Topeng Sakti Cantika
2. SCENE 6-10


EXT. RUMAH SANJAYA/TERAS DEPAN — PAGI

CAST : CANTIKA, SANJAYA, LAURA, DUA ORANG FIGURAN (TAMU)

Cantika masih terpaku. Tiba-tiba salah seorang dari 2 laki-laki itu tersenyum lebar, memamerkan sebaris giginya yang berantakan. Sementara temannya masih terdiam dengan wajah sangarnya.

TAMU 1
Hallo, nona cantiik!

Ragu-ragu Cantika membalas senyumnya.

CANTIKA
Hai, om.

Seorang laki-laki lain lalu berkata dengan tegas.

TAMU 2 -
Jangan basa-basi. To the point aja. Nanti kita dikira lemah.
TAMU 1
(berbisik) Habis, anak kecilnya cantik, Bos. Lucu dan gemesin.
TAMU 2
(membentak) Tutup mulut kamu!

Seketika, si lelaki menutup mulutnya. Cantika jadi luluh. Tidak takut lagi. Malah tertawa cekikikan.

CANTIKA
Om cari ayah atau bunda? Kalau bunda lagi masak. Tapi kalau ayah..
TAMU 2
(membentak, memotong) dua-duanya.

Cantika kaget dan mulai takut lagi. Dia mundur satu langkah, punggungnya menabrak dada Laura yang baru saja muncul dari dalam.

LAURA
Ada siapa, Can?

Laura dan kedua laki-laki itu beradu pandang.

LAURA cont’d
Maaf, Bapak-bapak ini ada keperluan apa? Tolong jangan bikin takut anak saya.

Bersamaan dengan itu dari arah pintu gerbang masuklah MARKUS SANJAYA (atau Sanjaya, panggilan pak Jaya, Laki-laki. Ayah Cantika, arsitek handal, ganteng, kulit sawo matang, 40 tahun).

Sanjaya berpakaian olahraga. Habis jogging di hari Minggu. Dia langsung mengenali kedua orang itu.

SANJAYA
Bapak-bapak ini kenapa datang ke rumah saya? Kan sudah disepakati waktu di kantor.

Kedua tamunya berpaling ke arah Sanjaya. Laki-laki bergigi berantakan memberikan selembar amplop coklat panjang.

TAMU 2
Saya Cuma mau ngingetin Anda. Waktu anda tinggal 3 hari lagi untuk segera meninggalkan rumah ini. Kalau nggak..
SANJAYA
(memotong, pasrah)saya tahu, pak.
TAMU 2
Bagus. Kalau begitu, saya permisi.

Sanjaya mengangguk. Kedua orang tamu itu berlalu. Cantika memandang ayah bundanya bergantian.

CANTIKA
Maksud mereka meninggalkan rumah ini apa bun, yah?

Sanjaya dan istrinya saling pandang.

LAURA
Mm, bunda mau jelaskan.

Tapi Cantika keburu kesal lalu lari meninggalkan kedua orang tuanya menuju kamar.

SANJAYA
(memanggil) Cantikaa. Bunda belum selesai bicara.

Cantika tidak menggubris.


CUT TO


INT. RUMAH SANJAYA/DEPAN KAMAR CANTIKA — PAGI

CAST : LAURA

Laura mengejar Cantika sampai ke kamarnya. Cantika menutup pintunya dengan kasar dan langsung menguncinya dari dalam. Laura terus meminta agar dibukakan pintu oleh Cantika.

LAURA
Cantikaa tolong buka pintunya, Nak.


CUT TO


INT. RUMAH SANJAYA/KAMAR CANTIKA — PAGI

CAST : CANTIKA

Cantika berdiri di belakang pintu.

CANTIKA
(marah) Bunda pergi aja. Cantika nggak mau sama bunda.

Lalu Cantika membanting tubuhnya ke atas tempat tidur.


CUT TO


INT. RUMAH SANJAYA/DEPAN KAMAR CANTIKA — PAGI

CAST : LAURA

Laura masih memohon di depan pintu kamar Cantika.

LAURA
(bicara lembut) Cantika, bunda minta maaf. Tapi kita harus bicara, sayang. Cantikaa! Ayolah, buka pintunya.

Laura mulai sedih karena pintunya masih tertutup rapat.


CUT TO


INT. RUMAH SANJAYA/KAMAR CANTIKA — PAGI

CAST : CANTIKA

Cantika ngambek. Dia berguling di tempat tidur, sambil menutup telinganya dengan bantal. Dia pun menangis.

CANTIKA
(teriak)Cantika nggak mau denger! Ayah Bunda pembohong!

Cantika semakin kencang menangis. 


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar