PUAKA RATU ARJUNA
6. 6. Sc. 20 - Sc. 25

20. INT. KAMAR. MALAM

Nadia sedang berdandan cantik di depan cermin. Tampak bayangannya di cermin memulas lipstik merah di bibirnya. Nadia menyapukan bedak ke pipinya. 

PIIIK... masuk pesan Whatsapp ke handphone Nadia. Nadia segera mengecek membuka pesan di hapenya.

CU: Layar handphone menunjukkan teks pesan dari Arjuna, “Sayang, sebentar lagi Mas pulang. Jangan lupa janji kamu dandan yang cantik. Pakai lingerie yang Mas taruh di ranjang di balik selimut ya.”

Nadia senyam-senyum sendiri.

Nadia bangkit berdiri dari depan cermin dan bergerak ke ranjang. Dia segera menyingkap selimut di ranjang. Jreeeng! Puluhan kelabang dan beberapa ular menggeliat di atas ranjang, tepat di atas sebuah gaun tidur. 

Nadia terpekik menjerit ketakutan.

NADIA

Huaaaaa! Tolooong! Tolooong!

Bi Darsih masuk ke kamar dan kaget lihat banyak ular. Nadia menyentak Bi Darsih geram.

NADIA

Cepat bilang, siapa yang sengaja ngelakuin ini? Pasti kalian disuruh kan buat bikin aku gak betah di sini?

BI DARSIH

Sumpah demi Allah, Non, ini bukan perbuatan saya. Saya gak berani, Non.

Nadia mendorong Bi Darsih kasar. Masih merinding ketakutan lihat ular dan kelabang di ranjang.

NADIA

(bentak) Cepat beresin!

Nadia dengan penuh amarah keluar dari kamar.

CUT TO

21. INT. RUMAH. KORIDOR. MALAM

Nadia berdiri di depan pintu kamar tempat istri Arjuna yang sakit parah berada. Nadia mau masuk, tapi segera ragu mendengar suara erangan menyeramkan. Nadia ketakutan dan mundur lalu pergi.

CUT TO

22. INT. RUANG TAMU. MALAM

Saat berbalik mau masuk ke kamar lagi, Nadia dikejutkan dengan hantu perempuan berbaju putih dengan wajah terkelupas sudah cekikikan ala kuntilanak di ruang tamu sambil merentangkan tangan ke arahnya.

Nadia teriak dan mau kabur, tapi bajunya tersangkut di kursi. Nadia berusaha menarik ujung bajunya, tapi percuma. Hantu semakin mendekat dengan gumaman. 

NADIA

Enggak... enggak... pergi sana...

Nadia semakin ketakutan ketika tangan pucat hantu sudah sampai di lehernya. Hantu mencekik Nadia sampai Nadia sesak kehabisan napas. Nadia berontak berusaha melepaskan diri. 

Terdengar suara dentuman benda jatuh dari arah lain. Hantu menoleh ke arah suara itu. Nadia memanfaatkan kesempatan untuk melepaskan diri dan kabur.

Hantu melesat mengejar Nadia. Nadia bersembunyi masuk ke kolong meja. 

Diperlihatkan dari bagian bawah dari POV Nadia di bawah kolong, hantu mulai berjalan mendekat dengan gaun putih khas kuntilanak yang menyeramkan. Nadia ketakutan sambil menangis dan menutup mulutnya. 

Hantu berjalan lewat. Nadia sedikit tenang. Perlahan dia keluar dari kolong meja. Tiba-tiba wajah hantu sudah di depan wajahnya mendelik seram. Nadia menjerit dan kabur masuk ke kamarnya.

Cut to

23. INT. KAMAR. MALAM

Arjuna yang sudah pulang di dalam kamar kelihatan santai sedang menyambut Nadia. Arjuna tersenyum sementara di belakangnya terlihat ada sesuatu ditutupi kain putih.

ARJUNA

Selamat malam, Ratuku. Kamu dari mana aja sih cantik? Aku dari tadi nyariin kamu lho

Nadia yang pucat ketakutan mendekati Arjuna mau mengadu massalah hantu.

NADIA

M-Mas... ada hantu, Mas...

ARJUNA

Sssst...

Arjuna menutup mulut Nadia. Lalu mengajaknya mendekat ke arah benda yang ditutupi kain putih.

ARJUNA

Hari ini jangan ngomongin hantu lagi ya, Cantik. Aku punya hadiah spesial buat kamu...

Nadia menurut dan melihat penasaran benda yang ditutupi Arjuna dengan kain. 

Perlahan Arjuna membuka kain putih itu menyingkapnya. Terlihatlah sebuah lukisan wanita mirip Nadia. 

Arjuna memeluk Nadia. Nadia memandang lukisan itu dengan tatapan kosong. Dipandangan Nadia lukisan itu tampak murung dan agak menyeramkan.

ARJUNA

Gimana? Kamu suka kan? Aku mesannya sama pelukis langganan keluarga. Nanti kita pajang lukisan kamu ini di ruang tamu ya...

Nadia mengangguk menurut saja. Badannya masih gemetaran. Sementara hantu perempuan mengintip dari balik jendela (di belakang Arjuna).

Hantu menyeringai mengerikan melotot ke Nadia. 

Nadia ketakutan dan segera memalingkan wajahnya. Nadia lalu melihat lagi ke arah jendela. Hantu sudah hilang.

FADE TO

24. INT. RUMAH. PAGI

Arjuna dibantu Bi Darsih memasang lukisan Nadia di dinding. Arjuna naik ke kursi dan memaku martil dengan paku. Sementara Bi Darsih menunggu di bawah memegangi lukisan. Tiba-tiba Arjuna tidak sengaja memukul martil mengenai tangannya. Tangannya berdarah. Arjuna memaki kesal lalu mengelap darahnya dan lanjut memaku paku dengan kasar di dinding. Toook!

CUT TO

25. INT. KAMAR GELAP. MALAM

Di ruangan remang cahaya, seekor tikus melata di lantai. Kamera mengikuti tikus yang mendekat ke sebuah kursi. Haaap! Tiba-tiba tikus itu ditangkap sebuah tangan penuh sisik luka.

Sosok wanita menyeramkan yang menyandarkan tubuh rentanya di kursi memegang tikus penuh benci. Tikus mencicit kesakitan. Wanita itu mencampakkan tikus.

Tampak bangkai tikus mati di lantai. Wanita mengerikan terus menggeram dan berusaha bergerak susah payah ingin bangkit dari kursinya, tapi dia tak berdaya, tubuhnya terlalu lemah dan banyak luka terkelupas. Wanita itu merintih kesakitan. Tangisnya terdengar pilu. 

Terlihat pintu terbuka. Cahaya mulai masuk dari luar. Arjuna melangkah masuk ke dalam. 

Sosok wanita menyeramkan di kursi menengok dan segera menggeram marah. 

Arjuna datang dan tersenyum padanya. Pelan Arjuna membelai wajah wanita itu dengan wajahnya yang terluka. Noda darah mengenai wajah istrinya.

ARJUNA

Kamu cantik sekali

ISTRI ARJUNA

(menggeram) Aaarrg... ma... mati...

Arjuna mencengkeram kuat wajah wanita itu lalu tertawa. Istrinya berteriak tidak jelas, penuh amarah dan penuh kebencian menatap Arjuna. Kakinya menendang-nendang ke arah Arjuna, tapi kemudian dia meringis kesakitan.

Arjuna tidak peduli dan beranjak melangkah keluar meninggalkan kamar itu. Blaaaam! 

Cut to

TIMELAPSE

Suasana langit berganti dari cerah ke malam, malam lalu terang lagi. 

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar