Ruangkala
9. Sang Penjaga #2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. HUTAN KERAMAT - SIANG

Anom, Taya, Putih dan Merah berjalan menuju ke lokasi yang ditunjukkan Jayanti. Tak lama, mereka melhat sebuah pohon beringin yang besar.

PUTIH

Besar sekali...

MERAH

Hiii merinding. Pasti penunggunya banyak.

ANOM

Itu karena badanmu memproduksi adrenalin akibat perubahan suhu. Nggak ada hubungannya sama penunggu. Bodoh kok dipelihara.

MERAH

.... Ngomong apa sih?

PUTIH

Kata nenek labunya ada di bawah pohon...

Putih mengelilingi pohon beringin dan menemukan dua buah labu tergeletak di bawah. Yang satu berukuran lebih kecil dari yang lain.

PUTIH

Ah! Ketemu!

Putih mengambil labu yang kecil, sementara Merah mengambil labu yang besar.

MERAH

Ayo kita segera pulang. Aku udah nggak betah.

ANOM (V.O.)

Udah nih gini doang? Kukira akan ada sesuatu yang besar.

PUTIH

Eh, Bang Anom kenapa?

ANOM

(bingung)
Hah? Kenapa apa?

PUTIH

Itu kok lengannya berdarah?

Anom melihat lengan kirinya dan menyadari ada darah yang mengalir.

ANOM (V.O.)

Eh? Kok berdarah?

Anom mengusap darah yang ada di lengannya.

ANOM (V.O.)

Sebentar... ini bukan darahku. Kenapa ada darah di sini?

Anom melihat ada tetesan darah di depannya. Kemudian Anom melihat ke atas. Seekor harimau raksasa yang penuh luka melihat ke arah mereka.

ANOM (V.O.)

Harimau?!

Harimau mengambil posisi untuk menerjang.

ANOM

LARII!!!

Harimau menerjang Anom. Anom berlari menghindar, diikuti Putih, Merah dan Taya. Harimau memandang tajam ke arah Anom.

ANOM (V.O.)

Ukurannya lebih besar dari si ular. Ini kesempatan bagus untuk uji coba kekuatan.

Anom memasang kuda-kuda untuk memukul.

TAYA

Anom, jangan! Itu Drupala?!

ANOM

Hah?! Apa lagi itu?!

TAYA

Drupala adalah hewan suci yang menjaga Upakyana.

ANOM

Kau bilang menjaga? Tapi gelagatnya mau nyerang lho?!

TAYA

Itu berarti ia menganggap kita sebagai ancaman... tapi kenapa?

ANOM

Apa ada hubungannya sama penyusup yang kalian bicarakan?

TAYA

Bisa jadi.

Harimau kembali menyerang Anom. Anom berhasil menghindar.

ANOM (V.O.)

Repot juga kalau nggak boleh nyerang gini.

Taya berusaha menggunakan kekuatannya, tapi tidak terjadi apa-apa.

TAYA (V.O.)

Masih belum?

Harimau yang masih berlari menghentikan pergerakan dengan kakinya, kemudian menerjang ke arah Putih.

MERAH

LARAS!!

Anom merasakan dengungan di kepalanya.

ANOM (V.O.)

Ugh... kenapa tiba-tiba?

Dengan sigap Merah berlari ke arah Putih hendak melindungi.

ANOM

Oi, Taya!

Taya mengeluarkan tusuk konde pemberian Jayanti dan mengangkatnya ke udara. Tiba-tiba dari dalam tanah muncul akar yang menahan pergerakan Harimau. Putih menatap Merah heran.

TAYA

LARI!!

Merah menarik tangan Putih kemudian lari sekuat tenaga. Anom yang mengikuti mereka berbalik sesaat melihat Taya.

TAYA

Bawa labu itu ke Nenek!! Aku akan menyusul!!

Anom sempat ragu, lalu melanjutkan langkahnya mengikuti Putih dan Merah.

Putih berlari sambil menatap ke arah Merah.

PUTIH

Terima kasih...

MERAH

Nggak usah kegeeran! Kalau kau kenapa-kenapa di sini, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah?!

PUTIH

(tersenyum)
.....

Harimau berusaha melepaskan ikatan akar yang melilit tubuhnya. Sambil tetap mengacungkan tusuk konde, Taya menghampiri Harimau. Taya menyentuh kepala harimau.

TAYA

Kau mengenaliku kan?

Harimau yang tadinya memberontak, tiba-tiba berubah tenang.

TAYA

Syukurlah kau sudah tenang. Sekarang katakan padaku, apa yang terjadi?


CUT TO:


INT. GOA KERAMAT - SIANG

Anom memasuki goa sambil berteriak.

MERAH

Woy!! Nenek Setan!!

PUTIH

Jangan begitu, Merah. Nggak sopan.

MERAH

Apa aku masih perlu sopan kepada orang yang mencoba membunuh kita dua kali?

PUTIH

.... Kita dengar dulu penjelasan dari Nenek. Pasti Nenek punya alasan.

MERAH

Kau ini selalu aja begitu! Lain kali aku tidak akan membantu.

ANOM

Sepertinya si nenek sedang pergi.

Anom, Putih, dan Merah baru menyadari bahwa goa dalam keadaan kosong. Terlihat 1 buah teko dengan 5 buah gelas tersedia di tempat jamuan.

PUTIH

Ada teh, masih hangat. Lebih baik kita istirahat dulu.

MERAH

Aku tidak sudi meminum apapun dari nenek sialan itu!

JAYANTI

Ohh, kalian sudah kembali.

MERAH, PUTIH, ANOM

WHOAAAA!!!!!

Merah, Putih dan Anom kaget melihat sosok Jayanti yang tiba-tiba muncul.

MERAH

Emang dasar nenek setan. Munculnya aja kayak setan. Bikin kaget tahu!!

JAYANTI

Kenapa kalian hanya bertiga?

ANOM

Taya menahan makhluk bernama Drupala yang mencoba membunuh kami.

JAYANTI

APA?! DI MANA IA SEKARANG?

TAYA

Aku di sini.

MERAH, PUTIH, ANOM, JAYANTI

WHOAAAAA!!!!

MERAH

Ni orang-orang pada punya masalah apa sih?! Sukanya ngagetin!

JAYANTI

Apa kau baik-baik saja?

TAYA

Kita perlu bicara empat mata.

Taya melihat ke arah Anom, seolah memberikan kode untuk memberinya dan nenek ruang bicara.

ANOM (V.O.)

Akhirnya, kesempatan untuk menyendiri.

Anom berjalan menuju sudut ruangan.

MERAH

Sayang mau ke mana?

ANOM (V.O.)

(merinding)
Oh iya! Aku lupa kalau masih ada mereka. Sial! Harus kusingkirkan... Eh, tunggu. Tiba-tiba aku ingin mencoba sesuatu.

ANOM

Aku mau istirahat sambil baca buku.

MERAH

Perasaan kau nggak bawa apa-apa...

ANOM (V.O.)

Mari kita lihat reaksi mereka...

Anom mengeluarkan Kitab Pranatama. Merah dan Putih terkejut. Bersamaan dengan itu, kepala Anom berdengung.

ANOM (V.O.)

Lagi... dengungan yang sama seperti di hutan. Sepertinya aku memang memicu sesuatu.

PUTIH

(mata berbinar)
Waahh!! Ternyata Bang Anom bisa sihir juga? Tapi aku belum pernah lihat sihir yang seperti ini.

MERAH

(agak males)
Aku juga baru pertama kali.

ANOM (V.O.)

Ternyata benar. Mereka nggak kaget karena aku bisa sihir, tapi lebih ke jenis sihir yang kugunakan.

ANOM

Apa kalian bisa sihir juga?

MERAH

Aku nggak tertarik. Cuma orang aneh yang belajar sihir.

ANOM (V.O.)

Terlepas aku masuk golongan aneh di matanya, baru kali ini aku sepakat dengan si merah.

MERAH

Tapi Putih bisa.

Kepala Anom berdengung lagi. Anom mulai membuka kitab sambil melanjutkan obrolan.

ANOM

Oh. Putih bisa sihir apa?

PUTIH

Kebetulan aku memiliki mustika Nira pemberian mendiang ibuku, jadi aku mempelajari sihir air. Tapi aku lebih tertarik memperdalam sihir penyembuhan.

ANOM (V.O.)

Cocok. Apa yang dia katakan juga sudah tertulis di kitab. Jadi ini yang dimaksud Taya dengan interaksi yang memperkaya cerita? Tapi... ada yang membuatku penasaran....

ANOM

Mustika?

PUTIH

Lho? Masa' Bang Anom nggak tahu mustika?

ANOM

Kalau nggak tahu emang kenapa?

PUTIH

Pada dasarnya, sihir adalah kemampuan untuk mengendalikan energi alam kan. Untuk bisa mengakses energi tersebut, manusia butuh mustika. Tanpa mustika, seharusnya manusia tidak bisa menggunakan sihir.

ANOM (V.O.)

Ohh, jadi begitu. Sekarang aku punya gambaran tentang sihir-sihiran ini. Kalau begitu...

ANOM

(menunjukkan tas pinggangnya)
Apa ini mustika?

PUTIH

Hmm... setahuku mustika selalu berbentuk batu. Seperti ini.

Putih menunjukkan kalung yang dikenakannya. Anom mengamati dengan seksama.

ANOM (V.O.)

Ini... ternyata sangat menarik...

MERAH

(kesal)
Oy! Bisa nggak sih ngomongin yang lain? Dasar orang-orang aneh.

ANOM (V.O.)

Cewek kurang ajar! Bisanya ngatain aku aneh!!

MERAH

Katanya kamu mau baca buku. Aku penasaran buku apa yang kamu baca.

ANOM (V.O.)

Oh iya, ada satu hal lagi yang seharusnya kucoba.

Anom membuka kembali kitabnya.

ANOM (V.O.)

(terkejut)
Tunggu... kenapa jadi banyak info baru gini?
(membaca beberapa kalimat)
Eh... Hah?! SERIUS?!!

MERAH

(mengambil kitab Anom)
Apa sih? Kok kayaknya seru...

ANOM

Woy!!

Merah membuka kitab dan heran karena hanya melihat halaman kosong.

MERAH

Kamu baca apa? Bukunya kosong gini... Lihat deh Putih.

ANOM (V.O.)

Eh?

Putih mengamati kitab dengan seksama. Raut wajahnya terlihat tegang.

PUTIH

.... Iya kosong.

ANOM (V.O.)

Mereka... nggak bisa baca kitab itu?


CUT TO:


INT. BILIK NENEK - SIANG

TAYA

Apa Nenek menemukan sesuatu?

JAYANTI

Saya merasakan ada residu sihir di sebelah Timur hutan, tapi aku tidak bisa melacak penggunanya.

TAYA

Orang ini bisa menetralkan sihir, mengendalikan Drupala, bahkan menghilangkan jejak sihir.

JAYANTI

Sungguh, ini adalah kemungkinan terburuk. Aku tidak yakin, tapi sepengetahuanku, hanya satu orang yang mampu melakukan semua itu.


CUT TO:


EXT. HUTAN KERAMAT - SIANG

Sesosok pria berjubah berdiri di atas pohon mengamati ke arah Goa Keramat.

JAYANTI {V.O}

Candhala.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar