Anak Ibu
4. Episode 4 (Scene 34-43)

34 INT. KAMAR HARIS - PUKUL 02.00 WIB

Cast: Arjani, Haris

Haris melipat sajadah dan melepaskan peci. Kemudian meletakkan keduanya di tempat masing-masing. Tangannya meraih ponsel. Membuka kotak dialog pesan dengan arjani. Haris tersenyum sendiri. Lalu eraba dadanya yang sesak. Tiba-tiba layar ponsel menunjukkan Arjani menghubunginya. Haris segera menjawabnya.

ARJANI (O.S)

Ris ...

(menangis)

HARIS

(tegang)

Arjani?

ARJANI (O.S)

Ris, aku di stasiun.

Haris menoleh ke arah jam dinding.

HARIS

Kamu sama siapa?

ARJANI (O.S)

Sendiri.

HARIS

Kamu tunggu! Jangan ke mana-mana. Aku ke sana!

Haris langsung mengambil kunci mobil dan meraih jaket. Ia keluar kamar dan menutup pintu dari luar.

DISSOLVE TO

35 INT. STASIUN - PUKUL 03.00

Cast: Haris, Arjani, Petugas Stasiun

Setelah memarkir mobil, Haris berlari memasuki stasiun. Ia berputar-putar mencari Arjani dengan perasaan khawatir. Haris merogoh ponsel di saku, berusaha menghubungi nomor Arjani tetapi tidak aktif. Ia pun menuju bagian informasi untuk memanggil nama Arjani.

HARIS

Ibu, bisa tolong panggilkan saudari

Arjani untuk saya?

PETUGAS

Oh, baik, Bapak.

(mengulurkan kertas)

Silakan tulis namanya dan nama

Bapak.

Haris menuliskan nama panjang Arjani segera. Entah mengapa dia benar-benar takut terjadi sesuatu pada Arjani. Ia pun menyerahkan kembali kertasnya pada petugas bagian informasi.

HARIS

Ini, Bu!

Haris menunggu dengan cemas. Matanya kembali mencari ke sekitar. Sementara beberapa meter darinya, Arjani berdiri melihat wajah gelisah Haris. Ia berjalan mendekat dan berhenti saat petugas melakukan panggilan.

PETUGAS

Panggilan ditujukan kepada saudari

Arjani Danuardara Lituhayu,

ditunggu saudara Haris di bagian

informasi. Terima kasih.

ARJANI

(tersenyum simpul)

Haris!

Serta merta Haris berbalik. Wajahnya terpegun menatap Arjani. Sesaat kemudian berjalan tergesa mendekatinya. Hampir saja Haris lupa dan ingin memeluk Arjani, tetapi masih ingat Tuhannya. Keduanya berhadapan saling melihat.

HARIS (V.O)

Tahu kenapa Tuhan menciptakan

batasan-batasan. Karena hasrat

manusia membutuhkan sebuah aturan

dan pengekangan. Seringkali, ia

jadi begitu kuat untuk bersikap

tidak sopan dan melewati batas.

Memeluk lawan jenis tanpa

ikatan halal misalnya.

CUT TO

36 INT. MOBIL - PAGI

Cast: Yama, Arjani, Haris

Yama berkendara dengan rambut kusut dan wajah penuh emosi sekaligus kecewa.

CUT TO FLASHBACK

a. Kamar Yama - Yama sedang tidur. PONSELNYA BERDERING. Yama melihat jam, masih pukul 02.00. Ia menerima telepon dari nomor tidak dikenal.

YAMA

Halo!

RARAS (O.S)

Nak Yama, ya?

(jeda)

Ini ibunya Arjani. Maaf pagi buta

mengganggu. Ibu mau minta tolong

...

 DISSOLVE TO

b. Halaman Rumah Yama - Yama tergesa menuju mobil, masuk, dan mengendarainya menuju stasiun.

RARAS (CONT’D O.S)

Arjani ada sedikit cek-cok sama Ibu,

jadi dia pulang ke Jakarta naik

kereta. Kamu bisa tolong jemput

dia?

 DISSOLVE TO

c. Stasiun - Yama memarkir mobil dan bergegas turun. Kemudian masuk stasiun. Sayangnya, di ruang tunggu penumpang, Yama melihat Arjani bersama Haris. Tunangannya menangis di depan laki-laki lain dan membuat Yama mengepalkan tangan. Ia ingin menghampiri keduanya dan memukul Haris, tetapi akhirnya dia memilih pergi.

BACK TO SCENE

Yama membanting setir ke bahu jalan dan menghentikan mobilnya. Tangannya memukul kemudi, kemudian mengacak rambutnya dan bersandar di jok sambil memejamkan mata. Ia sangat marah dan cemburu. Dari banyak teman Arjani, Yama paling terancam dengan keberadaan Haris.

CUT TO

37 INT. KAMPUS - SIANG

Cast:

Haris menenteng laptop keluar dari ruang kelas. Beberapa mahasiswa menyapa, Haris membalas dengan senyuman dan anggukan. Tampak beberapa mahasiswa perempuan

berbisik-bisik. PONSEL DI SAKU CELANA KEMEJA HARIS BERGETAR. Haris memeriksanya segera. Rupanya pesan dari Yama yang meminta bertemu pada jam makan siang.

DISSOLVE TO

38 EXT. KAFE - SIANG

Halaman depan kafe dengan lalu lalang pengunjung.

DISSOLVE TO

39 INT. KAFE - SIANG

Cast: Haris, Pelayan, Yama

Yama dan Haris berhadapan dalam satu meja. PELAYAN datang mengantar satu gelas minuman karena Haris sedang puasa.

HARIS

Apa ada hal penting sampai kamu

meminta bertemu?

YAMA

Aku enggak akan berbasa-basi. Ini

soal Arjani.

Keduanya saling tatap dengan serius.

YAMA (CONT’D)

Tadi pagi ibu Arjani memintaku

menjemput di stasiun. Tapi saat

sampai di stasiun, aku justru

melihat Arjani sama kamu.

Haris sedikit tegang meskipun berusaha tenang.

YAMA (CONT’D)

Kenapa Arjani menangis di depan

kamu?

HARIS

(menghela napas)

Hanya cek-cok kecil dengan keluarganya.

YAMA

Kalau hanya cek-cok kecil, Arjani

tidak akan menangis seperti itu.

HARIS

Kamu pasti tahu Arjani tipe

perempuan ekspresif. Dia bisa

menangis kapan saja saat dia ingin

menangis.

YAMA

(menggeleng)

Kamu salah, aku tidak tahu banyak

tentang Arjani. Justru, aku iri

karena kamu lebih tahu banyak

tentang Arjani. Aku cemburu karena

dia lebih memilih terbuka sama

kamu.

CUT TO

40 INT. KAMPUS - SIANG

Cast: Yama, Arjani, Mahasiswa

Haris baru kembali dari pertemuan dengan Yama. Saat masuk lobi jurusan, Arjani sudah menunggunya dan membuat Haris berhenti melangkah.

YAMA (O.S)

Kami akan menikah. Tidak bisakah

kamu menjauhi Arjani? Karena Arjani

tidak mungkin mau memutuskan

hubungan pertemanan kalian.

Haris kembali berjalan.

ARJANI

Dari makan siang di luar?

Arjani berjalan di samping Haris. 

HARIS

Hmmm ... kamu sudah makan siang?

ARJANI

Aku puasa. Kamu tumben enggak

puasa?

HARIS

Aku ...

MAHASISWA

Pak Haris, maaf mengganggu. Bisa

minta waktunya sebentar?

(membawa proposal)

Haris menoleh pada Arjani

HARIS (CONT’D)

Kamu bisa balik duluan!

ARJANI

Aku tungguin.

HARIS

Enggak usah. Kamu balik aja.

Arjani terpegun. Merasa sikap Haris agak berubah.

 ARJANI

Oh ... oke.

Arjani berjalan ragu meninggalkan Haris yang tampak serius berbicara dengan mahasiswa perempuan. Ia merasa ada yang aneh dari sikap Haris yang berkesan dingin padanya.

Seperginya Arjani, Haris melihat punggung perempuan itu dan menghela napas berat sekali.

MAHASISWA

Tanda tangannya di sini, Pak!

HARIS

Oh ... iya.

Haris membubuhkan tanda tangan pada selembar kertas.

MAHASISWA

Terima kasih, Pak. Permisi!

Haris kembali melamun.

CUT TO

 

41 INT. KONTRAKAN - PAGI

Cast: Arjani, Raras, Sasmaya, Yama

Hari Sabtu kuliah libur. Arjani sedang merapikan ruang tamu ketika PONSELNYA BERDERING. Arjani memeriksanya. Rupanya telepon dari ibunya.

ARJANI

Assalamualaikum, Buk!

RARAS

Waalaikumsalam. Gimana kabarmu,

Nduk?

ARJANI  

Baik, Buk!

Sesaat keduanya hening.

RARAS

Nduk, maafin Ibu atas kejadian

kemarin, ya. Sungguh, Ibu ndak

pernah berniat membohongi Bapak

ataupun kamu.

 ARJANI

(menangis tanpa suara)

Jadi bener, Arjani bukan putri

Bapak?

RARAS

Maafkan Ibu, Nduk. Karena Ibu

salah bersikap, kamu yang harus

menanggungnya sekarang.

ARJANI

(terisak)

Kenapa baru bilang sekarang, Buk?

Kalau saja Arjani tidak

mendengarnya sendiri, apa kalian

berencana merahasiakan masalah ini

sampai akhir?

RARAS

Maafin Ibu, Nduk. Maafin Ibu. Ibu

cuma ndak mau nyakitin kalian

 ARJANI

(menghentikan tangisnya)

Jani harus ngomongin ini ke Yama,

Buk!

 RARAS

Kamu yakin? Dipikirin dulu, Nduk.

Gimana kalau Nak Yama ndak bisa

terima status kamu?

Arjani terdiam. Ia juga takut kehilangan Yama.

SASMAYA (O.S)

Siapa, Ras? Arjani? Pokoknya Ibu

ndak mau Arjani ngomongin masalah

kemarin sama Nak Yama atau siapa pun!

RARAS (O.S)

Buk, mereka mau menikah.

SASMAYA (O.S)

Terus kenapa? Mau menikah ya,

menikah saja. Tidak perlu mengumbar

aib keluarga.

ARJANI

Tapi Yama harus tahu status Arjani,

Yang.

Tanpa sepengetahuan Arjani, Yama berdiri di belakangnya.

 SASMAYA

Tidak, Arjani! Tidak ada yang boleh

mempermalukan keluarga kita!

ARJANI

Terus apa, Yang? Arjani harus

bohong sama Yam ...

Arjani berbalik dan terpegun. Perlahan menurunkan ponsel

dari telinga.

SASMAYA (O.S)

Berbohong lebih baik daripada kamu

mempermalukan keluarga. Apalagi

kalau sampai bapakmu tahu dan

pernikahan orang tuamu berantakan.

Eyang ndak akan membiarkan itu

terjadi.

Ponsel dimatikan Arjani. Yama berjalan mendekat tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Arjani.

YAMA

Jelasin, Ar! Apa yang kamu

sembunyikan dari aku?

ARJANI

Yam ... 

YAMA

Kenapa? Enggak bisa bilang?

(jeda)

Kamu ngebuat aku kayak orang bego

tahu enggak. Sebenernya kamu

nganggep aku ini siapa kamu? Kamu

selalu lari ke Haris kalau ada

masalah.

ARJANI

Yam, aku bisa jelasin ...

YAMA

Mau ngejelasin setelah aku denger.

Beda banget, ya, sama Haris. Dia

enggak perlu tanya apa-apa ke kamu

dan kamu langsung cerita ke dia.

ARJANI

Kenapa bawa-bawa Haris, sih, Yam?

 YAMA

Kenapa bawa-bawa Haris? Karena aku

cemburu, Ar. Udah berapa kali aku

bilang. Aku enggak suka lihat kamu

sama Haris, tapi kamu malah selalu

lari ke dia. Kamu ngebikin aku

ngerasa enggak berguna buat kamu.

 ARJANI

(menunduk dan menangis)

Please, jangan ngajakin ribut, Yam!

Aku lagi pusing.

 YAMA

Aku juga enggak mau ribut, Ar. Tapi

kamu yang bikin kita ribut.

Keduanya diam. Yama sangat kecewa, sementara Arjani menangis sendiri.

CUT TO

 

42 EXT. PERSAWAHAN - PAGI

Cast: Raras, Bulek Arjani,

Pemandangan persawahan dengan orang-orang sedang bekerja. ada pula lalu lalang penduduk pergi ke sawah, menuntun sapi, atau bersepeda.

Bulek Arjani dan Raras berjalan beriringan. Keduanya membawa sayuran hasil kebun dalam bakul.

RARAS

Arjani sudah tahu kalau dia bukan

putri bapaknya.

Bulek Arjani menghentikan langkahnya diikuti Raras.

BULEK

Mbak Yu yang cerita?

Raras menggeleng dan melanjutkan langkahnya.

RARAS

Dia mendengar pembicaraanku sama

Ibu. Arjani sepertinya sangat

terluka.

 BULEK

(berjalan beriring)

Terus?

 RARAS

Dia mau cerita ke Nak Yama, tapi

Ibu menentang keras.

BULEK

Nak Yama memang harus tahu, Mbak

Yu.

RARAS

Bagaimana dengan Ibu?

 

BULEK

Bagaimana dengan Arjani?

(jeda)

Mbak Yu mau dia berzina seumur

hidup karena pernikahannya ndak

sah. Ini urusannya sama Tuhan, Mbak

Yu ... bukan lagi sesama manusia.

Zina itu berat.

RARAS

(menghela napas)

Ini salahku. Seharusnya sejak awal

aku ndak menyembunyikan ini dari

Mas Bekti. Kalau keluarganya tahu

bahwa ternyata Arjani bukan putri

Mas Bekti, mereka akan marah besar.

Terlebih, hubungan Mas Bekti dan

Arjani sangat dekat. Bagaimana jika

hubungan keduanya hancur?

BULEK

Kenapa semuanya jadi rumit begini,

Mbak Yu?

Bulek Arjani merangkul Raras 

CUT TO

43 INT. KAMAR RARAS - SIANG

Cast: Sasmaya, Raras, Subekti

ESTABLISH: Ruang tengah kosong. Tampak ornamen-ornamen antik khas Jawa. Subekti sedang pergi ke Semarang. TERDENGAR SUARA RIBUT DI KAMAR RARAS.

SASMAYA

Kalau kamu mengungkapkan rahasia

besar itu, kita akan kehilangan

semuanya. Kamu lupa dengan

perjanjian pranikah kamu dengan

Subekti. Kamu enggak dapet apa-apa,

Ras.

ARJANI

Terus bagaimana dengan Arjani, Bu?

Dia harus menikah.

 SASMAYA

Walikan saja pada Sebekti. 

ARJANI

Dia bukan putri Mas Bekti, Bu.

Status Arjani anak ibu.

Pernikahannya ndak sah kalau

diwalikan Mas Bekti.

 SASMAYA

Tahu apa kamu tentang sah dan tidak

sahnya pernikahan!

Wajah Sasmaya mengeras seketika dengan kelopak mata membuka lebar. Saat berbalik, ia melihat Subekti berdiri di belakang Raras. Melihat reaksi Sasmaya, Raras ikut berbalik dan sama terkejutnya.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar