PUAKA RATU ARJUNA
3. 3. Sc. 9 - Sc. 12

09. EXT. HALAMAN RUMAH. MALAM

Mobil Arjuna memasuki halaman rumah yang besar. Dari luar rumah itu tampak gelap dan mencekam. Tembok bercat hitam dan banyak rumput liar tumbuh.

Nadia menatap ragu sambil menahan koper yang dibawanya. Seketika itu kicauan burung hantu terdengar di kejauhan.

NADIA

Ini rumah kamu, Mas?

ARJUNA

Iya, Sayang. Ini rumah warisan turun temurun dari Kakek Buyutku. Ayo masuk. Kamu pasti suka kalau udah masuk ke dalam.

Nadia masih ragu-ragu. Tapi Arjuna tersenyum padanya dan membantu membawa kopernya. Nadia mengikuti langkah Arjuna.

Kaoook! Suara gagak melesat di depan Nadia. Saat itu sekelebat bayangan hitam terlihat memperhatikan Nadia di pojok belakang rumah. Matanya merah nyalang. 

NADIA

Hiii! Apa itu?

ARJUNA

Gak ada apa-apa, Sayang. Itu Cuma gagak. Maklumlah rumah di dekat hutan pasti banyak penghuninya selain manusia

NADIA

Hah? Maksud kamu? 

Arjuna tertawa dan mengisyaratkan bahwa dia Cuma bercanda. Arjuna merangkul Nadia mengajaknya masuk ke rumah. Seketika Nadia mencium wewangian bunga.

Arjuna dan Nadia melangkah masuk ke dalam rumah.

CUT TO

10. INT. RUMAH. RUANG TAMU. MALAM

Arjuna dan Nadia memasuki ruang tamu. Nadia memperhatikan sekitar, ruang tamu tampak mewah. Perabotannya bagus tidak sekelam yang terlihat di luar. 

Nadia senyum senang. Pruuuk! Tiba-tiba bahu Nadia ditepuk. Nadia menoleh dan dikejutkan oleh sosok wanita tua dengan rambut putih bersanggul agak berantakan, mata sebelah putih, mendelik memandang Nadia.

NADIA

Huaaaa! 

Wanita tua itu malah terus mendekati Nadia yang ketakutan dan akhirnya membantu membawakan barang-barangnya.

BI DARSIH

Selamat datang, Neng. Saya Bi Darsih, pembantu di rumah ini.

Bi Darsih terbatuk. Suaranya parau dan menyeramkan sama seperti sosoknya. Nadia mundur ketakutan, tapi kemudian mulai mengikuti langkah Bi Darsih. Aneh, dia tidak menemukan Arjuna.

BI DARSIH

Tuan Arjuna sudah masuk ke kamarnya, Neng. Katanya mau mandi. Ayo saya antarkan ke kamar.

Bi Darsih tersenyum memperlihatkan deretan gigi busuknya ke Nadia. Nadia berjengit ngeri dan terpaksa mengikuti langkah wanita tua itu.

Di luar kilat menyambar-nyambar dan petir menggelegar. Nadia memandang sekeliling gemetar.

CUT TO

11. INT. RUMAH. KORIDOR. MALAM

Nadia yang berjalan di belakang Bi Darsih masih merinding. Tiba-tiba dia mencium bau kembang lagi.

NADIA

Aneh... Siapa yang mandi kembang malam-malam gini? 

BI DARSIH

Biasakan saja, Neng. Sudah bertahun-tahun mereka suka singgah ke sini. Sejak Tuan dan Nyonya meninggal, gak ada lagi yang magarin rumah ini. 

Nadia semakin merinding apalagi sekarang tercium bau kemenyan. Tiba-tiba saja bermunculan beberapa orang pelayan berbaju tradisional Jawa tertawa dan berbisik-bisik di kanan kiri Nadia. Nadia menatap mereka bingung.

BI DARSIH (CONT’D)

Jangan takut, Non. Mereka manusia, bukan demit. Mereka semua kerja di sini melayani Tuan dan juga Non Nadia.

Bi Darsih berhenti di depan pintu sebuah kamar. Bi Darsih mengisyaratkan Nadia agar masuk ke dalam.

 

Nadia segera membuka pintu.

Cut to

12. INT. KAMAR. PAGI

Nadia terbangun melihat Arjuna masih tertidur di sampingnya. Nadia mengendus bau kembang yang tak hilang-hilang.

NADIA

Tapi kok baunya nyengat banget dari sini ya?

Nadia perlahan-lahan mengecek ke bawah kolong ranjang. Tampak kolong ranjang yang gelap. Nadia menghidupkan senter handphonenya dan menyorot ke dalam kolong. 

Terlihat sebuah nampan berisi bunga, ada sesaji kemenyan. Tiba-tiba sebuah tangan putih muncul dari kegelapan kolong dan meraih bunga. 

O.S. KRAAAUK... KRAUUUK.... Terdengar suara mirip seseorang menguyah sesuatu dengan rakus. 

Nadia bertambah deg-degan ketakutan dan nekad karena penasaran menyenter ke bagian tangan putih itu muncul. Perlahan cahaya senter menyinari sesosok hitam ditutupi rambut sedang menguyah bunga. 

NADIA

Huuuuuuaaa!

Nadia berteriak. Tiba-tiba dia ditarik. Arjuna menarik Nadia dan tampak kebingungan.

ARJUNA

Sayang, kamu lagi ngapain? Kok teriak-teriak?

NADIA

I-itu... ada sesuatu di kolong tempat tidur...

Arjuna menatap Nadia bingung lalu mendekati kolong ranjang, membungkuk, dan menatap ke kolong ranjang. Arjuna menyenter ke arah dalam kolong. Tapi anehnya tidak terlihat apa pun di situ. Tidak ada nampan bunga ataupun makhluk menyeramkan.

ARJUNA

Gak ada apa-apa, Sayang. Mungkin kamu kebawa mimpi. Ya udah mandi sana aku mau ajak kamu nemuin seseorang...

NADIA

Tapi tadi aku lihat jelas...

Arjuna mengecup kepala Nadia mesra

ARJUNA

Maaf ya kalau kamu masih takut dan belum biasa di sini. Tapi tenang aja. Ada aku.

Nadia sedikit tenang tapi sadar ada yang gak beres di rumah itu. Arjuna tampak biasa saja dan meraih handuk, mengajak Nadia ke kamar mandi seraya tersenyum.

Cut to

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar