Pesan Dari Surga
3. MEMBUKTIKAN DIRI

24. INT. DALAM KAMAR — SORE

Terlihat seorang perempuan bernama Ambar duduk di atas ranjang kamarnya, dan mendekatkan handphone miliknya di telinga. Suaranya terdengar bergetar.


AMBAR
Halo, apa benar ini Jasa Pengantar Maaf?


INTERCUT TELEPON ANTARA ELANG DAN AMBAR.


ELANG

Iya benar Mba.


AMBAR

(Terdengar ragu)

Tapi ini bukan tipu-tipu kan? Benar anda bisa mengantarkan maaf pada seseorang?


ELANG

(Mulai antusias)

Tenang Mba, kami seratus persen adalah jasa yang jujur, dan kami bisa membantu Mba untuk menyampaikan permintaan maaf dengan profesional. Oh ya, kalau boleh tahu dengan siapa saya berbicara?


AMBAR

Oh ya, nama saya Ambar, saya lihat iklan anda di twitter, dan kebetulan saya memang sedang butuh bantuan anda untuk menyampaikan permintaan maaf pada seseorang.


ELANG

(Memberi isyarat pada Danu untuk mengambil pulpen dan kertas)

Oke. Biar saja catat dulu mba. Jadi siapa yang ingin anda sampaikan permintaan maaf?


AMBAR

(terdengar menghela napas)

Saya ingin meminta maaf pada suami dan anak saya.


Elang berhenti mencatat, mengerutkan kening dan mengulang omongan Ambar.


ELANG

Bentar, bentar. Mbak pengen saya menemui dan mengirimkan maaf pada suami dan anak mbak?


AMBAR

Iya benar.


ELANG

Oke, apa yang harus saya katakan pada suami Mbak?


AMBAR

(Mendesah berat)

Katakan pada suami saya, maaf karena saya tidak bisa jadi istri yang baik. Saya sudah tidak sanggup tinggal bersamanya. saya lelah dengannya dan saya tidak bahagia.


ELANG

(Menggaruk garuk kepalanya)

Eng, kalau begitu, bukannya lebih baik mbak katakan sendiri?


AMBAR

(Setengah berteriak)

Tidak bisa. Kalau saya bertemu dia, pasti semuanya jadi runyam. Lagipula, bukannya jasa yang anda buat itu untuk itu?


Elang kemudian menatap Danu yang sekarang sudah duduk di sampingnya. Elang lalu menekan loud speaker agar suara Ambar terdengar.


ELANG

Oke Mba, jasa Pesan Dari Surga siap melayani anda. Silahkan ceritakan dengan sebab kenapa anda ingin meminta maaf?


AMBAR

(Terdiam sebentar, ragu, mendesah lalu kemudian berbicara dengan perlahan)
Ini bukan sesuatu yang membanggakan. Suami saya sebenarnya orang yang mapan, hanya saja pernikahan kami dibelenggu masalah. Suami saya terlalu sibuk bekerja, membuat saya merasa sesak dan kesepian. Jadi, ketika saya bertemu seseorang yang memberikan semua perhatian rasa nyaman dan kasih sayang, saya memilih pergi bersamanya. Maka itu, tolong katakan pada suami saya, maaf karena saya pergi dan memilih bersama orang yang lebih saya cintai.


ELANG

(Menggaruk kepalanya)

Eng, jadi intinya. Anda memohon maaf pada suami anda tentang perselingkuhan anda?


AMBAR

(Suaranya meninggi)
Itu bukan perselingkuhan, itu cinta!


ELANG

Ya, baiklah. Mbak bisa kirimkan alamat dan nama orang yang ingin anda kirimkan ucapan maaf. Lalu, untuk pembayaran jasa Pesan dari Surga mesti dibayar di muka.


AMBAR

Kenapa saya harus bayar dimuka? Siapa yang tahu anda menipu atau tidak?


ELANG

Tentu saja saya tidak menipu mbak. Kami bikin usaha ini baik-baik dan dengan dilandasi kejujuran dan juga kepercayaan. Kami amanah Mbak.


AMBAR

(Terdengar sakartis)

Biasanya yang mengumbar kata Amanah seringkali tidak Amanah.


ELANG

(Menghela napas)

Ya udah, gini aja Mbak. Mbak bayar DP aja dulu, sebagai tanda jadi. Untuk akomodasi dan transportasi.


AMBAR

(Masih terdengar ragu)

Kalau saya bayar DP, apa jaminan bahwa Anda benar-benar melaksanakan permintaan saya?


ELANG

Saya akan merekam ketika pengiriman permintaan maaf berlangsung. Jadi, itu bisa jadi bukti bahwa saya sudah melakukan pekerjaan saya. Setelah video di kirim, Mbak bisa membayar pelunasannya.


Suara di seberang sana terdiam sesaat. Elang lantas melemparkan pandangannya ke arah Danu yang duduk dekatnya yang kemudian memberi isyarat dengan mengangkat bahu. Lalu beberapa saat kemudian terdengar suara dari telepon.


AMBAR

Baiklah, saya setuju. saya akan mengirim detil alamat dan nama suami saya lewat WA.


Elang dan Danu saling berpandangan. Ketika telepon terdengar di tutup Elang bersorak, lantas naik ke atas sofa dan berjoget-joget senang.


CUT TO :


25. EXT. JALANAN DI SEBUAH PERUMAHAN — SIANG

Diperumahan mewah. Elang tengah menyusuri perumahan tersebut sambil melihat kiri dan kanan untuk memastikan nomor rumahya. Di sebuah rumah besar. pagarnya terbuka, sebuah mobil Mercy keluar dari pelataran halaman rumah tersebut. Mobil tersebut berpapasan dengan Elang yang kebetulan sampai di depan rumah tersebut. Elang melihat perempuan pembantu berusia sekitar dua puluhan, bernama Ratih, tengah menutup pintu pagar yang terbuka lebar, dengan segera Elang memarkirkan motornya dan bergegas menghampiri pintu pagar yang mulai menutup.


ELANG

(Setengah berlari mencoba mencegah Ratih menutup pagar)

Mba! tunggu!


Ratih menghentikan gerakan menutup pagar dan memandang ke arah Elang yang mendekat dengan heran.


ELANG

(Sok akrab)

Pak Justinnya ada?


RATIH

Baru aja pergi tadi. itu, Yang tadi mobilya warna Putih. (Ratih menunjuk ke arah mobil tadi keluar)


ELANG

(Memukul kepalanya)

Aduh, telat nih! Kalau begitu kapan kira-kira pak Justin pulang?


RATIH

Tidak tentu. Bisa sore nanti, bisa malam banget. Memang situ siapa?


ELANG

(Menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan)

Saya Elang, saya datang mengantarkan pesan dari Nyonya Ambar


Mendengar nama Ambar keluar dari mulut Elang wajah Ratih seketika berubah. Lalu alisnya mengerut dan wajahnya menjadi penasaran.


RATIH

Pesan dari Nyonya? Pesan apa? Sini saya sampaikan!


ELANG

(Menggelengkan kepalanya)

Pesannya harus saya sampaikan langsung sama Pak Justinnya.


RATIH

(Terlihat merengut dan tidak suka)

Kalo gitu saya ndak bisa bantu. Mas tunggu aja di sini.
(Segera mendorong pintu pagar kembali)


ELANG

(Berusaha mencegah agar pintu tidak ditutup, tapi gagal)

Eeeeh!
(Mengusap ubun ubun kepala sambil nyengir kikuk)


Elang kemudian berdiri di depan pintu celingak celinguk mencari sesuatu.


JUMP TO CUT :


Tiga puluh menit kemudian Elang mencoba melompat-lompat untuk mengintip dari pagar yang tinggi. Tapi kemudian sadar bahwa usahanya sia-sia. Lalu berkacak pinggang, kemudian berputar-putar di depan pintu.


JUMP TO CUT :

Dua jam kemudian Elang Berjongkok di depan pintu pagar dengan gelisah, lalu kemudian berdiri lagi menekuk tubuhnya.


ELANG (O.S.)

Menurut motivator idola gue, Karya Jaya, bersabar dan telaten adalah kunci dari sebuah keberhasilan dalam berusaha. Dan, inilah gue, sedang menguras tong kesabaran gue yang sepertinya sudah semakin menyusut.


JUMP TO CUT :


Setelah menunggu selama empat jam, Elang mulai gelisah di salah satu sudut dekat rumah tersebut. Elang menghela napas dengan berat. lalu melihat ke arah kiri dan kanan, dan kemudian memutuskan untuk pergi. Elang kemudian berjalan menuju ke arah motornya yang diparkir tidak jauh, kemudian menaiki motor dan melajukannya meninggalkan rumah mewah tersebut.


26. EXT. JALANAN PERUMAHAN — SIANG

Dari arah berbeda di mana Elang berjalan, sebuah mobil milik Justin bergerak menuju rumahnya.


27. EXT. JALAN PERUMAHAN — SIANG

Elang yang melajukan motornya melihat mobil justin datang dari kaca spionnya dan kemudian berhenti dengan cepat.


ELANG (O.S.)

yah, ketika tong kesabaran sudah habis, justru yang ditunggu datang. Baguslah.


Elang kemudian berbalik lalu bergegas mendekat ke arah rumah Justin. Mobil Justin sudah masuk ke dalam pagar dan pintu pagar mulai menutup. Elang baru sampai di depan rumah Justin. Elang kemudian mulai memasang perangkat hapenya untuk memvideokan. Hape itu diposisikan sedemikian rupa agar bisa menyorot dirinya. Elang kemudian menghidupkan kamera Hapenya hingga gambarnya terekam jelas. lalu kemudian Elang berbicara.


ELANG

(Melambai ke arah kameranya sendiri)

Oke, ini video untuk laporan klien pertama. Gue diberi instruksi untuk meminta maaf pada suaminya, atau mantan kali ya. (Elang mendesah)



Setelah memastikan bahwa kamera yang dipasangnya sudah oke. Elang kemudian mengetuk pintu pagar, lalu kemudian melihat sebuah tombol bel, kemudian memencetnya. Tidak beberapa lama Ratih membuka pintu dan memandang ke arah Elang dengan kaget.


RATIH

Lho, yang tadi toh.


ELANG

(Tersenyum)

Kali ini pasti Pak Justinnya sudah pulang.


Ratih menghela napas. Lalu perempuan itu hilang di pintu pagar. Elang menunggu sambil merapihkan pakaiannya. Beberapa saat kemudian seorang lelaki setengah baya keluar dan pintu dan menatap ke arah Elang dengan wajah yang keras.


JUSTIN

(Suaranya terdengar tidak suka)

Anda ya, orang suruhan Ambar?


ELANG

(Mencoba bersikap ramah. segera mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan)
Perkenalkan, saya Elang Pak, dari Kurir jasa Pesan dari Surga.


Justin tidak menerima uluran tangan Elang yang hendak berjabat tangan. Malah dengan sikap angkuh Jastin melipat tangannya di dada. Elang hanya menggibaskan tangannya yang tadi terulur dengan sikap sedikit kikuk. Mata Justin menyorot tajam menunggu Elang menjelaskan maksudnya.


ELANG

Saya kesini untuk menyampaikan pesan dari Istri bapak, yang bernama Ambar Pramesti. Dia mengirim permintaan maaf untuk Pak Justin dan juga anak-anak.


Justin masih memandang ke arah Elang dengan wajah dingin, dengan tangan masih terlipat di dadanya. Lalu kemudian berkata dengan nada yang sangat dingin


JUSTIN

Hanya itu?


ELANG

Mba Ambar juga bilang, bahwa dia hanya ingin mendapatkan cinta dan ingin bahagia.


Mendengar ucapan terakhir Elang, mendadak Justin langsung menarik kerah baju Elang secara tiba-tiba membuat Elang terkejut. Dengan amarah yang menggebu Justin pun berteriak di depan wajah Elang.


JUSTIN

Jangan-jangan Elu cecunguk yang bawa kabur istri gue!!!


ELANG

(Mencoba menenangkan)

Bu...bukan Pak!!!


Tiba-tiba justin langsung menonjok perut Elang. Elang pun mundur ke belakang dan terjatuh. Justin yang dipenuhi Amarah segera berteriak sambil menunjuk ke arah Elang.


JUSTIN

(Berteriak marah)

Bilang sama perempuan sundal itu! tidak ada kata maaf untuk dia. Aku ceraikan dia! Biar dia ketemu pengacaraku di persidangan perceraian nanti!


Justin lantas masuk kembali ke dalam pagar rumahnya. Elang tampak terduduk sambil mengusap sikunya yang lecet, lalu mengusap perutnya yang terasa sakit. latar belakang musik sedih.


ELANG (O.S.)

Membangun usaha itu tidak selalu berjalan mulus. Biasanya pelaku usaha akan berdarah darah dan babak belur dulu. Dalam kasus gue, gue babak belur beneran.


DISOLVE TO :






Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar