PUAKA RATU ARJUNA
11. 11. Sc. 47 - Sc. 51

47. INT. KAMAR. RUMAH. SIANG

Arjuna ketakutan berlari menjauhi ruangan itu. Tiba-tiba pajangan guci dan benda-benda terjatuh menimpanya. Angin puting beliung mengacaukan sekeliling Arjuna. Arjuna berteriak kesakitan dan histeris. Sosok-sosok hantu mengerikan berjubah hitam (seperti mukenah) bermunculan dan menakuti Arjuna. Hantu-hantu itu semua marah. 

Sementara Bi Darsih berusaha membacakan mantra-mantra yang terdengar menyeramkan. Suara Bi Darsih menggeram-geram seperti binatang. Kemudian Bi Darsih berhenti. Angin ribut pun berhenti bersamaan. 

Arjuna ketakutan dan ambruk ke lantai. Kejang-kejang dan mengoceh tak jelas. Bi Darsih berusaha membopong Arjuna.

CUT TO

48. MONTAGE

1. Arjuna menggigil kesakitan di atas tempat tidur. Bi Darsih merawatnya. Mengelap keringat di dahinya.

2. Bi Darsih meneteskan darah ayam ke dalam minuman Arjuna dan memberikannya pada Arjuna. Arjuna meminumnya.

3. Arjuna berusaha bangkit berdiri dan melihat bayangannya di cermin. Dia kelihatan kurus, pucat, dan tua dengan rambut putih. Arjuna berteriak histeris tidak terima dirinya kelihatan jelek.

4. Arjuna kejang-kejang dan berteriak kesakitan di ranjangnya.

END OF MONTAGE

49. INT. KOSAN NADIA. MALAM

Ikhsan tampak serius memandang Nadia. Nadia sedang mencoba perhiasan baru di lehernya, kelihatan riang gembira. Tapi ketika menoleh ke Ikhsan, Nadia jadi bingung dengan sikap Ikhsan.

NADIA

Katanya ada yang mau kamu omongin, memangnya kenapa sih?

IKHSAN

Ini tentang Ibu kamu yang lagi sakit, Nadia. Aku dititipin pesan sama Ibu kamu. Besok aku temani kamu pulang ke kampung ya...

Nadia seketika murung. Merenung dan duduk lesu di samping Ikhsan. Tatapannya kosong dan perlahan kepalanya tertunduk.

Ikhsan mengangguk. Ia lalu bangkit, berjalan mendekat, dan berlutut di depan Nadia.

IKHSAN

Sebenarnya, gak Cuma ini yang mau aku bicarakan sama kamu. 

BEAT

Aku jatuh cinta sama kamu, Nadia. 

Deg! Nadia tampak tegang. Dilema dan berat. Ia lama menimbang-nimbang sambil memperhatikan Ikhsan. Tak lama, Nadia mengangguk setuju. Ikhsan tersenyum senang. Praang! Saat itu juga vas bunga di ujung teras jatuh. Pecah berantakan di lantai.

Wuuuuz! Angin berembus dingin menerpa Nadia dan Ikhsan. Nadia dan Ikhsan tersentak. Ikhsan akhirnya berusaha menenangkan Nadia dengan senyumannya. Nadia balas tersenyum, walau perasaannya gak enak. Nadia memandang ke kanan dan kiri waswas.

CUT TO

50. INT. KOSAN NADIA. MALAM

Nadia melamun memikirkan sesuatu. Di pangkuannya banyak barang-barang belanjaan yang dibelikan Ikhsan.

Tok.. tok... pintu kosan Nadia diketuk. Nadia bingung. Tapi akhirnya bukaian pintu. Suasananya gelap gulita di luar. Tidak ada siapa pun 

Tiba-tiba kilat di menjejak di langit, petir menyambar-nyambar. Nadia berjalan mendekati pintu.

CUT TO

51. INT. KOSAN NADIA. MALAM

Nadia pelan membuka pintu. Jreeeng! Sosok Bi Darsih yang rambut tidak disanggul berantakan tepat berdiri di hadapan Nadia. Nadia tersentak kaget dan berteriak.

Bi Darsih kemudian bergerak mendekat ke Nadia mengisyaratkan agar Nadia mendengarkannya. Nadia tampak ragu mendekat dan jijik, tapi Bi Darsih menariknya paksa dan mulai berbisik di telinganya.

Nadia tercekat.

NADIA

S-sakit...? Arjuna sakit?

Bi Darsih mengangguk. Nadia termenung sedih, tapi kemudian kelihatan dilema mempertimbangkan sesuatu. Kilasan kejadian seram dan aneh masa lalu kembali berkelebat dalam ingatan nadia.

FLASH IN

Gabungan beberapa scene ketika Nadia diganggu dan dikejar-kejar hantu di rumah Arjuna.

FLASH OUT

Nadia cepat-cepat menggeleng ketakutan.

NADIA

Enggak! Sampai kapanpun aku gak akan pernah balik ke rumah itu!

Blaaaam! Nadia membanting pintu hingga tertutup di depan Bi Darsih. Terdengar suara auman anjing di luar. Sangat mencekam.

Nadia menutup telinganya stess dan ketakutan.

FADE TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar