Our Bad Memory
1. Episode 1

1.INT.RUMAH DARA — MALAM

Sebuah pesta tengah digelar dengan musik melantun kencang mengiringi semua orang yang berdansa di tengah ruangan. Dara bersama teman-temannya bersenang-senang merayakan keberhasilan mereka mencapai peningkatan target penjualan lebih dari 5%.

LIA 

(datang tiba-tiba)

Selamat ya darling, kerja keras lo berbuah manis.


Ucap Lia sembari memeluk Dara erat.


DARA

Gue kira lo nggak jadi datang.

Dara menyesap champagne yang ia genggam.

LIA

Jadi lah, masa gue nggak datang di acara lo. Tadi lagi sibuk biasalah, banyak pesanan. 


INSERT: Datanglah beberapa orang memakai pakain rapi berjas hitam. 

Dara dan Lia langsung langsung berdiri.

TORO

Anak muda memang selalu berpesta


Toro menatap kedua cucunya kemudian tertawa


DARA

Kakek? Aku tidak menyangka Kakek akan datang.


TORO

Tentu Kakek akan datang. Selamat, kamu memang luar biasa.


Dara

(Tersenyum)

Terima Kasih.


Kini pandangan Toro beralih pada Lia.


TORO

Hai anak nakal, kamu masih mengelola restaurantmu itu?


Lia tersenyum pada sang Kakek lalu meraih tangannya cepat.


LIA

Kakek harus datang ke restauranku, nanti aku akan berikan kakek makanan lezat.


Toro

(mengayunkan telunjuknya pada Lia sambal tertawa kecil)

Merayu kamu ya.


Toro lalu kembali mengarahkan pandangannya pada Dara.


Toro

Kamu sehat Dara? Bagaimana kalau kamu menemui cucu teman Kakek?


Lia

Kakek, sepertinya tidak asik bicara hal itu di tempat seperti ini.


Toro

Begitu ya?


LIA

Di sana ada makanan kesukaan Kakek, kambing guling. Ayo kita kesana.


Lia merangkul Toro dan mengajaknya berjalan sambil menoleh dan mengedipkan satu matanya pada Dara. Dara tersenyum kecil sembari mendesah lega, ini ketiga kalinya Toro memintanya datang ke kencan buta.


Langkah kaki seseorang mendekati Dara.


TIARA

Bos, sebentar lagi sepertinya bonus akan turun.


DARA

(tersenyum)

Berdoalah yang banyak semoga jumlahnya memuasakan.


TIARA

Ah si bos bisa aja. Jangan lupa ya bos sama hadiahnya sekalian.


DARA

Banyak maunya, kerjamu juga harus lebih keras lagi. Gih, sana.


Tiara

Hehehe, ok deh bos.


Tiara langsung pergi meninggalkan Dara.

JUMP CUT TO:

2.EXT. TAMAN RUMAH DARA-MALAM

Dara dan Lia duduk di taman setelah pesta selesai. Mereka mengamati langit lekat-lekat.


LIA

Lo puas dengan pencapaian lo?


DARA

(termenung)

Entahlah, gue hanya menjalani hidup dengan baik. 


Lia bisa merasakan kepasrahan dalam diri Dara.


LIA 

Tidak adakah yang membuat lo penasaran setelah ingatan lo kembali?


Dara tersenyum penuh arti.


DARA

Ingatan gue sudah kembali sejak dua tahun lalu. Gue sudah cukup untuk mengetahui semuanya.


SFX: Suara dering ponsel Lia berbunyi


LIA

(mengangkat ponselnya)

Halo

INTERCUT TO:

ANI

Mohon maaf Mba, restaurant sangat ramai. Bisa datang dan membantu?

INTERCUT TO:

LIA

Ok, saya kesana kamu tolong atasi dulu ya.


Lia menutup ponselnya. Dia lalu menoleh pada Dara.


LIA

Dar, maaf banget…


DARA

(memotong)

Iya udah gue ngerti. Balik gih.


Lia tersenyum dan langsung pergi dengan meraih tasnya.

CUT TO:


3.INT. KANTOR MODE INDONESIA-PAGI


Aji berjalan cepat bersama dengan asistennya Aryo, mereka mendengar kalau merek pakaian yang mereka keluarkan mengalami kecacatan.

AJI

(masuk ke dalam ruang meeting)

Mana barangnya?


Hendi selaku Direktur produksi yang sudah menunggu atasannya langsung membawakan pakaian yang dikeluhkan oleh pelanggan.


HENDI

Ini Pak? Jahitannya terlihat berantakan.


ARYO

Apa sudah diperiksa siapa yang mengerjakan?


HENDI

Sudah, namun mereka bilang bahwa tidak ada masalah saat mereka mengerjakan produk ini.


AJI

(terlihat kesal)

Bagaimana dengan cctv yang ada?


HENDI

CCTV tidak banyak membantu karena gambarnya tidak begitu jelas.


AJI

Gawat.


ARYO

Pak, ini sepertinya bukan kebetulan.


AJI

Saya juga berpikir begitu. Kita jangan membuat keributan, kamu urus masalah ini diam-diam.


ARYO

(mengangguk)

Baik


Aji kemudian masuk ke ruangannya tergesa-gesa dia sungguh kesal, karena kecacatan yang terjadi perusahaannya bisa rugi miliaran. Dia kemudian duduk di kursi kerjanya.


ARYO

Bapak mau dibuatkan kopi?


AJI

Gulanya sesendok saja, kepala saya pusing sekali.


Aryo dengan isyarat langsung memberikan perintah pada sekertaris Aji yaitu Mita yang berada di sana untuk membuatkan atasannya kopi.


ARYO

Apa perlu saya panggilkan dokter?


AJI

Nggak usah, saya cuma lagi banyak pikiran


SFX: Suara pintu terbuka tiba-tiba terdengar


Yola masuk dengan pakaian terbaru keluaran Chanel, semua bernuansa Pink.


AJI

(menaikkan kedua alisnya)

Hai


Aji mengecup kedua pipi Yola, dan Yola langsung duduk di sofa. Aryo yang mengerti mengangguk dan meninggalkan atasannya berdua dengan tunangannya.


AJI

Ada apa tiba-tiba datang kemari?


YOLA

(dengan wajah angkuh)

Aku baru selesai makan siang sama teman-teman. Nih aku bawain makanan kesukaan kamu. Nasi dengan gurame bakar.


AJI

(tersenyum)

Terima kasih, aku kira kamu ada sesuatu sampai datang kemari.


Yola kemudian menghampiri Aji dan memeluknya. Mata mereka bertemu untuk beberapa saat.


YOLA

Aku tidak boleh merindukan kekasihku?


AJI

(kembali tersenyum namun penuh arti)

Aku juga merindukanmu, maaf aku akhir-akhir ini sibuk.


Aji mencoba untuk melepaskan pelukan Yola, mereka memang sudah bertunangan namun Aji terlihat tidak nyaman ketika Yola mulai mendekati dirinya.


YOLA

Aku mengerti, karena itu aku kemari. Kapan kita bisa makan malam bersama ayah dan ibuku untuk merencanakan pernikahan?


AJI

(membersihkan tenggorokannya gugup)

Hmm, aku akan mengabarkanmu ketika waktunya tiba.


Mendengarnya Yola terlihat sedikit kecewa.


YOLA

(cemberut)

Jangan membuatku kecewa.


Yola tersenyum getir menatap tajam penuh peringatan pada Aji.


AJI

Aku sedang banyak pikiran, aku mohon jangan menambah beban pikiranku lagi.


YOLA

(tersenyum tipis)

Ah, aku lupa. Aku belikan ini untuk Bintang.


Yola memberikan sebuah kalung berbentuk bintang pada Aji.


AJI

(menatap kalung itu lekat-lekat)

Kamu tidak perlu memberikannya barang-barang seperti ini. Dia selalu menagih sesuatu jika bertemu denganmu. Dan kurasa itu tidak baik.


YOLA

Nggak apa-apa. Ini tulus dariku untuknya. Dia begitu manis


Aji memindai raut wajah Yola, dia bisa melihat kalau Yola memang bersungguh-sungguh.


YOLA

Kalau begitu aku pergi dulu, selamat bekerja.


Aji menatap Yola yang pergi dengan begitu banyak pertanyaan, tangannya ia taruh ke dalam saku.


CUT TO: 

4.INT. KEDIAMAN COKROATMOJO-SIANG

Suara anak kecil terdengar berlarian ke sana kemari. Nani dan suaminya Irfan tengah berada di ruang tamu, Irfan membaca koran sedangkan Nani tengah menuangkan teh ke cangkir sang suami.

NANI

Anak itu semakin lama semakin susah diatur. Selalu saja membuat keributan.


IRFAN

(sambil membalik kertas korannya)

Biarkanlah, namanya juga anak kecil. Dia itu mencari perhatian, Ayahnya kan sangat sibuk.


NANI

Tapi kalau setiap hari seperti itu mama pusing Pa, berisik.


IRFAN

Mama harusnya bisa bujuk dia, atau ajak dia mainlah sekali-kali.


NANI

Mama mana sempat Pa, teman-teman mama kan selalu ngajak mama pergi. Kalau nggak makan, arisan atau main golf.


IRFAN

(menutup korannya, sambil menatap Nani)

Kamu yang ingin anak itu di sini, tapi kamu juga yang protes.


NANI

Ya, itu kan karena…


SFX: Suara ponsel berdering.


IRFAN

(mengangkat ponselnya)

Halo, ah iya Pak tenang saja Pak. Besok mobil yang saya janjikan akan langsung bertengger di rumah Bapak. Pokoknya Bapak tidak perlu khawatir karena Bapak telah membantu saya, tentu saya akan menepati janji saya. Baik. Baik Pak, terima kasih.


Irfan lalu menutup ponselnya sembari ngedumel.


IRFAN

Dasar para pejabat tikus, semuanya dipajaki. Heran. Memangnya gue usaha pake duit lo apa? Sok-sokan nanya kabar. Bilang aja mau minta jatah susah amat.


Nani yang mendengarkannya jadi bertambah pusing.


NANI

Haduh, mama jadi tambah pusing. Udah ah mama mau pergi dulu. 


CUT TO:


5.INT. RUMAH KELUARGA LAKSMONO-MALAM

Hari ini adalah peringatan kematian istri dari Laksmono yaitu Andin Harjo Laksmono nenek Dara. Setiap tahun Toro akan selalu mengumpulkan keluarganya untuk makan bersama mengenang ibu dan nenek mereka. Toro memiliki dua anak, Yudho dan Titi yang sama-sama telah berkeluarga.


TORO

(tersenyum sumringah)

Ibu kalian pasti sangat senang melihat keluarganya duduk bersama seperti ini.


YUDHO

Sudah 20 tahun Ayah melakukan ini. Apa Ayah akan terus melakukannya? Ibu sudah bahagia di sana.


TITI

(menyeringai)

Jadi Kakak ingin menghentikan tradisi kita? Lalu bagaimana perasaan Ibu di sana?


Regina

(menyambar)

Menurut saya Mas Yudho benar Pa, hari ini seharusnya Mas Yudho pergi untuk menemui klien penting, tapi harus diundur karena acara ini.


Dara dan Lia hanya diam menelan ludah kesal melihat ini semua. Walau sudah sering terjadi tapi entah kenapa kejadian ini sangat menyebalkan untuk mereka.


OKTA

Bukankah acara ini diadakan setiap tahun? Harusnya Mas Yudho tahu dong kalau tidak bisa datang kemanapun jika hari ini tiba.


YUDHO

Bukan begitu, maksud saya jika ada yang tidak bisa datang harusnya dimaklumi.


TITI

Kakak tega ya sama ibu, percuma dulu Ibu selalu membanggakan Kakak. Ternyata Kakak tidak peduli dengan Ibu.


YUDHO

Eh, jaga omongan kamu ya.


Toro yang mulai kesal menggebrak mejanya agar semua orang diam.


TORO

(sangat marah)

DIAM!


Semua orang terkejut dan langsung menoleh


TORO

Aku tidak mau ada keributan, Ibu kalian sudah sepatutnya kalian hormati. Tidak ada alasan titik. Mengerti?


YUDHO

(mengangguk gentar)

Mengerti.


TORO

Bagus, kalau begitu sekarang lanjutkan makan kalian. Dara, Lia, ayo makanannya dimakan.


Dara 

(tersenyum)

Baik Kek.


Lia langsung melahap makanannya tanpa ragu sambil tersenyum menatap sang Kakek.


JUMP CUT TO:


6.INT. RUANG TAMU KELUARGA LAKSMONO

Kini di ruang hanya ada keluarga Yudho dan Titi, namun Dara sedang ada di kamar mandi.


TITI

Saya dengar perusahaan kalian akan bekerja sama dengan perusahaan Amerika?


YUDHO

(tertawa)

Berita sudah menyebar ternyata, aku dengar juga kamu akan membuka cabang di Paris?


TITI

Ya, tidak terlalu besar. Kita ingin tahu dulu pasar mereka.


YUDHO

Paris memang tempat yang cocok, jangan sungkan untuk meminta bantuanku.


TITI

(merasa tersinggung)

Saya rasa Kakak tidak perlu terlalu ikut campur, urusan Kakak juga pasti banyak toh. Tidak usah memusingkan hal lain.


Mendengarnya Yudho menaikkan alis tanpa membalas perkataan adiknya.


TITI (CONT’D)

Apa Dara baik-baik saja? Apa ingatannya sudah benar-benar pulih?


REGINA

(memicingkan matanya)

Dia sudah sembuh total.


OKTA

Apa dia tidak penasaran dengan apa yang terjadi?


YUDHO

Memangnya apa yang terjadi?


LIA

(sedikit marah)

Papa kenapa bahas itu di sini sih?


Datanglah Dara berjalan dengan anggun, dirinya merasa aneh ketika masuk dan melihat semua orang dengan wajah canggung dan gerak tubuh yang tidak biasa. Menatapnya dengan penuh pertanyaan, Dara lalu duduk di samping kedua orang tuanya.


CUT TO:



7.INT. DI DALAM MOBIL-MALAM

Mereka semua berpamitan pada Toro, Dara lalu mencium tangan kakeknya hangat. Setelah itu dia memeluk Lia sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Setelah mobil berjalan barulah Yudho bicara pada anaknya.


YUDHO

Kamu mengadakan pesta lagi di rumah?


DARA

Ya, itu pesta pencapaian perusahaan. Karena semua tempat yang bagus sudah penuh maka aku mengizinkan rumahku untuk dipakai.


REGINA

Dara, kembalilah ke rumah. Papa dan Mamamu kesepian. Kamu tinggal sendiri, kakakmu menghubungi kami saja jarang.


DARA

(menatap ibunya lembut)

Mama, Dara ingin hidup mandiri. Banyak yang masih Dara ingin cari, dan itu mungkin akan mengganggu kalian.


YUDHO

Apa sih yang masih ingin kamu cari? Bukannya semua sudah kamu dapatkan.


DARA

(tersenyum lembut)

Sesuatu, sesuatu yang belum kembali.


DISSOLVE TO:


8.EXT. TAMAN JOGGING-PAGI HARI

Hari ini adalah hari minggu dan Dara yang tengah menikmati masa liburnya memutuskan untuk melakukan lari pagi di sebuah taman yang biasa dia datangi. Berlari untuk mencari udara segar, tubuhnya sudah basah dipenuhi oleh keringat. Kembali berlari, dia tanpa sengaja berpapasan dengan orang yang sudah sangat lama tidak ia jumpai. Ya, Aji berada di sana dan juga sedang berolahraga. Mereka sontak berhenti dan menoleh saling bertatapan satu sama lain.



FADE OUT:


CONTINUE

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar