Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Novel
+ Keranjang
Beli langsung
Blurb
Perempuan dengan rambut putih itu duduk seorang diri di sebuah gubuk. Tidak ada seorang pun yang menemaninya. Tidak ada suami. Tak ada pula sanak saudara. Sehari semalam, ia hanya bertemankan kucing-kucing yang sangat disayanginya. Miris sekali nasibnya. Di usianya yang sudah renta, seharusnya ia hidup bahagia bersama anak dan cucunya. Tetapi semua itu tak ada di sisinya. Ke mana anak-anaknya? Ke mana pula cucu-cucunya? Di mana juga suaminya? Setiap hari, nenek itu menghabiskan waktunya di gubuk itu. Tidak makan sehari sudah biasa baginya. Kini, baginya, makanan apapun terasa sangat berharga. Tidak perlu makan pakai telur dadar atau ayam goreng, apalagi seafood. Makan dengan oreg (tempe) dan ikan asin pun sudah cukup baginya. Bahkan, kalau hanya pakai nasi dan sambal pun sudah cukup baginya dan tetap dimakannya.
Orang-orang pun keheranan. Bahkan, hingga proses penguburan selesai kucing-kucing itu tetap menjaga kuburan nenek hingga malam tiba. Kucing-kucing itu bubar satu per satu. Entahlah, setelah kepergian nenek, bagaimana nasib kucing-kucing itu? Apakah mereka tetap tinggal di gubuk milik majikannya ataukah mencari majikan baru? Tak ada yang tahu persis. Yang jelas, kisah nenek dan kucing-kucingnya itu bisa menjadi pelajaran binatang kapan saja. Kasih sayang kita yang tulus kepada binatang membuat mereka pun merasa kehilangan ketika kita telah pergi. Jika manusia punya rasa, tampaknya binatang pun demikian.
Orang-orang pun keheranan. Bahkan, hingga proses penguburan selesai kucing-kucing itu tetap menjaga kuburan nenek hingga malam tiba. Kucing-kucing itu bubar satu per satu. Entahlah, setelah kepergian nenek, bagaimana nasib kucing-kucing itu? Apakah mereka tetap tinggal di gubuk milik majikannya ataukah mencari majikan baru? Tak ada yang tahu persis. Yang jelas, kisah nenek dan kucing-kucingnya itu bisa menjadi pelajaran binatang kapan saja. Kasih sayang kita yang tulus kepada binatang membuat mereka pun merasa kehilangan ketika kita telah pergi. Jika manusia punya rasa, tampaknya binatang pun demikian.
#1
PERJALANAN AKHIR PEMUDA BERTATO
#2
KUCING-KUCING MENGANTAR JENAZAH SANG NENEK
#3
DUHA TERAKHIR LELAKI SHALEH
#4
MENINGGAL SETELAH SUJUD DUA KALI
#5
DIPUKUL ORANG ASING SAAT HAJI
#6
TERTIPU SEMILYAR TERGANTI SEPENUHNYA
#7
SAKARATUL MAUT TRAGIS SANG PEMUDA
#8
KISAH PILU PENYANYI RONGGENG
#9
ZENAZAH TERIKAT RANTAI BESI
#10
ANUGERAH SELEPAS MENINGGALKAN MAKSIAT
#11
SALAT TAHAJUD MENGANTARNYA KE BAITULLAH
#12
BUTA MATA BUTA HATI
#13
DUBUR JENAZAH MENGUCURKAN DARAH
#14
KULIT JENAZAH MENGERAS
#15
JENAZAH PEMAKAI JIMAT, TANAH KUBUR LONGSOR
#16
TIGA LUBANG DIPENUHI TULANG
#17
PENYESALAN SANG IBU
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
21
Dibaca
7.3k
Tentang Penulis
Jamaludin Rifai
Salam kenal dan salam literasi ya. Saya berasal dari provinsi Gorontalo
Bergabung sejak 2020-09-01
Telah diikuti oleh 839 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari 40,675 kata
Rekomendasi dari Religi
Novel
Secangkir Teh dan Sepotong Ketupat
Mizan Publishing
Novel
Tuhan, Maaf, Kami Belum Bersyukur
Bentang Pustaka
Novel
Tuhan yang Kesepian
Bentang Pustaka
Novel
Seperti Fatimah
zee astri
Novel
Hijab Pelacur
Donto Hade
Novel
Keluarga Suci Sang Nabi Saw
Rida Fitria
Novel
Menemukan Soulmate Pilihan Allah
Noura Publishing
Novel
Cinta Bersemi Dalam Do'a
Nelly Nurul Awaliyah
Novel
Pekat: Wanita Bermata Cahaya
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Kulabuhkan Cintaku di Hatimu
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Humairahku dan Ranah Minang
Salfia afriadi
Novel
Saring Sebelum Sharing
Bentang Pustaka
Novel
Gadis Penggoda
Sri Sulastri
Novel
Sekisah tentang Mualim dengan Fatimah
Andriyana
Novel
Aku Bukan Siti Nurbaya
Mizan Publishing
Rekomendasi