Anak Ibu
1. Episode 1 (Scene 1-10)

1 INT. RUANG TENGAH VILA - PUKUL 02.45 WIB

Cast: Para Dosen, Arjani, Haris

FADE IN

ESTABLISH: Bangunan Vila yang sepi dengan beberapa lampu taman menyala.

Peserta (PARA DOSEN) workshop kampus tidur lelap. Dosen perempuan di dalam kamar, dosen laki-laki di ruang tamu.

 HARIS (O.S)

Tahu kenapa Tuhan menciptakan

batasan-batasan? Karena hasrat

manusia membutuhkan sebuah aturan

dan pengekangan. Seringkali, ia

jadi begitu kuat untuk bersikap

tidak sopan dan melewati batas.

Barang-barang sisa meeting berserakan. Seperti kertas-kertas, bolpoin, laptop, cangkir kopi, kue tidak utuh. TERDENGAR SUARA TV YANG MASIH MENYALA.

ARJANI (28)-seorang Dosen peserta workshop yang tidak bisa tidur duduk di ruang tv sambil melamun, sesekali menghela napas. HARIS (27) melintas dan Arjani membuntutinya.

ARJANI

Ris, mau salat malam?

Haris yang berdiri sambil menggulung lengan kemeja langsung menoleh

 HARIS

Iya. Kenapa?

 ARJANI

Aku ikut, ya?

Haris tersenyum dan mengangguk.

Keduanya berwudu dan bersiap salat di musala kecil di dalam vila. Haris salat di depan dan Arjani di belakang. Keduanya salat Tahajud sendiri-sendiri.

Arjani selesai salat. Ia Melipat mukena dan pergi setelah melihat Haris yang masih khusuk dengan zikir dan doa. Butiran tasbih di tangan Haris terus berputar. Bibir Haris berzikir dan wajahnya tampak teduh.

CUT TO

2 EXT. BERANDA VILA - MENJELANG SUBUH

Cast: Haris, Arjani

Beranda sepi. Haris datang. Arjani menoleh ke arah Haris dan tersenyum. Haris membalas dengan tersenyum, lalu duduk satu meter di samping Arjani.

HARIS

(heran)

Kenapa senyum?

RJANI

Enggak apa-apa. Seneng aja lihat

kamu pakai peci. Adem di mata.

Haris tersenyum.

ARJANI (CONT’D)

Kamu kalau salat malam doa apa aja, sih?

Kayakanya serius banget doanya.

Haris tersenyum sambil menatap lampu taman di depan vila.

HARIS

Banyak yang didoain. Keluarga,

temen, guru, saudara muslim ...

pokoknya doa buat semuanya, yang

baik-baik.

 ARJANI

Ada aku enggak?

 HARIS

 Hmmm ...

 ARJANI

Ada aku enggak di doa kamu?

 HARIS

(melihat dengan wajah datar)

Ada.

 ARJANI

(berbinar)

Oh, ya? Doa apa?

 HARIS

(tersenyum)

Mau tahu banget?

 Arjani mengangguk-angguk.

HARIS (CONT’D)

 Rahasia!

 ARJANI

Ih, curang. (mengerling)

Boleh request doa, enggak?

 HARIS

Bilang langsung sama Tuhan. Biar

lebih afdal.

 ARJANI

Udah, tapi bantuin doa kamu juga.

Biar lebih kuat doanya.

 HARIS

(diam sebentar)

Minta doa apa?

 ARJANI

Doain biar ... hubunganku langgeng

sama Yama sampai kami nikah.

 Haris tersenyum lebar dan mengangguk.

 ARJANI (CONT’D)

Yeee ... thank you! Kamu, tuh emang

sahabat aku yang paling the best!

 HARIS

Udah ‘paling’ pakai ‘est’ lagi.

Enggak efektif kalimatnya.

 ARJANI

(tergelak)

Astaghfirullah, gitu aja dikoreksi

kamu. Enggak sekalian disuruh

revisi, nih aku?

 HARIS

Boleh. Mau revisi daring apa

luring?

Haris dan Arjani tergelak. Keduanya sudah berteman belasan tahun meskipun sempat terpisah tiga tahun.

Suasana pagi vila masih sepi. SAMAR-SAMAR TERDENGAR SUARA AZAN SUBUH.

 

MAIN TITLE: ANAK IBU

"Ibuk, Kami Akan Menikah."

FADE OUT

 

3 INT. RUANG DOSEN - SIANG

Cast: Dosen laki-laki, Mahasiswa, Arjani, Haris

Jemari kanan Arjani mengetuk meja. Mata Arjani bergerak ke sana kemari. Arjani terus menatap pintu utama ruang Dosen dengan wajah tidak sabar. Pintu dibuka, DOSEN LAKI-LAKI masuk. Pintu dibuka, MAHASISWA masuk.

Arjani mondar-mandir. Pintu dibuka. Haris muncul. Arjani tampak lega. Haris berjalan ke bilik ruang dosen tempatnya dan Arjani. Haris tersenyum pada Arjani sambil meletakkan laptopnya di meja.

ARJANI

Dari mana aja? Jam ngajar udah

selesai dari tadi, lho?

Haris tersenyum. Tangannya menarik kursi kemudian duduk.

HARIS

Tadi ada mahasiswa yang nanya-nanya

di selasar.

Arjani memicingkan kelopak mata.

ARJANI

Mahasiswa apa mahasiswi?

HARIS

(tersenyum lebar)

Enggak usah mulai usil, deh!

Haris mengambil buku dan membukanya.

ARJANI

(tertawa renyah)

Aku punya kabar bahagia.

Haris meranggulkan wajah dengan dahi berkerut

HARIS

Kabar bahagia?

Arjani mengangguk dengan antusias. lalu mengangkat tangan kirinya dengan lima jari merenggang.

ARJANI

Yama mau ngelamar aku.

Haris memperhatikan jari Arjani dan berhenti pada jari manis yang tersemat cincin. Wajah Arjani penuh senyuman. Melihat hal itu Haris tersenyum sempurna dengan mata berkaca-kaca, antara sedih dan bahagia

HARIS

Selamat! Semoga lancar sampai

pernikahan.

ARJANI

Amiin.

Arjani memperhatikan cincin di jemarinya dengan senyum bahagia.

Haris menatap cincin di jari Arjani. Beralih pada senyum bahagia Arjani.

HARIS (V.O)

Semoga bahagia!

CUT TO

4 INT. LOBI KAMPUS - SORE

Cast: Haris, Arjani, Yama

Lobi dipenuhi mahasiswa yang beraktivitas.

Haris melihat Arjani menuruni tangga menuju lobi jurusan dan mengikutinya hingga lobi. Arjani menoleh merasakan kehadiran seseorang dan berhenti. Begitu juga dengan Haris.

HARIS

Buru-buru?

ARJANI

Iya.

(tersenyum)

Haris diam menatap luar jendela kaca. Ia melihat YAMA (27) sedang bertelepon dengan seseorang.

HARIS

Itu Yama!

ARJANI

(celingukan)

Mau nyapa enggak?

HARIS

Jangan sekarang! Nanti kalau dia

cemburu lagi sama aku, acara kalian

jadi korban.

 Arjani tersenyum setuju.

 HARIS (CONT’D)

Sana temuin!

 ARJANI

(mengangguk)

Aku duluan, assalamualaikum!

 HARIS

Waalaikumsalam!

Arjani berlari kecil menemui Yama. Haris melihat punggung Arjani menjauh sambil tersenyum. Arjani dan Haris tampak berbicara sejenak sebelum meninggalkan teras gedung jurusan.

CUT TO

 

5 INT. KAMAR HARIS - SIANG

Cast: Arjani, Haris

Haris mengembalikan buku ke lemari. PONSEL DI ATAS MEJA BERDERING. Haris mengambil ponsel. Nama Arjani tampak di layar ponsel. Haris menerimanya dan meletakkan ponsel di telinganya

SPLIT SCREEN

 ARJANI

(girang)

Hariiis!

Haris menjauhkan ponselnya sebentar dari telinga.

HARIS

Salam dulu, Ar! Yang ditelepon bisa

kaget kalau kamu kayak begitu.

 ARJANI

(cekikikan)

Sori, lupa. Assalamualaikum!

 HARIS

Waalaikumsalam! Ada apa? Semangat

banget?

ARJANI

Iya. Lagi bahagia.

Jemari Haris mengambil buku dari lemari.

HARIS

Kenapa? Allah ngasih kebahagiaan

apalagi ke kamu?

ARJANI

(tersenyum malu)

Yama mau ngajak aku ke rumah.

 HARIS

Kan kemarin udah pernah ngajakin

kamu ke rumah.

 ARJANI

Bukan ke rumah Yama, Ris, tapi ke

rumahku, rumah Ibuk di Solo. Yama

mau minta izin sama orang tuaku

buat ngelamar aku.

Haris terdiam dengan tatapan melamun. Buku di tangannya kembali ditutup.

ARJANI

Halo! Ris, kamu masih dengerin aku,

kan?

 HARIS

(tergagap)

I-iya, Ar, aku denger. Selamat, ya!

ARJANI

(tersenyum)

Aku kayak lagi mimpi tahu enggak,

sih, Ris. Setelah tiga tahun

akhirnya Yama ngasih aku kepastian.

Aku bahagia banget.

Haris terdiam. TERDENGAR KLAKSON MOBIL YAMA DI HALAMAN KONTRAKAN ARJANI.

ARJANI (CONT’D)

Eh, Ris, udahan dulu. Ntar aku

kabarin lagi. Yama kayaknya udah

sampai di depan. Dia dateng buat

jemput aku.

HARIS

Kamu langsung ke Solo sekarang?

ARJANI

Iya. Doain, ya!

 HARIS

Hati-hati. Semoga lancar! Jangan

lupa berdoa!

 ARJANI

Siap! Assalamualaikum!

 HARIS

Waalaikumsalam!

END SPLIT SCREEN

Haris menurunkan ponsel dari telinga. Kemudian menatap menerawang.

HARIS (V.O)

Salah satu doaku terkabul. Dia akan

segera dilamar

CUT TO BLACK

6 EXT. HALAMAN RUMAH ARJANI-SORE

Cast: Raras (Ibu Arjani), Sasmaya (Eyang Arjani), Arjani, Yama, Asisten Rumah Tangga.

Mobil Yama memasuki halaman rumah Arjani. Tampak rumah pendopo di daerah pedesaan.

RARAS (50) dan SASMAYA (67) menunggu di teras rumah. Arjani dan YAMA (27) keluar dari mobil. Raras dan Sasmaya menghampiri Arjani dengan senyum lebar.

ARJANI

Ibuk!

Arjani berlari kecil dan memeluk ibunya.

RARAS

Kamu pulang, Nduk?

Raras membelai kepala Arjani. Kemudian Ajani beralih pada

Sasmaya dan memeluk eyangnya.

ARJANI

Eyaaang!

SASMAYA

Kamu kok baru pulang? Eyang kangen,

lho sama kamu.

Arjani melepas pelukannya.

ARJANI

Belum ada liburan, Yang. Ini aja

disempetin sama Jani.

Arjani sibuk melepas rindu dengan keluarga. Yama sibuk menurunkan barang-barang bawaan dibantu ASISTEN RUMAH TANGGA keluarga Arjani. Setelah itu Yama mendekati Arjani dan tersenyum pada Raras.

RARAS

Ini siapa, Nduk?

Arjani menoleh dan tersenyum.

ARJANI

Ini Yama, Bu. Temen Arjani.

Yama salim pada Raras dan sasmaya.

SASMAYA

Guanteng temen kamu, lho, Nduk. Yo

wes, kalau begitu diajak masuk

dulu. Masa mau berdiri di luar

terus.

 DISSOLVE TO

7 INT. RUMAH ARJANI - SORE

Cast: Asisten Rumah Tangga, Raras, Sasmaya, Arjani, Yama, Subekti (Bapak Arjani)

Yama dibantu Asisten rumah tangga memasukkan koper. Arjani memasuki ruang tamu diapit Sasmaya dan Raras. SUBEKTI (54) muncul dari ruang tengah.

ARJANI

Bapak!

Arjana mendekati Subekti lalu memeluknya erat. Subekti membalas sambil tertawa.

SUBEKTI

Anake perempuan Bapak. Kemana saja

baru pulang? Bapak kuangen, lho.

ARJANI

Arjani ya, ngajar, Pak.

SUBEKTI

(tertawa kecil)

Bisa mulang, toh?

Subekti mengintip keberadaan Yama di belakang Arjani.

SUBEKTI

Lha iku sapa? Ono tamu?

Arjani memberi isyarat pada Yama untuk mendekat.

YAMA

Perkenalkan, Pak,

(mengulurkan tangan)

Saya Yama Hadisanjaya, teman dekat

Arjani.

Subekti mengingat-ingat tapi tidak ingat. Merasa tidak asing dengan nama itu. Yama Hadisanjaya merupakan kandidat kuat calon wakil walikota yang diusung partainya untuk mengikuti pemilu tahun depan. Sementara papanya seorang pejabat di Senayan.

SUBEKTI

Namamu bagus!

RARAS

Pak, duduk dulu! Kasihan Arjani

sama Nak Yama, mereka pasti

kecapekan habis perjalanan jauh.

SUBEKTI

Oh iya, ayo duduk dulu!

FADE OUT

8 INT. KAMAR ARJANI - PAGI

Cast: Arjani

Arjani berdiri di dekat jendela menatap pemandangan pagi pedesaan yang berkabut. Melamun, teringat reaksi ibunya kemarin malam.

CUT TO FLASHBACK

9 INT. KAMAR RARAS - MALAM

Cast: Arjani, Raras

Arjani mengetuk pintu kamar ibunya yang terbuka. Raras sedang melipat baju. Ia meranggulkan wajahnya dan tersenyum pada Arjani yang berjalan mendekat. Arjani duduk di tepi ranjang menyerong ke arah Raras, kemudian meraih tangan Raras.

ARJANI

Ibuk, kami akan menikah.

Senyum Raras berangsur hilang. Berganti wajah terpegun.

ARJANI (CONT’D)

Keluarga Yama akan melamar Arjani.

Besok Yama akan memberi tahu

keluarga kita. Setelah itu kami

akan segera merencanakan

pernikahan.

 RARAS

(tersenyum gamang)

Sudah malam. Kamu tidur dulu. Kita

bicarakan besok.

Raras berdiri sambil menepuk pelan pundak Arjani dan keluar kamar dengan wajah ganjil. Arjani menatap ibunya dengan bingung.

CUT BACK TO

 

10 INT. KAMAR ARJANI - PAGI

Cast: Arjani

Jemari Arjani merogoh ponsel di saku kardigan. Jarinya mencari kontak nama Haris. setelah menemukannya, Arjani merasa sungkan menghubungi. Gerakan jemarinya terhenti. Arjani mengurungkan keinginannya dan kembali menatap kabut dengan gamang.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar