Our Bad Memory
5. Episode 5


45.INT. DALAM MOBIL DARA-MALAM

Sepulang dari kantor, Dara merasakan pusing di kepalanya kembali muncul. Dia lalu mencoba bersandar beberapa saat, setelah lebih baik dia pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Mencari obat yang biasa ia minum, ia lupa kalau obatnya tertinggal di kantor. Dara kemudian meminum segelas air, merasa baikan dia melangkah kembali mengendarai mobil pribadinya. Kali ini dia sendirian, tidak ada yang menyupiri.


Di pertengahan jalan tiba-tiba tubuhnya mengeluarkan keringat dingin, sakit menghantam kepalanya tiada ampun. Memegangi kepalanya, untungnya dia sempat menghentikan laju mobilnya walau mendadak. Dia sudah tidak peduli lagi dengan sekitar, kepalanya sakit sekali.


INTERCUT TO:


Aji langsung menggendong Dara dan membawanya ke rumah sakit. Dara sempat pingsan di mobilnya namun Aji dengan sigap membawanya ke rumah sakit, dia di infus dengan Aji berada di sampingnya. Menatapnya dalam, banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya. Apa yang terjadi hingga Dara menjadi seperti ini?


CUT TO:

46.INT. RUMAH SAKIT GADING MULYA-MALAM


DOKTER

Ibu Dara? 


AJI

Iya.


DOKTER

Apa Ibu sedang meminum obat? Karena keadaan Ibu secara keseluruhan baik, jadi mungkin ada kaitannya dengan obat yang sedang Ibu konsumsi.


AJI

Maaf Dok, saya kurang paham soalnya saya bukan keluarga. Saya hanya kenal dan sudah lama kami tidak bertemu.


DOKTER

(terdiam)

Baiklah, saya akan tunggu pasien bangun dan bertanya lebih lanjut. Untuk saat ini kami berikan obat pereda nyeri saja, kalau begitu saya permisi.


Aji mengangguk sambil melihat dokter tersebut pergi, tak lama berselang suara ponsel berdering.


INTERCUT WITH:


YOLA

Apa kata dokter?


AJI

Masih belum jelas, dokter masih menunggu Dara untuk sadar. Keadaan vitalnya baik tapi entah kenapa…


YOLA

Kamu akan menunggunya?


AJI

Aku tidak bisa meninggalkannya, kamu mengerti kan?


YOLA

(menghela napasnya lalu mengangguk)

Kita bertemu lain waktu.


Yola yang sedikit marah langsung menutup ponselnya, hari ini dia gagal menghabiskan waktunya bersama sang kekasih. Sedangkan Aji menutup matanya kecewa, ada-ada saja kejadian ini.


CUT TO:


47.INT. RUMAH SAKIT GADING MULYA-DINI HARI

Dara mulai sadarkan diri, dia membuka matanya perlahan. Samar-samar dia mengenali lelaki di hadapannya itu, melihat itu adalah Aji Dara terkejut. Dia mengerjapkan mata beberapa kali, tidak salah lagi itu Aji. Hidung dan bibir itu sangat ia kenal.


Dokter jaga kemudian membuka tirai ruangan mereka


DOKTER

Malam, maaf mengganggu Ibu Dara sudah sadar?


Suara Dokter langsung membangunkan Aji


DARA

(dengan suara lemah)

Sudah.


Dokter tersebut kemudian bertanya beberapa hal pada Dara soal obat yang ia minum. Aji hanya terdiam mendengar perbincangan tersebut. Dia sama sekali tidak tahu apapun soal Dara selama beberapa tahun belakangan ini. Ini sedikit memberikannya pukulan.

CUT TO:


48.INT. RUANG PERAWATAN VIP-PAGI

Keadaan begitu canggung di antara mereka berdua. Dara tidak tahu harus berkata apa dan Aji termenung dengan berbagai pertanyaan.


AJI

(sedikit marah)

Apa yang sebenarnya terjadi hingga kamu seperti ini?


DARA

(terdiam ragu-ragu)

Ji…


AJI

Kamu hilang ingatan hingga harus minum obat penenang? Apa ini hal yang kamu alami setelah pergi meninggalkan aku?


DARA

(mengerutkan dahinya bingung)

Meninggalkan kamu? Kamu yang ninggalin aku pergi ke Prancis tanpa kabar. Kamu hampir membuat aku gila.


AJI 

(berdengus)

Aku terpaksa ke Prancis untuk menyelamatkan Perusahaan. Aku sendirian, tidak bisa bahasa Prancis dan sulit sekali untuk menghubungi kamu. Rasanya aku ingin membunuhmu saat tahu kamu pergi begitu saja meninggalkan…


Aji yang terbawa emosi lupa akan sesuatu, dia tidak bisa membicarakannya. 


DARA

Apa?


INSERT: Lia datang dan langsung menghampiri Dara.


Aji tidak jadi melanjutkan ucapannya, untunglah dia tidak keceplosan dan langsung pergi meninggalkan Dara bersama Lia. 


Dara yang terkejut karena kehebohan Lia hanya bisa menatap Aji pergi dari belakang.


CUT TO:





49.INT. KANTOR MODE INDONESIA-PAGI

Aji datang ke kantornya dengan wajah penat, dia kurang tidur dan lelah. Pikirannya terus kembali pada Dara, sebenarnya apa yang terjadi saat dia berada di Prancis. Ini aneh, sangat aneh. Suara ketukan membuat lamunan Aji bubar, Yola ternyata datang menghampirinya.


YOLA

Wajahmu lelah sekali, aku ambilkan teh mau?


Tanpa banyak bicara, Aji menahan tangan Yola dan memeluknya.


AJI

Maaf.


YOLA 

(tersenyum sumringah)

Aku memaafkanmu, tapi jangan diulangi.


AJI

Tentu.


YOLA

Teh?


Aji mengangguk, dia lalu melepaskan genggamannya. Dia menatap Yola dalam, ada sesuatu yang hilang. Ada sesuatu yang kosong. Entah apa itu.


CUT TO:



50.INT. LOBBY RUMAH SAKIT GADING MULYA-SIANG

 Dara dan Lia berjalan cepat keluar dari Lobby Rumah Sakit. 


LIA

Dar, lo jangan gila deh. Lo masih sakit.


DARA

(sambil berjalan)

Gua nggak bisa diam aja, mereka sampai sekarang belum dapet bahan yang pas. Kompetisi tinggal sebulan lagi, pada nggak becus.


LIA

Bisa nggak lo santai sedikit, mereka juga pasti lagi nyari kan. Percayalah sama anak buah lo, jangan lo semua yang kerjain.


DARA

(seketika berhenti melangkah dan menatap Lia)

Gue sudah nggak percaya sama siapapun.


Lia yang melihat tatapan Dara langsung berhenti, dia membiarkan sepupunya untuk pergi. Apapun yang dia katakan tidak akan mengubah keputusan Dara.


CUT TO:


51.INT. MALL CASSABLANCA-SORE

Regina sedang berbelanja kebutuhan dapur bulanan bersama karyawannya. Dengan semangat dia memilih buah dan sayur untuk dibeli, semua segar dan enak dipandang. Saat sedang berkeliling, dia tak sengaja menabrak seorang anak perempuan. Anak itu lalu terjatuh.


REGINA

Dek, kamu nggak apa-apa?


Anak itu hanya mengangguk sambil memandang Regina polos, sontak jantung Regina terhenti melihat tatapan anak itu. Dia penasaran, sungguh penasaran. Saat anak itu berlari, Regina mengikuti kemana arah anak itu pergi. Dia lalu mengerjap beberapa kali saat anak itu menghampiri Nani. 


Regina menghela napasnya panjang.


JUMP CUT TO:


52.INT. DI DALAM MOBIL-SORE

Di dalam mobil, Regina termenung menatap langit biru cerah seakan tidak ada lelahnya. Dia terus menatap langit beberapa saat sampai seulas senyum keluar dari bibir manisnya.


CUT TO:

53.INT. LADARA FASHION-MALAM

Dara sibuk sekali dengan timnya, paling tidak malam ini harus ada satu pakaian yang jadi untuk mereka peragakan.


ANDIN

Ini sudah bahan ke 4 yang kita cari. Menurut saya ini yang paling cocok.


DARA

Harga?


ANDIN

Sesuai.


Menggantungkan kedua tangannya ke pinggang, Dara memeriksa bahan itu dengan seksama. Dia sentuh bahan berwarna merah tersebut, kemudian memakaikannya pada manekin. Dengan cepat dia melilitkan bahan tersebut, menusukkan beberapa jarum dan berbagai ornamen. Dalam sekejap sehelai bahan tadi menjadi pakaian yang cantik. Dara tersenyum puas menatap kreasinya.


DARA (LS)

Ok.


Dengan satu kata itu semua orang serasa bersorak sorai gembira. Akhirnya beban di pundak mereka sedikit berkurang.


CUT TO:


54.INT.LIVING HOME GROUP-MALAM

Peragaan akhirnya akan segera dimulai, banyak sekali tamu-tamu penting yang sudah hadir salah satunya yaitu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Perwakilan dari Gubernur Jakarta, para pengusaha dan petinggi Living Home dan para pekerja seni lainnya.


Di belakang panggung, Dara tengah sibuk menangani kostumnya. Ada salah satu kostum yang robek jadi Dara harus menjahitnya kembali. Sedangkan Aji berkonsultasi dengan para perancang, stylish dan tim lainnya untuk bisa memberikan hasil maksimal.


Ternyata rancangan dari pihak Aji tampil lebih dulu. Dia menampilkan tema tebing dengan bunga dan warna cerah. Para juri tersenyum melihatnya, ini seperti sedang jatuh cinta.


INSERT: Toro hadir bersama asistennya.


Beberapa peragaan dari berbagai perusahaan mode telah selesai, terakhir Ladara akan menunjukkan karya-karyanya. Dengan bahan yang sangat nyaman Dara meluncurkan Haute Couture rancangannya yang dibuat secara detail oleh dirinya sendiri. Baju ini hanya ada dua untuk saat ini. Para juri terlihat senang namun sepertinya belum melampaui ekspektasi yang ada.


INSERT: Yola hadir dan duduk di bangku penonton.


Setelah acara selesai jamuan makan pun digelar. Mereka menikmati sajian dengan suguhan romantis. Yola mengajak Aji berdansa dan tentu saja Aji mau. Dara hanya mengamati dari jauh. Dia duduk bersama Ayah dan anak buahnya.


Semua orang berdiri saat Toro datang.


DARA

Kakek,


TORO

(menepuk pundak Dara)

Kerja bagus.


Toro kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut.


Beberapa jam berlalu, saat mengambil minum tanpa sengaja Dara melihat Ayahnya berbicara akrab dengan Bapak Prayoga Alim selaku Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Matanya memicing, dia lalu mengikuti mereka yang masuk ke sebuah ruangan. Dara menguping dari luar.


PRAYOGA (VO)

Sudah Bapak tenang saja, tim Bapak pasti menang.


YUDHO (VO)

Ok kalau begitu ya, kita sepakat. Hahaha.


Dara terkejut mendengarnya, ini tidak seperti apa yang ia bayangkan. 


Saat berbalik Dara begitu terkejut mendapati Aji berada di ujung lorong berdiri menatapnya tajam. Dara sontak gugup, dia berjalan lemas perlahan melintas melewati Aji.


AJI

Apa yang kamu dengar?


DARA

(gugup)

Bukan apa-apa.


Aji langsung menahan tangan Dara yang ingin pergi.


AJI

Kamu tahu sesuatu makanya kamu gugup.


DARA

Lepasin.


AJI

(menggeleng)

Itu adalah kenyataan. Keluargamu orang yang seperti itu.


DARA

(menatap Aji tajam)

Jangan menghina keluargaku.


Tangan Dara semakin keras dipegang oleh Aji.


DARA

Argh, lepasin.


Aji malah terus menyentuh tangan Dara dan mendekatkan tangan tersebut ke bibirnya hingga Yudho keluar dari ruangan dan membuat Dara maupun Aji bubar seketika. Mereka langsung pergi tanpa terlihat oleh Yudho. Dan Aji kembali merangkul Yola. Dara menyeringai tak percaya melihatnya. 


Malam itu juga, pengumuman pemenang keluar dan Ladara berhasil menjadi nomor satu. Semua orang bertepuk tangan pada Dara yang naik ke atas panggung tersenyum sumringah menerima lambang dari Pemerintah sekaligus menjadi pemasok utama untuk Living Home Group.


AJI (VO)

(menggelengkan kepala tak percaya)

Dasar rubah licik.


YOLA

Pasti ada sesuatu yang salah.


AJI

Tidak, semua ini tidak salah. Ini hanya tipuan.


INSERT: Aryo datang membisikkan Aji sesuatu


Aji tersenyum penuh arti, saat tadi dia juga mengikuti Yudho, dia tahu hal seperti ini akan terjadi. Soal pajak kemarin hanyalah jebakan.


CUT TO:


55.INT. DI DALAM MOBIL YUDHO-MALAM


YUDHO

Apa Papa bilang, kamu pasti menang.


DARA

(tersenyum getir)

Saya akan mundur dari kompetisi ini.


YUDHO

Apa? Kenapa?


DARA

(menoleh menatap Yudho tajam)

Saya tidak mau menang tanpa harga diri.


YUDHO

(bingung)

Apa maksud kamu?


DARA

Keputusan juri memenangkan Ladara adalah karena Mode Indonesia baru saja bermasalah dengan pajak. Sangat kebetulan sekali dengan acara ini. Dan Papa terlihat sangat dekat dengan Pak Prayoga sampai berbicara empat mata dengannya.


YUDHO

Papa dan Pak Prayoga sudah kenal lama, tidak ada hubungannya dengan ini. Dara, ini kesempatan kamu, kamu bisa mengembangkan lagi dunia kamu. Kembali berkarya, untuk Indonesia juga Dar.


DARA

(menyeringai tak percaya)

Halah, Papa nggak usah bawa-bawa Indonesia. Malu Pa ama Negara lain. Pokoknya saya akan mundur. Itu keputusan akhir Dara. 


LS: Mobil tersebut pun menepi dan Dara keluar dengan raut kesal. Dia berjalan cepat ditinggalkan mobil tersebut dengan kecepatan tinggi.


CUT TO:


56.INT. KEDIAMAN LAKSMONO-MALAM

Yudho mengendurkan dasinya kesal, dia berjalan menuju ruang tamu dan ternyata Toro ada di sana sedang membaca koran.


TORO

Ada apa kamu marah seperti itu?


YUDHO

Dara ingin mundur dari kemenangannya. Dia tahu kalau saya yang membuat dia menang.


TORO

(tertawa lepas)

Hahaha, Yudho Yudho. Anakmu itu keras seperti aku. Dia ambisius dan juga berprinsip. Kamu seharusnya tidak membiarkan dia tahu.


YUDHO

Dia sepertinya membuntuti saya dan Yoga.


TORO

Kamu memang sembrono tidak seperti anakmu. Kalau aku dulu tidak ikut campur, semua pasti berantakan.


Toro kemudian berjalan merenung menatap kaca rumahnya yang menghadap ke langit.


TORO

Dia lupa akan satu hal, kalau dia adalah Laksmono.


FADE OUT


FADE IN


57.INT. RUMAH IRFAN COKROATMOJO-MALAM


Irfan akhirnya bisa menghubungi orang yang sangat sibuk belakangan ini.


IRFAN

Kamu sudah mengecewakan saya, percuma saya membayar kamu mahal. Kalau masalah ini tidak terselesaikan, saya tidak akan mau bekerja sama lagi. Akan saya pecat semua bawaanmu di Perusahaan saya.


SYARIF (V.O)

Tenang Pak, tenang. Saya akan urus semuanya, Bapak tidak perlu khawatir.


IRFAN

Pegang omongan kamu kalau tidak mau saya bertindak. 


Irfan yang kesal langsung menutup panggilan ponselnya, Aji yang duduk di sana kemudian berdiri. 


AJI

Kalau kecurigaan kita benar, maka mereka pasti akan kembali melakukan hal yang sama.


IRFAN

Dasar Syarif brengsek, dia kira dia bisa menipu kita. Mereka semua terlalu menganggap kita remeh. 


Irfan kemudian melirik anak laki-lakinya tajam.


IRFAN

Ini karena kamu tidak juga menikah dengan Yola. Keluarganya akan sangat bermanfaat untuk kita.


Aji hanya diam tanpa berkata apa-apa.


CUT TO:


58.INT. RUMAH DARA-MALAM

Dara termenung melihat rancangan-rancangannya. Ruangan itu adalah ruangan khusus Dara untuk menggambar sketsanya. Ruangan tenang dengan tanaman dan peralatan juga meja yang rapi. Pertanyaan demi pertanyaan timbul di benaknya, Apakah dia kurang berbakat? Apakah dirinya harus selalu bergantung pada nama keluarganya. Dara merasa marah dan kesal. Entah kenapa dia baru sadar kalau selama ini kehidupannya dikontrol oleh keluarganya.


Karena kesal Dara merobek semua rancangan yang ia buat hingga berkeping-keping. Dia marah, kesal dan kecewa. Dia kemudian duduk dengan mata berkaca-kaca.


CUT TO:

59.INT. CAFE RUMAH-PAGI

Aji duduk manis di sana menikmati kopi hangat sembari memeriksa pesan di ponselnya.


FARID

(datang terburu-buru)

Gue butuh uang.


AJI

(terkejut sambil memindai Farid lekat-lekat)

Buat apa?


FARID

Buat makanlah, buat apa lagi.


AJI

Lo masih make ya?


FARID

Make apaan?


AJI

(meraih kerah Farid kesal)

Lo jangan macam-macam ya, nggak kapok juga lo.


FARID

Apaan sih? Lepasin.


AJI

Lo kira gue nggak tahu, wajah pucat tubuh gemetar. Gue udah bilang kalau jangan make. Mau mati lo


FARID

Kalau nggak mau nggak usah cerewet.

(Farid menepis tangan Aji keras)


AJI

(menatap Farid tajam)

Berhenti make.


FARID

(berdengus menyepelekan)

Gue sudah bicara sama Dara.


AJI

Apa?


FARID

Dia hilang ingatan saat mencoba bunuh diri. Lo percaya?


AJI

(terkejut)

Lo tahu dari mana? 


FARID

Lia.


FARID (Cont’d)

Gue nggak tahu dia bodoh atau memang polos, tapi dia nggak tahu apa-apa soal perusahaan lo bangkrut.


AJI

(mencoba mencerna)

Gue ngerti sekarang kenapa dia tiba-tiba pergi.


Saat sedang bicara serius, Farid sudah tidak tahan. Tubuhnya terasa sakit semua, rasanya gelisah dan cemas. Dia kemudian mengambil pulpen yang ada di saku Aji.


FARID

Gue ambil ini, makasih.


Dia langsung pergi meninggalkan Aji yang terdiam tak percaya. Kelakuan temannya itu sangat membahayakan.


60.INT. LAKSMO CORP-SIANG

Titi masuk ke ruangan Kakaknya dan melihat Yudho sedang membaca sebuah laporan. Dia datang karena ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.


TITI

(langsung duduk di sofa)

Saya dengar Dara sempat datang beberapa waktu lalu, sudah lama sekali sejak dia datang kemari.


YUDHO

(menghentikan kegiatannya)

Ya, dia memang kesini. Kami membahas masalah Living Home.


TITI

Oh iya, saya hampir lupa. Selamat ya sudah memenangkan kompetisi. Saya lihat kemarin ternyata Aji juga berada disana.


YUDHO

(menghela napasnya kesal)

Apa yang ingin kamu sampaikan?


TITI

Bagaimana ya kalau mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi.


YUDHO

(menatap adiknya tajam, lalu tersenyum menyeringai)

Kamu mengancam saya?


TITI

Saya ingin proyek pembangunan di Makassar.


YUDHO

(mengerutkan wajahnya kesal)

Ambil proyek itu dan tutup mulutmu. Kalau sampai Dara tahu, orang yang pertama kali saya cari adalah kamu.


TITI

(tersenyum menang)

Pegang ucapan saya.


61.INT. KEDIAMAN COKROATMOJO-MALAM

Aji dan Nani sedang menikmati waktu istirahat mereka sambil mengawasi Bintang yang sedang bermain. Buah dan teh tersaji dengan cantik.


Bintang

Pa, lihat deh. Rambut bonekanya bisa berubah warna. Nih, jadi warna hijau.


AJI

(tersenyum)

Iya, cantik ya seperti Bintang.


Bintang mengangguk kemudian pergi setelah rambutnya dibelai oleh Aji.


NANI

Jangan terlalu memanjakannya.


AJI

Dia menggemaskan, saya luluh.


Nani tersenyum hangat sangat mendengar perkataan sang anak. Tidak ada yang menyangka bahwa Aji akan berubah drastis saat memiliki Bintang.


Berita tv lalu memberitakan masalah kemenangan Dara untuk maju mewakili Indonesia untuk peragaan di Paris. Wajah Dara terlihat jelas cantik tersenyum menerima lambang hadiah. Bintang kebetulan menoleh.


BINTANG

Tante,

(ucap Bintang lantang)


Aji dan Nani sontak menoleh terkejut.


CONTINUE:



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar