Pesan Karin

Hati-hati Karin merangkak, jalanan berpasir bisa saja membuatnya terperosok ke jurang. Pagi buta, pandangan masih terbatas, Karin siaga mengikuti sosok di depannya, Yama sang ketua pendakian gunung. Rombongan mencapai puncak sesuai rencana, sembari menunggu matahari terbit, mereka bertutur tentang mimpi yang ingin dicapai. Karin ingin terlibat dalam gerakan pelestarian alam, dia cukup terhenyak dengan perubahan desanya semenjak kedatangan investor. Yama selalu mendukung Karin, mereka adalah 2 mahasiswa abadi karena asyik dengan kegiatan di luar kampus. Yama semenjak bertemu Serril yang merupakan adik tingkatnya, ingin menyelesaikan kuliahnya lebih cepat. Walau rasanya bagai pungguk merindukan bulan, setidaknya Yama bisa merasakan wisuda bersama Serril. Karin menyarankan Yama memanfaatkan momen KKN untuk mendekati Serril.

Karin ikut dalam aksi demontrasi menentang pembuangan limbah hotel ke laut. Karin memimpin sendiri teman-temannya mengajukan protes karena limbah berdampak buruk pada lingkungan desanya. Nampaknya pemilik hotel memiliki hubungan dengan pejabat daerah sehingga usaha Karin menemukan hambatan besar. Demo semakin ricuh ketika salah satu teman Karin terpancing emosi. Bentrokan tidak bisa dihindari apalagi ada pihak lain yang memanfaatkan suasana. Barisan pengaman polisi diperketat. Gas air mata ditembakkan bersambut dengan lemparan batu dan petasan. Ada suara tembakan entah darimana sumbernya, Karin menghubungi Yama yang sedang mengikuti bhakti sosial di panti asuhan. Panggilan tidak dijawab, Karin terjebak aksi yang semakin brutal.

Serril di luar dugaan, penampilannya yang modis tidak membuatnya canggung menanam pohon di areal panti. Ternyata dia sangat suka dengan anak-anak, Serril mengajak mereka belajar dan bermain. Yama semakin dekat dengan Serril, mereka benar-benar menikmati masa KKN-nya. Hp Yama berbunyi ada pesan dari Karin, “Pungguk merindukan bulan”. Yama tersenyum menyangkal pesan itu karena menyadari perasaannya kini bagai gayung bersambut. Tanpa diduga Serril menyambutnya dengan hangat. Yama tidak menyadari pesan itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk Karin sendiri. Pesan terakhir dari Karin sebelum menghebuskan nafas terakhir.

4.2K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction