PUAKA RATU ARJUNA
9. 9. Sc. 36 - Sc. 40

36. INT. RUMAH. PAGI

Nadia mengecek tasnya, mau minum air doa dari Kyai. Tapi dia heran lihat botol air itu gak ada lagi. Nadia cari ke sana kemari.

NADIA

Ke mana air doa dari Pak Kyai? 

Nadia tersentak kaget ketika melihat botol air minum tergeletak kosong dekat kolong ranjang. 

Arjuna masuk ke kamar. Nadia langsung lihat Arjuna gak senang. Ada air mata yang menetes membasahi pipi Nadia.

NADIA

Mas kan yang buang air di botol ini? Ini tuh air doa dari Pak Kyai, Mas! Untuk obat penyakitku!

Arjuna melengos pergi ninggalin Nadia sendirian di kamar. Nadia dongkol dan meremas botol minum yang sudah kosong.

CUT TO

37. EXT. HALAMAN RUMAH. SIANG

Nadia yang marah sama Arjuna mengangkat koper dan barang-barangnya. Sebuah mobil masuk ke area halaman itu. Nadia dibantu sopir taksi memasukkan barang-barang ke jok mobil. 

Bi Darsih memperhatikan dari kejauhan di dekat pintu rumah dengan ekspresi kosong. 

Arjuna datang dan menarik tangan Nadia. 

ARJUNA

Sayang, kamu mau ke mana? Please, jangan tinggalin aku.

NADIA

Aku udah gak tahan di sini, Mas.

ARJUNA

Tapi kamu lagi sakit, Nadia.

NADIA

Justru di sini aku bisa tambah sakit. 

Nadia menempis tangan Arjuna lalu cepat-cepat masuk ke mobil. Mobil mulai melaju. Tampak menyorot wajah Arjuna yang memandang Nadia kecewa. Lama-kelamaan sosok Arjuna semakin jauh dan hilang tertinggal di belakang mobil yang melaju pergi.

CUT TO

38. INT. MOBIL. SIANG

Di dalam mobil, Nadia kelihatan sedih. Beberapa kali dia melihat ke arah belakang. Rumah Arjuna masih kelihatan. Nadia menangis. 

Nadia mengalihkan perhatiannya memandangi pemandangan di sekitar, semak dan hutan yang mencekam. 

CUT TO

TIMELAPSE 

SEMINGGU KEMUDIAN

39. INT. KOSAN NADIA. MALAM

Nadia sedang duduk istirahat di kamar sebuah kosan sederhana. Dia mengusap air matanya. Lalu Nadia mengambil kotak di dari tasnya. Kotak itu dibuka dan tampak beberapa perhiasan.

NADIA

Sial! Aku Cuma punya beberapa perhiasan ini. Aku belum sempat menguasai harta Mas Arjuna. Tapi untuk kembali ke sana... aku takut

Nadia naik ke ranjangnya mau tidur. 

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Nadia terperanjak.

NADIA

Siapa?

Tidak ada jawaban. Nadia sekilas tampak ragu dan takut. Tapi ketukan di pintu semakin kuat dan berkali-kali seolah orang yang bertamu ingin sekali cepat bertemu Nadia. 

Nadia bangkit, berjalan ke pintu, dan membukakan pintu.

CUT TO

40. INT. KOSAN NADIA. MALAM

Kriiek! Nadia membuka pintu perlahan. Arjuna yang sudah berdiri di pintu menatap Nadia sedih.

ARJUNA

Sayang, akhirnya aku nemuin kamu. Kamu balik ya sama aku, Ratuku.

Nadia menggeleng.

NADIA

Aku gak mau. Aku takut di rumah kamu. Banyak setannya!

Nadia merajuk dan masuk ke dalam rumah, tidak mau memandang Arjuna. Arjuna mengikuti masuk dengan wajah memelas berusaha membujuk Nadia lagi. Ia menyentuh pundak Nadia yang membelakanginya.

ARJUNA

Aku akan jujur dan ceritakan semuanya sama kamu. Tapi kamu harus janji dulu, setelah ini, kamu gak akan ninggalin aku...

Nadia langsung berbalik antusias mendengarkan penjelasan Arjuna.

Nadia yang udah penasaran lalu mengangguk, udah gak sabar ingin tahu kebenarannya. 

NADIA

Iya, aku janji. Sekarang kamu bilang kenapa di rumah kamu angker begitu?

Arjuna tertunduk. Matanya menatap ke bawah lantai.

Perlahan Arjuna mengangkat kepalanya. Jreeeng! Ribuan ulat belatung memenuhi wajah Arjuna yang luka-luka mengelupas. Sangat mengerikan. Dia menyeringai ke arah Nadia. Nadia kaget ketakutan.

NADIA

(histeris) Aaaarrhg... jangan dekat... pergi....

Arjuna yang menyeramkan berusaha menggapai-gapai Nadia. Nadia semakin ketakutan dan mundur-mundur hingga ia terpojok ke tembok. 

Tangan Arjuna sudah dekat ke lehernya.

Arjuna mencekik leher Nadia kuat. Tampak kedua tangan Arjuna yang biru seperti membusuk. Ia layaknya mayat hidup.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar