Ambang
10. Act 10

CUT TO:

92. INT. RUANG ICU. MADIUN - SORE. SEMINGGU KEMUDIAN

Dokter yang sejak awal menangani Damar, sedang memeriksa kondisi Damar di ruang ICU. Setelah beberapa saat memeriksa Damar, ia menyampaikan analisanya pada Laras dan Mbah Jatmiko yang menunggu di luar.

93. INT. DEPAN RUANG ICU. MADIUN - SORE

Mbah Jatmiko terlihat sudah sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasa. Ia berdiri didampingi Laras di belakangnya. Mereka menatap dokter penuh harap.

DOKTER 2

Kondisi Damar sudah mulai stabil, Pak.

Kalo besok kondisinya tetap seperti ini,

Damar sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap.

LARAS

Alhamdulillah, Mbahhh.

CUT TO:

94. INT. RUANG RAWAT INAP DAMAR. MADIUN - SIANG. 3 HARI KEMUDIAN

Damar membuka mata. Pandangannya masih kabur. Samar-samar, ia melihat seorang wanita mendekatinya. Wanita itu terdengar sangat senang, lalu bergegas keluar meninggalkan Damar. Damar kembali memejamkan mata, tapi seseorang membuka matanya dan Damar merasa silau. Masih setengah sadar, Damar mendengar ada beberapa orang sedang mengobrol di dekatnya, entah apa yang mereka bicarakan. Lalu salah satu dari mereka akhirnya meninggalkan ruangan.

Kali ini, Damar benar-benar membuka mata. Setelah ia dapat benar-benar merasakan tubuhnya, ia sadar kalau semua tubuhnya terasa sakit. Damar pun meringis. Tapi untuk meringis pun wajah Damar terasa sakit.

Kondisi Damar penuh dengan memar, perban dan gips.

LARAS

Mas Damar? Iso ngrungok ne aku po ra, Mas?

DAMAR

(merintih)

LARAS

Nek Mas Damar iso, jajal kedip sepisan, Mas.

Damar berkedip.

LARAS

Alhamdulillah Mbah - ya alah Mas,

saya kira mas e tenanan bakal gak ono.

Laras menangis terharu.

LARAS

Mbah meh ngomong?

Mbah jatmiko mendekat pada Damar.

MBAH JATMIKO

Koe tenan iso ngrungok ke Embah?

Damar mengangguk kecil sambil sedikit menahan sakit.

MBAH JATMIKO

Goro-goro Mbah koe nganti koyo ngene,

Mar. Maafke Mbah, ya.

Mata damar mulai merah menahan tangis.

MBAH JATMIKO

Sak iki koe fokus en ae karo

penyembuhanmu. Ngko, bar kor mari,

adewe bakal pindah omah. Kita ajak

bojo karo anak-anak e Mbak Laras

sisan. Ben rame. Ning kota opooo ae

karepmu. Koe mung meh sekolah ning

sekolah oppooo ae yo karepmu. Kita

mulai kabeh soko awal neh. Koe gelem, to?

Mbah Jatmiko berbicara sambil mengusap pelan tangan Damar. Laras semakin menangis terharu sambil tersenyum.

CUT TO:

95. INT. RUANG RAWAT INAP DAMAR. MADIUN - TIMELAPSE

Selama 2 bulan Damar di rumah sakit, semua orang selalu menemani Damar. Laras, Mbah Jatmiko, bahkan tidak jarang suami dan anak pertama Laras datang menjenguk. Mereka menyuapi Damar, melatih tangan dan pergerakan Damar, mereka juga mengobrol, bercanda, dan tertawa bersama di sana.

Ruang rawat inap Damar serasa rumah kedua.

FADE TO:

96. EXT. DEPAN RUMAH MBAH JATMIKO. MADIUN - PAGI

Mobil box pindahan keluarga Mbah Jatmiko sudah siap di depan rumah. Di depan mobil itu, terparkir mobil Mbah Jatmiko yang sedang dipanaskan. Di dekat mobil itu, terlihat Mbah Jatmiko dan suaminya Laras sedang membantu menaikkan Damar yang berada di kursi roda dengan penuh gips ke dalam mobil. Laras menyusul di belakangnya dengan membawa empat enclosure tarantula. Sekarang, semua sudah lengkap di dalam mobil. Suami Laras sebagai supir, Mbah Jatmiko, Laras, Damar, anak pertama dan kedua Laras, dan semua hewan peliharaan. Mereka melaju, memimpin mobil box pindahan di belakang mereka, dan pergi memulai hidup yang baru.

FADE OUT.

END.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar