Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna

Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Novel
+ Keranjang
Beli langsung
Blurb
Kegagalan pernikahan ibuku sampai kedua kali, memaksaku untuk hidup dalam bayang-bayang masa lalu, yang membuatku harus hidup di bawah standard manusia pada umumnya. Aku selalu mendapatkan larangan dari ibuku setiap kali ingin mewujudkan impianku. Pada akhirnya aku yang harus kembali mengubur impianku; mengalah pada keputusan ibuku. Trauma masa lalu akan pernikahan ibuku, juga membuatku sempat benci terhadap kaum laki-laki, yang membuatku selalu gagal dalam menemukan pasangan hidup sampai usiaku seperempat abad ini. Namun, perlahan dalam perjalanan hidupku, aku mulai memahami jika hidup di bawah standard manusia mengubah cara pandangku: bahwa hidup bukan untuk diriku sendiri. Bagaimana caraku untuk tetap bisa berkarya dalam keterbatasan dan tekanan usia maupun lingkungan, hingga bisa mewujudkan impian yang tak pernah kubayangkan sebelumnya?
Meski aku salah karena tidak mencoba dulu. Tapi balik lagi, perasaan juga tidak bisa dipaksakan. Seperti halnya aku juga tidak mau memaksakan seseorang yang tidak menginginkanku. Karena aku tahu rasanya dipaksa mencintai seseorang, yang tidak kuinginkan itu seperti apa.
Ingin rasanya belajar bodo amat dengan omongan atau pendapat orang lain,
Yang tak tahu mengenai diri dan pilihan hidup kita.
Ingin rasanya membungkam omongan mereka yang justru membuat usia kita seperi tabu,
Jika belum menikah atau masih belum jadi ‘orang" menurut standard mereka.
Yah ... rasanya berulang kali mengambil serta mengeluarkan nafas tanda lelahnya kita dengan standard mereka, yang membuat kita seperti bahan omongan untuk mereka.
Tidakkah jika lebih baik mengubahnya menjadi doa dan dukungan untuk kita?
Dari pada mengumbar kalimat yang membuat kita menjadi serba salah dengan pilihan di usia penting ini,
bukankah hidup itu bukan untuk menikah lalu bernak cucu saja?
Ada hal yang harus kita perjuangkan dulu, bukan?
Akan terasa lelah jika kita ikut mebahas omongan mereka.
Kita belajar untuk berpikir dewasa menurut standard kemampuan kita.
Kita masih belajar untuk membahagiakan orangtua,
memantaskan diri kita, agar layak untuk mendampingi pasangan kita nanti.
Semoga saja, suatu saat nanti mereka paham dengan pilihan kita.
Meski aku salah karena tidak mencoba dulu. Tapi balik lagi, perasaan juga tidak bisa dipaksakan. Seperti halnya aku juga tidak mau memaksakan seseorang yang tidak menginginkanku. Karena aku tahu rasanya dipaksa mencintai seseorang, yang tidak kuinginkan itu seperti apa.
Ingin rasanya belajar bodo amat dengan omongan atau pendapat orang lain,
Yang tak tahu mengenai diri dan pilihan hidup kita.
Ingin rasanya membungkam omongan mereka yang justru membuat usia kita seperi tabu,
Jika belum menikah atau masih belum jadi ‘orang" menurut standard mereka.
Yah ... rasanya berulang kali mengambil serta mengeluarkan nafas tanda lelahnya kita dengan standard mereka, yang membuat kita seperti bahan omongan untuk mereka.
Tidakkah jika lebih baik mengubahnya menjadi doa dan dukungan untuk kita?
Dari pada mengumbar kalimat yang membuat kita menjadi serba salah dengan pilihan di usia penting ini,
bukankah hidup itu bukan untuk menikah lalu bernak cucu saja?
Ada hal yang harus kita perjuangkan dulu, bukan?
Akan terasa lelah jika kita ikut mebahas omongan mereka.
Kita belajar untuk berpikir dewasa menurut standard kemampuan kita.
Kita masih belajar untuk membahagiakan orangtua,
memantaskan diri kita, agar layak untuk mendampingi pasangan kita nanti.
Semoga saja, suatu saat nanti mereka paham dengan pilihan kita.
Tokoh Utama
Gisa
Bastian
Hana
Banu
Bintang
Rama
Bram
Husna
Shasa
Agus
Gara
Dava
#1
Prolog
#2
Story
#3
Trauma
#4
Tak Bisa ditebak
#5
Kegagalan hubungan
#6
Usia Sakral
#7
Awal tanpa Pamit
#8
Bukan Sekedar Ego
#9
Kelemahan disepelekan
#10
Pilihan Bukan Permainan
#11
Keinginan Vs Realita
#12
Menemukan diri sendiri
#13
Kamu Berharga
#14
Percaya dan Bertindak
#15
Lembaran demi Lembaran
#16
Peluang bagi yang Berjuang
#17
Impian VS Cinta
#18
Layak Bahagia
#19
Epilog
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
19
Dibaca
5.8k
Tentang Penulis
Era Chori Christina
Menulis adalah pekerjaan tanpa memandang gelar. Karena bahagia ada di dalam dirimu.
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 25 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari 61,253 kata
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sang SENIMAN
Ign Joko Dwiatmoko
Novel
TOXIC
Rain Emmeline
Novel
My Super Dad Is a Superstar
Safiraline
Novel
After School Club
Bentang Pustaka
Novel
Mellifluos - The Melody of Heart
Nia Dwi Noviyanti
Novel
Arjuna
Istuti
Novel
Langitmu Tak Hanya Biru
Fajar Arsyi Firmansyah
Novel
Teman Baru Winda
Mizan Publishing
Novel
Apakah Aku Waras?
Maria Ulfa
Novel
Sad Girl
Neng Jihan
Novel
Icy Miss Right
Momo
Novel
Sang Veteran
Rahmi Susan
Novel
My Name is Mawar
Renny Juldid
Novel
Ian's Stories: My True Happines
Muh Fajrin
Novel
Someday
Weni Dwi Susanti
Rekomendasi