The Insurance
1. 01

Establish shot

Malam hari di tengah-tengah tumbuhan ilalang, terkapar sosok perempuan tak berdaya dengan leher tersayat dan kelopak mata terbuka. Napasnya tersendat kala segerombolan semut api bergegas mendekatinya karena mencium bau amis di sekitar lehernya. Lantas dengan mulut terbuka, dia berusaha menjerit meminta pertolongan.

TITLE

CREDIT TITLE

MONTAGE

Terdengar bunyi sirene ambulan yang mendekat ke kawasan garis polisi. Begitu pintu belakang dibuka oleh perawat, polisi yang ada di sana langsung membawa mayat itu ke dalam ambulans.

Wartawan yang bertugas meliput kasus kali ini sudah stand by di tempat sembari memegang mikrofon. Begitu acara live dimulai, dia langsung menjelaskan kejadian hari ini.

“Selamat malam semuanya di mana pun kalian berada. Kembali lagi dengan saya Seno Marsena di acara 5 Menit Indonesia Berbicara. Saat ini saya sedang berada di desa Jepara Kulon, kecamatan Binangun, kabupaten Cilacap, provinsi Jawa Tengah. Telah ditemukan sosok mayat laki-laki berumur 30 tahun di salah satu rumah warga berinisial M. Pihak kepolisian mendapat laporan dari warga setempat terkait bau busuk yang tercium dari rumah tersebut. Menurut warga sekitar, sang pemilik rumah sudah lama tidak pulang ke tempat itu. Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda pembunuhan pada tubuh korban.”

Sosok perempuan mengenakan potongan baju zebra berlengan pendek dipadu dengan celana putih setengah lutut tengah menonton siaran televisi di atas brankar. Menampilkan berita terkini terkait mayat yang ditemukan di salah satu rumah warga. Lehernya terbungkus rapi oleh perban.

Lantas, dia berteriak, “Bukan. Bukan dia!”

FADE OUT

FADE IN

01. INT. RUMAH LIDYA – SORE HARI

Cast : Lidya, Ghina, Oliv, extras

Lidya membuka pintu rumahnya dengan wajah lelah. Ia baru saja pulang dari tempat kerja dan langsung disambut oleh sindiran keras oleh sang ayah. Belum lagi tangis adik bungsunya—Oliv turut memperkeruh keadaan.

MARTO (VO)

Udah kerja, ngurus anak juga. Capek aku. Kamu aja yang kerja sana biar aku yang ngurusin Oliv! Kerja gak bisa, ngurusin anak juga gak bisa. Apa harus aku semua yang ngerjain? BPJS, pajak, cicilan juga belum dibayar. Aku lagi gak ada uang. Tak pergi aja dari rumah biar tau rasa.

INA (VO)

Oliv, sini! Jangan gangguin Bapak kerja.

Oliv tak mendekat ke arah Ina. Terus menangis dan semakin menjadi. Lidya yang kepalang pusing memilih untuk masuk ke dalam kamar lalu menguncinya.

Di dalam, Lidya langsung mengempaskan tubuhnya ke kasur. Menggeliat mencari kenyamanan demi melepas penat. Kelopak matanya terpejam. Saat hendak terlelap, ponsel di dalam saku celananya bergetar. Lidya mengurungkan niatnya untuk tidur dan segera mengambil ponselnya. Sebuah pesan masuk di bawah tulisan panggilan ditolak.

Lidya : Halo, Nes. Ada apa nelpon?

Anesta : Qtime, yuk! Gue gabut sumpah.

Lidya : Capek gue baru pulang. Kerjaan juga numpuk. Mana bokap gue marah-marah terus. Gak betah gue di sini.

Anesta : Makanya ngekos bareng gue. Mau nginep sini gak? Mumpung ibu kos lagi pergi ke rumah saudara.

Lidya : Lo sendirian berarti.

Anesta : Engga. Tetangga gue yang bujang itu kadang ngajak temen kalau malem. Rame, cuy.

Lidya : Maksud gue di kos lo, Nes.

Anesta : Oh, engga. Mba Salma gak ikut ibu ke rumah saudara. Jadi cuma gue sama mba Salma doang yang di sini. Gimana? Mau gak? Gue jemput deh.

Lidya : Hm … oke deh. Gue packing dulu. Lo jangan ngebut ke sininya. Lewat belakang kek biasa.

Anesta : Beres deh.

Panggilan pun terputus.

Lidya beranjak bangkit usai melempar ponselnya ke atas bantal. Berusaha melawan rasa lelah, ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Baju formalnya berganti menjadi hoodie putih bertuliskan ‘Love Yourself’ juga rok pendek berwarna hitam-putih.

Barulah Lidya mengambil beberapa pakaian dari lemari dan memasukkannya ke dalam tas punggung. Skincare dan berkas-berkas penting yang ia butuhkan dibawa serta. Ponsel yang semula terkapar lemah di atas bantal ia selipkan ke dalam saku celana. Setelahnya, ia keluar dari kamar.

INA

Mau ke mana, Lid? Baru pulang ‘kan kamu?

LIDYA

Ke rumah temen. Banyak kerjaan, Ma.

INA

Temen siapa? Ngapain ke sana?

Lidya berdecak sembari merotasikan bola matanya. Ia menghampiri ibunya yang sedang duduk di sofa ruang tengah sembari memangku Oliv.

LIDYA

Anes. Pusing aku di rumah. Yang ada kerjaanku gak kelar-kelar.

INA

Ya udah hati-hati. Jangan ngrepotin di rumah orang! Pergi naik apa?

LIDYA

Dijemput Anes. Bentar lagi sampai kok.

Ghina—ibunda Lidya mengangguk pasrah. Lidya pun menyalimi tangan ibunya sebelum pergi dari sana.

CUT TO

02. EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH LIDYA – SORE HARI

Cast : Lidya dan Anes

Sesampainya di halaman belakang rumah, Lidya duduk di atas pembatas jalan yang bawahnya berisi got. Jarinya dengan cekatan mengetik sesuatu di layar ponsel, mengabari Anes kalau dirinya sudah berada di tempat janjian mereka.

Anes : Gue lagi di pom. Sabar, say bentar lagi sampai kok.

Setelah mendapat kepastian dari temannya, Lidya memilih untuk melihat sekitar. Tidak banyak orang yang melintas di depannya mengingat halaman belakang rumahnya terhubung dengan gang kecil. Hanya ada beberapa rumah sederhana yang berdiri kokoh di sana. Penduduknya pun bisa dihitung jari.

Deru knalpot perlahan mulai terdengar mendekat ke arah Lidya. Hapal dengan suara itu, Lidya pun bangkit dan berjalan ke pinggir jalan. Selang beberapa detik, motor Anes berhenti di hadapan Lidya. Gadis itu langsung duduk di boncengan.

ANES

Mau langsung ke kos apa mampir beli makan dulu? Gue gak ada stok makanan di kos.

LIDYA

Ya udah mampir beli makan dulu sekalian ke Alfamart ya.

ANES

Oke, siap. Beli di warung makan deket kos-an gue aja. Depannya Alfamart, biar gak bolak-balik.

LIDYA

Terserah lo aja. Gue ngikut.

Usai berbincang sebentar, motor Anes berbalik arah lalu melaju dengan kecepatan pelan menuju kecepatan sedang. Selama perjalanan, keduanya tak banyak bicara.

CUT TO

03. EXT. JALAN RAYA – SORE HARI

Cast : Lidya, Anes, extras

10 menit berlalu, keduanya sampai di warung makan yang dimaksud Anes. Lidya bergegas turun dari boncengan agar Anes mudah memarkirkan motornya di dekat pohon rambutan.

Setelah memarkirkan motor, Anes berjalan menghampiri Lidya. Celana jeans panjang dan blouse hitam yang ia pakai sedikit memamerkan lekuk tubuhnya. Ia juga memakai pashmina plisket warna senada dengan blouse-nya.

LIDYA

Gue ke Alfa, ya. Lo pesenin gue makan biar gak kelamaan.

Anes mengangguk setuju sembari tersenyum.

ANES

Beliin gue masker, ya satu. Jadwalnya gue maskeran sekarang.

LIDYA

Oke. Makannya samain kayak punya lo.

ANES

Iya. Tau gue mah.

Lantas, keduanya berpisah di sana. Anes masuk ke warung makan untuk membeli makanan dan juga minuman, Lidya pergi ke Alfamart untuk membeli kebutuhan.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar