Ruangkala
4. Upakyana
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. HUTAN - PAGI (FLASHBACK)

Seorang gadis kecil berambut pendek (LARAS) sedang duduk di depan sebuah nisan menangis sendirian. Seorang gadis berambut panjang (WULAN) datang menghampiri si rambut pendek.

WULAN

Jangan nangis lama-lama, Laras. Kamu nggak mau kan ibumu sedih di langit sana melihat kamu menangis?

LARAS

(mendongak ke Wulan)
Ibu masih bisa lihat aku?

WULAN

(tersenyum)
Iya, ibuku bilang gitu.

Wulan mengulurkan tangannya ke Laras dan tersenyum hangat. Laras menatap Wulan dengan mata berair. Tangannya meraih tangan Wulan lalu berdiri. Laras mengelap sisa air matanya dan tersenyum. Wulan menarik tangan Laras untuk mengajaknya bermain.

WULAN

Jangan sedih lagi, Laras. Aku janji akan selalu ada buat kamu. Mulai sekarang, aku yang akan melindungimu.

LARAS

Terima kasih, Wulan.


FADE TO BLACK


EXT. HUTAN - SIANG (BACK TO PRESENT)

Pilar cahaya muncul di tengah hutan. Anom keluar dari cahaya.

ANOM

Uaaaghhh...

ANOM (V.O.)

Aku mau menganggap ini cuma VR, tapi sensasi mual ini terlalu nyata.

Anom melihat area sekitarnya.

ANOM (V.O.)

Di mana lagi ini?! Lho? Bajuku?!

Baju Anom berubah bernuansa fantasi.

TAYA (O.S.)

Ketika Sang Terpilih memasuki Purana, pakaian Anda akan menyesuaikan dengan Upakyana terkait.

Taya muncul dari balik cahaya.

ANOM (V.O.)

Cih, perempuan ini ngikut juga?

Taya mengeluarkan cahaya dari tangan kirinya dan memunculkan buku bersampul burung hantu.

TAYA

Ini adalah Kitab Pranatama, memuat segala informasi yang berkaitan dengan alur cerita di Upakyana yang bersangkutan.

Taya memasukkan buku tersebut ke dalam kantong yang berada di pinggang Anom.

ANOM

(panik)
H-Hey! Kamu ngapain?! Geli-hahaha!! HEY!!

TAYA

Sekarang, ulurkan tangan Anda ke depan dan bayangkan bahwa Anda sedang memegang buku tadi.

ANOM

(kesal)
Cih!

Dengan berat hati Anom melakukan apa yang diperintahkan Taya. Dalam sekejap buku burung hantu muncul di tangan Anom. Anom terkejut heran.

ANOM (V.O.)

(kaget)
Y-yang bener aja?! Please jangan bilang kalau ini....

TAYA

Yang ada di pinggangmu adalah kantong yang sudah dilengkapi dengan sihir dimensi.

ANOM (V.O.)

Beneran sihir?!

TAYA

Selama memakainya, Anda bisa memanggil benda apa pun yang berada di dalam kantong hanya dengan membayangkan saja. Jika sudah selesai digunakan, Anda cukup membayangkan benda tersebut menghilang, maka ia akan kembali ke kantong.

Anom mempraktekkan arahan Taya dan kitab di tangan Anom menghilang dalam sekejap.

ANOM (V.O.)

(menangis dalam hati)
Menyedihkan... bahkan aku tidak punya pilihan selain menganggap sihir nyata.

TAYA

Setelah ini, Anda hanya perlu mengikuti arahan dari kitab tersebut dan memastikan bahwa peristiwa yang tertulis di kitab benar-benar terjadi. Kitab Pranatama akan merekam seluruh peristiwa yang disaksikan oleh Sang Terpilih. Saat Anda sampai di akhir cerita, Batu Kori akan muncul dan portal kembali ke Ruangkala akan terbuka.

ANOM (V.O.)

Berhenti melogikakan, Anom. Anggap saja perempuan ini... Si Freak Nusa versi cewek.

TAYA

Langkah pertama, Anda harus menemukan para Lakon Utama terlebih dahulu. Jadi sebaiknya kita akan mulai bergerak.

Taya berjalan meninggalkan Anom. Anom masih berusaha menenangkan diri.

ANOM (V.O.)

(mengatur nafas)
Nusa versi cewek... Nusa versi cewek... Nggak bisa. Perempuan ini lebih freak dari Nusa!!!

Anom mengikuti Taya, masih sambil mengatur pikirannya. Taya hanya diam. Setelah agak kondusif, Anom mulai bermain dengan sihir dimensi, memunculkan dan menghilangkan buku berkali-kali.

ANOM (V.O.)

Jadi.... ini sihir? Apapun sebutannya, ternyata praktis juga.

Setelah bosan, Anom mulai mengamati Kitab Pranatama.

ANOM (V.O.)

(melihat cover)
Bukannya ini burung hantu yang tadi?

Anom membuka kitab.

INSERT Tulisan dalam buku :

Halaman 1 - Banarawa

Halaman 3 - Lakon Utama: Bawang Putih, Bawang Merah, Ibu Tiri

ANOM (V.O)

Nama-nama dan cerita ini.... kayak familiar...

BACK TO SCENE

Anom membuka halaman berikutnya.

INSERT Tulisan dalam buku :

Halaman 4 - Pembuka: Setelah kehilangan Ayahnya, seorang gadis hidup bersama ibu dan saudari tirinya yang memperlakukannya layaknya budak.

BACK TO SCENE

ANOM (V.O.)

Ah... aku ingat. Ini adalah cerita yang paling aku benci.

Anom membuka halaman berikutnya, tetapi semuanya kosong.

ANOM (V.O.)

(kesal)
Semua kosong... Cuma perlu mengikuti petunjuk di kitab katanya! Apa perempuan ini mempermainkanku?

INSERT FLASHBACK

Anom kecil menunduk dikelilingi teman-temannya.

TEMAN ANOM 1

Temen-temen, masa' si Anom percaya kalau pegasus ada beneran.

TEMAN ANOM 2

Ahahaha bego banget si Anom.

TEMAN ANOM 3

Nggak usah teman sama Anom! Dia halu!

TEMAN ANOM 4

Iya! Dasar anak halu!

TEMAN-TEMAN ANOM

Anak halu! Anak halu! Anak halu!

BACK TO SCENE

ANOM (V.O.)

Ah... aku udah nggak kuat.

ANOM

(agak berteriak)
Waah, kitab ini sangat membantu sekali. Aku merasa sangat tercerahkan. Lihat, isinya kosong, sama kayak omongannya siapa ya?

TAYA

Halaman kosong dalam kitab tersebut akan terisi sejalan dengan perjalanan Anda.

ANOM

Oh, waw. Kitabnya bisa menulis sendiri? Aku kaget. Kok bisa sih? Oh iya, ini kan kitab sihir-

Taya berhenti, berbalik badan dan memandangi Anom dengan wajah sedih.

ANOM

(menatap tajam)
.... Kenapa liat-liat?

TAYA

(tersenyum)
Akhirnya Anda bisa mengungkapkan isi kepala Anda.

ANOM

(tertohok)
.....

TAYA

Tidak apa-apa. Selama Anda berada di sini, Anda terlepas dari segala ekspektasi dan luka yang menghantui Anda selama ini. Anda bisa jadi diri sendiri.

TAYA

(tersenyum)
Saya sangat berharap untuk bisa mendengar lebih banyak isi kepala Anda.

Wajah Anom memerah.

ANOM (V.O.)

.... D-Dia malah seneng?! Fix, perempuan ini jauh lebih freak dari perkiraan!!!

Taya dan Anom melanjutkan perjalanan menyusuri hutan. Tanpa mereka sadari, mereka sudah berjalan hingga ke tepi hutan yang ternyata terletak di sebuah bukit. Taya menunjuk ke bawah bukit.

TAYA

Di situ, tujuan pertama kita.

Terlihat sebuah desa yang tak begitu jauh dari lokasi Taya dan Anom.


CUT TO:


EXT. PASAR - PAGI

Pasar terlihat sangat ramai. Anom dan Taya berjalan menyusuri keramaian. Semua mata wanita tertuju pada Anom, sementara mata para pria tak bisa lepas dari Taya. Berkali-kali Anom mencoba memalingkan dan menutupi wajahnya, terlihat sangat tidak nyaman. Sementara Taya melenggang dengan mantap.

ANOM

Kenapa nggak lewat tempat yang lebih sepi aja sih?

TAYA

Pasar adalah sumber pertukaran barang, termasuk informasi. Bukankah ini tempat paling ideal untuk mencari orang?

ANOM

Seenggaknya biarkan aku menggunakan baju lamaku.

BRAKK!!

Tiba-tiba terdengar suara peti yang dibanting. Isinya berhamburan. Tampak dua pria sedang berkelahi. Yang satu berbadan besar, mendominasi pria lain yang berbadan kecil dan bertudung.

PRIA BESAR

Jangan berani-beraninya jualan di sini kalau tidak mampu membayar upeti!

PRIA KECIL

Maaf, tapi saya tidak punya tempat lain-

PRIA BESAR

Bukan urusanku! Kalau besok kau masih di sini, nggak cuma barang, wajahmu aku bikin berantakan!!!

Anom melihat kejadian itu dari kejauhan.

ANOM (V.O)

Sampah!

Tiba-tiba datang seorang gadis muda (PUTIH) datang menolong Pria Kecil.

GADIS

(menentang pria berbadan besar)
Bang, jangan main kasar sama orang! Dia kan cuma mau berdagang.
(menolong pria yang menjadi korban)
Abang nggak apa-apa? Biar saya bantu bereskan.

Perhatian Anom tertuju pada gadis itu

ANOM (V.O)

Perempuan bodoh.

TAYA

Anda harus membantu gadis itu.

ANOM

Buat apa? Bukan urusan-

Anom terkejut. Anom merasa mendengar suara dengungan di kepalanya.

TAYA

Saat Anda mendengar suara dengung, tandanya ada halaman baru yang tertulis di Kitab Pranatama. Itu tandanya...

Anom membuka kitab dan melihat ada halaman baru yang terisi.

INSERT Isi halaman:

Lakon - Bawang Putih

Usia - 19 tahun

Kisah - Bawang Putih dikenal sebagai anak yang jujur dan baik. Sejak ayahnya meninggal, ia tinggal bersama ibu dan saudara tirinya. Meski mendapat perlakuan yang tidak baik, Bawang Putih tetap tulus menyayangi keluarganya.

BACK TO SCENE

TAYA

Dia adalah Lakon Utama yang kita cari.

ANOM

Kalau gitu, tunggu aja sampai keributan ini selesai.

Si Pria Besar marah dengan si gadis karena ikut campur. Kakinya sudah siap menendang Putih.

PRIA BESAR

Minggir perempuan! Jangan ikut campur!

Taya berdiri di belakang Anom.

TAYA

Maaf...

Taya mendorong Anom sehingga Anom terkena tendangan si Pria Besar di bagian wajah. Putih dan Pria Kecil terkejut.

PRIA BESAR

Siapa lagi ini? Mau jadi pahlawan juga kau, hah!?

Pria Besar mendorong Anom ke tembok.

ANOM (V.O.)

Ah... sensasi ini... begitu akrab.

Sekilas Anom teringat dengan memori masa kecilnya saat ia dipukuli oleh ayahnya.

ANOM (V.O.)

Saat itu, aku cuma bisa diam dan menerima...

Anom mencengkram tangan Pria Besar.

ANOM (V.O.)

Tapi sekarang aku berbeda!

Anom membuang tangan Pria Besar ke arah bawah, mencolok mata dan diikuti dengan memegang salah satu telinga Pria Besar untuk kemudian membenturkan kepala Pria Besar ke tembok. Seketika Pria Besar pingsan tak berdaya.

ANOM (V.O.)

Perasaan apa ini...

Suasana pasar mendadak hening, kemudian warga pasar bersorak sorai seolah merayakan kemenangan bersama.

ANOM (V.O.)

Rasanya... begitu lega dan puas.

Anom berdiri mengusap tangannya ke hidung; tidak berdarah.

ANOM (V.O)

Nggak ada luka... nggak ada rasa sakit?

Putih menghampiri Anom.

PUTIH

Kakak nggak apa-apa?

ANOM (V.O.)

Apakah akhirnya aku....

Anom dan Putih saling pandang. Anom kemudian memandangi Taya yang berada di tengah kerumunan. Taya tersenyum. 

Anom tertawa tipis.

ANOM (V.O.)

Bisa menjadi diriku sendiri?
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar