Kaisar tersentak.


BU RISMA

Sejak Putri belajar di sini ....
Mama jadi sering lihat Kai belajar.


Aden terenyak, berhenti makan.


KAISAR

Ya, iya juga sih.
Lihat dia semangat belajar ....
Kai jadi ikut semangat.


PAK RAMDAN

Jangan bilang kamu sekarang suka sama dia?


Kaisar tersentak melihat Pak Ramdan.


PAK RAMDAN

(tersenyum melihat Kaisar)

Kaisar ... Kaisar.
Jadi sekarang kamu mau dijodohin sama Putri?


Kaisar masih tersentak tidak tahu harus berkata apa.

Aden terdiam.


BU RISMA

(menoleh melihat Aden)

Papa ....

(kembali melihat Pak Ramdan)

Kenapa tanya gitu?


PAK RAMDAN

Kenapa? Memangnya salah?

(lalu kembali makan)


BU RISMA

Papa kan udah putusin Aden yang dijodohin sama Putri?


PAK RAMDAN

Iya Papa tahu.
Tapi, Ma ....
Kita sebagai orang tua cuma bisa mengarahkan. Nggak bisa memaksa.
Semua keputusan kembali ke tangan anak-anak.
Apalagi ini masalah perasaan.


Aden meneguk minumannya sebentar.

Bu Risma lalu melihat Aden.


KAISAR

Kenapa jadi serius banget sih?
Kaisar kan cuma mau belajar.

(melanjutkan makan)


CUT TO :


23. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN. RUANG KELUARGA - SIANG

Kaisar duduk di sofa sambil membaca koran.


PAK RAMDAN

Kaisar.


Kaisar menoleh melihat Pak Ramdan.


PAK RAMDAN

(duduk di sebelah Kaisar, sambil melihat situasi sekitar sebentar, kemudian berbisik)

Kamu tenang aja.
Papa dukung kamu sama Putri.


Kaisar tersentak.


PAK RAMDAN

Tapi ... kamu sama Aden harus bersaing secara sehat.


KAISAR

(tersenyum)

Papa serius??


PAK RAMDAN

Serius.
Ehm!

(menegapkan posisi badannya)

Satu yang harus kamu inget.
Pasti ada yang menang dan yang kalah.
Dan laki-laki sejati harus bisa menerima semua dengan lapang dada.


KAISAR

(mengangguk mengerti)

Siap, Pa.


PAK RAMDAN

Semangat!

(mengepalkan tangannya)


KAISAR

(ikut mengepalkan tangan melihat Pak Ramdan)

Semangat!


CUT TO :


24. EXT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN. TAMAN - SIANG

Aden sedang bermain dengan kucingnya.


BU RISMA

Aden.


Aden menoleh melihat Bu Risma.


BU RISMA

Kamu jangan khawatir.
Putri akan tetap dijodohkan sama kamu.
Mama bisa jamin itu.


ADEN

(tersenyum, mengembalikan pandangan pada kucingnya)

Kayaknya bukan Aden yang khawatir, tapi mama.


Bu Risma segera mengambil kucing Aden.

Aden tersentak melihat Bu Risma.


BU RISMA

Ini pertama kalinya mama lihat kamu suka sama seseorang.


Aden terdiam melihat Bu Risma.

Kuby meloncat dari Bu Risma, menghampiri Aden.


BU RISMA

Ayo coba jawab mama.
Kamu sayang kan sama Putri?


ADEN

Ya sayang, Ma.


BU RISMA

Kamu tenang aja.
Jangan takut Kaisar ngambil hak kamu.
Mama akan perjuangkan masa depan kamu.


ADEN

(tersenyum)

Makasih, Ma.

(lalu kembali sibuk dengan kucingnya)

Bentar lagi Aden mau jalan sama Putri.


BU RISMA

Oh ya??
Ke mana?


ADEN

Belum tau.
Nanya Putrinya ntar.


BU RISMA

(tersenyum senang)

Kalian hati-hati ya.


ADEN

Iya, Ma.


INSERT :

Kaisar dan Pak Ramdan mengintip dari balik tembok, lalu menegapkan posisi badan lagi.


PAK RAMDAN

Kaisar.
Kamu ingat satu hal lagi.


Kaisar lalu melihat Pak Ramdan.


PAK RAMDAN

Mengalah untuk menang.


KAISAR

Mengalah untuk menang?


PAK RAMDAN

Kamu nggak perlu mengacaukan rencana Aden.
Ingat, kamu harus bisa mengambil hati Putri secara baik-baik.


Kaisar mengangguk pasti.


CUT TO :


25. INT. MALL - SIANG

Putri berjalan bersama Aden. Mereka lalu membeli es krim.

Setelah mendapat es krimnya, mereka berjalan lagi melihat-lihat baju.


CUT TO :


26. INT. BIOSKOP - SIANG

Putri dan Aden sedang nonton film.

Putri merebahkan kepalanya di bahu Aden. Aden tersenyum melihatnya, lalu kembali menonton film.


INSERT :

Kaisar muncul di satu sisi, terlihat sangat kesal mengamati mereka dari jauh. Dia lalu mengembalikan pandangan ke depan, menyuapkan segenggam popcorn ke mulutnya.

Penonton lain tertawa terbahak-bahak melihat filmnya, sedangkan Kaisar hampir menangis dengan mulut penuh popcorn.


CUT TO :


27. INT. MALL - SORE

Aden berjalan bergandengan tangan dengan Putri.

Aden lalu menghentikan langkah. Putri ikut berhenti, melihat Aden.


PUTRI

Kenapa?


Aden menoleh ke belakang.

Kaisar bersembunyi di satu sisi.

Putri ikut melihat ke belakang.

Aden mengembalikan pandangan.


PUTRI

Ada apa sih?


ADEN

Nggak ada apa-apa.


Aden dan Putri kembali berjalan.

Kaisar berbalik, melihat Putri dan Aden sudah agak jauh, lalu diam-diam mengikutinya.


CUT TO :


Kaisar yang kelelahan, membeli minum di satu stand.


KAISAR (V.O)

(meneguk minumannya)

Hh!
Kenapa mereka lengket banget kayak perangko sih?!

(lalu meneguk minumannya lagi)


PUTRI

Kaisar!


KAISAR

(menoleh melihat Putri, lalu tersedak)


Putri dan Aden tersentak melihatnya.


PUTRI

Lo nggak apa-apa?

(khawatir melihat Kaisar)


Kaisar menghela napas.

Aden masih terdiam melihat Kaisar.


PUTRI

Lo ngapain di sini?


KAISAR

Gue??
Gue mau ketemu temen di cafe deket sini.
Jadi gue mampir.


PUTRI

(melihat minuman yang dibawa Kaisar)

Ke cafe??
Lo ke sini cuma buat beli minum?


KAISAR

Nggak lah.
Tadi gue habis liat-liat.


PUTRI

Liat-liat doank?
Nggak beli apapun?


KAISAR

(tidak tahu lagi harus berkata apa)

Kenapa lo kepo banget sih?!


PUTRI

Ya kan gue cuma nanya.


KAISAR

Kalian ngapain di sini?


PUTRI

(menunjukkan genggaman tangannya dengan Aden pada Kaisar)

Kencan!

(tersenyum senang sembari menurunkan tangannya)


Kaisar tersentak melihatnya.


PUTRI

Kita juga belum makan.
Boleh nggak kita ikut ke cafe?


KAISAR

Jangan!


PUTRI

Kenapa?


Aden mulai curiga.


KAISAR

Ya jangan ....


PUTRI

Wah ... jangan-jangan lo mau ketemu selingkuhan lo ya?
Takut gue bilangin Amel?


KAISAR

Hhh!
Lo nggak bisa mikir yang baik dikit tentang gue?


Putri tertawa.


ADEN

(tersenyum saja)

Yaudah ati-ati Kak.
Ayo Put ... kita cari makan!


Kaisar tidak habis pikir melihat Aden.


PUTRI

Da ... Kakak ipar ....

(tersenyum, lalu ikut dengan Aden)


KAISAR

Chh!!
Kakak ipar?

(tidak habis fikir)


CUT TO :


28. INT. MALL - FOOD COURT - SORE

Putri dan Aden makan bersama.


PUTRI

Menurut lo Kaisar ketemuan sama siapa?


ADEN

(lalu melihat Putri sebentar)

Emang penting buat lo tau?


PUTRI

(tersentak)

Nggak juga.

(lalu mengaduk minumannya)


ADEN

Gue nggak suka lo terlalu sering mikirin kakak.


PUTRI

(tersentak lagi melihat Aden)

Apa?


Aden masih sibuk makan.


PUTRI

(tersenyum)

Elo cemburu ya?


ADEN

(kembali melihat Putri)

Menurut lo?

 

PUTRI

Itu tandanya lo sayang sama gue.

(tersenyum senang)


ADEN

Lo juga sayang kan sama gue?


PUTRI

Ya sayang lah Aden ....


ADEN

Lo nggak akan ninggalin gue kan?


PUTRI

(terenyak mendengarnya, lalu tersenyum)

Gue nggak akan ninggalin lo.


ADEN

(tersenyum)

Gue juga.


Putri dan Aden melanjutkan makan.


CUT TO :


29. INT. RUMAH KELUARGA PAK RAMDAN. KAMAR KAISAR - SORE

Kaisar menjatuhkan diri di tempat tidur.


KAISAR

(merasa lelah)

Mereka bener-bener kayak Romeo and Juliet.
Hhh! Putri ...!
Kenapa hubungan kita cuma sebatas Tom and Jerry?!

(tidak habis pikir, lalu menutup wajahnya dengan bantal)


CUT TO :


30. INT. SEKOLAH PUTRI. KELAS PUTRI - PAGI

Dwi Ajeng duduk di bangkunya, terlihat kedinginan.

Tak lama kemudian, Justin memakaikan syal pada Dwi Ajeng. Dwi Ajeng tersentak melihatnya.


JUSTIN

(tersenyum melihat Dwi Ajeng)

Buat lo.


DWI AJENG

(melihat syal itu, lalu melihat Justin lagi)

Elo sendiri yang buat??


JUSTIN

Iyalah.


DWI AJENG

Kenapa nggak buat yang gede?
Kalo cuma segini percuma ....
Tetep aja kedinginan.


JUSTIN

Lo mau sweater??


DWI AJENG

Iya.

(kembali melihat Justin)


JUSTIN

Iya. Nanti gue buatin.


DWI AJENG

Serius??


JUSTIN

Ya ... kalo lo mau jadi pacar gue?


DWI AJENG

Gue ndak boleh pacar-pacaran sama ibu.


JUSTIN

Kenapa nggak boleh??


DWI AJENG

Gue mau sekolah dulu.


JUSTIN

Ya sekalipun lo jadi pacar gue, lo tetep bisa sekolah kok?


DWI AJENG

Gue bilang ndak mau ya ndak mau!


JUSTIN

(sedih)

Jadi, lo beneran nggak mau?


DWI AJENG

Iya.

(memalingkan wajahnya dari Justin)


JUSTIN

Syalnya aja deh ... buat lo?


Dwi Ajeng menggeleng, terlihat dilema.


JUSTIN (V.O)

(menggenggam syalnya-dramatis)

Gue bakalan nungguin lo membuka hati buat gue Ajeng.
Sampai kapanpun itu.


Putri baru saja datang.


PUTRI

Aduh ... pagi-pagi udah hujan aja.

(melihat syal yang digenggam Justin, lalu meraihnya)


Justin dan Dwi Ajeng tersentak melihat Putri memakai syalnya untuk mengusap tetesan air hujan di tangan dan kakinya.


Putri menegapkan posisi badan, hampir bersin.


DWI AJENG & JUSTIN

Jangan!!!


PUTRI

(tersentak melihat Dwi Ajeng dan Justin. Tidak jadi bersin)

Kenapa?


DWI AJENG

(mengambil syal itu dari Putri)

Ini buatan Justin sendiri.


Putri masih heran.


DWI AJENG

Dia buatnya penuh rasa cinta ....
Jangan dibuat ingus!


PUTRI

Penuh cinta??

(lalu melihat Justin)


Justin terenyak melihat Dwi Ajeng.


DWI AJENG

Justin.

(lalu melihat Justin)

Gue mau deh sweater-nya?


Justin tersentak.


PUTRI

(heran melihat Justin dan Dwi Ajeng)

Sweater apaan sih?


DWI AJENG

Gue mau.

(tersenyum)


JUSTIN

Jadi, lo mau jadi pacar gue??


Putri tersentak.


DWI AJENG

Bukan itu.
Maksud gue ....
Gue mau pesen sweater.
Warna biru muda ya?


JUSTIN

(berubah payah)

Ajeng ...!


Putri masih tidak mengerti maksudnya.


DWI AJENG

Bisa, kan?

(masih bersemangat)


JUSTIN

Hhh!
Terserah elo deh.


CUT TO :


31. INT. SEKOLAH PUTRI. KELAS KAISAR - PAGI

Tidak ada guru yang mengajar di kelas. Murid-murid sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Kaisar terdiam melihat hujan turun dari jendela, sementara Tara sibuk mengerjakan tugas.


CUT TO :


32. INT. SEKOLAH PUTRI. KELAS PUTRI - PAGI

Putri menghela napas lega, berdiri di dekat jendela yang terbuka. Dwi Ajeng ada di sebelahnya, melemparkan perahu kertasnya ke luar jendela.

Dwi Ajeng tertawa kecil melihat perahunya mengapung di genangan air di luar.


PUTRI

(melihat perahu Dwi Ajeng, ikut tersenyum)

Gue suka banget bau hujan.


DWI AJENG

(tersenyum)

Gue juga suka.


Tak lama kemudian, guru datang.

Murid-murid bergegas kembali ke bangkunya masing-masing.


CUT TO :


33. EXT. SEKOLAH PUTRI - SIANG

Kaisar dan Amel duduk di satu sisi.


AMEL

Kai.


KAISAR

(menoleh melihat Amel)

Apa?


AMEL

Lo mau ngomong apa?


KAISAR

Em ....

(memikirkan sesuatu)

Gimana tadi ulangannya?


AMEL

Ulangan??
Oh ... ulangan bahasa Jerman?


KAISAR

Iya?


AMEL

Lancar kok.
Gue nggak begitu kesulitan karena gue suka bahasa.


KAISAR

Oh.
Syukurlah.

(tersenyum, lalu mengalihkan pandangan


AMEL

(tersenyum melihat Kaisar)

Lo sendiri ... gimana tadi di kelas?


KAISAR

Ya ... biasa aja sih.
Nggak ada yang spesial.

(lalu tersenyum melihat Amel sebentar)


AMEL

(lalu teringat sesuatu)

Oh iya.
Sekalipun gue suka bahasa ....
Gue paling nggak bisa kalo disuruh buat puisi.


KAISAR

Kenapa?


AMEL

Sulit aja.

(mengeluarkan ponselnya, mengotak-atik aplikasinya sebentar, lalu memberikannya pada Kaisar)


KAISAR

(melihat aplikasi Word di ponsel Amel)

Buat apa?


AMEL

Gue ada tugas bahasa Indonesia.
Lo kan jago buat puisi ....
Bisa nggak buatin puisi tentang hujan?


KAISAR

(tersentak)

Gue??


AMEL

Iya.
Puisi-puisi yang waktu itu lo kasih buat gue, buatan lo sendiri kan?


KAISAR

(mencoba mengingat)

Oh ... itu ... iya.


AMEL

Buatin gih sekarang!

(tersenyum, mengalihkan pandangan)


KAISAR (V.O)

(melihat layar ponsel Amel)

Mampus gue.
Gue kan nggak bisa buat puisi!


KAISAR

(terdiam sejenak, lalu melihat Amel lagi)

Emm ... kalo sekarang, gue lagi nggak bisa.


AMEL

Kenapa?


KAISAR

Nggak ada inspirasi.


AMEL

Oh ... gitu ya?
Padahal barusan kan hujan ....
Masa nggak bisa?


KAISAR

Iya.
Nanti aja gue buatin di rumah.


AMEL

(agak kecewa)

Kenapa?
Lo kan bisa asal-asalan aja?


KAISAR

Nggak bisa lah, Mel.
Ini buat tugas lo, kan?
Kalo nilai lo jelek gimana?


AMEL

Iya juga.
Yaudah ... jangan lupa buatin ya?


KAISAR

Iya.

(mengembalikan ponsel Amel)


AMEL

(mengalihkan pandangan, memikirkan sesuatu)

Emm ... Kai.


KAISAR

Ya?

(kembali melihat Amel)


AMEL

Bukannya lo dulu musuhan sama Putri?
Kenapa sekarang bisa jadi temen baik?


KAISAR

Putri?

(lalu mengalihkan pandangan)

Ya ... karna gue nggak mau punya musuh.


AMEL

Emm ... gitu.
Emang dia anaknya gimana?
Kelihatannya nyebelin banget ya orangnya?


KAISAR

(tersenyum)

Kalo baru kenal ya emang gitu.
Tapi sebenernya dia baik kok.


AMEL

Oh ya?
Seberapa baik emang?

(masih melihat Kaisar)


KAISAR

Ya baik aja.

(lalu melihat Amel)

Kenapa sih?


AMEL

Nggak apa-apa.
Cuma pengen tau aja.


KAISAR

Oh.


Amel mengalihkan pandangan, memikirkan sesuatu.


CUT TO :


34. EXT. SEKOLAH PUTRI. TEMPAT PARKIR - SORE

Putri menjalankan mobilnya.


CUT TO :


35. EXT. JALAN RAYA - SORE

Kaisar menyetir mobil, tersenyum melihat mobil Putri ada tak jauh di depannya.


KAISAR

Putri ... seandainya saja ....

(bernyanyi)


CUT TO :


Di sisi lain, mobil Raka mengikuti mobil Putri.


CUT TO :


Di jalanan sepi, tiba -tiba mobil Raka menyalip dan berhenti di depan mobil Putri.


Putri mendadak menghentikan mobilnya. Kaisar ikut menepikan mobilnya.


CUT TO :


Putri masih terdiam cemas, tidak tahu harus berbuat apa.


CUT TO :


Kaisar juga terdiam, penuh tanya melihat mobil Putri.


CUT BACK TO :


Raka keluar dari mobilnya, menghampiri mobil Putri. Dia lalu mengetuk-ngetuk kaca mobil Putri.


Putri lalu keluar.


RAKA

(tersenyum melihat Putri)

Apa kabar, Cantik?


PUTRI

Lo mau apa?


RAKA

Nyantai aja donk tanyanya.
Kita kan udah lama nggak ketemu?


PUTRI

Gue tanya lo mau apa?!


RAKA

Gue nggak ada rencana apa-apa.
Kebetulan aja lihat elo lewat.
Kalo ... makan bareng gimana?


PUTRI

(agak kesal mengalihkan pandangan sebentar)

Sorry banget, Rak.
Bentar lagi gue ada acara.


RAKA

Heh!

(mendorong Putri hingga terhempas ke mobil)


Putri geram melihat Raka.


CUT TO :


Kaisar tersentak, segera keluar dari mobil.


CUT BACK TO :


RAKA

Gue yang traktir!


KAISAR

(menarik bahu Raka)

Heh!!
Apa-apaan lo?!!

(menghempaskan Raka ke satu sisi)


Putri dan Raka terkejut melihat Kaisar.


RAKA

Siapa lo beraninya sama gue ??!!


KAISAR

Gue??
Lo mau kenalan?


Raka bertambah geram.


KAISAR

Gue cowoknya Putri.


Raka dan Putri tersentak lagi.


CUT TO :


Kaisar memegang sisi wajahnya yang baru saja dihantam, lalu melihat Raka, segera membalasnya.


Kaisar dan Raka berkelahi. Sementara Putri bingung harus bagaimana. Dia lalu melihat di kiri jalan tergeletak sebuah karung goni.


CUT TO :


36. EXT. JALAN SEPI - SORE

Putri dan Kaisar melarikan diri dari Raka. Putri menggandeng tangan Kaisar.


KAISAR

Kenapa harus lari?
Lo nggak percaya gue bisa ngalahin dia?!


PUTRI

Udah jangan banyak komen!


Mereka lalu mencari-cari tempat sembunyi.


CUT BACK TO :


Raka melepas karung goni yang menutupi kepalanya.


RAKA

Putri!!

(kesal, lalu bergegas berlari mencari Putri)

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar