The Insurance
5. 05

13. EXT. CURUG GEMAWANG – SORE HARI

Cast : Arya, Wahib, Dika, Rona, Lidya, extras

Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Curug Gemawang. Mereka berlima pergi menggunakan mobil milik ayahnya Dika. Sementara motor Arya dititipkan kepada pemilik warung makan Sukahati. Tujuannya agar mereka menghabiskan waktu bersama lebih lama.

Rona turun dari mobil penumpang disusul Lidya dan terakhir Arya. Wahib duduk di depan berdampingan dengan Dika yang jadi supir. Dika turun terakhir karena harus memarkirkan mobil terlebih dahulu.

Rona merentangkan kedua tangannya sembari menghirup oksigen banyak-banyak. Diikuti oleh Lidya yang berdiri di sampingnya. Mereka tertawa kemudian.

WAHIB

Mau jalan-jalan ke atas dulu?

Arya menoleh ke arah Wahib.

ARYA

Boleh. Ntar tinggal main air di bawah. Gimana?

RONA DAN LIDYA

Setuju!

Dika yang baru saja datang sembari menyelipkan dompet ke dalam saku celana bagian belakang meresponnya dengan gelengan kecil. Ia menyerahkan 5 lembar tiket kepada penjaga. Begitu diterima, mereka langsung masuk ke lokasi wisata.

Arya menggandeng tangan Lidya karena gadis itu tertinggal di belakang. Wahib berjalan terlebih dahulu diikuti oleh Rona yang aktif berloncat ria di tempat. Sementara Dika berjalan di belakang Arya dan Lidya dengan tangan dijejalkan ke dalam saku celana. Mereka berjalan menaiki anak tangga, menuju pendopo kayu yang tersedia di atas sana.

LIDYA

Bawa kamera gak, Ar?

Arya menoleh ke arah Lidya.

ARYA

Yah … lupa.

LIDYA

Gimana, sih lo! Kan udah gue ingetin tadi.

ARYA

Ya maap ‘kan buru-buru. Pakai ponsel gue aja deh. Kameranya gak kalah bagus. Lo mau foto di mana emang?

LIDYA

Ntar. Gue belum nemu spot foto yang bagus.

DIKA

Kalian pacaran?

Mendengar ucapan dari belakang mereka, sontak Arya dan Lidya langsung melihat ke belakang. Mendapati Dika yang memasang wajah datar tanpa ekspresi. Lidya tersenyum lalu menggeleng.

LIDYA

Kita temenan. Belum lama juga ya, Ar. Belum ada setahun.

Arya mengangguk menimpali. Dika ber-oh-ria sembari mengangguk-anggukan kepalanya.

LIDYA

Oh ya, boleh kenalan? Lo daritadi diem terus.

DIKA

Biasa. Nama gue Dika.

LIDYA

Gue Lidya. Makasih ya udah ngajakin gue plus bayarin gue sekalian.

Lidya berinisiatif mengulurkan tangannya ke arah Dika. Pria itu segera menjabatnya lalu tersenyum tipis. Lidya yang melihat senyum itu mendadak salah tingkah.

DIKA

No problem.

Lantas, jabat tangan mereka pun terlepas.

Lidya kembali melihat depan. Mendadak ia berteriak heboh ketika mendapati air terjun usai menaiki anak tangga. Berulang kali ia menunjuk air terjun yang dipadati beberapa pengunjung tengah berfoto. Arya yang paham situasi langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

ARYA

Gantian, Lid. Antre!

LIDYA

Nerobos ini aja udah. Lo diem aja, nurut sama gue!

Arya hanya berdecak kesal melihat sifat kerat kepala Lidya. Ia tetap menuruti keinginan gadis itu untuk jadi fotografer dadakan. Setelah puas berfoto ria, Lidya pergi ke pendopo untuk beristirahat diikuti Arya.

LIDYA

Bagus gak? Gue gak mau pose lagi.

Arya tertawa lalu menyodorkan kameranya ke arah Lidya. Gadis itu melihat hasil jepretan Arya.

LIDYA

Ya … mayanlah buat harga gratisan.

Arya memukul lengan Lidya.

ARYA

Hina terus! Masih untung gue fotoin. Bersyukur lo!

LIDYA

Iye-iye, kok malah sewot? Gak jadi bilang makasih deh.

Arya memilih diam sembari mengedit foto Lidya sementara gadis itu asik tertawa melihat Rona berusaha menjahili Dika yang sedari tadi diam. Wahib turut membantu usaha Rona dengan menggelitiki tubuh Dika di atas bebatuan besar. Mereka bertiga tertawa bersama.

LIDYA

Eh, gue ke kamar mandi dulu, ya. Kebelet.

ARYA

Sono! Apa lo minta gue temenin?

LIDYA

Enak aja! Yang ada lo bintitan ntar karena ngintipin gue!

Arya tertawa mendengar celutukan Lidya. Lantas, gadis itu segera pergi dari pendopo. Menuruni anak tangga untuk sampai di kamar mandi umum.

Sesampainya di bawah, ternyata kamar mandi dekat pos penuh dan panjang antreannya. Ia pun berjalan mengitari tempat itu dan berakhir bertanya ke penjaga.

LIDYA

Pak, ada kamar mandi lain selain ini?

Penjaga yang tengah berjongkok langsung berdiri mendengar perkataan Lidya. Gadis itu tersenyum sembari menunjuk toilet yang sudah dipenuhi wisatawan tengah mengantre.

PENJAGA

Ada, Mba tapi jauh. Mba lurus aja nanti ada belokan ke kiri Mba belok deh. Nanti di sana ada rumah warga. Nah, Mba bisa tanya-tanya ke warga sana. Ada kok kamar mandi umum alternatif di sana.

Lidya mengangguk-anggukan kepalanya berusaha paham. Ia tersenyum lagi.

LIDYA

Makasih ya, Pak.

PENJAGA

Sama-sama, Mba.

CUT TO

14. EXT. HALAMAN KOS – SORE HARI

Cast : Sino, Anes, Moka, extras

Anes baru saja menginjakkan kaki di pekarangan kosannya setelah memarkirkan motornya di bawah pohon jambu. Melangkah mendekati kosan dengan kaki terseok-seok dan muka lemas. Moka yang saat itu sedang memanasi mobil pun mendongak ke arah Anes.

MOKA

Lemes amat, Nes. Baru pulang kerja lo?

ANES

Hooh. Capek banget sumpah.

MOKA

Mau es teh gak? Itu masih ada sisa di ceret teras rumah gue. Ambil, gih!

ANES

Mager, Ka. Ambilin, ya! Lo kayak gak lihat kondisi gue sekarang yang lagi sekarat.

Moka tertawa. Ia menutup pintu mobil bagian kemudi lalu pergi ke teras rumahnya guna mengambil ceret berisi es teh. Kasihan juga lihat Anes berjalan seperti mayat hidup. Ia pun menghampiri gadis itu dan menaruh ceret miliknya di atas meja teras.

Anes duduk di kursi kayu milik ibu kos. Ceret berisi es teh buatan Moka segera ia minum tanpa menggunakan gelas. Sendawa kecil disusul ucapan syukur terlontar dari mulut Anes. Moka terkekeh melihat itu.

MOKA

Temen lo mana? Bukannya berangkat bareng lo tadi?

ANES

Oh, liburan dia bareng temen polisinya.

MOKA

Wih, keren punya temen polisi.

ANES

Calon gebetan gue tuh.

Keduanya tertawa sejenak.

MOKA

Halu mulu lo! Move on dari mantan aja masih susah gayaan mau nyari gebetan.

ANES

Ye! Biarin, sih suka-suka gue.

MOKA

Iyain deh. Gue pergi dulu, ya. Itu ceret lo cuci sampai bersih terus kembaliin ke rak piring rumah gue.

ANES

Emak lo di rumah kagak?

MOKA

Kagak. Masuk aja kayak sama siapa.

ANES

Ya ntar kalau gak lupa. Lo mau ke mana emangnya?

MOKA

Piknik. Bosen gue di rumah terus.

ANES

Ada duit lo?

MOKA

Dibayarin Sinolah!

ANES

Idih, gak modal banget morotin duit temen.

MOKA

Sok iye lo! Udahlah gue sibuk. Bye!

Moka berjalan menuju mobil miliknya dan masuk ke bagian kemudi. Sino sudah stand by di dalam mobil sedari tadi. Perlahan, mobil melaju membelah jalan.

Anes yang berhasil meneguk habis es teh buatan Moka pun masuk ke dalam kosan sembari membawa ceret tersebut.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar