Daftar isi
#1
#1 - Amsterdam : Surat Untuk Nona
#2
#2 - Bandung, 3 April (Antara Hidup dan Mati)
#3
#3 - Satu Bulan Saja
#4
#4 - Kamu anakku bukan anak sapi!
#5
#5 - Kamu Siapa?
#6
#6 - Ayah Itu Apa?
#7
#7 - Bukan Tradisi Kita
#8
#8 - Kamu Manis Sekali
#9
#9 - Gembok Cinta Dari Ayah
#10
#10 - Dia Ibuku, Cahayaku
#11
#11 - Pertemuan Pertama
#12
#12 - Paranoid
#13
#13 - Candi Prambanan Saksinya
#14
#14 - Borobudur Mendengar Janji Kita
#15
#15 - Untung Gak Nge-Mal (1)
#16
#16 - Untung Gak Nge-Mal (2)
#17
#17 - Cari Ayah Baru
#18
#18 - Calon Ayah (1) Gagal Total!
#19
#19 - Calon Ayah (2) Salahku Membuatnya Pergi
#20
#20 - Calon Ayah (3) Lagi-lagi Berondong
#21
#21 - Pohon Uang (1)
#22
#22 - Pohon Uang (2)
#23
#23 - Gara-gara Feng Shui
#24
#24 - Oh Ayah...
#25
#25 - Kata "Mutiara" dari Ayah
#26
#26 - Hey Calon Anak Bungsu
#27
#27 - Selamat Datang "Q"
#28
#28 - Qeen dan Keajaibannya
#29
#29 - Mereka Sayap-sayapku
#30
#30 - Cemburu
#31
#31 - Untuk 10 Tahun Yang Terabaikan
#32
#32 - Seperti Tersambar Petir Di Siang Bolong
#33
#33 - Baja dan Karang
#34
#34 - Zonasi Bikin Pailit
#35
#35 - Berani Bermimpi
#36
#36 - Berani Bermimpi (2)
#37
#37 - Kenapa Harus Belanda?
#38
#38 - Perpisahan
#39
#39 - Ada Jalannya
#40
#40 - Kita Samakan Suara
#41
#41 - Belanda, separuh hatiku juga ada di sana
#42
#42 - Akhirnya, Belanda!
#43
#43 - Terima Kasih
#44
#44 - Bukan Mimpi Lagi!
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #26
#26 - Hey Calon Anak Bungsu
Bagikan Chapter
Chapter Sebelumnya
Chapter 25
#25 - Kata "Mutiara" dari Ayah
Chapter Selanjutnya
Chapter 27
#27 - Selamat Datang "Q"
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar