Disukai
0
Dilihat
4,070
BIAR MENJADI KENANGAN
Romantis

Seperti Layaknya Kisah Kasih Remaja di usia 20an, Ryan dan Alya adalah sepasang sahabat yang mungkin bisa mengilustrasikan hal tersebut. Dipertemukan di TK, persahabatan mereka berlanjut dalam satu sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, hingga sekarang masuk ke tingkat Perguruan Tinggi. Namun, didalam kisah persahabatannya mereka yang terjalin erat, ada hal tersirat yang ternyata tertanam dalam hati. Alya mencintai sahabatnya tersebut, namun Ryan menutup hatinya untuk Alya, Alya hanya sebagai tempat "curhat" untuk Ryan. Alya mempunyai karakter yang lugu, pintar, namun tertutup berbeda dengan Ryan yang cenderung supel, biasa-biasa aja, dan terkadang caper. 

15 tahun sudah mereka menjalin persahabatan, sudah mengetahui baik buruk karakternya masing-masing, kebiasaan masing-masing, hingga hobi masing-masing. Suatu hari, saat Ryan sedang latihan sendiri di arena futsal dimana ia biasa latihan bersama dengan teman-temannya, Alya datang menemaninya. Gadis berambut kepang dan berkacamata tersebut disapanya dengan "Gadis Lugu, sini dong, main sama gue". Alya memang tidak marah karena sapaan Ryan tersebut sudah biasa kepada dirinya, yang ia mau hanya Ryan mencintainya, namun hal tersebut tidak mungkin terjadi pada dirinya. Suatu hari, Kampus tersebut kedatangan mahasiswi baru pindahan dari Australia, bernama Katrina. Faktanya, Katrina merupakan anak dari Kaprodi Sastra Inggris dimana Ryan dan Alya dalam prodi yang sama. Ryan pun langsung terpesona dengannya, dan ia pun salah tingkah dengannya. Berbagai cara pun dilakukan oleh Ryan untuk mendapatkannya, namun Katrina cuek-cuek aja menanggapi capernya Ryan.

Katrina pun akhirnya berkenalan dengan Alya, dan Katrina pun sering bertanya tentang sehari-harinya Ryan kepada Alya sebaliknya, Ryan juga sering bertanya obrolan Alya dengan Katrina sambil mengharapkan bahwa Katrina melontarkan pernyataan "Gue jadi suka sama Ryan". Alya pun tersadar, ia hanya menjadi "jembatan" bagi Ryan dan Katrina, namun Alya masih percaya masih ada harapan untuk membuat Ryan mencintainya. Hingga suatu saat, Kampus mereka berulang tahun, dan akan mengadakan pentas seni. Ryan memang sering mengamati Katrina yang senang bernyanyi juga, namun tiba-tiba Alya menawarkan dirinya untuk menjadi partner Ryan. Ryan pun berat menerima Alya untuk menjadi partnernya, tapi Ryan malah memberanikan dirinya untuk mengajak Katrina tampil bersama di Pentas Seni tersebut dan Katrina mengiyakan tawaran Ryan tersebut. Katrina mulai jatuh hati terhadap Ryan karena Ryan sering memberikan jalan tengah, mengerjakan tugasnya, dan membantunya menyarikan nada yang tepat untuk Katrina untuk tampil berdua. Kebersamaan mereka membuat Alya semakin terpojok dalam mengutarakan perasaannya kepada Ryan. Saat yang dinantikan pun tiba, Kemistri Ryan dan Katrina pun mulai disukai, namun ketika Alya ikut bernyanyi juga, Ryan pun semakin menjauhi Alya dan memeluk serta merangkul Katrina, sesudah acara tersebut dibelakang panggung, Ryan pun mengutarakan perasaannya kepada Katrina: 

" Kate, sebenernya gue udah memendam perasaan ini udah lama, tapi gue tau lu selalu cuekin gue, malam ini gue pengen ngutarain perasaan gue yang sebenarnya. Gue jatuh hati sama lu, gue jatuh cinta sama lu, gue mau lu jadi pacar gue. Namun, gue sih sadar diri aja, lu mau nerima gue atau ngga".

"Gue ga mau kebanyakan drama. Gue mau jadi pacar lu. Gue selama ini sering nanya-nanya Alya tentang lu dan gimana keseharian lu, ternyata menarik buat gue. Gue udah siap jatuh cinta dan lu lah orangnya. Thanks ya Alya."

"Thanks ya Alya, thanks karena lu udah bantuin gue, you're my friends, Sis. I Love You as a friend".

Setelah itu, Alya langsung berpamitan dengan Ryan dan Katrina dan langsung pulang ke rumahnya dan menangis di kamar, ia merasa tidak ada harapan lagi untuk mencintai Ryan. Alya pun berpikiran bahwa dirinya tidak cantik seperti Katrina yang menjadi primadona di kampusnya bahkan Ryan pun jatuh hati kepadanya. Alya pun mulai belajar makeup, namun Alya malah menjadi bahan lelucon di kampusnya, bahkan Ryan dan Katrina menertawakannya.

"Alya, lu ada-ada aja sih dandan kek gini. Gacocok Alya, plis gue ga berhenti ketawa." Ujar Ryan.

Alya pun menangis kencang di kamarnya ketika di rumah, ia pun sampai 3 hari tidak keluar kamar hingga suatu hari, datang Beasiswa untuk melanjutkan studinya ke Leiden Universiteit di Belanda. Alya pun mengiyakannya, dan esoknya ia langsung ke Bandara tanpa memberitahu Ryan dan Katrina. Sedangkan Ryan dan Katrina pun bermaksud untuk menanyakan kabar Alya, namun terlambat. Ryan dan Katrina langsung pergi ke Bandara untuk mencegah kepergian Alya.

"Alya, Alya, lu ngapain sih ? Ngga, Lu ngga boleh pergi. Lu lanjutin kuliah lu di Jakarta." Ujar Ryan

"Gue udah iyain beasiswa tersebut, gue ga bisa nolak Ryan." Jawab Alya

"Ngga, gue bakalan batalin beasiswa itu, pokoknya gue gamau lu pergi. Lu harus stay disini." Ujar Ryan.

"Ryan, lu inget kan kata-kata persahabatan kita, kita harus saling support jika nantinya kita udah ga sama-sama lagi. Lu inget kan ? Gue gamau, gue gamau kalo gue jadi beban lu Yan, gue juga gamau ngerusak hubungan lu sama Kate, pokoknya gue mau lu bahagia dengan hidup lu, jangan sedih lagi, jangan pernah kecewain Kate ya, ijinin gue buat pergi ya, semoga suatu saat nanti, kita main-main bareng lagi ya. I Love You as a Friend, Yan. Thanks untuk 15 tahun persahabatannya. Gue pergi dulu ya, Goodbye Ryan." Jawab Alya sambil menangis.

"Alya, Alya gue mohon Alya, Alya, Alyaaa, jangan pergi Alya". Ujar Ryan sambil memohon-mohon dan berlutut

"Yan, udah. Peluk aku, kita pokoknya janji tunggu Alya pulang ke Jakarta lagi ya, Aku gamau liat kamu kek gini, Diri, diri Ryan. "Jawab Katrina.

Ryan pun memeluk Katrina dengan hangat namun masih belum bisa menerima kepergian sahabatnya tersebut.

5 TAHUN KEMUDIAN

Ryan-Katrina mendirikan usaha bersama yaitu bergerak di bidang perkopian. Ryan-Katrina akhirnya bertunangan dan mereka merencanakan 1 bulan lagi akan menikah, undangan pun sudah disebar ke koleganya, namun ada sosok yang belum dilupakan Ryan dan masih mengharapkan dia kembali yaitu Alya. Namun, Katrina menenangkannya dan optimis Alya suatu hari akan datang ke Jakarta.

H-5 sebelum pernikahan, Katrina mengajak Ryan untuk menonton Film favoritnya dan Ryan pun mengiyakannya, Ryan pun bahagia bersama Katrina:

"Ryan, aku mau lihat baju dulu ya di toko seberang sana." Ujar Katrina

"Yaudah Kate, aku tunggu disini ya, kan kamu lagi mesen makanan juga." Jawab Ryan.

15 menit kemudian, Katrina sudah belanja baju yang dia inginkan, dia menyapa Ryan, namun sebuah mobil yang mengendarai dengan berkecepatan tinggi menabrak Katrina saat menyebrang, Katrina pun jatuh, dan Ryan pun kaget dan langsung membawanya ke Rumah Sakit terdekat dan menghubungi orang tuanya. Namun sayang, Katrina meninggal dunia akibat pendarahan di kepalanya, dan Ryan pun menangis kencang. Keesokan harinya, Ryan pun mengantarkan Katrina ke tempat peristirahatan terakhirnya. 

Di lain tempat, Alya pun akhirnya pulang ke Jakarta setelah 5 tahun hidup di Leiden. Setelah lulus, Alya sempat kerja di Kedutaan Besar Indonesia untuk Belanda, namun ia pulang ke Indonesia untuk mendirikan Event Organizer, usaha yang ingin digelutinya sejak dulu, mengingat orangtuanya yang berlatar belakang sama juga. Tugas pertamanya sebagai EOpun menghampirinya, yaitu sebagai EO Pameran Seni Lukis terbesar di Jakarta. Di tempat yang berbeda, Ryan pun masih belum move on dengan kejadian naas yang dilihatnya, Katrina meninggal dunia akibat tabrak lari, beruntung Andri yang merupakan kolega dekatnya mengajaknya ke Pameran Seni Lukis terbesar di Jakarta dan Ryan pun mengiyakannya. 

Ryan pun mengagumi pameran tersebut dan ia bertanya kepada Andri, yang tanpa diketahui Ryan bahwa Andri tahu bahwa EO Pameran tersebut adalah sahabatnya Ryan, yaitu Alya.

"Dri, lu tau ga EO acara ini ? Asli gue kagum sih sama acaranya." tanya Ryan

"Tapi lu yakin ngga mau ketemu yang punya EOnya langsung, biar lu deket sih, cewe kebetulan EOnya." Jawab Andri.

"Seriusan lu ?." Tanya Ryan

"Iya. Udah gausah banyak omong, gue ajak lu ketemu sama EOnya." Jawab Andri

Andri pun langsung memanggil EOnya. "Bu EO, ada yang mau bertemu nih". Ryan pun terkejut bahwa EO acara ini adalah Alya.

"Al, Alya, lu Alya kan ? Beda banget sekarang, lebih anggun." Tanya Ryan dengan terheran-heran

"Iya Ryan, ini gue Alya. Apa kabar ? Maaf ya kalo gue ninggalin lu sama Kate 5 tahun yang lalu. Oh iya, Kate dimana ? Apa kabar dia ? Kok ga lu ajak ?" tanya Alya.

Ryan hanya diam, Andri membalas Alya "Kayaknya lebih asik kalo ngopi bareng deh Ya, lu ada Coffee Break ga abis ini ? kalo ada ngopi dulu yuk, kebetulan usaha Kedai Kopinya Ryan deket darisini."

"Oh iya, wah gue mau dong nyoba kopinya, bentar lagi sih, barengan aja kesananya, Dri."

"Oke, Ya. Kita tunggu kok." balas Andri

Alya pun menuju ruang kerjanya dan Ryan pun masih terdiam.

"Gue bingung buat jelasin, harusnya lu gausah jawab Dri."

"Kalo lu gitu terus Yan, lu gaakan nemuin kebahagiaan dalam diri lu. Gue sengaja ngajak ke kedai kopi lu, supaya lu lebih enak jelasinnya." Balas Andri.

Alya pun langsung mengajak Ryan dan Andri untuk keluar dan pergi ke kedai kopi Ryan.

"Hmm, jadi gimana hubungan lu sama Kate, Yan ?" Tanya Alya

"Kate, udah gaada, Ya" Jawab Ryan

"Gaada ? Maksud lu ?" Tanya Alya

"Dia meninggal karena tabrak lari, dan itu kesalahan gue sendiri, gue lalai menjaga dia, gue gabisa bertanggung jawab atas diri dia, semua kesalahan gue." Jawab Ryan

"Ryan, gue gamau lu nyalahin diri lu sendiri, itu udah kehendak yang diatas. Sekali lagi Ryan, kita pengen bahagia bareng, gue tau kebahagiaan lu bukan tanggungjawab gue, tapi plis gue mohon jangan larut dalam kesedihan lu, gue mohon." Ujar Alya.

Ryan pun tersenyum dengan perkataan Alya. Alya pun mau menemani Ryan kemanapun ia mengajaknya pergi, sampai Alya pun memintanya menemani ke Bandara untuk menjemput seseorang yang sudah dekat.

"Lu mau jemput siapa sih ? Bahagia banget keknya." Tanya Ryan

"Ada deh. Dia special, dia yang temenin gue selama di Belanda." Jawab Alya

Alya melihat HPnya dan melihat WA dari seseorang tersebut:

"Hi, Alya, my love, I've finally come to Jakarta for marrying you. Please, kamu tau kan jemput aku dimana. I Love You Alya, see you there." 

Ryan pun ikut menemani Alya namun terkejut saat melihat Alya memeluk seseorang tersebut, dia adalah laki-laki.

"Ryan kenalin ini Tommy, Tommy ini Ryan. Ryan, Tommy ini tunangan aku, dan aku akan menikah dengan Tommy sebulan lagi". Ucap Alya.

"Oh iya, tunangannya Alya. Congrats ya Alya, semoga jadi keluarga yang bahagia. Oh iya, sebelumnya gue minta maaf, gue ada kerjaan abis ini." Jawab Ryan

"Ok, thanks. But, if you not so busy, can we take a time for hangout, sebentar aja sih galama Yan." Ucap Tommy

"Oh, Andri baru ngabarin gue, ternyata Kedai lagi rame banget. Alya, semoga kita bertemu lagi ya." Jawab Ryan.

Tommy merupakan putra dari pengusaha ternama di Indonesia, satu studi dengan Alya di Leiden Universiteit, hubungannya dengan Alya pun sudah terjalin 4 tahun lamanya. Ryan pun langsung meninggalkan bandara namun tidak ke kedai kopi ke apartemennya. Andri yang semula main game kaget tiba-tiba Ryan masuk ke apartemen dan menghancurkan semua yang disitu.

"Weh, lu ngapain ? Yan, Yan, Yan anjing lu ngapain ? Lu kenapa ? Cerita sama gue Yan." Tanya Andri

"Kenapa kisah hidup gue, percintaan gue, harus kek gini bangsat, gue benci sama orang yang selalu gue gantungin harapan, Bangsat diri gue, Gue nyesel sama hidup gue yang kek begini" Jawab Ryan.

Ryan pun cerita ke Andri bahwa Alya sudah memiliki tunangan dan akan menikah dalam waktu dekat, Andri pun langsung menghubungi Alya dan mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Dan Alya pun bilang bahwa benar ia akan menikah dalam sebulan kedepan. Andri pun menasihati Ryan agar tidak melulu self-mistake, dia pun harus belajar ikhlas dan berdamai dengan diri sendiri. 

Andri menemui Alya dan memberikan sepucuk surat untuk dirinya dari Ryan, isi surat tersebut adalah:

"Dear Alya, thanks untuk 20 tahun persahabatannya, kita tau bahwa kita harus punya kehidupan masing-masing, namun hal yang harus lu tau bahwa gue mulai mencintai lu. Gue sadar setelah kehilangan Kate, lu yang selalu menemani hari-hari gue. Namun, ikhlas itu penting, gue belajar untuk mengikhlaskan diri lu dengan orang lain. Semoga bahagia ya dengan Tommy, jika gue gadatang ke pernikahan lu, gue minta maaf, karena gue ga segampang itu melepas orang yang gue cintai menikah dengan lelaki yang mungkin sudah dicintai lu udah lama. Thanks Alya kalo udah baca surat ini. Sincerely, Ryan."

"Bilang ke Ryan, gue akan tetep kasih dia undangan. Tapi bilang juga ke dia, jangan memaksakan diri dia untuk datang, oke."

Andri pun pamit dari apartemen Alya, Alya pun menangis bersandar dipintu kamarnya, dan ia selalu menghubungi Ryan namun ga pernah diangkat. 

Hari pernikahan pun tiba. Tamu-tamu pun mulai berdatangan, namun secara mengejutkan Ryan datang ke pernikahan Alya dan Tommy. Dia pun melihat mereka berdua duduk dengan mata berkaca-kaca. Tommy pun mulai mengucapkan ijab kabul, Tommy pun gakuat dan pergi meninggalkan acara. Namun, tiba-tiba...

"Ryan, tunggu. Gue tau kebahagiaan lu ada di Alya, as same as Alya, you're her happiness. Alya sering cerita banyak tentang lu saat di Leiden. I wanna see she smile everyday, but dia sering melamun. Sekarang, gue pengen lihat Alya bahagia, so, marry her."

"Tommy, why ? Why you say that". Tanya Alya

"Kamu ingin bahagia kan, aku ingin lihat kamu bahagia. Jadi, aku minta Ryan untuk menikah denganmu, Ya. Aku Ikhlas, kalo menurut kamu, you're happy with him, so marry with him, i'll supporting you. Menikahlah, Menikahlah."

"Tom, gue ga.." "Ryan, please marry her"

Ryan pun bersedia menikahi Alya, dan mereka berpeluk ria dan langsung menangis bahagia. Tommy pun langsung berangkat ke Belanda dan berpesan ke Ryan agar selalu membuat Alya bahagia.

SELESAI

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar