Our Bad Memory
7. Episode 7

73.INT. KEDIAMAN LAKSMONO-SIANG

JUKI

Permisi Pak.


YUDHO

Ada apa?


JUKI

(memberikan beberapa lembar foto)

Ini yang saya dapatkan.


Yudho menatap tajam pada foto tersebut, dahinya mengerut kesal.


YUDHO

Baiklah, kamu boleh pergi.


LS: Yudho tampak belakang mengamati foto tersebut di ruang kerjanya sambil menangkupkan kedua tangan.


CUT TO:


74.INT. KANTOR MODE INDONESIA-SIANG

Mita datang ke ruangan Aji untuk melaporkan sesuatu, dengan membawa berkas dan ponsel dia menghampiri atasannya.


MITA

Siang Pak, saya diberitahu oleh tim marketing bahwa ada artis yang meminta khusus dibuatkan pakaian untuk acara Oscar.


AJI

(kaget)

Oscar? Artis Indonesia diundang? 


MITA

(tersenyum)

Iya, Filmnya berhasil masuk sebagai nominasi. ini data-datanya Pak. Artis tersebut secara khusus juga minta untuk bertemu dengan Bapak.


AJI

Marcella Faryani. Kapan saya bisa bertemu dengan dia?


MITA

Dia ada di depan Pak, sedang berbincang dengan para Designer.


AJI

Oh, ok. Suruh dia kemari kalau sudah selesai.


MITA

Baik.


CUT TO:


75.INT. RUANG KANTOR AJI-SIANG

Aji duduk bersama Marcella berhadapan ditemani dua cangkir teh.


AJI

Terima kasih karena telah mempercayai kami, kalau boleh saya tahu kenapa Anda memilih kami untuk mempersembahkan pakaian Anda.


MARCELLA

Sebenarnya saya sudah lama senang dengan pakaian yang ada di sini. Mereka sangat simple dan juga berkelas, tapi bisakah saya meminta sesuatu?


AJI

Apa? Silahkan.


MARCELLA

Saya akan ikut andil bersama para perancang untuk menjadikan pakaian tersebut terlihat luar biasa. Dan pakaian itu nantinya akan menjadi milik saya. Bagaimana? 


AJI

(tersenyum)

Saya tidak masalah soal ikut andil karena Anda juga pasti nanti yang akan memakainya namun soal pakaian itu menjadi milik Anda, lalu kami dapat apa? 


MARCELLA

Sorotan.


Aji terdiam nampak berpikir, kalau ini berhasil maka mereka akan dapat perhatian penuh. Tapi kalau tidak maka dia harus rela baju yang dibuat dengan susah payah dan biaya besar lenyap begitu saja.


AJI

(dengan pertimbangan matang)

Baiklah.


JUMP CUT TO:


76.INT. KANTOR MODE INDONESIA-SORE

Setelah bicara dengan Marcella, Aji langsung mengadakan rapat bersama timnya dan menyampaikan apa yang diucapkan Marcella.


AJI

Oleh karena itu saya minta pada kalian untuk melakukan yang terbaik. Pakaian yang kita buat harus mendapatkan perhatian besar agar kita juga bisa dapat untung. Oscar bukan ajang main-main.


RIANTI

Ini proyek yang riskan, apa kita harus mengikuti kemauan Marcella?


AJI

(menatap Rianti dan Bagas)

Saya percaya dengan kalian.


Rianti dan Bagas mengangguk, itu artinya mereka sudah mendapatkan kepercayaan penuh.


AJI

San, kasih saya model gaun dan warna yang sesuai dengan Marcella. Saya kasih kamu waktu dua jam.


IHSAN

Ok.


AJI

Oh ya, jangan sampai ada yang bocor. Ini rahasia dan hanya kita yang tahu, jangan bilang ke siapapun termasuk pegawai sini. Ngerti.


Mereka mengangguk dan langsung bergerak tanpa banyak bicara, Aji beruntung memiliki tim yang solid dan sangat bertalenta. Mereka idealis namun tidak menutup masukan-masukan yang ada. Cepat dan dapat diandalkan.

Ihsan langsung mencari informasi soal Marcella di Internet, semua yang pernah ia kenakan dan latar kehidupannya. Rianti dan Bagas mencoba mencari tipe-tipe gaun terbaru yang unik namun nyaman.


CUT TO:

77.INT. KANTOR LADARA-MALAM

Dara tengah sibuk mempersiapkan gaun yang akan dipakai untuk acara peragaan mereka di Paris. Dengan warna cerah bernuansa kebaya, kini Dara mencoba memadupadankan warisan khas nusantara dengan warna beragam. Seharian dia menggambar serta membentuk baju tersebut hingga menjadi karya yang indah.


LS: Dara dan Farah melihat gaun tersebut dari kejauhan.


DARA

Gimana menurut kamu?


FARAH

Mewah, ini sangat mengagumkan. Masterpiece.


DARA

(menoleh pada Farah)

Jaga baik-baik, tinggal diperbaiki dan semuanya selesai. Saya mau pulang.


FARAH

(posisi hormat)

Siap.


CUT TO:


78.INT. RESTORAN MENTARI-MALAM


LIA

Nggak ada bosennya ya lo kesini?


TIAN

Hehe, masakan lo enak. Gratis lagi.


LIA

Keenakan, hari ini gue mau minta bayaran.


TIAN

Yah, kok gitu. Nggak kasian sama gue?


LIA

(menatap Tian gemas)

Gue cuma minta lo bayar hari ini. Itung-itung buat modal gue.


TIAN

Iya, iya gue bayar hari ini.


LIA

Gitu dong.


TIAN

Eh, lo mau nonton nggak?


LIA

Nonton?


TIAN

Iya, asik tahu nonton malem-malem.


LIA

Nggak deh, gue mau istirahat.


TIAN

Nggak bisa, habis gue makan kita jalan naik taksi online aja yang deket noh di Metropole.


Wajah Lia langsung berubah, kenapa dia jadi maksa gini sih. Karena tidak enak, akhirnya mereka berdua pergi menonton film John Wick di bioskop. Filmnya seru dan menegangkan, sudah lama juga mereka tidak nonton di Bioskop.

JUMP CUT TO:

79.INT.BIOSKOP METROPOLE-MALAM

Ternyata Lia menikmati waktunya bersama Tian, tanpa sadar mereka tertawa dan bersenda gurau bersama. Setelah selesai, mereka berjalan beriringan keluar dari Bioskop.


TIAN

Seru ya filmnya, gile Keanu Reeves keren banget.


LIA

Iya, udah ganteng keren lagi.


TIAN

(tersenyum menatap Lia)

Gue juga ganteng.


LIA

Lo? Jauh sama bang Keanu mah.


Tian hanya tertawa sambil melihat Lia dalam sebelum dia perlahan memberanikan diri meraih tangan teman dekatnya itu. Sudah lama Tian ingin mengutarakan isi hatinya namun selalu saja ada halangan, sedangkan Lia sepertinya tidak mengerti kenapa dia selalu datang ke Restorannya. Kali ini pula saat ingin memegang tangan Lia, sesuatu terjadi.  

Tiba-tiba ponsel Lia berdering membuatnya merogoh tas yang ia selempangkan. Tian buru-buru menarik tangannya kembali.


LIA

(mengangkat telepon)

Iya Pa besok memang akan ada rapat. Oh gitu, yaudah nanti Lia bilang Kakek. Ok.


Tian langsung tahu diri, dia hanya orang biasa yang bekerja susah payah dan belajar untuk menjadi seorang Dokter. Dia bahkan butuh beasiswa untuk melakukan penelitiannya. Sepertinya dunianya dan Lia berbeda sekali. Alhasil mereka kembali pulang tanpa ada hal yang berarti. Tian lalu pamit dan mengusap kepala Lia sebelum pergi.


Untuk Lia, dia sebenarnya tahu kalau Tian menaruh hati padanya. Dia menatap Tian yang pergi dari belakang dengan hati yang berat. Bukan apa-apa, dia takut kalau dia akan membuat Tian menderita. Keluarganya bukan keluarga biasa, dia sudah melihat apa yang terjadi pada Dara dan dia tidak mau itu terjadi padanya. Dilema luar biasa menimpanya karena di sisi lain, dia juga ingin Tian tetap berada di dekatnya.


CUT TO:


80.INT.LAKSMO CORP-SIANG

Hari ini rapat besar-besaran pemegang saham digelar membahas semua masalah perusahaan termasuk kerugian yang terjadi akibat kelakukan Titi. Semua jadi kacau karena ulah anak perempuan Toro itu. Semua orang datang tak terkecuali Dara dan Lia, namun sang pembuat masalah malah tidak datang. Titi dan Okta menghilang dari permukaan.

Toro berdiri bersama seluruh keluarga dan jajaran Direksi. Dia lalu menyadari ada sesuatu yang aneh. Menoleh dan memindai ke belakang, matanya seketika menatap Lia. Lia yang merasa tidak enak langsung menghampiri sang Kakek.


LIA

Maaf Kek, Mama dan Papa tidak bisa datang. Katanya Mama sakit.


TORO

(membersihkan tenggorokan)

Orang tuamu sungguh beruntung punya anak sepertimu, kalau tidak sudah lama aku melempar mereka ke jalanan.


LIA

(tersenyum manis)

Maafkan mereka ya Kek.


Tanpa membalas cucunya, Toro melangkah maju menuju ruang rapat. Di sana semua orang sudah menunggunya. Lia dan Dara saling bertukar pandang satu sama lain.


JUMP CUT TO:


80.INT. KANTOR MODE INDONESIA-MALAM

Bagas dan Rianti sedang mempresentasikan ide mereka untuk diwujudkan sebagai sebuah mahakarya. Ihsan pun sudah memberikan gambarannya untuk busana Marcella.


BAGAS

Kita buat gaun tanpa lengan, atasnya akan berwarna putih polos lalu di bawahnya akan ada nuansa batik dengan tema kupu-kupu. Jadi pada bagian bawah akan seperti sayap kupu-kupu yang membentuk sebuah rok. Mereka akan diberi payet agar terkesan mewah.


AJI

(mengangguk)

Ok, kira-kira pengerjaannya berapa lama?


RIANTI

Dua bulan saya kira cukup.


IHSAN

Setelah jadi saya akan pastikan kalau gaun ini nyaman dan mencuri perhatian.


AJI

Kerja bagus, Ihsan kamu akan ikut ke Oscar ya. Kamu yang akan menata langsung busana Marcella di sana.


Ihsan mengangguk langsung tersenyum sumringah.


AJI

Kalian butuh berapa orang untuk membantu?


BAGAS

Tiga sepertinya cukup.


AJI

Hmm, nanti akan saya cari. Kalian harus fokus, karena nama kalian nanti yang akan disebut.


Mendengar perkataan Aji, Bagas dan Rianti tersenyum namun juga gugup. Ini akan mengubah hidup mereka jika berhasil.


AJI

Ada kendala yang ingin kalian sampaikan?


RIANTI

Untuk saat ini tidak ada.


AJI

Kalau begitu rapat kita sampai di sini. 


Mereka semua kemudian mengakhiri rapat hari itu.


CUT TO:


81.INT. DI DALAM MOBIL-MALAM

Yudho menemui seseorang di depan bangunan sepi yang tak berpenghuni. Orang tersebut lalu menghampirinya.


YUDHO

(memberikan sebuah amplop)

Ini bayaran untuk kamu.


SALEH

(tersenyum miring)

Terima kasih.


YUDHO

Simpan rahasia ini dalam-dalam. Jangan sampai ada yang tahu.


SALEH

Tenang Bos, selama bayarannya lancar mereka nggak akan tahu. Masalah kecil.


Tanpa banyak basa-basi, Yudho menutup kaca mobilnya dan segera pergi dari tempat tersebut.


CUT TO:


82.EXT. TAMAN JOGGING-PAGI

Seperti biasa, saat libur Dara akan berusaha untuk olahraga pagi. Dia ingin menjaga tubuhnya agar tetap bugar. Berlari perlahan demi perlahan dia terhenti di depan sebuah pohon besar. Dirinya terengah-engah mencoba mengambil napas, lumayan dia lari hari ini. Sudah sekitar 30 menit. Matanya kemudian menatap sebuah gadis yang sedang menggambar di bawah pohon besar tersebut. Anak itu mungkin sekitaran SMA, Dara lalu menghampirinya.


DARA

(melihat lukisan tersebut)

Gambarmu bagus.


DITA

(malu dan langsung menutup bukunya)

Ehm, ini cuma gambar aja kok.


DARA

Boleh saya lihat, nggak usah malu. Saya cuma mau lihat saja.


Dita ragu-ragu mengintip gambar yang ia kerjakan, kemudian dengan takut-takut memberikannya pada Dara.


DARA

(tersenyum melihat gambar tersebut)

Siapa nama kamu?


DITA

Dita.


DARA

(tersenyum ramah)

Berapa kamu mau jual gambar ini?


Sontak Dita terkejut bukan main, dia hanya menggambar asal. Mengamati orang-orang yang berlalu-lalang, dia kemudian mencoba menggambar sebuah manusia dengan busana yang ia lihat sepanjang hari namun mengubahnya menjadi sebuah gaun malam yang sangat cantik. 


DITA

Saya tidak menjualnya.


DARA

(terkejut)

Kenapa?


DITA

Itu gambar saya, dan jika dibeli gambar itu bukan milik saya lagi.


DARA

(terkekeh)

Anak pintar, kamu kelas berapa?


DITA

Tiga.


DARA

(memberikan kartu nama)

Itu kartu nama saya, temui saya lusa jam 12 siang. Ok.


Dita hanya mengangguk tanpa mengerti apa maksud Dara. Dara yang terkesima meninggalkan Dita dengan senyum senang.


Kembali berlari, Dara melewati bangku tempat dia waktu itu bertemu dengan Bintang. Ingat anak itu Dara jadi mencarinya, waktu itu mereka bertemu juga di jam seperti saat ini. Namun saat menoleh kesana kemari sepertinya dia tidak ada, Dara kemudian melanjutkan larinya.


CUT TO:


83.INT. DI DALAM SEBUAH CAFE-PAGI

Selesai berolahraga Dara pergi ke sebuah cafe untuk membeli minuman. Saat mengantri tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang begitu ia kenal.


AJI

Pagi yang melelahkan?


DARA

(memicingkan matanya)

Yup, ditambah dengan suara yang tidak enak yang aku dengar.


AJI

(bingung)

Suaraku?


DARA

Siapa lagi.
(menoleh pada Pelayan Cafe) Satu latte ice ya.


AJI

(menyeringai)

Cappuccino satu. Satuin aja, saya yang bayar.


DARA

(menghela napas tak nyaman)

Kamu sendiri? Kekasihmu tidak ikut?


AJI

Kenapa membahas Yola? Kamu cemburu?


DARA

Cih, menggelikan.


AJI

(meledek)

Apa tidak ada laki-laki yang mendekatimu?


DARA

(memindai Aji dari atas sampai bawah)

Karena seseorang aku jadi trauma.


AJI

(tersenyum menaikkan alisnya)

Ok ok, aku tidak akan membahas itu. Sekarang bisa kita duduk dengan nyaman?


Aji mempersilahkan Dara duduk sebelum dirinya pun ikut duduk. Saling bertatapan mereka canggung satu sama lain, saling mempersilahkan lawan bicara untuk memulai lebih dulu.


AJI

Aku dengar keluargamu tertipu dalam jumlah banyak.


DARA

(terlihat heran)

Kamu tahu darimana?


AJI

Dar, Dar. Di Industri ini tembok pun mampu mendengar. Apa Kakekmu marah besar?


DARA

Apa tidak ada hal lain yang bisa dibahas?


AJI

Ayolah Dar, aku hanya ingin ngobrol dengan teman lama. Apalagi kita punya bisnis yang sama.


DARA

(melipat bibirnya)

Tentu Kakek marah, kamu tahu sendiri sifat Kakekku. Lia yang mau tidak mau menjadi penengah.


AJI

Kamu tahu siapa pelakunya?


DARA

Teman Om Okta, kenapa kamu membahas soal ini?


AJI

(tersenyum penuh arti)

Aku yakin dia tidak akan berani bertindak sendiri.


DARA

Maksud kamu ada yang membantunya?


AJI

Dar, apa ada orang yang berani bermain-main dengan keluargamu? Ya kecuali ada yang sengaja menyuruhnya.


Aji kemudian membisikkan sesuatu pada Dara.


DARA

(sedikit terkejut)

Kenapa kamu memberitahu aku semua ini?


AJI

(terdiam penuh pemikiran)

Anggap ini bantuan dari teman lama. Aku dan kamu punya hubungan yang tidak akan pernah terputus.


Aji mengedipkan satu matanya kemudian berdiri dan pergi membuat Dara bingung.


DISSOLVE TO:


84.EXT. DI DEPAN CAFE-PAGI

Aryo yang menunggu Aji langsung membukakan pintu mobil saat atasannya itu melangkah menghampiri.


AJI

Semoga dia memakan umpan yang saya berikan.


ARYO

Anda yakin dia akan berbuat sesuatu?


AJI

Dara yang saya kenal pasti akan berbuat sesuatu.


Aji lalu masuk ke dalam mobil dan berjalan pergi.


CUT TO:


85.INT. PALAIS DE TOKYO PARIS-MALAM

Malam indah di Paris, Dara bersama para perancang dari seluruh Asia berkumpul untuk menunjukkan karya mereka di Negara Mode tersebut. Beberapa merk terkenal pun turut menghiasi peragaan malam itu. Ada Rei Kawakubo, Vera Wang, dan Yohji Yamamoto. 

Peragaan pun digelar dan satu persatu busana mereka pamerkan, dengan percaya diri Dara mempersembahkan rancangannya yang begitu mewah. Tanpa disangka orang-orang tertarik dengan rancangannya. Mata mereka terlihat penasaran.

Farah datang dengan sebuah berkas setelah acara selesai.


FARAH

Ini dokumen yang Anda minta.


Lekat-lekat Dara membuka dan melihat dokumen tersebut, tangannya kemudian mengepal kuat dan ia menggigit bibirnya cemas.


JUMP CUT TO:

86.INT. RIVIERA BAR CRAWL TOURS PARIS-MALAM

Pesta setelah peragaan pun digelar, musik dimainkan begitu asik. Dara di depan meja Bar menunggu minumannya.


Bartender

Wiski,


Dara

Thank you.


Dengan cepat Dara meminumnya dalam sekali teguk. Kepalanya berat dan pusing dia butuh minuman ini.


AJI

Bonsoir, Mademoiselle.


Dara langsung tersedak mendengar suara tersebut.


DARA

Kamu ngapain di sini?


AJI

(mengerutkan dahi)

Memangnya aku nggak boleh ada di sini?


Aji lalu memesan minuman pada Bartender.


DARA

(memutar bola matanya)

Pergilah kalau sedang butuh hiburan, aku bukan hiburanmu.


Dara sontak pergi meninggalkan pesta tersebut, untung Ayah dan Kakeknya tidak berada di sana. Aji lalu menyusul.


AJI

Hei, (menahan tangan Dara)


Dara menoleh menatap dengan sinis tangan Aji yang langsung dilepas oleh lelaki itu.


DARA

Apa yang kamu inginkan? Belum puas kamu menghancurkan hidup aku?


AJI

Aku nggak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin menolong kamu.


DARA

Kenapa?


AJI

Karena kita teman.


DARA

Omong kosong, semenjak berpisah aku tidak lagi menganggapmu teman. 


Aji yang bingung mengangkat tangannya ke udara.


AJI

Kamu memendam dendam padaku? Sampai kapan kamu ingin marah seperti ini?


DARA

Sampai kamu merasakan penderitaan paling pedih seperti yang aku rasakan. 


AJI

Kamu kira hanya kamu yang menderita? Yang kehilangan segalanya? Aku juga menderita Dar, aku nggak tahu harus berbuat apa. 
(berhenti beberapa saat) Dan sekarang aku ingin menebus perbuatanku. Aku ingin membantu kamu.


DARA

(menyeringai menahan tangis)

Ah, jadi kamu merasa bersalah.


AJI

Asal kamu tahu, ini semua adalah perbuatan keluargamu.


DARA

Apa?


AJI

Sejak awal mereka tidak setuju kita bertunangan. Dar, Ayah dan Kakekmu adalah orang yang berbahaya, mereka dapat melakukan segalanya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.


DARA

(menggeleng tak percaya)

Kamu munafik.


Dara yang marah melangkah pergi, namun ternyata Aji tidak tinggal diam. Dia mengejar Dara, menarik tangannya dan menciumnya mesra.


CONTINUE



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar