Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
272
Jeruk
Komedi

“Hanya sebatas tampilan saja!”

Kini rona wajahnya malah berubah seperti gunungan lava. Setiap orang hanya berlalu-lalang. Tidak peduli betapa malang nasibnya.

Meski dia kesal, tak banyak yang bisa dilakukan. Orang mengesap dan sedetik kemudian memuntahkannya.

Bahkan dia lebih najis dari kotoran, pikirnya.

Dia berusaha keras, menarik manusia agar mau memperhatikannya. Kulitnya yang ranum, katanya hanya tipuan belaka.

Boleh jadi, manusia itu hanya pilih kasih. Apel yang sepat pun mereka telan. Dia tetap merasakan ketidakadilan.

“Sekecut itukah rasaku?” bisik jeruk ke dirinya.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Rekomendasi