TROUBLESOME CHOISE
9. Sendiri? Haruskah Menyerah?

84. EXT. TAMAN KOTA ARLANDO — SORE

Danica Aindrila
Kenapa minta maaf?
Darian Raphael
Janji sama aku, apapun yang terjadi diantara kita kamu gak akan pernah berhenti jadi diri kamu yang sekarang.
Danica Aindrila
Maksud kakak?
Darian Raphael
Janji dulu.
Danica Aindrila
Ya udah iya, aku janji. Tapi kenapa? Ada yang aku gak tahu?
Darian Raphael
Kita gak bisa sama-sama lagi Nic. Aku minta maaf. Aku gak bisa nemenin kamu, aku gak bisa juga lanjutin mimpi kita, aku gak bisa S2. Maaf Nic.
Danica Aindrila
Kenapa?
(Menatap lekat Darian)
Kakak dapat kerja? Ga masalah, kita bisa menunda S2nya tahun depan kan. Aku juga bisa cari kerja.
Darian Raphael
Ga gitu Nic. Kamu harus lanjut tanpa aku.
Danica Aindrila
Kita udah janji sama-sama. Aku gak masalah sama keputusan kamu kak. Kita bisa sama-sama kerja abis itu tahun depan baru kita coba beasiswa lagi dan S2 sama-sama. Kayak yang udah kita rencanain dari dulu.
Darian Raphael
Ga sesimpel itu Nic. Kita gak bisa sama-sama di semua hal. Untuk sekarang, kita harus pisah.
Danica Aindrila
(Menangis)
Kamu mutusin aku? Kenapa? Apa aku ada salah yang aku gak tahu?
Darian Raphael
Bukan salah kamu Nic. Tapi aku...
Mita
Darian...
(Mendekat ke arah Darian dan Danica)
Eh ada Danica, hai...
By the Darian, aku...
(Darian memotong)
Darian Raphael
Aku sama Mita, ya. Kita mau tunangan.
(Danica & Mita terkejut)
Mita
Hah?
Danica Aindrila
(Menangis)
A-aku ngerti.
Permisi.
(Pergi meninggalkan Darian dan Mita yang masih terdiam kebingungan)
Mita
Eh apa-apaan?
Aku tahu kamu disini karena dikasih tahu Chriss. Aku cuma mau ngasih barang-barang kamu yang dititipin sama anak UKM yang masih aktif.
Tapi kok malah...
Darian Raphael
Maaf Mit jadi bawa kamu ke permasalahan aku sama Danica. Kalau aku gak bilang gitu, pasti Danica gak akan mau putus sama aku.
Mita
Emang kenapa harus putus? Ada masalah?
Darian Raphael
Nanti aku ceritain. Kita tunggu aja Chriss datang kesini. Terpaksa, aku juga butuh bantuan kamu Mit.

85. INT/EXT. KAMAR DANICA, TAMAN — SORE

Danica Aindrila
Kak Darian...
Kenapaaaaaaa?
(Menangis keras)
(Mengambil ponselnya dan menelpon Chriss)
INTERCUT
Chriss
(Duduk di taman bersama Darian dan Mita)
Danica telpon, kalian diam dan sebisa mungkin jangan bersuara.
Halo Nic?
Danica Aindrila
Kak...
Chriss
Kamu nangis? Kamu kenapa? Kamu sakit? Kita ke dokter ya, atau kamu mau aku bawain obat?
Danica Aindrila
Hati aku kak yang sakit. Kak Darian mau tunangan sama Mita. Dia selama ini padahal gak ada deket loh sama Mita. Aku...
Chriss
Nic, kamu tenang dulu. Pelan-pelan, tarik nafas dulu baru cerita.
Danica Aindrila
(Menangis)
Gak bisa kak. Aku gak sanggup.
(Mematikan panggilan dengan Chriss)
INSERT
(Darian, Mita dan Chriss di taman)
Chriss
Telponnya dimatiin.
Darian Raphael
Telpon balik coba.
Chriss
(Menelpon Danica)
Sedang sibuk lagi.
Danica Aindrila
(Mengemas barang-barangnya dan tiba-tiba telponnya berbunyi Narendra menelpon)
Narendra
(Sedang duduk di depan laptopnya)
Halo Ain? Kamu sama Darian udah jadi daftar beasiswanya? Deadlinenya bentar lagi loh.
Danica Aindrila
Aku gak ngerti kak. Apa aku bisa lanjutin atau enggak.
Narendra
Loh, kenapa? Ada masalah?
Danica Aindrila
Kak...
Aku...
(Danica menceritakan detail tentang apa yang dia alami)
Narendra
Take your time. Biarin rasa sedihnya berlalu kaya kereta api. If you need someone, remember I always here.
Danica Aindrila
Kak Darian juga pernah bilang gitu. Tapi...
Narendra
Ain...
Darian mungkin ada dalam masalah lain yang dia gak bisa bagikan ke kamu. Kasih dia waktu sampai dia siap buat ceritain semua.
Danica Aindrila
Harusnya dia gak perlu ragu buat ceritain apapun kak...
Narendra
Kamu sayang sama Darian? Kalau kamu sayang sama dia, ingat pesan dia ke kamu. Dia berpesan supaya kamu gak berhenti. Darian mau kamu tetap meraih cita-cita kamu. Itu artinya kamu harus segera daftar, tetap dalam rencana kalian yang awal meskipun tanpa Darian.
Danica Aindrila
Oke kak. Aku pasti daftar kok. Thank you udah bantu aku menenangkan diri.
Narendra
Anytime Ain.

86. INT/EXT. BANDARA ARLANDO — MALAM

Danica memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Dia ada di bandara, menarik kopernya dan beberapa barang-barang lainnya.

INTERCUT

Danica Aindrila
(Menelpon Chriss)
Hallo kak? Maaf aku gak bisa ngabarin langsung.
Chriss
(Berada di kontrakan Darian)
Ada apa Nic?
Danica Aindrila
Aku mau pulang ke Jakarta malam ini kak. Kabarin kak Darian, aku gak bisa ngabarin dia langsung. Salam sama Nica ya.
Chriss
Kamu pulang Nic? Terus, beasiswa sama S2 kamu gimana?
Danica Aindrila
Tenang aja kak, dari rumah juga bisa kok.
Chriss
Kabar-kabar ya Nic. Take care.
Danica Aindrila
Okey kak.

87. INT. RUMAH DARIAN — MALAM

Chriss
Kayanya Danica terpukul banget karena kejadian tadi Yan. Kasihan dia.
Darian Raphael
Kalau dia tahu fakta sebenarnya juga di bakal lebih terpukul Chriss. Dia bahkan mungkin menolak untuk tetap lanjutin rencananya. Kalau kaya gini kan, dia sakit tapi setidaknya dia tetap mau lanjutin rencananya.
Chriss
Kapan Danica bisa tahu fakta ini?
Darian Raphael
Waktu aku udah sembuh nanti. Semoga aku masih ada kesempatan memberi penjelasan pada Danica nanti.

88. INT.RUMAH DANICA, KAMAR DANICA — MALAM

Suara ketukan pintu membuat Iris heran tentang siapa yang bertama larut malam.

Mama Iris
(Membuka pintu)
Loh Danica. Kok gak bilang kalau mau pulang?
Danica Aindrila
iya ma. Tiba-tiba pengen pulang aja.
Papa Zaki
Danica. Kamu pulang.
(Memeluk Danica)
Mama Iris
Udah malam, kamu langsung masuk kamar dan istirahat ya. Besok kita ngobrol.
Danica Aindrila
Iya Ma.
Aku ke kamar ya.
DIKAMAR DANICA
Danica Aindrila
(Membuka laptopnya, mengirimkan semua berkas beasiswanya)
(Satu jam kemudian, Danica selesai daftar beasiswa. Ia kemudian mengambil bukunya lalu menulis)
MONOLOG
(Sambil menulis)
Kak Darian, aku sudah mendaftar beasiswa dan tidak berhenti seperti yang kamu pesankan sebelum kamu memilih berpisah. Aku sakit hati, gak nyangka ternyata kamu pengkhianat tapi aku juga bodoh. Aku gak bisa benci kamu. Aku akan menjauh dari kamu sejauh mungkin supaya kalaupun tidak membenci, setidaknya aku bisa melupakan kamu. Aku masih cinta, tapi aku dipaksa untuk pergi. Aku harap Mita cinta kamu lebih dari aku.
(Menangis sampai tertidur)

89. INT RUANG MAKAN KELUARGA DANICA — PAGI

Keluarga Danica sedang sarapan di meja makan, termasuk Alcyone adik Danica ikut sarapan bersama.

Papa Zaki
(Mengambil makanan dan menaruhnya di piringnya)
Danica belum bangun?
Alcyone
Loh, kak Danica pulang? Kapan Pah?
Papa Zaki
Tadi malam. Dia pulang mau ngasih kejutan kayanya. Gak bilang-bilang.
Mama Iris
Agak aneh sih Pa. Apa Danica punya masalah ya di Arlando, sampai tiba-tiba pulang kaya gini.
Papa Zaki
Ma, ada masalah atau gak ada masalah, Danica juga harus pulang ke rumah ini. Kita kan memang tempat dia pulang. Wajar dong.
Mama Iris
Ya mama cuma menebak pah. Kalau memang gak ada masalah kan bagus.
(Danica mendengar pembicaraan mereka dari balik dinding, perlahan keluar dan mendekat serta bertindak seolah tidak mendengar apapun)
Danica Aindrila
Pagi Pa, Ma, Al
Alcyone
Oleh-oleh mana? Masa sekian lama di Arlando gak bawa oleh-oleh.
Danica Aindrila
Duh gak kepikiran buat beli. Kirain gak akan ada yang mau. Nanti kita pesen online aja deh.
Mama Iris
Loh, emang kamu gak akan ke Arlando lagi Nic?
Danica Aindrila
Gak ma. Aku di sini aja. Sambil nunggu beasiswa S2, aku bakal sambil cari kerja.
Papa Zaki
Barang-barang kamu udah semua? Kamu udah bilang ke Carla kalau udah di Jakarta.
Danica Aindrila
Nanti aku kabarin kak Carla Pa. Kunci rumahnya di aku, tapi aku udah sempat kabarin Om kok kalau aku udah pindah dan kuncinya di aku.
Mama Iris
Terus om kamu bilang apa?
Danica Aindrila
Katanya simpan dulu aja Ma.

90. INT. KAMAR DANICA — PAGI, SIANG, MALAM

FADE IN

(Danica di kamarnya sedang menulis di buku)

Danica Aindrila
MONOLOG
(Sambil menulis)
Seperti janji aku untuk tidak berhenti. Ternyata semuanya tidak semudah yang aku bayangkan. Mimpi yang sudah aku rancang harus tertunda bahkan ada yang hancur. Proses seleksi beasiswa tidak sesimpel yang aku ketahui, sambil menunggunya aku mengikuti jejak kamu kak Darian, melamar kemanapun yang aku bisa tanpa diketahui siapapun. Kali ini sepertinya tidak akan kubagikan rencanaku pada siapaun.
FADE OUT
Danica Aindrila
(Duduk di meja belajarnya dengan laptop terbuka dan matanya masih fokus pada laptopnya)
(Layar laptop, "Recruitment update")
MONOLOG
Entah sudah penolakan yang keberapa. Meskipun bukan ini tujuan utamaku, tapi ini membuat aku semakin mearagukan kemampuanku.
FADE IN
Danica Aindrila
(Berada di depan laptopnya yang menyatakan bahwa dirinya lolos beasiswa S2 ke luar negeri dan saatnya memilih universitas)
FADE OUT

91. INT. RUMAH DANICA AINDRILA, KAMAR DANICA — PAGI

Tiga bulan kemudian...

Danica Aindrila
(Danica terbangun karena sayup-sayup mendengar pertengkaran orangtuanya)
Mama Iris
(Sedang duduk di sofa sambil beradu argumen dengan Zaki dengan nada suara cukup tinggi)
Bicara sama Danica Pa. Mama udah habis akal ngadepin dia.
Papa Zaki
Apa lagi sih Ma?
Mama Iris
Udah lebih dari 3 bulan Pa dia di rumah ini.
Papa Zaki
Dia anak kita ma. Jadi mau berapa lama pun dia tinggal di rumah ini, bukan masalah. Dia memang harusnya disini Ma.
Mama Iris
Pa, Danica itu selalu mendekam di kamarnya selama ini. Entah dia ngapain. Gak pernah ngurus diri sama sekali. Untung dia mandi. Mama gak pernah lihat dia nyisir rambutnya, pakai bedak dan gak pernah keluar Pa. Apa Papa pikir gak ada masalah sama Danica?
Papa Zaki
Masalah apa sih Ma? Dia keluar kok. Dia bantuin Mama kan? Beresin rumah, ngerjain kerjaan lain, bahkan masak buat kita semua juga dia kan. Jadi yang mana maksud mama dia selalu mendekam?
Mama Iris
Ya, tapi anak perempuan itu harusnya memperhatikan penampilannya. Tapi anak kesayangan Papa itu beda. Mama lelah ngomong sama dia. Dulu mama gak perlu diajarin soal ngurus penampilan.
Papa Zaki
Kalau menurut mama itu penting, mama kasih tahu sama dia.
Mama Iris
Berapa kali mama bilang kalau mama udah capek Pa. Lebih baik papa yang bilang sama Danica. Mama males berdebat sama dia.
Papa Zaki
Nanti Papa ngomong sama Danica.
Mama Iris
Tuh kan papa gak pernah serius kalau mama bilangin.
(Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya)
Memang seharusnya Danica bukan tanggung jawab kita lagi. Dia juga udah lulus kuliah, jadi tanggung jawab kita udah selesai.
Papa Zaki
Apa maksud mama tanggung jawab sudah selesai? Danica baru lulus kuliah ma, belum bekerja. Dan kalau tanggung jawab, Danica tetap tanggung jawab kita selamanya. Tanggung jawab orangtua itu seumur hidup ma. Selama Papa ada, Danica tetap anak papa dan akan selalu menjadi tanggung jawab papa. Apapun yang terjadi, Papa akan selalu ada mendukung Danica. Mendukung ma, bukan menghancurkan kepercayaan dirinya dengan tuntutan tidak berdasar.
(Pergi keluar rumah meninggalkan Iris yang masih kesal)
Danica Aindrila
(Di kamarnya, Danica yang mendengar semuanya, menangis tanpa suara)
(Tanpa berpamitan pada siapapun, Danica menyelinap keluar rumah dan berjalan tanpa tujuan)

92. EXT. JALANAN JAKARTA — MONTAGE — SIANG, SORE

Danica menjalani jalan Jakarta.

Danica Aindrila
(Monolog)
Sendiri, itu yang dari dulu aku takutkan. Apa kata mama bener, kalau perempuan yang gak cantik dan gak pintar itu akan di tolak dunia? Dunia udah ninggalin aku bahkan sebelum aku meninggalkan dunia ini.
(Terus berjalan mengikuti langkah kaki, sambil sesekali menghapus air mata)
Darian...
(Montage kebersamaan Darian dan Danica)
Orang yang aku pikir adalah anugerah dari Tuhan untuk menyembuhkan takutku ternyata juga menolakku, mungkin alasannya sama kaya mama.
Tiga bulan di rumah, aku sering berselisih pendapat sama mama tapi apa itu cukup membuat mama bosan dan mau melepas tanggung jawab yang sebenarnya masih aku butuhkan?
Kalau Mama berubah, apa Papa juga akan berubah?
Aku sendiri, haruskah aku menyerah?
(Tanpa sadar menyebrang jalan)
(Sebuah mobil yang terlihat sangat buru-buru menabrak Danica)

93. INT. RUMAH SAKIT — SORE

Luka Danica sudah diobati. Dia masih duduk di ranjang rumah sakit, memandang ke depan dengan tatapan kosong.

Pintu tiba-tiba terbuka, ternyata Carla ada disana.

Carla
Nic, gimana keadaan loe? Masih ada yang sakit?
Danica Aindrila
Gapapa kak, cuman tadi susternya maksa gue buat hubungin keluarga gue biar biar bisa dianterin pulang. Gue gak tahu mau hubungin siapa selain loe.
Carla
Siapa yang nabrak loe? Gue mau bicara sama dia. Enak aja udah nabrak terus ninggalin loe disini aja.
Danica Aindrila
Kan gue udah dibawa ke rumah sakit kak. Lagian gue gapapa.
Carla
Gapapa gimana? Lo luka kaya gini, tadi suster juga bilang ke gue kalau loe dibawa ke rumah sakit dalam keadaan pingsan.
Danica Aindrila
Gue pingsan bukan karena ketabrak doang kak, tapi karena kelelahan juga. Udah lah sekarang gue gapapa.
Carla
Kan gue khawatir sama loe...
Danica Aindrila
(Diam, memandang ke arah Carla dengan tatapan kosong)
Kenapa sih loe masih peduli sama gue kak?
Carla
Ya karena loe adek gue lah. Apaan coba pertanyaannya. Efek kecelakaannya belum sembuh kayanya. Gue panggil dokter aja?
Danica Aindrila
(Menangis tanpa suara, air mata jatuh membasahi pipi)
Carla
Loe kelihatan lagi ga okey. Loe kenapa? Bilang sama gue, kenapa loe kaya gini? Darian? Dia pelakunya?
Danica Aindrila
(Menggeleng sambil menangis)
Carla
Terus siapa? Cerita sama gue Nic. Jangan buat gue ga berguna sebagai kakak loe...
Danica Aindrila
Gue takut kak, gue takut sendirian.
Carla
(Memeluk Danica)
Loe gak sendiri, kan ada gue.
(Menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan)
Gue anterin loe pulang ya.

94. INT. RUMAH DANICA AINDRILA, KAMAR DANICA — SORE

Mama Iris
(Membuka pintu dan melihat Danica dan Carla)
Loh Danica, Carla. Kenapa?
Masuk-masuk.
(Danica dan Carla Masuk)
Carla
Danica tadi abis kecelakaan kecil tante.
Mama Iris
Kecelakaan? Tante loh ga tau kapan Danica keluar rumah. Sekalinya keluar langsung kecelakaan.
(Menoleh ke arah Danica yang kaki dan tangannya di perban)
Danica Aindrila
Kak makasih udah nolongin gue. Loe harus langsung ke kantor kan?
(Carla bingung tapi tetap mengikuti permainan Danica)
Carla
Oh. I-iya, gue harus langsung balik ke kantor Nic. Gapapa ya gue tinggal. Gapapa ya tante?
Danica Aindrila
Bentar kak. Gue ambil kunci rumah loe dulu. Udah 3 bulan gue pindah, kuncinya masih di gue aja.
Carla
Ya udah. Kuncinya di kamar loe kan? Gue aja yang ambil, yuk sekalian gue anter ke kamar. Loe butuh istirahat.
Tante, Carla ajak Danica ke kamarnya dulu ya.
Mama Iris
Iya Car. Tante juga mau keluar bentar.
(Carla membantu Danica dan masuk kamar)
Carla
Loe berantem sama tante Iris?
Danica Aindrila
Bukan kak. Tapi papa sama mama berantem karena gue?
Carla
Nic, kalau loe mau cerita apapun ingat gue masih kakak loe yang pasti dengerin. Gue tahu ini fase hidup yang berat buat loe, tapi loe gak bisa nyerah kalau Tuhan belum nyerah sama loe.
Danica Aindrila
Maksud loe, selama nafas gue masih ada harus semangat kan? (Tersenyum tipis)
Carla
Nah itu loe tahu. Maaf ya, tiga bulan loe disini gue baru sempat ketemu loe.
Danica Aindrila
Gue ngerti lah, loe sibuk kerja. Ini kunci rumah loe. Thanks for everything. Selama gue di Arlando, gue gak tahu bakal gimana kalau gak ada loe.
Carla
Gue senang loe datang ke Arlando. Maaf juga buat kelakuan sahabat gue Darian. Gue pasti kasih dia pelajaran.
Danica Aindrila
Janganlah kak. Gimanapun dia pernah buat gue ngerasa bahagia, diterima dan dimengerti. Mungkin emang udah waktunya aja kita selesai.
Carla
Beneran? Apapun itu, gue selalu dukung loe Nic.
Ya udah, gue balik dulu. Kabarin gue kalau ada apa-apa.
Danica Aindrila
(Mengangguk)
(Carla keluar dari kamar Danica)
(Danica membaringkan dirinya dengan hati-hati lalu tidur)

Beberapa saat kemudian...

Danica Aindrila
(Terbangun dari tidurnya karena mendengar keributan kedua orangtuanya lagi)
Mama Iris
Keadaannya malah makin parah. Sekali keluar malah kecelakaan.
Papa Zaki
Anak kita baru aja kecelakaan, seharusnya mama khawatir tapi ini mama malah memikirkan bekas luka? Ya ampun ma, apa kamu baik-baik aja? Papa curiga kalau sebenarnya yang berubah jadi aneh itu mama bukan Danica.
Mama Iris
Papa selalu belain Danica. Kadang mama mikir lebih baik Danica itu tinggal jauh dari mama. Kalau gitu kan mama ga perlu lihat gimana pun dia buat penampilan dia, mama gak perlu bertengkar sama dia hampir setiap hari, paling sesekali telpon. Rasanya itu jauh lebih baik.
Papa Zaki
Ma!!!
Mama seolah-olah gak mau anak sendiri tinggal dekat. Ada masalah apa sih ma? Ini masalah kecil kenapa jadi gini sih?
(Danica sudah berdiri disana tanpa disadari keduanya)
Danica Aindrila
Cukup!!!
Cukup pa. Cukup papa bertengkar sama mama karena aku.
Papa Zaki
Nica? Papa sama mama gak bertengkar, apalagi karena kamu. Enggak lah.
Danica Aindrila
Ma, maaf karena lebih dari tiga bulan ini buat mama repot. Maaf juga kita jadi sering bertengkar. Danica mau pergi kok. Mama tenang aja dan...
Papa Zaki
Nica. Apa maksud kamu?
Danica Aindrila
Pa, aku dengar semuanya. Aku dengar pertengkaran papa sama mama karena aku. Aku gak tahu, mungkin kalian udah sering bertengkar karena aku. Aku yang salah. Harusnya aku gak kerumah ini lagi kan?
(Air mata Danica jatuh tidak berhenti selama dia berbicara)
Mama gak suka sama aku? Mau aku jauh dari hidup mama? Kalau orang lain gak suka sama aku itu udah biasa tapi karena mama juga ikutan kaya orang lain, rasanya sakit ma.
Mama Iris
Nica...
Danica Aindrila
Mama benar, aku udah udah ditolak sama dunia ini ma. Selamat, tebakan mama benar.
Mama Iris
Nica...
Mama gak berniat buat kamu berpikir kayak gitu. Mama cuma mau kamu jadi...
Danica Aindrila
Jadi cantik? Biar gak malu-maluin? Penampilan ternyata lebih berharga ya.
Aku memang mau pergi kok ma. Tapi sabar ya, sebentar lagi aja.
Papa Zaki
Nica, kamu ini anak papa. Jadi kamu harus tetap disini.
Danica Aindrila
Nica lulus beasiswa S2 ke Inggris pa. Nica harus pergi, kali ini lebih jauh. Papa sama Mama tenang aja.
Papa Zaki
Kamu lulus S2 ke Inggris? Kok papa gak tahu?
Danica Aindrila
Aku mau kasih tahu tapi aku malah di sambut kejutan yang gak pernah aku bayangkan. Mama yang mau melepas tanggung jawabnya sama aku dan papa yang gak setuju sama mama malah bertengkar. Aku pergi niatnya mau nenangin diri eh malah kecelakaan. Pulang kerumah mau istirahat eh malah denger pertengkaran kalian lagi, karena aku.
Mama Iris
Nica, mama...
Kamu jangan salah menilai mama kayak gitu. Gak ada orangtua yang sempurna Nica. Seharusnya kamu bersyukur kamu...
Danica Aindrila
Besok, aku mulai urus semua berkas keberangkatan. Minggu depan berangkat.
(Kembali ke kamarnya)
Papa Zaki
Tuh, apa yang mama harapkan udah terkabul.
(Pergi ke dapur meninggalkan Iris)

95. INT.KAMAR DANICA — MALAM

Beberapa minggu kemudian...

Danica sedang berkemas di kamarnya.

Ada pakaian yang sudah rapi ditumpuk dan siap dimasukkan ke dalam koper, ada koper yang sebagian sudah terisi.

Iris masuk ke dalam kamar Danica.

Mama Iris
(Membuka pintu kamar Danica, masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu lagi)
Kamu beneran berangkat ke Inggris Nic?


Bersambung...


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar