Pesan Dari Surga
9. KITA BERSAUDARA

78. DEPAN KANTOR PESAN DARI SURGA — TENGAH MALAM

Elang tampak oleng, disampingnya Seruni meletakkan tangan Elang dipundaknya agar tidak jatuh.


SERUNI

(Berusaha menahan tubuh Elang yang hampir jatuh)
Eh, eh... hati-hati Bang!


Elang tertawa mabuk. Lalu tangannya merogoh kantong celananya mencari kunci. Lalu Elang mengeluarkan sebuah kunci dan membuka pintu kantornya. Setelah kesulitan membuka pintu karena tidak fokus. Akhirnya pintu kantor terbuka. Elang membuka tangannya untuk mempersilahkan Seruni masuk.


79. INT. DALAM KANTOR PESAN DARI SURGA — TENGAH MALAM

Seruni lantas masuk ke dalam kantor. Elang meraba raba untuk mencari seklar lampu. Ketika seklar Lampu ketemu ruangan menjadi terang benderang. Seruni memandang Elang sambil memberi senyuman menggoda. Elang tampak tergoda. Berjalan mendekat ke arah Seruni.

Keduanya tampak dekat, Elang hendak mencium Seruni, namun tangan seruni sigap menutup mulut Elang.

Elang kemudian mencium tangan seruni, lalu kemudian menarik tangan itu turun perlahan. Lalu dengan mata sayu dan penuh cinta Elang berkata pelan.


ELANG

Seruni, kamu cantik sekali....


Seruni tersipu. Elang merasa semakin bersemangat, namun mendadak Elang dipukul dari belakang. Elang langsung terjatuh.


INSERT: wajah Zein tampak memegang pemukul.


SERUNI

(Berkata kesal)
Lama amat sih! Hampir aja gue dicium si bego ini!


Zein menengok ke belakang. Dua orang lelaki masuk dengan menggenakan baju hitam-hitam. Zein memberi isyarat agar kedua orang temannya masuk. Tangan Zein bergerak memberi perintah.


ZEIN

(Suara berbisik)
Mat, elu beresin perangkat komputer itu. Elu Vi, beresin tivi dan eletronik lain.


Seruni kemudian menggerakkan kaki ke tubuh Elang.


SERUNI

Dia enggak mati kan?


ZEIN

Gue cuma mukul punggungnya. Kalo belakang kepalanya bisa tewas dia. Lagipula dia udah mabok berat dari tempat itu. (Zein menatap ke arah Seruni) Elu udah minta dia ambil uang kan tadi?

Seruni mengetuk kepalanya


SERUNI

Udah, gue juga udah inget nomor PIN nya.


Zein lantas meraba-raba tubuh Elang, mencari dompet. Ketika akhirnya menemukan, Zein lantas membuka isi dompet tersebut. Zein tersenyum ketika mengetahui bahwa dompet Elang berisi uang tunai dan juga kartu ATM. Zein lantas berkata pada dua temannya yang sedang beres beres barang.


ZEIN

Cepat, kita cuma punya waktu dua jam (Zein melihat arlojinya) Pastikan semua masuk ke dalam mobil.


BEGIN MONTAGE

-sebuah mobil box parkir di depan kantor Elang.

-MAT dan REVI (anak buah Zein) terlihat menggotong komputer.

-pintu mobil box bagian belakang terbuka. Mat dan Revi memasukkan barang tersebut ke mobil.

-zein memempreteli alat alat listrik.

-Mat dan Revi mengangkat mesin fotocopy yang besar.

-Zein menggendong televisi.

-dalam sekejap ruangan kantor Elang menjadi kosong.

-Seruni meletakkan dua kakinya diantara tubuh Elang, lalu Seruni membungkuk untuk memberikan ciuman perpisahan di pipi Elang.

-Zein, Seruni,Mat dan Revi keluar ruangan kantor dengan gaya slow motion.

-lampu dimatikan.

END MONTAGE.


80. INT DEPAN KAMAR DANU — MENJELANG PAGI

Dengan cemas Mama mengetuk pintu kamar Danu beberapa kali.


81. INT. DALAM KAMAR DANU — MENJELANG PAGI

Danu menggerakkan tubuhnya, lalu kemudian menggeliat. Masih enggan bangun karena masih mengantuk. Terdengar suara mama dari luar pintu kamarnya.


MAMA (O.S.)

Dan, bangun Dan, Abangmu belum pulang!
Danu menarik bantal untuk memindahkan posisi yang enak sambil berteriak


DANU

Kalau Mama cemas, telepon aja hapenya.


MAMA (O.S.)

Udah, tidak nyambung. Mama takut terjadi apa-apa sama abangmu.


Danu kemudian bangkit dengan malas dan bergerak ke arah pintu. Danu membuka pintu. mama memandang Danu dengan wajah cemas.


DANU

Nanti juga dia pulang.


MAMA

Tapi perasaan mama enggak enak. coba kamu cari dia Dan.


DANU

(Garuk-garuk kepala)
Mau dicari dimana Ma? Danu aja enggak tahu Abang ke mana! Mungkin dia lagi mabok di suatu tempat.


MAMA

(Masih dengan suara cemas)
Coba kamu hubungi teman mainnya, atau orang yang kemarin nganter abangmu. Kamu kenal dia kan?


DANU

(Menggaruk perutnya dan kemudian berjalan menuju meja komputernya lantas menghidupkan komputer)
Iya Iya.


Danu mengambil handphonenya di laci komputer. Lalu kemudian mencari nomor telepon Zein. Kemudian menghubunginya. Suara nada sambung dan telepon tidak diangkat. Danu mencoba tiga kali, namun hape tersebut tetap tidak diangkat. Danu lantas mengetik sesuatu di layar komputer.


DANU

coba Danu lacak hape Abang ya.


INSERT : gambar peta digital dimana sinyal Hape milik Elang terlihat semakin menjauh dari kota.


DANU

(bergumam)

Aneh.


MAMA

Aneh kenapa?


DANU

Hape abang, kenapa semakin menjauh dari kota ya.


Danu kemudian mengambil hapenya dan mencoba mengubungi kakaknya. Terdengar nada sambung dua kali, lantas diputus. Danu terdiam, lalu mengulangi hal yang sama. Menelepon kembali namun kembali lagi terdengar nada sambung lantas terputus. Ketika mencoba ketiga kali tidak ada nada sambung malah sudah tidak bisa dihubungi lagi.


DANU

(Kaget dan khawati)
Jangan-jangan Abang....


MAMA

(Kenapa dengan Abangmu)


Danu kemudian segera masuk kamar lagi. Mama terlihat bingung, hendak menyusul, tapi Danu sudah menutup pintu kamarnya. Lima menit kemudian Danu keluar dengan menggunakan baju kaos, celana jeans, jaket dan tas.


DANU

Ma, Danu mau pergi dulu. nyari Abang!


MAMA

(Mama mengangguk)
Kamu Hati-hati ya Dan.


DANU

(Sambil keluar dari rumah)
Iya Ma.


82. INT. DALAM KANTOR — PAGI

Elang terbangun, membuka mata karena cahaya matahari yang masuk dalam jendela. Elang terduduk, lalu kemudian mengacak-acak rambutnya. matanya kemudian menatap sekitar. Bingung dan memastikan sekitar lau terbelalak.

INSERT : ruangan kantor yang berantakan dan nyaris kosong serta barang-barang elektronik yang hilang.

Elang meraba tubuhnya mencari hape, lalu sadar bahwa hape dan dompetnya menghilang. Elang berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi dan kemudian sepertinya sadar apa yang telah terjadi. Elang meremas-remas rambutnya sendiri dengan jengkel.

Elang kemudian keluar dari kantornya dengan wajah kusut.


83. EXT. JALANAN — PAGI

Danu terlihat mengendarai motor sambil melihat sesekali ke arah hapenya yang menjadi GPS.


84. EXT. DEPAN KANTOR PESAN DARI SURGA — PAGI

Elang keluar kantor dengan wajah kusut, lalu kemudian melihat seorang penjual nasi uduk. Elang mendekat ke tempat penjual nasi uduk tersebut.


ELANG

Bu Siti


SITI

(Tersenyum)
Eh, Pak Elang, pagi amat ke kantornya. Mau pesan seperti biasa?


ELANG

(Menggeleng)
Eh, enggak, bu. Bisa Pinjam hapenya?


SITI

(Heran tapi kemudian mengeluarkan hapenya)
Boleh.


Elang menerima hape tersebut. Kemudian menghubungi rumahnya.


85. INT. RUMAH ELANG — PAGI

Suara telepon rumah berdering. Mama buru-buru mengangkat


MAMA

Halo?


86. EXT. DEPAN KANTOR ELANG — PAGI

Elang segera merapatkan hape ketelinganya.

ELANG

Ma, ini Elang. Danu ada?


INTERCUT TELEPON ANTARA MAMA DAN ELANG


MAMA

(On the phone)
Danu baru aja pergi, nyari kamu. Kamu dimana nak, mama jadi khawatir.


ELANG

(On the phone)
Elang ada di kantor mah. Tolong minta nomor telepon Danu mah.


MAMA

(Bingung)
Memangnya kamu enggak ada nomor hape adikmu?


ELANG

Hape Elang mati ma, jadi butuh nomor Danu cepat.


MAMA (O.S.)

Sebentar (jeda) nomornya 08112511.


ELANG

Makasih mah, Elang nanti pulang kok, mama jangan khawatir.


Elang kemudian menutup telepon dan menghubungi telepon adiknya.


87. EXT. JALAN — PAGI

Danu masih mengendarai motornya ketika hapenya bergetar. Danu kemudian menepi dan mengangkat telepon.


DANU

Halo?


88. EXT. DEPAN KANTOR ELANG — PAGI


ELANG

Halo Dan, ini Abang.


INTERCUT ANTARA TELEPON ELANG DAN DANU


DANU

(Kaget)

Lho, Abang dimana. Nelepon pake hape siapa?


ELANG

Dengar Dan, Abang kena musibah. Kantor kita dirampok, semalam. Sepertinya pelakunya cewek yang bernama Seruni yang Abang temui di klub. Barang barang kita di kantor habis juga dompet, ATM, kartu KTP dan hape abang juga di rampok mereka. Kamu bisa jemput Abang ke sini. Sekarang Abang ada di kantor.


DANU

Bentar, tadi Abang bilang hape abang di rampok?


ELANG

Iya.


DANU

Sekarang aku lagi ngikutin mobil yang ada pemancar hape Abang. Kalau bener mereka perampoknya, aku bisa ngikutin jejak mereka.


ELANG

Apa!? Jangan Dan!,bahaya!


DANU

Udah dulu ya bang, nanti aku ketinggalan jauh sama mobilnya.


ELANG

Dan ga usah dikejar, Dan...Dan...!


Danu menutup teleponnya dan kemudian berjalan menyusuri jalan raya dengan motornya untuk mengejar jejak mobil box tersebut. Tidak beberapa lama Danu berhasil menyusul mobil box tersebut. Danu segera merekam mobil tersebut dengan hapenya. Ketika Danu mengikuti mobil itu, mobil memutar masuk jalan tol. Danu memukul stang motor, dan kemudian berbelok karena motor tidak bisa masuk jalan tol.


89.EXT. DEPAN KANTOR ELANG — PAGI

Elang duduk di kursi milik Bu Siti penjual nasi uduk. Mendadak hape Bu Siti berdering. Bu Siti mengangkat hape tersebut. Tidak beberapa lama Bu Siti menyerahkan hapenya pada Elang.


SITI

Buat bapak.


Elang menerima hape tersebut. Terdengar suara Danu.


ELANG

Iya, halo Dan, Gimana?


DANU (O.S.)

Mereka lolos bang. Motorku nggak bisa masuk jalan tol. Aku akan jemput Abang sekarang.


ELANG

Ya udah, kamu kesini aja dulu, Abang tunggu.


DANU

Iya Bang.


Danu Menutup telponnya dan menuju ke kantor, untuk menjemput Abangnya.


90. EXT. DEPAN WARUNG BU SITI — PAGI

Elang menunggu dan kemudian mengangkat kepalanya ketika melihat sebuah motor masuk ke dalam pelataran. Elang berjalan mendekat ke arah motor Danu. Danu memarkirkan motornya. Keduanya berpandangan, lalu Elang memeluk adiknya.


ELANG

Maafin gue ya Dan, harusnya gue dengerin elo. (sambil melepaskan pelukannya)


DANU

(Menghela napas)

Engga Apa-apa Bang, namanya juga musibah. Kita cuma harus memulainya dari mawal lagi Bang. Itupun kalau Abang tidak patah arang.
(sambil tersenyum kecil menghibur Abangnya)


ELANG

Gue khawatir mereka udah merampok uang gue sampai ke ATM atm-nya.


DANU

Aku udah cek rekening Abang, emang uangnya udah habis Bang. Mereka gercep juga.


Elang mengusap mukanya. Lalu mendesah.


91. INT. RUANG KANTOR ELANG — PAGI

Pintu kantor terbuka, Danu melihat seluruh ruangan yang berantakan dan kosong. Lalu memandang ke arah Elang.


DANU

Kita udah bayar sewanya dua tahun lho. Sekarang Abang maunya gimana?


Elang memandang ke arah kantornya yang kosong, berjalan keliling, lalu kemudian tersenyum.


ELANG

Kita hanya perlu memulainya lagi kan? Elo mau bantu gue kan Dan?


DANU

(Mengangkat bahu)

Apa boleh buat, soalnya kita ini memang saudara.


BEGIN MONTAGE

Suara Elang menjadi latar belakang dari adegan demi adegan yang terjadi berikutnya.

ELANG (O.S.)

Dalam berusaha kadang kita bisa jatuh di tengah jalan. Yang terpenting bukanlah kesuksesannya, tapi bagaimana kita bisa melalui setiap rintangan dan kembali bangkit lagi. Jadi, gue memutuskan untuk bangkit lagi dan gue akan menjadikan kesialan yang gue dapatkan kemarin sebagai pelajaran. Gue enggak benci cinta kok, walau cewek yang gue suka ternyata komplotan penjahat. Gue hanya harus membuka mata gue lebar lebar pada sesuatu yang tulus dan benar di depan sana.


-Ruangan kantor tersebut kembali di isi barang barang.

-para pekerja keluar masuk kantor

-kantor mulai mencari karyawan.

-baju seragam untuk para mitra sudah siap.

-Elang sedang masuk kantor ketika berpapasan dengan cewek yang bekerja di sekitar tempat kantornya berada. Slow motion keduanya saling bertukar pandang.

Lalu, mendadak semua freeze. Elang menghadap kamera sambil bicara.


ELANG

Ohya, setelahnya, gue denger komplotan Zein dan Seruni itu berhasil di bekuk polisi. Ketika Danu mengejar mereka, Danu sempat memfoto nomor polisi dan juga bentuk mobil box tersebut, lalu Danu menggungahnya ke internet ke semua media sosial kami, dengan memberikan hadiah bagi siapapun yang berhasil melaporkan mobil itu berada.


MONTAGE - BERBAGAI LOKASI

-Pesan Buronan yang dipasang Danu segera menyebar.

-orang-orang melihat iklan tersebut lewat layar hape mereka.

-Ketika mobil box tersebut berhenti di salah satu jalan tol, mereka sudah di cegat dua mobil polisi.

END MONTAGE


92. INT. KANTOR ELANG — SIANG

Elang masuk ke dalam kantornya ketika Danu menyodorkan sebuah kertas pada kakaknya.


ELANG

Apa ini?


DANU

Bukannya Abang mau pergi melakukan pengantaran?


ELANG

(Protes)
Masa bos masih kerja lapangan juga?!


DANU

Itu namanya survei lapangan biar lebih peka sama masalah anak buah.


Elang tersenyum lalu mengambil pelengkapan, dan menyambar Helmnya. mengikat pengaman helm dan menuju motornya, dan melaju.

Kamera zoom out memperlihatkan kantor barunya dengan bertuliskan pesan dari surga.


The End





























Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar