Flash Fiction
Disukai
2
Dilihat
1,990
Isi Lemari
Drama

Pagi datang kembali.

Kulirik lemari kayu dalam bilik yang pintunya terbuka sedikit. Sudut-sudut bibirku tertarik ke atas. Mengingat belakangan ini, jejalan pakaian dalam lemari telah berkurang.

Setelah sebelumnya kusadari, pakaian yang kugunakan hanya beberapa set saja, bergantian setiap harinya.

Itu lagi, dan itu lagi.

Kedatangan tamu yang spontan menginap pun menyentakku pada kenyataan sederhana, tentang betapa minimnya pakaian yang layak untuk dipinjamkan.

Beberapa memiliki lubang, sobekan, noda, warna yang tak terdefinisi, bahkan ukuran yang telah lama tak sepadan dengan dimensi badan.

Jika baju-baju itu tak tega kupinjamkan untuk beberapa jam saja pada raga orang lain, mengapa masih betah kusandang?

Bahkan memenuhi lemari pakaian dalam durasi tahunan.

Ini bukan tentang hedonitas atau menolak kesahajaan, ini soal menakar kesadaran untuk menghargai badan sendiri yang kugunakan sehari-hari.

Jadi mari periksa lagi, apa masih ada yang mesti dibuang atau digantikan.

Oh, tentu saja ini bukan hanya tentang lemari.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@jianjian99 : aaaaa... makasi sudah baca. Kalau dariku maksudnya lebih kepada hal-hal gak terlihat yang ada dalam kepala, tapi tiap pembaca punya pendapat sendiri :D bebas menterjemahkan. :D
Tentang pasangan?