Nama perempuan itu Nala, ia baru saja ditinggalkan oleh ayahnya sebelum ia menginjakkan kakinya di SMA. Tentu saja kejadian itu sangat memukul Nala. Apalagi ketika teringat ayahnya pernah berkata, "Aku akan selalu ada selamanya," katanya. Namun ketika kematian merenggut ayahnya, Nala mulai percaya kalau orang-orang tak pernah bisa tinggal selama-lamanya. Bahkan ia juga percaya jika setiap orang yang menyatakan cinta, pada akhirnya akan pergi juga, seperti ayahnya. Ia tidak percaya sepenuhnya pada kehadiran yang selama-lamanya dan juga cinta. Yang ia percayai, manusia hanya dimanipulasi oleh reaksi biokimia dalam tubuhnya sendiri ketika menyatakan hal-hal tersebut. Dan sejak saat itulah, ia bersumpah kepada dirinya sendiri untuk tidak mengatakan cinta pada siapa pun, dan memilih untuk tidak kalah oleh manipulasi tubuhnya sendiri.