Anak Ibu
6. Episode 6 (Scene 53-66)

53 INT. RUANG DOSEN - SORE

Cast: Haris

Haris mengemasi barangnya ke dalam ransel. Memasukkan laptop, charger, modul, dan tugas mahasiswanya. Jemari tangannya berhenti. Pandangannya mengarah pada meja Arjani yang kosong sejak pagi. Arjani tidak mengajar tanpa keterangan.

Haris duduk sebentar. Merogoh ponsel dan mencari nama kontak Arjani. Ia meletakkan ponselnya di telinga. Nomor arjani tidak aktif. Tiba-tiba pikiran buruk melintas. Haris bergegas mengenakan ransel dan keluar.

DISSOLVE TO

54 EXT. PARKIRAN - SORE

Cast: Haris,

Haris tergesa masuk mobil. Tampak mobil berjalan meninggalkan kampus.

DISSOLVE TO

55 INT. MOBIL HARIS - SORE

Cast: Haris

Haris kelimpunggan terjebak macet. Ia merogoh ponsel dan berusaha menghubungi Arjani, tetapi masih tidak aktif.

DISSOLVE TO

 

56 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - MENJELANG MAGHRIB

Cast: Haris

ESTABLISH: Kontrakan Arjani yang sepi. Mobil Haris memasuki halaman.

Haris turun dari mobil dan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban. Haris kembali menelepon nomor Arjani yang masih tidak aktif. Haris kembali berlari ke mobil dan menggendarainya meninggalkan kontrakan Arjani.

CUT TO

57    INT. RUMAH KELUARGA HARIS - MALAM

Cast: Trisa, Arjani, Haris

ESTABLISH: Halaman rumah keluarga Haris.

Haris memasuki rumah. Ruang tamu tampak sepi. Langkah Haris terhenti di ruang tengah. Trisa, bundanya sedang berbicara dengan seorang perempuan yang memunggunginya.

TRISA

Nah, itu Haris pulang!

Arjani menoleh. Ia bertatapan dengan Haris. Haris terpegun, lalu berjalan mendekat.

HARIS

Kamu di sini, Ar?

Haris salim pada mamanya.

 TRISA

Katanya Nak Arjani ada perlu sama

kamu. Tadi, sih mau pulang, tapi

Bunda suruh nunggu.

TERDENGAR SUARA AZAN.

TRISA (COUNT’D)

Sudah azan, Nak Arjani salat di

sini sekalian, ya!

ARJANI

Iya, Tante.

RISA

Ris, kamu tunjukin kamar mandi sama

musalanya. Bunda lagi halangan.

Haris mengangguk pada bundanya, lalu beralih pada Arjani 

HARIS

Ayo, Ar!

Arjani mengangguk pada Haris dan kembali melihat Trisa

ARJANI

Jani salat dulu, Tante!

TRISA

Iya.

Arjani mengikuti langkah Haris yang membawanya ke arah kamar mandi tamu, kemudian menunjukkan arah musala yang tak jauh dari kamar mandi.

ARJANI

Tinggalin aja! Ntar aku ke musaa

sendiri.

HARIS

Kalau ada apa-apa jangan sungkan

bilang aku.

Arjani mengangguk kemudian masuk kamar mandi.

DISSOLVE TO

58 INT. MUSALA RUMAH KELUARGA HARIS - MALAM

Csst: Haris, Arjani, Trisa

Haris tampak memasang peci saat Trisa datang mendekat. Bundanya membawa mukena dan mengulurkannya pada Haris. Haris langsung paham dan menerimanya.

TRISA

Dia, ya?

HARIS

Dia apa, Bun?

TRISA

Alasan kamu nolak Bunda jodohin.

HARIS

(tersenyum simpul)

Enggak, Bun. Dia udah punya

tunangan. mau nikah lagi.

TRISA

(menyipitkan kelopak matanya)

Antena kepekaan Bunda bereaksi,

nih. Ada yanglain dari cara kamu

ngelihat dia.

HARIS (tersenyum)

Udah, ah, Bunda.

Kedatangan Arjani membuat Haris memberi isyarat pada Trisa untuk berhenti membicarakan Arjani.

HARIS

Mukenanya.

Haris meletakkannya di atas meja. Arjani mengambilnya.

TRISA

Ya sudah, kalian salat dulu.

Haris mengangguk, lalu naik ke lantai musala. Arjani mengikutinya.

ARJANI

Imamin ya, Ris!

HARIS

(terkejut)

Oh, iya.

Keduanya pun menunaikan salat Magrib berjamaah

CUT TO

59 INT. BERANDA RUMAH KELUARGA HARIS - MALAM

Cast: Haris, Arjani

Masih dengan mengenakan pakaian yang digunakan salat, Haris mencari bundanya yang tiba-tiba menghilang. Hingga ia berinisiatif menelepon bundanya. Namun, urung karena bundanya terlebih dulu mengirim pesan.

Rupanya bundanya harus ke rumah sakit untuk menangani pasien kecelakaan yang secara khusus meminta dirinya yang merawat.

Arjani muncul di belakang Haris.

ARJANI

Ris, aku langsung pulang, ya?

HARIS

Makan dulu, ya! Udah siap makan

malamnya.

Arjani tampak enggan. Namun, tetap mengikuti Haris ke ruang makan.

DISSOLVE TO

 

60 INT. RUANG MAKAN KELUARGA HARIS - MALAM

Cast: Haris, Arjani

Haris menyantap makan malamnya. Sementara Arjani hanya memainkan makanan dipiringnya sambil melamun.

HARIS

Ar, dimakan.

ARJANI

Ris ...

HARIS 

Hmmm ...

ARJANI

Yama ninggalin aku.

HARIS

(terdiam sejenak)

Kamu makan dulu, nanti kita obrolin.

ARJANI

Gimana aku bisa makan kalau aku

cuma jadi sumber masalah buat semua

orang.

HARIS

Bukan salah kamu.

ARJANI

Ini salah aku. Bapak sama Ibu

cekcok, ini salah aku. Kalau aku

enggak ada, mereka enggak akan

berselisih.

Haris meletakkan sendok dan meneguk air putih 

HARIS

Ar, kamu lupa. Ada Tuhan yang Maha

berkehendak akan segalanya. Kita

ini pemeran dalam skenario Tuhan.

Untuk jadi pemeran yang baik, kita

tidak perlu menyalahkan diri. Tugas

kita, mematuhi skenario Tuhan.

Menjadi pemeran yang baik.

Arjani menatap kosong. Sesaat kemudian kembali melihat

Haris.

ARJANI

Ris, kalau seandainya kamu jadi

Yama, apa kamu akan ninggalin aku?

Wajah Haris berubah lebih serius

HARIS

Ar, aku Haris, bukan Yama. Tuhan

memintaku berperan sebagai Haris,

bukan sebagai Yama. Jadi kalau kamu

tanya, seandainya aku adalah Yama,

gimana aku akan bersikap?

kemungkinan besar, aku juga akan

mengambil keputisan seperti Yama.

 ARJANI

Aku enggak ngerti arah pikiran

kamu, Ris.

HARIS

Pasrah, Ar. Terima dengan ikhlas

kehendak Tuhan.

ARJANI

Bahkan jika itu menyakitkan?

(air mata Arjani menetes)

Kenapa Tuhan enggak menuliskan

cerita yang indah-indah aja, Ris?

HARIS

Karena Tuhan bukan manusia, yang

maunya indah-indah aja. Yang akan

berpikiran kayak aku, kayak kamu.

Egois, pengen bahagia aja, pengen

diturutin maunya aja. Lupa, kalau

Tuhan udah banyak ngasih bahagia

buat kita.

Arjani meletakkan sendoknya dan menutupkan telapak tangananya ke wajah sejenak. Haris memperhatikannya yang tampak terpukul.

HARIS (CONT’D)

Tuhan sudah banyak melakukan hal

baik pada kita, Ar. Kenapa kita

enggak bisa patuh pada

kehendak-Nya? Dia yang memberikan

kita kehidupan dan penghidupan,

Kita cuma harus tunduk. Enggak

banyak, kan perintah Tuhan? Tunduk.

ARJANI

Aku bener-bener enggak tahu harus

gimana, Ris. Menikah sama Yama udah

jadi mimpi aku sejak lama. Sekarang

semuanya hancur begitu aja.

(menangis)

Haris terdiam. Merasa iba sekaligus sedikit lega.

HARIS (V.O)

Aku masih manusia biasa, yang

kadang jadi egois, bahagia di atas

derita orang lain.

 CUT TO

 

61 INT. RUMAH SEBEKTI - PAGI

Cast: Raras, Sasmaya, Asisten Rumah Tangga

Raras terdiam di pintu rumahnya setelah membuka amplop cokelat yang diterimanya dari kurir. Ia membaca isinya dan terkejut.

SASMAYA

Siapa yang datang, Ras?

Raras tidak memberikan jawaban. Tangannya tampak gemetar, membuat Sasmaya mengambil surat di tangan Raras dan membacanya setelah membenahi letak kacamatanya.

SASMAYA (COUNT’D)

Cerai  

Raras terdiam dan tampak terpukul.

SASMAYA (COUNT’D)

Ndak bisa begini. Dia pergi dari

kemarin dan tiba-tiba ngirim surat

cerai. Ibu harus telepon Subekti.

Sasmaya pergi ke kamar dengan terburu untuk mencari ponsel. Sementara Raras hanya bisa pasrah karena menyadari kesalahannya.

ASISTEN RUMAH TANGGA (O.S)

Bu Raras, Eyang, Bu!

Raras tergagap dan berlari ke ruang tengah. Ia melihat asisten rumah tangga keluarganya sedang memangku kepala Sasmaya yang terbaring di lantai.

RARAS

Ibu!

CUT TO BLACK

62 INT. LOBI KAMPUS - PAGI

Cast: Haris, Arjani

Haris yang berdiri di lobi jurusan melihat Arjani yang baru turun dari taksi. Perempuan itu juga melihatnya dan berjalan pelan ke arahnya.

ARJANI

Pagi, Ris!

HARIS (tersenyum)

Pagi!

Keduanya berjalan beriringan menaiki tangga.

ARJANI

Yama bilang mau ke Solo buat

batalin pertunangan kami.

Langkah Haris terhenti. Melihat itu, Arjani ikut berhenti dan menghadap Haris.

ARJANI (CONT’D)

Semuanya berakhir dan enggak bisa

aku perbaiki lagi, Ris.

(menahan tangis)

HARIS

Ar ...

ARJANI

Enggak apa-apa.

(serak)

Haris kembali menatapnya iba. Arjani yang dikenalnya adalah perempuan ceria. Sekarang senyumnya tidak pernah tampak.

PONSEL ARJANI BERDERING. Arjani mengusap hidungnya yang berair dan memeriksa ponselnya. Muncul nama Raras di layarnya.

ARJANI

Assalamualaikum, Bu!

Arjani mendengarkan jawaban ibunya dan tampak terkejut.

ARJANI (CONT’D)

Iya, Bu, iya. Arjani ke sana sekarang!

(gugup)

Arjani tampak gelisah dan hampir saja pergi kalau Haris tidak menghadangnya.

HARIS

Ar, mau ke mana? Ada apa?

 ARJANI

Aku ... harus ke rumah sakit.

Arjani kembali menuruni tangga.

Haris segera mengejarnya menuruni tangga.

HARIS

Ar, tunggu, Ar!

Haris berhasil menghadang Arjani dan membuatnya berhenti di lobi jurusan.

HARIS (CONT’D)

Siapa yang sakit?

ARJANI

Eyang, Ris.

(menangis tanpa suara)

Haris terdiam.

CUT TO

63 INT. RUMAH SAKIT - MENJELANG SIANG

Cast: Arjani, Raras

ESTABLISH: Rumah Sakit Jakarta.

Arjani terdiam di kursi tunggu. Sementara Raras masih berusaha menghubungi Subekti yang tidak ada kabar sejak kemarin pagi. Ia hanya tahu jika suaminya sedang ke Jakarta.

INSERT:

Pesan: Mas, Ibu dirawat di rumah sakit Jakarta.

CUT TO

Haris datang membawa tas kain berisi makanan. Kemudian duduk di dekat Arjani. Arjani mengabaikan Haris dan memperhatikan Raras yang sedang berusaha menelepon seseorang.

ARJANI

Semuanya berantakan gara-gara aku.

Bapak kirim surat cerai buat Ibuk.

Eyang masuk rumah sakit. Semua

salahku, Ris.

(Arjani melihat Haris dengan Air mata di pipi)

Aku yang salah.

 HARIS

Ar, kamu enggak salah. Allah sayang

dan percaya sama kamu, makanya kamu

dipilih untuk jadi perempuan tegar

yang harus menghadapi ujian ini.

Arjani kembali tertunduk dan terisak kecil. Haris mengangkat tangannya untuk menenangkan Arjani, tetapi diturunkan kembali.

CUT TO

 

64 EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - MENJELANG ASAR

Cast: Haris, Trisa

Haris berdiri menunggu seseorang. Trisa datang dengan seragam dokternya. Perempuan itu tersenyum dan Haris membalas dengan senyuman.

TRISA

Tumben kamu ke rumah sakit? Enggak

enak badan?

HARIS

Kangen sama Bunda.

TRISA

Halah, bohong kamu. Biasanya juga

ditinggal Bunda berhari-hari di

rumah sakit enggak kangen.

HARIS

(tersenyum lebar)

Nganterin Arjani, Bun.

TRISA

Arjani sakit?

HARIS

Bukan Arjani. Eyangnya.

TRISA

Bukannya keluarga Arjani di Solo?

HARIS

Iya, tapi dirujuk ke sini.

Trisa tiba-tiba melamun, memikirkan sesuatu. Haris memperhatikat gelagat bundanya.

HARIS

Bun, mikirin sesuatu?

TRISA

Bunda punya pasien. Kecelakaan

kemarin. Dia enggak mau menghubungi

keluarganya.

HARIS

Kenapa begitu?

TRISA

Ada masalah.

HARIS

Ooo ...

TELEPON TRISA BERDERING. Trisa memeriksanya dan menghadapkan layar ponsel pada Haris.

TRISA

Ada panggilan.

HARIS

Ya udah, Bunda penuhin dulu

kewajibannya.

Trisa tersenyum sambil menepuk pelan lengan Haris.

TRISA

Salam buat Arjani.

Trisa pergi dengan agak berlari. Haris tersenyum melihat punggung bundanya yang menjauh.

CUT TO BLACK

TEXT: TIGA HARI KEMUDIAN

65 INT. RUANG INAP - PAGI

Cast: Sasmaya, Raras, Arjani

ESTABLISH: Lorong rumah sakit berujung pada pintu ruang inap

TERDENGAR KERIBUTAN KECIL DI KAMAR INAP SASMAYA.

SASMAYA

Semuanya gara-gara kamu, Nduk.

Semuanya gara-gara kamu. Kalau

bapakmu menceraikan ibumu, kita

akan jadi miskin.Ibumu ndak akan

dapat apa-apa.

RARAS

Bu, sudah, Bu ... jangan salahkan

Jani! Raras yang salah.

SASMAYA

Kalau jani ndak ngeyel, semuanya

akan baik-baik aja, Ras!

 ARJANI

(menyesal)

Maafin Jani, Yang!

 SASMAYA

Percuma kamu minta maaf setelah

semuanya hancur begini, Nduk.

 RARAS

Bu, sudah, Bu. Ibu belum pulih.

Lagipula kasihan Jani, Bu. Jani

ndak salah.

SASMAYA

Pergi kamu! Eyang ndak mau ngelihat

kamu lagi.

ARJANI

(terisak kecil)

Maafin Jani, Yang!

Maafin Jani, Buk!

Arjani berlari keluar dari ruangan dan terus berlari menjauh.

DISSOLVE TO

66 EXT. TAMAN RUMAH SAKIT - PAGI

Cast: Subekti, Trisa, Raras, Arjani

Di antara lalu lalang pasien dan petugas rumah sakit, Jani terus berjalan cepat sambil menahan tangis. Langkahnya

tiba-tiba terhenti saat melihat Subekti memegang tangan Trisa (mengucapkan terima kasih). Arjani mematung dengan wajah mengeras karena salah paham. Sampai akhirnya Subekti dan Trisa melepas tangan mereka dan kembali berjalan. Langkah Subekti terhenti melihat keberadaan Arjani. Melihat Subekti berhenti, Trisa ikut berhenti.

Arjani terkejut saat Raras tiba-tiba muncul di sampingnya menatap ke arah Subekti dan Trisa. Ia pun menoleh dengan khawatir.

ARJANI

Ibu ...

(lirih)

 RARAS

Jadi ini alasan kamu ninggalin

rumah, Mas?

SUBEKTI

Ras, ini ...

Raras yang terguncang langsung berbalik pergi.

ARJANI

Ibuk!

Arjani khawatir dan mengejar Raras.

SUBEKTI

Ras ...

(mengesah lelah)

Seorang suster datang membawa keruk dan menyerahkannya pada

Trisa.

TRISA 

Ini ...

Trisa menyerahkan keruk pada Subekti.

TRISA (CONT'D)

Kamu harus bicara sama keluargamu.

Subekti mengangguk. Ia pergi mencari Raras dan Arjani.

DISSOLVE TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar