The Insurance
3. 03

06. EXT. PARKIRAN – SORE HARI

Cast : Anes, Lidya, extras

Lidya menggantung kresek belanjaannya di gantungan bawah stang motor. Anes memakai helmnya dan menuntun motornya keluar dari garis parkir.

ANES

Siapa, Lid?

LIDYA

Temen.

ANES

Gue kira pacar. Gebet boleh?

LIDYA

Sok atuh. Untung jomlo dia.

ANES

Kenal di mana lo?

LIDYA

Gak sengaja ketemu waktu hangout bareng temen SMA.

ANES

Oalah, gitu. Mayan tau dapetnya cogan.

LIDYA

B aja kok haha.

Begitu motor yang ditumpangi Anes berhenti di pinggir jalan, Lidya pun naik ke boncengan. Kantung kresek berisi makanan yang dibeli Anes tadi beralih dipegang Lidya agar tidak tumpah isinya. Anes pun membawa motornya melaju ke jalan raya.

CUT TO

07. EXT. DEPAN KOS – SORE HARI

Cast : Anes, Lidya, Salma, Moka, extras

Motor Anes memasuki pekarangan kosan putri milik mba Salma. Lidya turun dari boncengan bertepatan dengan keluarnya mba Salma dari dalam kosan. Ia melempar senyum ramah sembari membungkukkan badannya. Sementara Anes memarkirkan motornya di bagasi belakang rumah.

Mba Salma menghampiri Lidya sembari mencoba memasukkan kakinya ke dalam high hels hitam. Setelan batik dengan rambut diikat setengah membuat penampilan mba Salma kian menawan.

SALMA

Mau ngekos di sini apa, Mba?

Lidya melempar senyum canggung.

LIDYA

Engga, Mba maaf. Saya temennya Anes. Mau numpang nginep di sini gak apa-apa?

SALMA

Oh, temennya mba Anes. Iya, Mba gak apa-apa. Ya udah kalau gitu saya pamit, ya mau kondangan.

Lidya mengangguk. Lantas, mba Salma pun pergi dari hadapannya. Berganti dengan muka Anes yang terlihat menyebalkan di mata Lidya. Gadis itu merotasikan bola matanya.

ANES

Dapet izin, kan?

Lidya menangguk lagi.

LIDYA

Hm. Malu tau waktu ditanyain, ‘mau ngekos di sini, Mba?’ gitu.

Anes tertawa.

ANES

Enak dapet pemilik kos kayak mba Salma. Langsung masuk aja, yuk ah! Gue udah laper dari tadi belum makan.

LIDYA

Belanjaan gue diambilin juga, bege! Main lo tinggal aja di motor. Digondol orang gue yang rugi.

Anes menoleh ke arah motornya lalu meringis. Dengan langkah kecil, ia berlari menghampiri motornya untuk mengambil kresek belanjaan Lidya. Sedangkan Lidya berjalan menuju pintu utama kosan mba Salma—menunggu Anes juga.

ANES (VO)

Oy, Ka! Baru bangun tidur lo?

Samar-samar, Lidya mendengar suara Anes dari balik tembok. Tampaknya, Anes sedang berbincang dengan seseorang di sana. Lidya yang tak ingin kelamaan menunggu akhirnya menghampiri Anes di samping rumah.

Tampak sosok pria mengenakan kaos dalam dipadu dengan kolor bercorak sapi tengah menguap di ambang pintu. Muka bantal dan gaya rambut sarang burung mampu membuat Lidya terkekeh di tempatnya.

MOKA

Yoi. Bawa apaan lo? Makanan? Bagi sini!

ANES

Enak aja! Gue gak bawa makanan. Ini isinya kebutuhan cewek. Emang lo make?

Moka menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

MOKA

Kalau dikasih bakal gue pakai.

ANES

Mohon maap gue kagak minat.

Sadar akan keberadaan Lidya di sana, Anes bergegas menghampirinya sembari memamerkan senyum. Lidya membalasnya dengan dengusan kecil.

LIDYA

Buruan masuk ah. Gue capek daritadi belum istirahat.

ANES

Iya, say maap. Itu si Moka dateng-dateng ngajak gelud. Tau sendirilah emosi gue suka kepancing sama hal-hal sepele.

Anes memimpin jalan masuk ke dalam kosan sementara Lidya mengekor di belakangnya.

CUT TO

08. INT. KOS – SORE HARI

Cast : Lidya dan Anes

Ruangan minimalis dengan beragam hiasan kayu terpampang di hadapan keduanya. Berulang kali Lidya berdecak kagum dibuatnya. Terlampau senang melihat barang-barang klasik dari leluhur mereka. Bahkan telunjuknya sengaja menyentuh patung gagak dari kayu yang dipajang di atas meja.

ANES

Jangan dipegang, Lid! Diamuk penunggunya baru tau rasa.

Sontak, senyum di wajah Lidya pudar. Berganti wajah masam lantaran mendengar ucapan dari Anes barusan.

LIDYA

Emang lo kenal sama penunggunya?

ANES

Kenallah orang tinggal serumah sama gue.

Sadar Anes baru saja mengerjainya, Lidya langsung memukul lengan temannya itu hingga sang empu mengaduh kesakitan.

Mereka sampai di depan pintu kayu bertuliskan nama Via Anesta. Sang pemilik kamar segera membuka pintu lalu masuk disusul Lidya. Dekorasi minimalis gaya Korea langsung menyapa hangat sang pemilik kamar. Lantas, Anes langsung menjatuhkan diri ke atas kasur kesayangannya.

Lidya hanya geleng-geleng kepala. Diletakkannya kantung kresek berisi makanan di atas meja dengan hati-hati. Tak lupa ia mengecek isinya barangkali tumpah selama di perjalanan. Untungnya tidak. Lidya juga menaruh tasnya di dekat lemari pakaian Anes. Langkah selanjutnya, Lidya menyusul Anes bermanja ria di atas kasur.

ANES

Mau makan dulu apa mandi dulu?

LIDYA

Gue udah mandi. Lo mandi dulu sana!

ANES

Makannya bareng tapi. Tungguin gue mandi!

LIDYA

Iya. Gue tidur bentar. Capek sumpah.

ANES

Oke, siap.

Lantas, Anes pun bangkit. Melepas pashmina yang melilit kepalanya lalu keluar dari kamar.

CUT TO

09. EXT. TERAS RUMAH MOKA – MALAM HARI

Cast : Moka, Sino, Anes, extra

Malamnya, rumah Moka ramai karena kedatangan teman-temannya. Ia mempersilakan mereka masuk namun lebih memilih duduk di luar sembari menikmati angin malam. Ditemani secangkir kopi, cemilan, beserta rokok, obrolan mereka berlangsung lama.

Saat sedang asik tertawa, tak sengaja Moka melihat Anes keluar dari kosan sembari merapatkan cardigan rajut berwarna kunyit.

MOKA

Woi, Nes! Mau ke mana?

Anes menoleh dengan tampang cengo. Pada detik berikutnya, senyum di wajahnya terbit karena melihat teman-teman Moka yang ikut memandang dirinya.

ANES

Warung, Ka.

MOKA

Perasaan lo tadi beli banyak deh. Mau beli apalagi?

ANES

Itu si Lidya kedatangan tamu bulanan. Lupa gak nyetok, gue jadi terpaksa beli deh.

MOKA

Oh. Beliin kopi buat gue jugalah. Mau gadang ini.

ANES

Ye! Gue kira bakal ditawarin nongki. Taunya malah jadi babu lo.

Moka tertawa puas lalu bangkit. Merogoh saku celananya yang tidak berduit.

MOKA

Seh. Duit gue raib, bre. Bayarinlah!

Anes menganga kehilangan kata-kata. Lantas dengan penuh kesabaran, Anes berusaha menolak permintaan Moka.

ANES

Ya mohon maap, bre. Gue juga bokek. Duit gue udah habis, mana ini diporotin sama Lidya juga. Ngopinya kapan-kapan lagi deh. Lagian, lo juga udah ngopi. Inget usus lo!

MOKA

Apa hubungannya sama usus, bambang!

ANES

Maksud gue lambung, geblek! Lidah gue kesleo barusan. Ah udahlah! Bete gue ngomong sama lo.

Saat hendak pergi, Sino berusaha menahannya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Anes yang sudah berdiri di tepi jalan. Menyerahkan selembar uang berwarna biru ke arah gadis tersebut.

Alis Anes bertaut bingung melihat maksud kedatangan Sino.

SINO

Pakai uang gue aja. Minta tolong beliin, ya. Sisanya buat lo.

Mendengar hal itu, mata Anes langsung berbinar. Ia menerima uang pemberian dari Sino dengan baik.

ANES

Seriusan? Makasih banyak, lho. Mau beli berapa renteng?

SINO

Serenteng aja. Masih ada sisa, kan?

ANES

Masih. Masih banyak malah. Sekalian beli apalagi?

SINO

Udah sisanya buat bayar jasa lo. Makasih, ya.

ANES

Yoi, masama.

Lantas, Sino kembali ke teras rumah Moka sedangkan Anes langsung lari ke warung depan kos.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar