TROUBLESOME CHOISE
8. Pilihan Yang Merepotkan

72. INT. RUMAH CARLA — MALAM

Carla

(Botol diputar Carla)
(Botol menunjuk Narendra dan Niki)
Narendra
Woah aku nih. Silahkan Niki, tebak.
Niki
Aku yang nebak ya? Padahal aku maunya ditebak.
Heumm apa ya...
Oh, kak Narendra dari kecil cita-citanya jadi psikolog.
Narendra
Salah.
Masuk jurusan psikologi aja aku awalnya karena terpaksa tapi karena lihat ada seorang juniorku yang justru semangat banget kuliah psikologi, aku jadi memilih untuk semangat juga.
Niki
Pasti juniornya kak Nica yaaa...
Narendra
(Tersenyum)
Itu kamu tau. Cepat habisin gorengannya!
Danica Aindrila
Pasti kakak malu kan ngelihat perjuangan aku untuk bisa kuliah psikologi sementara kakak malah gak bersyukur.
Narendra
Iya bener. Aku udah move on lah, gak ngimpi jadi anak IT lagi.
Darian Raphael
Ren kita itu sama. Aku juga semangat lagi nih kuliah di IT juga karena Nica ceritain kalau kamu sampai ujian lagi buat ambil jurusan yang aku gak syukuri.
Chriss
Hahaha kadang emang rumput tetangga lebih hijau ya.
(Semuanya tertawa)

73. EXT.TAMAN KOTA ARLANDO — SORE

Satu tahun kemudian...

Danica dan Darian duduk di bangku taman sambil menikmati cemilan.

Danica Aindrila
Gak terasa ya, aku udah lebih satu tahun jadi mahasiswa. Udah masih semester 3 aja.
Darian Raphael
Iya ya sayang. Aku aja yang gak percaya diri kuliah teknik eh sekarang udah semester 5.
Danica Aindrila
Kak Carla mungkin bentar lagi mau wisuda. Kak Narendra sekarang udah makin ambis aja.
Darian Raphael
Iya, terus Chriss makin kaya zombie karena gak tidur-tidur. (Sambil tertawa)
Tau-tau nih, bentar lagi si Niki juga udah mau kuliah aja.
Waktu berjalan cepat dan aku selalu sayang kamu.
Danica Aindrila
(tersenyum)
Gak nanya hahahha.
Darian Raphael
Danicaaaaaaa
Danica Aindrila
Tapi kakak beneran mau lulus bareng aku? Satu tahun loh jarak waktu diantara kita. Apa kamu gak mau berjuang lebih kak supaya bisa lulus cepat?
Darian Raphael
Enggak.
Selain aku sadar kemampuan kalau aku gak akan bisa lulus dalam 4 tahun aja, aku juga gak mau lulus duluan dan harus ninggalin kamu.
Danica Aindrila
Idiihhh kok aku yang jadi alasannya? Jangan gitu lah ngomongnya kak Darian sayang, aku gapapa kamu ninggalin aku sementara kalau itu untuk mimpi kamu.
Kalau kamu lulus duluan, kamu bisa cari beasiswa dan kuliah S2 duluan dan kerja duluan. Jadi nanti jalan aku bakal lebih mulus, kan udah ada kakak yang duluin.
Darian Raphael
Heii, kamu ingat impian kita dulu? Kita mau S2 bareng abis itu kita raih mimpi kita yang saling mendukung itu. Kita harus persiapannya sama-sama dong.
Kamu tahu? "Berdua lebih baik daripada seorang diri".
Danica Aindrila
Oke, mulai besok kita persiapan untuk daftar beasiswa. Meskipun masih lama, kita harus siapin dari sekarang.
Darian Raphael
Setuju!

74. EXT. LAPANGAN UNIVERSITAS ARLANDO — SIANG

Siang hari yang terik, Carla sedang berfoto di lapangan kampusnya, seperti yang juga dilakukan beberapa wisudawan disekitarnya.

Danica Aindrila
Selamat kak. Loe memang hebat. Doain gue cepat nyusul.
(Sambil memberi bunga untuk Carla)
Carla
Thank you Nic, thanks udah dampingin gue.
Danica Aindrila
Ih kok malah sedih sih. Mama Papa loe bukannya gak mau dateng kak, mereka cuma lagi sibuk aja. Gapapa dong, gue sama kak Ben yang wakilin.
(Darian datang mendekat ke mereka)
Darian Raphael
Selamat kak Carla, semoga adik-adikmu ini cepat menyusul.
(Sambil memberi Carla bunga)
Carla
Tumben kamu manggil aku kakak. Dari dulu aku udah jadi senior kamu tapi gak pernah dipanggil kakak tuh. But, thank you. Aku yakin sih bentar lagi kalian bisa nyusul. Tapi jangan nungguin Nica loh. Telat itu namanya kalau barengan sama Nica.
Darian Raphael
Eh elah. Malah dilarang. Aku tetap mau bareng sama Nica pokoknya.
(Chriss dan Niki datang)
Chriss
Ya Nica sih udah pasti jadi yang paling cepet lulus di angkatannya. Jadi gapapa tuh Darian nungguin. Udah pas.
Narendra
Ya udah deh, aku ngalah aja. Abis ini aku yang nyusul.
Niki
Kak Narendra abis ini, tapi setidaknya tungguin aku loh kak di psikologi. Sekarang sih kak Nica, kak Darian aman aja, masalahnya itu kak Chriss sih. Masih panjang perjalanannya buat jadi dokter. Bisa aja ntar kak Nica udah jadi psikolog ternama eh kak Chriss masih memperjuangkan izin praktek.
(Semuanya tertawa)
Darian Raphael
Belum lagi kepotong waktunya ngebucin.
(Semuanya kembali tertawa)
Ben
Yuk, foto dulu semuanya.
(Semuanya mengambil posisi lalu di foto oleh Ben)
Darian Raphael
Sini mas Ben gantian. Masa ia pacar Carla ga ada di foto.
Ben
Nasib fotografer yan.
(Memberikan kameranya pada Darian, lalu berfoto lagi)

75. INT. PERPUSTAKAAN KOTA ARLANDO — SIANG

Darian dan Danica sedang duduk diantara rak buku, disekitar mereka ada beberapa buku referensi.

Danica Aindrila
Kita butuh mempersiapkan TOEFL, itu sih kayanya yang paling urgent, soalnya untuk pendadaran juga dibutuhkan.
Darian Raphael
Oke. Kapan mau ujian TOEFL?
Danica Aindrila
Abis dapat acc dosen pembimbing, kita langsung test TOEFL.
Darian Raphael
Oke, kabar-kabaran yah kalau udah ada acc.
(Tiba-tiba Darian merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Memegang kepalanya sambil menahan sakit)
Danica Aindrila
Kak, are you okay?
(Darian masih terus menahan sakit)
Hey, kak. Kenapa? (Mulai khawatir)
Darian Raphael
Ga, gapapa. Cuma sakit kepala tiba-tiba aja.
Danica Aindrila
Kita pulang ya. Aku pesan taksi online aja biar nanti motor kakak dijemput sama kak Chriss aja.
Darian Raphael
It's okay sayang, aku masih bisa kok.
Danica Aindrila
Beneran?
(Darian hanya tersenyum lalu mengangguk)
(Keduanya meninggalkan perpustakaan)

76. INT. VARIOUS PLACE — MONTAGE

Danica di kamarnya, menulis di sebuah buku.

Danica Aindrila
(Monolog)
Banyak yang sudah terjadi. Aku juga banyak berubah sejak aku pindah ke Arlando. Insecurity semakin menghilang, ambisi semakin bertumbuh baik.

(MONTAGE CALRA DAN NARENDRA)

Kak Carla kembali ke Jakarta dan bekerja di salah satu stasiun TV. Aku masih tinggal di rumahnya. Kak Narendra, dia benar-benar menyusul kak Carla dengan cepat.
Dia sekarang sudah bekerja menjadi HRD di salah satu bank BUMN. Niki, dia sekarang sudah menjadi mahasiswa psikologi seperti yang dia impikan.
(MONTAGE NIKI KULIAH DI PSIKOLOGI UNIVERSITAS ARLANDO)
Dia sangat bersemangat, katanya mau ngikutin jejak kak Narendra. Kalau kakaknya, kak Chriss? Jangan ditanya, dia masih sibuk menjadi mahasiswa kedokteran, tanpa tidur dan pasti selalu sibuk. Perlahan permasalahannya dengan Amanda pun terlupakan bahkan aku pun tidak tahu kabar Amanda sekarang.
(MONTAGE CHRISS)
Sementara aku dan kak Darian, kami sedang sibuk untuk persiapan kelulusan S1 dan mempersiapkan beasiswa S2. Kami benar-benar akan lulus bersama, lalu S2 bersama di luar negeri.
(MONTAGE DANICA DAN DARIAN BELAJAR BERSAMA)
Inggris, akan menjadi negara incaran kami. Aku harap semuanya akan happy ending tanpa hambatan.
(Danica menutup bukunya, menyimpannya di laci lalu mematikan lampu kamar dan tidur)

77. EXT. LAPANGAN UNIVERSITAS ARLANDO — SIANG

Siang hari yang cerah di lapangan Universitas Arlando. Darian dan Danica sedang merayakan kelulusan mereka.

Darian Raphael
We did it! Congratulation sayang.
Danica Aindrila
You too, congratulation.
(Berpelukan)
Chriss
Abis ini ada yang mau langsung terbang ke Inggris nih.
Danica Aindrila
Baru mau ikut daftar beasiswa sih. Doain lancar ya kak.
Chriss
Pasti dong.
Ini selain aku gak ada yang dateng? Orangtua kalian gak ikutan?
Danica Aindrila
Papa gak bisa cuti. Jadi mama juga ga bisa ikut.
Darian Raphael
Same here. Papa sama mama aku sibuk. Padahal dulu wisudanya cik Orel ke luar negeri pun di datengin.
Danica Aindrila
Kak Dariaaaan, kita udah sepakat loh mau lupain masalah itu kan?
Darian Raphael
Iya deh, maaf.
Chriss
Carla, Narendra gimana? Bisa cuti gak mereka?
Darian Raphael
Pastinya gak bisa. Udah deh kita bertiga aja ngerayain kemenangan ini. Eh berempat sama Niki. Niki mana?
Chriss
Bentar lagi keluar kelas.
(Semuanya terdiam beberapa detik)
Parah sih kalian semua ninggalin aku. Aku jadi sendiri deh.
Darian Raphael
Ya elah, gitu aja sedih. Amanda kan masih ada.
Chriss
Darian Raphael...
Masih aja dibahas.
(Niki datang sambil membawa dua buket bunga)
Niki
Selamat kalian berdua.
(Memberikan buket bunga pada Darian dan Danica)
Aku tahu bunga kalian udah banyak tapi gapapa ya aku tambahin hehehe.
Danica Aindrila
Waduh...
Makasih Niki.
Darian Raphael
Thank you Niki..
(Penglihatan Darian tiba-tiba kabur, suara di sekitarnya perlahan tidak terdengar)
Danica Aindrila
Kak Darian? Ada apa kak?
Kak? Hey.
(Menggoyangkan tangannya di depan mata Darian)
(Brukkk, Darian jatuh)
(Semua orang di sekitarnya buru-buru mendekat, Chriss menelpon ambulance, dan yang lain membawa Darian ke tempat yang lebih teduh)
Danica Aindrila
Kak Hey, bisa dengar aku? Sayang...
Kamu kenapa?
(Menangis)
(Ambulance datang dan membawa Darian ke rumah sakit)

78. INT.RUMAH SAKIT, RUANG RAWAT DARIAN — SIANG

Darian sedang diperiksa dalam ruangan.

Danica Aindrila
Kak Darian pasti kelelahan aja kan kak?
(Menangis)
Chriss
Iya, dia pasti baik-baik aja. Kita tunggu dokter periksa dia ya.
Danica Aindrila
Kak Darian udah sering kaya tadi, tapi gak pernah sampai pingsan kak. Biasanya juga istirahat langsung gapapa. Ini juga bakal kaya gitu kan?
Niki
Kak Nica tenang dulu ya. Kak Darian aman kok. Tadi aja masih bercanda.
(Beberapa saat kemudian dokter keluar)
Chriss
Bagaimana keadaan Darian dokter?
Dokter
Kami masih mendiagnosa dan butuh waktu untuk kami membuktikan diagnosa tersebut. Untuk sementara Darian bisa dirawat dulu di sini ya. Saya permisi.
Chriss
Terima kasih dokter.
Kita masuk yuk. Mau lihat Darian kan?
(Danica dan Niki mengangguk lalu bergegas mengikuti Chriss masuk ke ruangan Darian)
(DI RUANG RAWAT DARIAN)
Danica Aindrila
Kak Darian belum sadar.
Chriss
Bentar lagi juga dia pasti bangun.
(Darian perlahan membuka matanya)
Danica Aindrila
Kak, Kak Darian udah sadar?
(Tersenyum)
Kakak bisa lihat aku?
Darian Raphael
Sekarang udah bisa lihat. Tadi sih agak kabur.
Kamu habis nangis?
Danica Aindrila
Kakak yang buat aku nangis.
Darian Raphael
Aku gapapa loh, jangan sedih dong.
(Danica menggenggam tangan Darian)

79. INT.RUANG RAWAT DARIAN — SORE

Darian Raphael

(Berbaring sambil mengingat kembali)

FLASHBACK ON

Hanya Darian dan Dokter ada di ruangan rawatnya.

Dokter
Mas Darian, saya ingin bicara. Apa ada keluarga mas Darian yang bisa saya ajak bicara?
Darian Raphael
Ada apa Dok? Bicara dengan saya saja. Keluarga saya jauh dari Arlando.
Dokter
Baik. Tapi mas Darian harus tetap tenang.
Darian Raphael
iya Dok. Ada apa?
Dokter
Maaf mas Darian, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan kami, ada tumor yang sedang berkembang di otak mas Darian.
Darian Raphael
Hem.
(tersenyum miris)
Sudah saya duga bahwa ada yang salah pada diri saya dok. Lalu apa yang harus saya lakukan? Dulu saya juga pernah kanker otak waktu kecil. Apa itu ada hubungannya dok?
Dokter
Belum dapat dipastikan apakah keduanya berhubungan atau tidak. Tapi sekarang mas Darian harus mempersiapkan treatment untuk kondisi mas Darian.
Darian Raphael
Baik dokter. Tapi saya mohon tolong rahasiakan ini dari siapapun, terkhususnya sahabat saya Chriss dan kekasih saya Danica. Pastikan mereka tidak tahu apa-apa tentang kondisi saya.
Dokter
Baik mas Darian. Segeralah sembuh. Saya permisi dulu. Kalau ada masalah, mas Darian bisa segera memanggil kami.
(Darian mengangguk)
(Dokter pergi meninggalkan Darian)
FLASHBACK OFF
Darian Raphael
(Monolog)
Apa yang harus aku lakukan? Aku gak mau mengecewakan Danica, aku juga gak mau buat dia khawatir dan sedih.
Pilihannya benar-benar merepotkan. Apakah aku harus lanjutkan rangkaian persiapan meraih mimpi bersama Danica dan aku mungkin tidak bisa bertahan. Apakah aku harus mengecewakan Danica dengan tidak melajutkan persiapan S2 bersamanya, fokus treatment dan berharap bisa sembuh agar bisa hidup bersama dengan Danica sampai tua.
(Tiba-tiba pintu terbuka dan Chriss masuk)
Chriss
Hei ma bro. Gimana hari ini? Sudah baikan?
Darian Raphael
Jauh lebih baik bro. Oh ya Danica mana?
Chriss
Sahabatnya yang disini, yang dicari pacarnya yah. Danica sama Niki pesen bubur tuh tadi buat kamu.
(Darian hanya tersenyum)
(Danica dan Niki datang)
Danica Aindrila
Gimana kak? How'd you feel?
Darian Raphael
More than fine since you are here.
Niki
Mentang-mentang mau S2 ke Inggris ngomongnya udah inggris terus yak.
Darian Raphael
(Tertawa)
Latihan Niki.
Niki
Boleh lah. Tapi jangan sampai sakit ya.
Danica Aindrila
Denger tuh. Mulai sekarang harus makan yang bener, tidur yang bener supaya bisa belajar yang bener.
Chriss
Denger tuh titah ibu negara.
Darian Raphael
Iya siap. Maaf ya guys buat kalian khawatir.

80.INT. PERPUSTAKAAN KOTA ARLANDO — SIANG

Danica dan Darian seperti biasa belajar di perpustakaan. Duduk diantara rak buku dan berbincang dengan suara pelan.

Danica Aindrila
Kakak sibuk apa sih? Akhir-akhir ini kita jarang banget loh belajar bareng.
Pendaftaran beasiswanya udah buka loh kak. Kapan kita mau daftar?
Darian Raphael
Nanti aja deh di minggu-minggu terakhir. Ga usah buru-buru. Lagian kan masih ada berkas yang harus kita kerjain kan.
Danica Aindrila
Bener sih.
Darian Raphael
Bentar, aku ambil buku disana.
(Meninggalkan Danica di tempat dan pergi mencari buku lain)
Danica Aindrila
(Melihat map berisi berkas-berkas Darian dan menemukan satu berkas yang menurutnya aneh)
(Darian kembali)
Kak, ini berkas apa?
Darian Raphael
(Gugup)
(Monolog)
"Gawat, Danica lihat berkas treatment aku?"
Danica Aindrila
Kakak lagi persiapan lamar kerja? Kan kita mau fokus S2 dulu kak...
Darian Raphael
(Menarik nafas lega)
Iya sayang. Aku cuma iseng aja, sambil persiapan S2 iseng lamar kerja buat mengasah kemampuan aja sekalian tetap latihan supaya sebelum masuk S2 ilmunya gak lupa.
Danica Aindrila
Oh, kirain kamu mau nyerah sama apa yang udah kita rencanain.
Darian Raphael
(Menatap lekat Danica yang sedang fokus sama laptopnya)
Kamu harus selalu semangat Danica Aindrila.
Danica Aindrila
Kamu juga kak Darian Raphael. Kenapa sih tiba-tiba nyebut nama lengkap gitu.
Darian Raphael
Nama kamu cantik.
Danica Aindrila
Jadi yang cantik namanya doang? Orangnya enggak?
Darian Raphael
Orangnya, namanya, kelakuannya semuanya cantik.
Danica Aindrila
(Tersenyum)
Udah ah, fokus.

81. INT. RUMAH KONTRAKAN DARIAN — MALAM

Chiss mengunjungi rumah Darian.

Darian Raphael
(Membuka pintu)
(Chriss masuk)
Tumben gak bilang mau datang?
Chriss
Ya gapapa. Aku kangen sama si Rumah Tangga. Mana dia?
Darian Raphael
Tuh di kandangnya.
Chriss
(Mendekati kandang Rumah Tangga, bermain sejenak dengannya)
Yan, ada yang mau kamu ceritain?
Darian Raphael
Cerita? Cerita apa?
(Bingung)
Oh itu Danica kemarin ngajakin aku buat daftar beasiswanya tapi aku malah nyaranin daftarnya di minggu terakhir aja. Semoga dia gak marah deh.
Chriss
Bukan itu Yan. Bukan masalah Danica. Ada hal lain yang lebih penting. Kamu serius gak mau cerita?
Darian Raphael
Ga ada yang lebih penting dari Danica bro.
(Ekspresi bercanda)
Chriss
Bukan. Kamu nyembunyiin kondisi kesehatan kamu yang sangat serius Darian. Sampai kapan kamu mau nyembnyiin ini semua dan pura-pura okay Yan?
Darian Raphael
Ka-kamu tau darimana Chiss?
Chriss
Dari dulu. Dari waktu dokter jelasin semua ke kamu. Aku disana, di luar pintu. Aku dengar semuanya.
Darian Raphael
(Sedih)
Aku mohon Chriss, jangan pernah biarkan Danica tahu ini.
Chriss
Danica ngabarin aku. Katanya kamu akhir-akhir ini jarang ketemu dia. Dia menebak kalau kamu sibuk mempersiapkan S2 sambil lamar kerja. Padahal aku tahu, kamu lagi sering treatment. Tapi Danica berhak tahu Yan.
Darian Raphael
Gak bisa Chriss
Chriss
Tapi treatment kamu ini harus fokus Yan. Sebaiknya kamu menunda S2 dan fokus dulu sama kesehatan kamu. Danica pasti ngerti kok.
Darian Raphael
Iya. Danica pasti ngerti.
(Nada suara meninggi)
Dia pasti setuju nemanin aku treatment sampai sembuh, (terjeda sejenak) kalau aku sembuh. Dia juga pasti menunda S2nya dan fokus sama aku. Itu artinya apa Chriss? Aku membuat orang yang aku sayang menyerah sama mimpinya sendiri!
Chriss
(Menarik nafas panjang)
Terus kamu maunya gimana Yan? Apa yang mau kamu lakuin. Tetap S2 dan jadi gak fokus treatmen?
Darian Raphael
Aku mau fokus treatment dan Danica harus tetap S2.
Chriss
Ya udah, kalau gitu kamu harus kasih tau Danica kondisi kamu!
Darian Raphael
Enggak. Aku gak akan kasih tahu Danica. Karena kalau aku kasih tahu Danica, dia pasti gak lanjut S2nya.
Chriss
Terus? Caranya gimana?
Darian Raphael
Kami berdua seperti diberi pilihan antara cita-cita atau cinta. Kalau mengejar mimpi bersama maka mungkin cinta yang kami bangun akan berakhir tragis karena aku akan mati.
Chriss
Yan...
Darian Raphael
Kalau memilih cinta, aku harus mengkhianati Danica dengan menyerah pada mimpi kami, supaya aku bisa fokus pada kesembuhan dan menyambut kesempatan untuk hidup bersama Danica untuk waktu yang lama sampai kita tua.
Aku akan memilih cinta. Aku juga akan membuat Danica memilih cita-cita. Adil kan?
(Air mata Darian jatuh)
Chriss
Gak adil untuk Danica Yan.
Gimana kalau terlambat? Danica jadi benci kamu dan jatuh cinta sama orang lain. Tetap saja kamu akan kehilangan dia.
Darian Raphael
We never know future Chriss. Aku harus tetap pada pendirian. Aku siap apapun ending dari cerita kami. Untuk sekarang aku harus membuat Danica memilih cita-cita dan biarkan aku yang memperjuangkan cintaku dengan caraku sendiri. Kalaupun aku harus terlambat, aku ingin tetap hidup dan bisa menyaksikan Danica bahagia.
Chriss
Danica sangat mencintai kamu Darian. Aku selalu berdoa agar sahabatku ini bisa sembuh.
(Menepuk pelan pundak Darian)
Dan adikku Danica bisa meraih mimpinya dan kelak kalian bisa bersatu lagi.
Darian Raphael
Makasih Chriss.
Aku harus buat Danica sedih untuk sementara. Tapi aku mohon, waktu itu terjadi nanti tolong pastikan Danica aman.
Chriss
Pasti bro.

82. INT. RUANG RAWAT — SIANG

Darian Raphael kembali dirawat di rumah sakit. Danica datang menjenguknya dengan khawatir.

Danica Aindrila
(Pintu dibuka Danica dan ia masuk)
Kak...
(Mengenggam tangan Darian)
Kakak udah sering loh masuk rumah sakit kaya gini. Atau full check up aja kali ya kak biar tahu penyebabnya apa.
Darian Raphael
Gapapa Nica, ga usah khawatir. Aku cuma kecapean kok.
Danica Aindrila
Gak mungkin aku gak khawatir kak. Kak Chriss juga gak ngabarin, padahal dia yang antar kakak ke rumah sakit. Tadi aku ke kontrakan kakak dan kata ibu sebelah kakak diantar sama kak Chriss ke rumah sakit.
Darian Raphael
Tadi Chriss emang datang ke rumah. Biasa emang dia mau main sama Rumah Tangga. Tapi pas aku drop kayanya dia panik dan gak sempat ngabarin kamu.
(Chriss masuk ke ruang rawat Darian)
Danica Aindrila
Ini orangnya datang.
Kak, sebagai calon kedokteran nih, menurut kakak gimana? Kak Darian lebih baik full check gak sih? Dia sering banget loh tiba-tiba drop. Kayanya zaman dulu pas masih aktif UKM kita lebih capek dari ini tapi kakak gak pernah drop tuh.
Apa kakak stress karena persiapan S2?
Chriss
Gak usah mikir macem-macem. Wajarlah anak kost sesekali sakit, lagian lambung kita udah gak ada yang bener Nic.
Danica Aindrila
Iya juga sih.
Kak Darian gak boleh stress ya. Biar gak mudah lelah.
Aku sedih kamu kaya gini kak.
Darian Raphael
(Memandang Danica sambil tersenyum)

83. EXT. TAMAN KOTA ARLANDO — SORE

Darian duduk di bangku taman, sedang menunggu Danica. Tak lama kemudian, Danica datang.

Danica Aindrila
Hai.
(Sambil duduk di sebelah Darian)
Kak, is everything okay? Kakak ga ngerasa sakit kan?
Tumben ngajak ketemuan di taman. Biasanya mau kemana-mana pasti jemput.
Darian Raphael
Aku baik-baik aja Nic.
(Diam beberapa detik)
Nic, aku minta maaf.


Bersambung...


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar