Revenge Porn
2. Lingga #2

11.    INT. KELAS - BEBERAPA SAAT KEMUDIAN

 

Cuaca tidak panas tapi butir-butir keringat muncul di wajah Bina. Bina menarik napas dan terlihat memikirkan sesuatu. Lalu dia mengambil tasnya dan berdiri. Dia berniat pulang tapi mendengar sebuah pertengkaran di luar kelas. Bina bergegas keluar dan melihat lorong depan kelasnya sudah dipenuhi orang

 

SISKA
Apa kamu tuli. Sudah kukatakan berkali-kali, kita ini sudah berakhir.
 
FERI
Aku bukan mengajak balikan. Aku hanya ingin tahu apakah Sabtu ini kamu ada waktu luang. Sekolah kita akan bertanding....
 
SISKA
Aku nggak peduli. Aku nggak punya waktu dengan pertandingan bodohmu.

 

Wajah Feri merah padam. Orang-orang berbisik di sekitar. Tempat itu seperti panggung teater. Lalu seseorang masuk ke tengah, mendekati Feri dan merangkulnya.

 

EKSA
Tenang, Bos. Yang tokednya gede bukan cuma Siska. Masih ada yang lain.
(berbisik ke Feri)
Anak baru itu misalnya.

 

Feri menoleh ke Eksa. Matanya menyiratkan amarah. Lalu dia menarik bahunya dan (siku) tangannya menghantam dada Eksa. Eksa tersedak.

Feri meninggalkan tempat itu, melangkah tanpa sedikit pun menoleh. Anak-anak langsung berkomentar. Mereka bicara tapi apa yang mereka katakan tidak tertangkap telinga Bina. Gilang dan Ferdian menertawakan Eksa. Eksa tersenyum pahit.

Bina tertegun dengan apa yang baru terjadi. Dia memperhatikan (punggung) Feri yang terus menjauh. Seseorang memanggil namanya sambil mengayunkan tangan. Orang itu adalah Lingga. Bina tersenyum.

 

DISSOLVE TO:

 

12.    FLASHBACK. EXT. TROTOAR DI DEPAN SEKOLAH - SIANG

Bina sedang berdiri di bawah pohon menunggu jemputan. Lingga datang, menyentuh punggung Bina dengan jari telunjuknya.

 

LINGGA
Kenapa aku nggak pernah lihat kamu di kantin.

 

Bina terkejut. Lingga sudah berdiri di sebelahnya.


BINA
Aku pikir siapa. Eh, iya aku nggak suka nongkrong di kantin.
 
LINGGA
Pantas aku nggak pernah lihat kamu.

Bina tersenyum.

 

LINGGA (CONT'D)
Tunggu jemputan ya?

Bina mengangguk.

 

LINGGA (CONT'D)
Siapa? Pacar?


Bina hampir tertawa.

 

BINA
Bukan. Tanteku.

LINGGA
Oh...


Hening 

  

LINGGA (CONT'D)
Kalau kamu nggak suka ke kantin bukan berarti nggak suka makan, kan?


Bina menatap Lingga dengan tatapan penuh tanda tanya.


LINGGA (CONT'D)
Kapan-kapan aku mampir ke kelasmu. Nanti kubawakan sesuatu, mau?

BINA
Wah benarkah.
(tidak terlalu tertarik)
Kutunggu lho ya.

(Flashback berakhir)

BACK TO:

 

 

13.    EXT. DEPAN KELAS XII BAHASA - PAGI

Lingga menghampiri Bina dan membawakan kantong plastik berisi beberapa potong roti.

 

LINGGA
Aku membawakanmu ini.


Lingga menyodorkan kantong plastik itu.

BINA
Roti keju?


Lingga memaksa diri tersenyum. Ada raut kecewa di wajahnya.


BINA (CONT'D)
Kamu kok tahu aku suka roti keju?

 

Lingga terkejut. Tidak menyangka. Dia menoleh ke samping berbicara sendiri.

 

LINGGA
(berbisik)
Untung roti coklat habis.

BINA
Kenapa?

LINGGA
Nggak ada. Tadi kamu tanya kenapa aku bisa tahu kan? Ini.
(menunjuk pelipisnya)

 

Bina tersenyum. Itu adalah senyuman paling manis yang pernah Lingga lihat.

 

LINGGA (CONT'D)
Kalau begitu aku kembali kelas dulu.
 
BINA
Thank you. You made my day better.


Lingga berjalan riang. Senyum seolah tak ingin pergi dari wajahnya. Berat badannya seperti berkurang 10 kg. Ferdian memanggilnya.

 

FERDIAN
Woi, Berlas.


Lingga menoleh.

 
FERDIAN (CONT'D)
Makin oke lu....


Senyum Lingga hilang. Berat badannya kembali.

Bina menatap kesal pada Ferdian. Dia mengingat apa yang Mei ceritakan kepadanya.

 

MEI (V.O.)
Kamu tahu kenapa aku terkejut Lingga mau mengantarmu ke kelas. Kamu pasti teman yang sangat spesial buat Lingga. Jika tidak Lingga tidak mungkin mau mengunjungi kelas ini karena ada Ferdian dan Eksa.
(diam sejenak)
Cerita ini agak menyakitkan, jika kamu berjanji nggak akan pernah membahasnya lagi. Aku akan menceritakannya kepadamu.
 
BINA (V.O.)
Janji.

DISSOLVE TO:

 

14.    FLASHBACK. INT. SMPN 1 - KELAS VII C - PAGI

Suasana kelas begitu tenang. Eksa dan Ferdian menunggu Lingga. Tidak biasanya Lingga terlambat. Lingga datang dengan terburu-buru. Wajahnya sedikit pucat dan jalannya tidak enak dipandang. Lingga masuk kelas, Ferdian dan Eksa langsung semringah.


EKSA
Woi si kampret ini datangnya telat betul. Dari tadi ditungguin Ferdian kamu.

FERDIAN
Tumben kamu telat.

LINGGA
Iya, Bang. Lagi sakit perut.

FERDIAN
PR sudah jadi.

LINGGA
Sudah.

FERDIAN
Bisa bantu aku?
(bukan pertanyaan)

LINGGA
Bisa, Bang. Tapi aku ke toilet dulu. Perutku nggak enak.
 
FERDIAN
Nggak bisa gitu. Pak Jojon udah mau dateng. Kamu tahu kan Bapak itu nggak pernah telat.

 

Lingga menahan nyeri di perutnya. Tapi dia menurut dan duduk di bangku Ferdian, mulai menyalin PR-nya. Jarak dua bangku dari Lingga, Ferdian ngobrol dengan Eksa dan Joni. Mereka heboh membicarakan film semalam yang sudah sama- sama mereka tonton.

 

EKSA
Titip punyaku juga ya. Aku tinggal dikit aja, kok.

 

Lingga tidak menyahut dan terus mengerjakan sambil tangannya memegang perut. Dahinya berkerut. Wajahnya berkeringat. Bajunya basah.

 

LINGGA
Bang, aku sudah nggak tahan. Nanti aku lanjutin.
 
FERDIAN
Tahan sedikit lagi.

LINGGA
Beneran nggak tahan ini.

EKSA
Jangan pura-pura kamu. Nanti nggak kita ajakin main futsal kamu.
 
LINGGA
(separuh berteriak)
Serius ini, Bang.


Ferdian dan Eksa dan Joni terkejut. Mereka menoleh nyaris bersamaan. Bel berbunyi.

 

FERDIAN
Sialan. Sudah bel lagi. Awas saja kalau Pak Jojon datang kamu belum selesaikan.

 

Lingga sudah akan berdiri dan Ferdian menunjuk bangkunya. Lingga agak membungkuk memegangi perutnya. Wajahnya seperti orang tenggelam.

 

LINGGA
TAPI SAYA SUDAH TIDAK TAHAN!!!!

FERDIAN
(membentak)
Kalau dari tadi kamu nggak ngebacot sudah selesai itu.

 

Breet... Tangan kiri Lingga masih memegang perut. Tangan kanannya melepas bolpoint dan memegang pantatnya. Lingga menggigit bibirnya. Wajahnya semakin merah saja.

Hening. Ferdian dan Eksa saling pandang.

Breeeetttt. Suara yang lebih besar dan lebih panjang. Lingga meraung, kemudian menangis, kemudian berlari meninggalkan kelas.

Eksa, Joni, dan beberapa anak lain melihat kejadian itu langsung tertawa. Ferdian melongo.

 

FERDIAN (CONT'D)
Bangsat. Bau betul.

EKSA
Ada temanku dulu di SD kayak begitu. Namanya berubah jadi Berlas.
 
 FERDIAN
Berlas?

EKSA
Berak di kelas


Eksa tertawa memegang perutnya. Ferdian pun ikut tertawa.

FADE OUT.



15.    EXT. SMPN 1 - HALAMAN SEKOLAH - PAGI

Beberapa anak lelaki menutup hidungnya begitu Lingga lewat. Ada yang mengibas-ngibas udara di depan hidungnya.

 

FADE OUT.

 

16.    EXT. SMPN 1 - LORONG SEKOLAH - SIANG

Lingga berjalan dan anak-anak menjauhinya. Wajahnya berubah sedih.

 

FADE OUT.

17.    EXT. SMPN 1 - DEPAN KELAS VII C - PAGI

Lingga tiba di depan kelas, anak-anak langsung bubar. Lingga tertunduk lesu.

 

FADE OUT.

 

18.    INT. SMPN 1 - KELAS VII C - SIANG

Lingga datang ke tempat Ferdian dan Eksa berkumpul. Eksa menoleh sekilas.

 

EKSA
Bau apa, nih.

JONI
Hahaha bau tahi...

 

Ferdian menoleh sekilas menatap Lingga. Tangannya membuat gerakan mengusir. Lingga menjauh. Dia melihat anak-anak itu berbicara sambil tertawa-tawa.

 

19.    EXT. SMPN 1 - LORONG SEKOLAH - SIANG

Lingga berjalan menunduk, terlihat tidak punya semangat. Dia melewati anak-anak yang sedang berkumpul di lorong dan cerita-cerita. Mereka menghentikan cerita mereka.

 

LELAKI 1
Kamu cium sesuatu

LELAKI 2
Ah, iya bau apa nih.

 

LELAKI 1
Jangan-jangan...
(menoleh ke arah Lingga)

 

Lingga pura-pura tidak mendengar dan mempercepat langkahnya. Orang-orang di sekolah terus menghindari dan menutup hidup setiap dia lewat.

(Flashback berakhir)

 

FADE IN:

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar