Langit pagi itu menggantung lembut di atas Veridian International High School, sebuah sekolah menengah bertaraf internasional yang berdiri megah di pinggir kota . Dindingnya berwarna putih gading, halamannya luas penuh dengan bunga lavender yang harum tiap kali angin berembus melewatinya . Dari lapangan basket yang masih basah oleh embun, suara burung camar bercampur dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin .
Di tengah lapangan basket, seorang siswa bernama Gerald Martine duduk bersandar di bangku besi . Seragamnya sedikit kusut, dasinya longgar . Di tangannya terdapat bola basket yang tampak usang, cat nya terkelupas, tetapi penuh kenangan . Ia menatapnya dengan lama seolah mencari sesuatu yang hilang . Bola itu merupakan bola yang menemaninya sejak awal tahun sebelum segalanya berubah .
Gerald dulu merupakan seorang kapten tim yang mewakili sekolahny...