Anak Ibu
3. Episode 3 (Scene 22-33)

22 EXT. TAMAN - SORE

Cast: Arjani, Haris

Arjani menghela napas berat beberapa kali sambil memperhatikan sekeliling. Haris datang mengulurkan botol air mineral yang telah dibuka tutupnya. Arjani menerima dan meminumnya. Haris duduk di samping Arjani. Keduanya memperhatikan keramaian taman.

ARJANI

Enak kali, ya, jadi anak kecil?

(bergumam)

Haris menoleh. Melihat Arjani yang tampak lelah. Haris bingung bertanya apa.

HARIS

Solo apa kabar?

Arjani tersenyum lirih dengan wajah nelangsa

ARJANI

Selalu baik.

HARIS

Keluarga ... baik?

ARJANI

Baik.

Haris diam beberapa detik.

HARIS

Kamu?

Arjani menatap serius pada Haris.

ARJANI

Ada kabar buruk.

(berpaling)

Aku anak haram.

Haris terpegun sesaat

HARIS

Semua bayi terlahir suci, Ar.

Arjani menoleh seketika. Wajahnya kecewa dan terluka.

ARJANI

Tapi aku hasil hubungan

zina, Ris. Kamu ingat, kan? Kata

kamu Allah membenci pezina.

HARIS

Allah membenci pezina, bukan anak

pezina. Bayinya enggak salah, Ar.

Orang tuanya yang berbuat dosa.

Arjani menjauhkan wajahnya.

ARJANI

Tetep aja. Semua ini akan jadi

masalah.

(menunduk)

Aku bener-bener bingung sekarang.

Yama harus tahu tentang ini, tapi

Eyang bahkan enggak ngizinin Ibu

ngungkapin rahasia ini sama aku,

apalagi sama Yama. Eyang bakal

nentang, Ris.

(menoleh)

Bagi Eyang, kehormatan keluarga

adalah hal paling penting. Eyang

akan habis-habisan menentang apa

pun yang menurut beliau bisa

merusak harga diri dan kehormatan

keluarga kami.

CUT TO

23 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - MALAM

Cast: Arjani, Haris, Yama

Teras kontrakan Arjani sepi dan gelap. Mobil Haris memasuki halaman. Mobil berhenti. Haris turun dan membuka pintu untuk Arjani.

INSERT:

Yama yang memarkir mobilnya dikejauhan melihat Arjani turun dari mobil Haris.

CUT TO

Haris membukakan pintu mobil untuk Arjani. Arjani turun dari mobil Haris.

ARJANI

Makasih.

HARIS

Istirahat. Tenangin pikiran.

PONSEL ARJANI BERDERING. Arjani melihat layarnya. Terbaca nama Yama.

HARIS

Enggak diangkat?

 ARJANI

Aku enggak ngerti mau ngomong apa

sama Yama, Ris. Setiap kali keinget

dia, aku juga keinget sama

statusku.

HARIS

Ar ...

ARJANI

Iya, aku tahu enggak boleh begini.

Tapi aku butuh waktu, Ris. Waktu

yang banyak buat mikirin ini semua.

Aku takut Yama akan ninggalin aku.

Gimana pun juga, keluarganya

mungkin enggak akan setuju Haris

nikah dengan perempuan yang

berstatus anak ibu.

HARIS

(menghela napas berat)

Semua yang ada di dunia ini berada

dalam ketetapan-Nya, Ar. Jadi, apa

yang kamu takutkan jika Tuhanmu

yang menginginkan jalan ini. Dia

Maha baik, tidak akan membuat kamu

tersesat jika kamu percaya penuh

pada-Nya. Tuhan kita bukan manusia,

yang terkadang memiliki keinginan

untuk menghancurkan sesamanya.

Allah akan merencanakan hal terbaik

untuk kamu.

ARJANI

Kamu enggak ngerti posisiku, Ris.

HARIS

Mungkin memang sulit. Akan tetapi,

cepat atau lambat, Yama harus tahu,

Ar. Bagaimanapun saat menikah, maaf

tapi ... seorang anak dengan status

anak ibu harus diwalikan hakim.

INTERCUT

24 INT. MOBIL YAMA - MALAM

Cast: Yama, Arjani, Haris

Hati Yama meradang. Arjani mengabaikan teleponnya, tetapi tampak berbincang serius dengan Haris. Yama berusaha menelepon Arjani kembali dan berbicara engan dirinya sendiri.

YAMA

Please, angkat, Ar! Jangan bikin

aku salah paham.

Pada percobaan telepon kelima, Arjani akhirnya menjawab.

ARJANI (O.S)

Halo, Yam?

YAMA

Kamu sibuk? Aku pengin main ke

kontrakan kamu. Ada yang harus aku

bicarain sama kamu.

ARJANI (O.S)

Malam ini enggak bisa, Yam, capek

banget. Besok aja gimana?

INSERT:

Yama meradang melihat Arjani dan Haris masih berbincang.

CUT TO

 YAMA

Aku akan segera membawa keluargaku

ke Solo. Kamu siap-siap, ya!

 CUT TO

25 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - MALAM

Cast: Haris, Arjani

Arjani menurunkan ponsel dari telinganya. Wajahnya tampak gelisah.

HARIS

Ada masalah?

ARJANI

Yama mau bawa keluarganya ke Solo

segera. Aku mesti gimana, Ris?

HARIS

Cepat atau lambat, kamu harus

membicarakan masalah ini sama

Haris.

ARJANI

Aku tahu, Ris. Tapi Eyang enggak

akan setuju.

 HARIS

Coba bicarain baik-baik sama mereka

dulu. Siapa tahu berubah pikiran.

Arjani memikirkan usulan Haris.

HARIS (CONT'D)

Aku pulang, ya! Jangan lupa

istirahat. Banyakin zikir biar tenang.

ARJANI

Makasih, ya, Ris. Maaf selalu

ngerepotin.

HARIS

Kamu kalau bilang makasih terus,

ngebuat aku ngerasa kayak bukan

sahabat kamu.

Arjani tersenyum lebar dan membuat Haris merasa lega.

ARJANI

Pasti beruntung banget perempuan

yang dapatin kamu.

HARIS

Jangan muji! Bosen dengernya.

(tersenyum)

Pulang, ya! Assalamualaikum.

ARJANI

Waalaikumsalam

Haris masuk mobil. Mobil pun melaju meninggalkan halamn kontrakan Arjani.

CUT TO BLACK

26 INT. STASIUN - SORE

Cast: Haris, Arjani

Haris mengantar Arjani ke stasiun. Arjani harus ke Solo lebih dulu untuk berbicara dengan Raras dan Sasmiya tentang statusnya. Haris memberikan tas Arjani yang dibawanya.

HARIS

Maaf, enggak bisa nganter ke Solo.

ARJANI

(tersenyum)

Enggak apa-apa. Udah syukur kamu

mau nganter ke stasiun.

HARIS

(ragu)

Kamu beneran enggak pamit sama

Yama?

ARJANI

Ntar aja kalau nyampek Solo

aku bilang sama dia. Aku belum

siap ketemu dia, Ris.

HARIS

(mengangguk)

Semoga masalah kamu cepat selesai.

ARJANI

Amiin. Makasih, ya, Ris. Kamu

selalu jadi temen yang paling baik.

HARIS

(tersenyum)

Sana masuk! Nanti ketinggalan kereta.

ARJANI

(mengangguk)

Assalamualaikum.

HARIS

Waalaikumsalam.

Arjani berjalan menuju pintu chek-in. Namun, Haris memanggilnya kembali.

HARIS

Arjani!

Arjani berhenti dan berbalik.

HARIS (CONT’D)

Jangan lupa senyum!

(tersenyum lebar)

Arjani tertegun sesaat, kemudian ikut tersenyum lebar. Ia melambaikan tangan dan melewati pintu pemeriksaan KTP dan karcis.

Seperginya Arjani, wajah Haris berubah datar. Ia teringat sesuatu.

CUT TO FLASHBACK

27 EXT. HALAMAN KONTRAKAN ARJANI - SORE

Cast: Haris, Arjani, Yama

Mobil Haris tiba di halaman kontrakan Arjani. Haris turun dari mobil. Arjani yang sudah menunggu di teras langsung menghampiri Haris. Haris membantu memasukkan tas Arjani dan membukakan pintu mobil.

INSERT:

Saat membuka pintu dekat kemudi, Haris tidak sengaja melihat mobil Yama berhenti di kejauhan.

CUT TO

ARJANI

Ris, ayo! Nanti aku telat.

HARIS

(tersentak)

I-iya

BACK TO SCENE

28 INT. MOBIL HARIS - SORE

Cast: Haris, Arjani

Haris tampak berpikir sambil mengemudi. Arjani duduk bersandar di jok sebelah Haris dengan wajah lelah. Tatapannya mengarah ke depan.

HARIS

Ar, Yama ...

Arjani menoleh sambil memotong

ARJANI

Jangan bahas Yama dulu, ya, Ris.

HARIS

Tapi tadi ...

ARJANI

Ris, please!

HARIS

Oke.

Haris kembali mengemudi dengan diam. Arjani menyalakan tape.

TERDENGAR LAGU "...." milik "...".

CUT TO

29 INT. KAMAR YAMA - MALAM

Cast: Yama

Pintu kamar terbuka kasar. Yama muncul dengan wajah marah. Ia menarik kasar dasinya. Kemudian menuang air ke gelas hingga tumpah, lalu meneguknya.

YAMA

Haris lagi dan lagi. Kamu, tuh

kenapa, sih, Ar, enggak bisa

ngertiin aku? Aku enggak suka

ngelihat kamu sama Haris.

(mengeluh sendiri)

Kamu juga sering bohong sekarang.

Dulu kamu enggak pernah kayak gini,

Ar.

Yama memejamkan mata berusaha meredam marahnya.

CUT TO

30    INT. KAMAR SASMAYA - SIANG

Cast: Sasmaya, Arjani

Sasmaya sedang menjahit tangan saat Arjani mengetuk pintu. Sasmaya menoleh dan Arjani yang berdiri di pintu tersenyum.

SASMAYA

Nduk, sini, Cah ayu!

Sasmaya menepuk kasur di sebelahnya. Isyarat agar Arjani mendudukinya.

Arjani mendekat dan duduk di sisi Sasmaya.

ARJANI

Lagi jahit apa, Yang? Mau Arjani

bantu?

SASMAYA

(tersenyum)

Ini lagi jahit kutu baru. Enggak

usah dibantuin.

Arjani menatap Sasmaya ragu. Beberapa kali hampir bicara, tetapi ragu.

ARJANI

Yang, Jani boleh tanya sesuatu?

SASMAYA

Ya, boleh, Cah ayu. Mau tanya apa?

ARJANI

Ini soal ...

(serak dan lirih)

status Arjani, Yang.

Seketika jemari Sasmaya berhenti menjahit. Ia menoleh dengan wajah mengeras ke arah Arjani. Sementara Arjani membalas tatapan eyangnya sembari menyelidiki wajah eyangnya.

ARJANI (CONT'D)

Apa benar Arjani bukan putri Bapak?

SASMAYA

(kelopak mata membeliak)

Siapa yang berani bilang begitu?

Ibumu?

ARJANI

(menunduk sambil menggeleng)

Jani ndak sengaja mendengar

percakapan Ibuk sama Eyang.

Arjani mengangkat wajahnya yang basah.

ARJANI (CONT'D)

Arjani mau tahu yang terjadi

sebenarnya,Yang.

Sasmaya berdiri membelakangi Arjani.

SASMAYA

Tidak, Jani! Kamu putri Subekti.

Tidak ada yang boleh mengubahnya.

ARJANI (berdiri)

Yang ...

Sasmaya berbalik dengan wajah serius.

SASMAYA

Jangan ungkit masalah itu lagi

Arjani. Yang harus selalu kamu

ingat, bahwa kamu putri Subekti.

ARJANI

Arjani mau nikah, Yang. Arjani

harus berterus terang sama Yama.

SASMAYA

Tidak, Jani! Eyang tidak akan

mengizinkan kamu mencederai

kehormatan keluarga kita.

ARJANI

Yang ...

SASMAYA

Sudah cukup, Jani! Eyang tidak

ingin ada yang mendengar. Dan kamu,

anggap percakapan ini tidak pernah

ada. Kembalilah ke kamarmu!

Arjani menghela napas putus asa. Ia berdiri meninggalkan kamar Sasmaya.

CUT TO BLACK

31 INT. RUANG TAMU SUBEKTI - PAGI

Cast: Yama, Sasmaya, Arjani, Mama Yama, Bulek Arjani, Papa Yama, Subekti

Yama dan orang tuanya datang. Keluarga Arjani telah berkumpul. Mereka saling menyapa dan tertawa-tawa. Raras tampak menahan sedih. Sementara Arjani baru saja keluar dengan penampilan cantik dan anggun. Yama terkesima menatap Arjani, tetapi tidak meluputkan sisa sembab di wajah Arjani yang membuatnya berprasangka buruk.

SASMAYA

Kemari, Nduk! Cantik sekali kamu.

ARJANI

Maaf, Arjani lama.

Hampir semua orang tersenyum. Kecuali Yama. Ia merasa Arjani menyembunyikan sesuatu darinya.

MAMA YAMA

Tidak apa-apa, Arjani. Kamu lama,

kan biar cantik. Biar Yama senang

juga. 

Arjani memaksa tersenyum.

BULEK

Duduk dulu, Nduk!

Arjani duduk di samping Raras. Yama terus melihatnya. Arjani berusaha menghindari tatapan Yama, membuat Yama tersenyum memicing.

PAPA YAMA

Kami mulai saja kalau begitu.

(menatap sekeliling)

Jadi, Bapak dan Ibu Subekti beserta

keluarga, kedatangan kami

sekeluarga kemari karena bermaksud

melamar putri Bapak dan Ibu untuk

putra kami Yama. Semoga, Bapak

Subekti sekeluarga berkenan

menerima lamaran kami.

SUBEKTI

(tersenyum)

Kami sepenuhnya menyerahkan

keputusan ini kepada putri kami.

Jadi ...

Subekti melihat Arjani yang menunduk.

SUBEKTI (CONT'D)

Nduk, bagaimana? Apa kamu bersedia

menerima lamaran Nak Yama?

Arjani mengangkat wajahnya dan melihat Yama dengan wajah murung. Yamakhawatir jika Arjani menolaknya.

ARJANI

Nggeh, Pak. Arjani bersedia.

Kelegaan tampak dari wajah dua keluarga besar. Kecuali

Raras, Arjani, dan Yama yang tampak gundah.

CUT TO

  

32 INT. KAMAR HARIS - MALAM

Cast: Haris

Haris diam menatap layar ponsel yang memperlihatkan pesan dari INSERT:

Hari ini, kami melangsungkan lamaran tanpa Yama tahu statusku.

CUT TO

Haris menghela napas dengan wajah resah. Sebuah pesan datang dari bundanya.

INSERT:

Ke kamar Bunda sekarang. Bunda ingin membicarakan perjodohan kamu dengan putri teman Bunda.

CUT TO

Pandangan Haris bertuju pada foto bersama rekan dosen yang terpajang di meja. Pandangannya fokus pada Arjani yang bersebelahan dengannya.

CUT TO

33 INT. KAMAR RARAS - SIANG

Cast: Arjani, Raras, Sasmaya

Arjani berjalan mendekati ibunya yang sedang melipat baju dan berhenti di belakang punggungnya.

ARJANI

(menunduk)

Arjani mau tanya sesuatu sama Ibuk.

RARAS

(menoleh)

Tanya apa?

Raras memperhatikan wajah murung Arjani dan meraih tanganya.

RARAS (CONT’D)

Kenapa wajahmu sedih begitu, Nduk?

ARJANI

(mengangkat wajahnya)

Buk, tolong cerita yang sebenarnya

sama Arjani. Apa bener Arjani bukan

putri Bapak?

Seketika Raras melepas tangan Arjani. Wajahnya gelisah.

RARAS

Kamu ini bicara apa, Nduk?

Raras menggeser duduknya menyampingi Arjani. Maka, Arjani meraih tangan ibunya.

ARJANI

Buk, tolong! Cerita yang sebenernya

sama Arjani. Arjani sudah dewasa,

Buk! Arjani berhak tahu ...

RARAS

Nduk ...

(memotong pembicaraan)

Kamu anak Bapak. Sampai kapan pun

akan begitu.

(tegas)

 ARJANI

Buk!

(frustrasi)

Jangan bohong lagi sama Arjani!

Arjani bukan anak kecil lagi.

Arjani bisa melihat ada sesuatu

yang kalian sembunyikan dari ...

SASMAYA

Arjani!

(membentak)

Sasmaya berdiri di pintu dengan wajah marah.

Raras dan Arjani menoleh serempak ke arah pintu. Sasmaya berjalan mendekati keduanya. Maka Arjani pun berdiri.

ARJANI

Eyang?

SASMAYA

Kamu lupa perintah Eyang? Jangan

bahas masalah ini lagi. Untung

Bapakmu lagi ke Yogya. Kalau sampai

denger bagaimana? Kamu mau

menghancurkan pernikahan orang

tuamu?

Arjani terpegun menyadari sesuatu. Sementara Raras memilih berpaling membelakangi keduanya.

ARJANI

Maksud Eyang ... Bapak ndak tahu

soal ini?

Sasmaya membuang wajahnya ke samping.

Air mata Arjani mulai berderai

ARJANI (CONT’D)

Yang, kalian bohong sama Bapak?

SASMAYA

(marah)

Ndak sopan kamu Arjani! Kami

berbohong juga demi kebaikan kamu.

Kalau kami ndak melakukan itu, kamu

pasti ndak punya bapak dan jadi

bahan gunjingan.

 

ARJANI

(nelangsa)

Tetep aja ini ndak adil buat Bapak,

Yang.

SASMAYA

Tahu apa kamu soal adil? Pokoknya

Eyang ndak suka kamu bahas ini

lagi.

ARJANI

Tapi Arjani mau nikah, Yang. Siap

ataupun enggak, Arjani harus

menceritakan status Arjani pada

Yama.

SASMAYA

Tidak, Arjani! Eyang tidak akan

membiarkan kamu melakukan itu.

ARJANI

Maaf, Yang, Arjani harus tetap

jujur sama Yama.

SASMAYA

ARJANI!

(marah)

ARJANI

(menggeleng)

Arjani ndak bisa berbohong, Yang.

SASMAYA

Terus kamu mau menghancurkan

pernikahan orang tuamu? Pikirkan

itu baik-baik! Kamu mau kita diusir

dari rumah ini?

Arjani tertegun. Raras diam.

SASMAYA (CONT'D)

Jangan pernah ada yang berani

mengungkit masalah ini lagi!

Sasmaya meninggalkan keduanya.

ARJANI

(bicara sendiri)

Meminta Arjani merahasiakan ini,

sama artinya meminta Arjani

untuk enggak pernah nikah.

Raras memalingkan wajah sambil menahan tangis.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar