Our Bad Memory
4. Episode 4

28.EXT. TERAS RUMAH DARA-MALAM


FARID

Ternyata lo masih ingat sama gue.


DARA

(tersenyum getir)

Tentu, sudah lama kita nggak ketemu. Mau masuk?


FARID

(tersenyum)

Boleh.


JUMP CUT TO:

29.INT. KEDIAMAN DARA-MALAM

Farid memindai seisi ruangan. Dari barang-barang yang terlihat di sana dia bisa tahu kalau hidup Dara sungguh bergelimang harta.


DARA

Silahkan duduk, mau minum apa?


FARID

Apa saja.


DARA

Teh mau ya?


FARID

Boleh.


Beberapa menit kemudian, datanglah Dara membawa dua cangkir teh hangat.


FARID

(menyesap tehnya)

Hmm, lo tinggal di sini sendiri? Hidup lo sangat nyaman ya.


DARA

(canggung)

Iya. Hmm, ada apa lo menemui gue?


FARID

Apakah seorang teman lama tidak boleh berkunjung?


DARA

(tersenyum)

Bukan begitu, hanya ini pertama kalinya kita bertatap muka setelah…


FARID

Setelah lo bertunangan lalu pergi begitu saja.


DARA

Rid, gue kacau saat itu. Gue…


FARID

Kita semua kacau Dar, gue dan Aji yang bertanggung jawab atas semuanya sedangkan lo enak-enakan pergi. Kabur gitu aja.


DARA

(terdiam merasa bersalah)

Gue minta maaf, gue bener-bener…


FARID

Lo tahu Aji hampir bangkrut dan jatuh miskin. Kalau dia tidak pergi ke Prancis dan mengurus bisnisnya. Mungkin dia akan benar-benar hancur.


DARA

(kaget dan penasaran)

Bangkrut? Aji?


FARID

(terkejut)

Lo nggak tahu itu semua? Betapa Aji hancur ditinggalkan sama lo.


DARA

Tunggu, ini maksudnya bagaimana? Gue bingung. Gue yang ditinggalkan Aji ke Prancis tanpa kabar, kenapa nggak ada yang ngasih tahu gue kalau dia punya urusan penting di sana?


FARID

(tersenyum miring)

Sepertinya banyak hal yang harus lo cari tahu. 


Farid kemudian berdiri ingin pergi, namun dia ingin menyampaikan satu hal lagi. 


FARID

Dar, gue harap lo bisa menemukan kebenaran. Rima pasti senang menerima kabar dari lo.  


Farid lalu pergi meninggalkan Dara dengan seribu pertanyaan.


CUT TO:



30.INT. RUANG KERJA YUDHO-MALAM

Suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Yudho yang sedang membaca laporan perusahaan



YUDHO

Masuk!


JUKI

Permisi Pak,


YUDHO

Ah, Juki. Gimana-gimana? Ada sesuatu?


JUKI

Tidak Pak, Nona Dara melakukan hal seperti biasa. Tidak ada yang aneh.


YUDHO

Ok, kamu terus awasi dia. Laporkan apapun yang dia lakukan.


Juki mengangguk sebelum pergi meninggalkan ruang kerja Yudho. Tak lama berselang, Regina datang membawakan segelas kopi dan buah segar


REGINA

Mama khawatir sama Dara, bagaimana kalau dia tahu semuanya nanti.


YUDHO

Mama nggak usah khawatir, Papa yakin Dara tidak akan tahu. Kalaupun dia tahu, Papa pastikan dia mengerti.


REGINA

(menghela napasnya)

Mama cuma nggak mau kehilangan dia seperti kita kehilangan Wisnu.


YUDHO

(terdiam seribu bahasa)

Ehm, Papa tidak akan biarkan itu terjadi.


31.INT. BUTTERFLY CLUB-MALAM

Musik kencang melantun bagai hidup akan selamanya. Farid bersama teman-temannya tengah mengadakan pesta narkoba. Setelah bertemu dengan Dara dirinya semakin diselimuti kemarahan. Dia ingin melepaskan itu semua. Setelah semua yang terjadi Farid masih belum jera dengan dunia kelamnya.


FARID

Wuah,


COKI

Gila, asik banget. Ngefly gue bang.


FARID

(dengan wajah senang)

Yoi, masalah gue ilang semua. Pikiran gue plong.


HERNI

Heh, inget lo bayar barangnya jangan lupa.


COKI

Berisik lo Her.


FARID

(teler)

Gue senang banget Cok.


HERNI

(menggeleng tak percaya)

Dasar.


Herni kemuda pergi meninggalkan kedua temannya yang sedang tinggi. Mereka pasti akan mengkhayal yang macam-macam.


32.EXT. TEMPAT PEMAKAMAN UMUM JAKARTA-PAGI

Terngiang akan perkataan Farid, Dara akhirnya berziarah ke makam Rima. Dengan memakai kaca mata dan baju hitam dia menunduk menatap pusara sahabat karibnya itu.


DARA

Hai, maaf ya saya baru datang. Saya sejujurnya masih takut untuk menemuimu. Saya merasa bersalah, maafkan saya Ndri.  


Dara menangis beberapa saat. Setelah puas, dia meletakkan setangkai bunga mawar merah cantik untuk temannya itu.


DARA

Saya kangen kamu Rim, nongkrong bareng, ngegosip bareng, makan bareng. Saya harap kamu bahagia di sana, di sini saya sedang mencoba untuk melakukan itu. Saya akan selalu mengingatmu.


Berdoa beberapa saat, Dara kemudian pergi meninggalkan tempat itu.


33.INT. RESTORAN JEPANG-SIANG

Irfan bersama beberapa pejabat dan pengusaha lain sedang menikmati makan siang mereka sembari membahas proyek-proyek mendatang. Mereka tertawa bersama.


BUDI

Fan, bisnismu sepertinya semakin maju. Kapan mau main ke rumah saya. Kita bicarakan masalah ekspedisi ke luar negeri.


IRFAN

Haha, saya masih baru Pak. Nanti kalau semua berjalan lancar saya pasti akan berkunjung.


SYARIF

Lihat Wowiek tuh, barang-barang dia sudah sampai Eropa. Lancar kan Wo?


WOWIEK

Siap Pak, tapi ya masih suka seret. Bea cukai ini loh, suka mempersulit.


DODI

Apa, apa yang buat suli? Biar saya sounding langsung atau sekalian buat aturan baru. Gampang itu mah.


WOWIEK

Wah, saya berterima kasih sekali loh Pak.


Mereka semua tertawa.


BUDI

Ini tumben si Yudho belum datang. Kemana dia?


DODI

(melihat jam)

Benar juga ya. Sudah jam segini.



Syarif yang mendengar nama musuh bebuyutannya disebut langsung menghela napas panjang. Semoga musuhnya itu tidak datang, dia sangat muak melihat wajahnya.

Tak lama berselang, pintu terbuka dengan wajah Yudho tersenyum menatap semua orang di sana.


BUDI

Akhirnya datang juga yang ditunggu-tunggu. Sini Dho, duduk.



YUDHO

Ada yang saya lewatkan?


Sontak Irfan dan Yudho saling menatap tajam satu sama lain.


BUDI

Ini, mereka sedang membahas masalah ekspor dan aturan yang ada. 


Budi menoleh pada Irfan dan Wowiek.


BUDI

Heh, kalian harus belajar banyak dari Yudho. Dia sudah sangat berpengalaman sama aturan. Betul begitu?


YUDHO

Saya hanya mengikuti aturan yang ada, dan tidak lupa berterima kasih.


Seketika semua orang tertawa mendengar perkataan Yudho. Hanya Irfan yang tersenyum getir di tempat itu.


34.INT. DI DALAM MOBIL IRFAN

Satu jam kemudian acara pun selesai, Irfan pulang diantar supirnya. Dengan kesal, dia melonggarkan ikatan dasinya.


IRFAN

(berdengus, ngedumel sendiri)

Heuh, mengikuti aturan? Kutu kupret lo semua. Kerja kalau ada duitnya aja lo. Dasar penjajah.


Mobil Irfan perlahan jalan meninggalkan Restoran tersebut.


35.INT. KANTOR MODE INDONESIA-SORE 

Aji sedang mendiskusikan tentang pakaian yang akan mereka buat untuk acara Living Home. Semua orang termenung mencari ide segar.


BAGAS

Dengan tema tebing, warna yang biasa dipakai adalah warna-warna tanah atau natural. Gimana kalau kita ganti jadi warna cerah.


RIANTI

Kalau pakai warna cerah, nanti akan rancu kesan tebing itu sendiri.


IHSAN

Betul, warna cerah tidak cocok untuk kesan natural.



AJI

Tunggu, warna cerah..


Aji terus berpikir, 


AJI

(menjetikkan jarinya)

Sepertinya bagus, kita bisa kombinasikan itu dengan bunga. Pakaian wanita ataupun pria. Pria bisa menggunakan mawar hitam. Bagas dan Rianti, kamu coba bikin sketsanya. Ihsan cari bahan yang berkualitas tinggi, saya akan cari-cari modelnya.



BAGAS, RIANTI, IHSAN

Baik Pak.


36.INT. KANTOR LADARA FASHION-SORE

Dara sibuk membuat sketsa pola pakaian yang akan mereka buat. Dengan semangat membara Data, dia memadupadankan batik dengan tema tebing yang diberikan. Sore ini setelah selesai, sketsa ini akan langsung ia presentasikan. Ia sungguh bertekad untuk menang dan menjadi perwakilan Indonesia yang akan dibawa peragaan di Paris.


Tiga jam kemudian, ruang rapat sudah dipenuhi oleh para Direksi. Dara memajangkan sketsanya dengan sangat rapi.


HUSEIN

Menarik, konsep yang baru dan sangat modern namun tidak menghilangkan ciri khas nusantara.


RATNO

Menurut saya ada sesuatu yang kurang.


DARA

Kurang?


RATNO

Sentuhan magis, kurang sesuatu yang bisa membuat orang terkesan.


Dara termenung mendengar perkataan Ratno, magis? Dia menatap Ratno penuh pertanyaan.


Beberapa jam kemudian rapat selesai, Dara diikuti oleh Farah masuk ke dalam ruangannya.


DARA

(menangkupkan kedua tangan dengan dagu yang menopang)

Magis? Apa menurutmu design saya kurang bagus?


FARAH

(tersenyum)

Ketika saya melihat design Ibu tadi, saya terpukau. Sangat cantik dan rapi. Tapi seakan kurang menyentuh ketika orang melihatnya.


DARA

Kamu malah membuat saya bingung, katakan dengan jelas.


FARAH

Ibu terlalu kaku, seperti yang ini. Design ini cantik tapi terlalu pasaran. Orang sudah banyak memiliki batik model seperti ini.


DARA

(menyilangkan kedua tangannya)

Ok, cukup.


Sontak Farah menutup mulutnya saat Dara berkata seperti itu.


DARA

(dengan mata tajam penuh antusias)

Saya mengerti maksud kamu.


INTERCUT TO:

37.KANTOR LADARA DAN MODE INDONESIA-PAGI


Dara dan Aji sama-sama sibuk mempersiapkan produk mereka untuk diperagakan. Siang dan malam design terus diotak-atik agar menjadi sebuah mahakarya besar. Bedanya di sini Aji bukan seorang perancang atau designer sedangkan Dara, selain menjadi pemilik saham terbesar Ladara dia juga perancang yang mempersembahkan karya-karyanya.


SPLIT SCREEN


Aji sampai pusing tujuh keliling mengatur konsep untuk peragaan mereka. Berulang-ulang mengganti design dan bahan. Mereka masih belum menemukan busana yang pas. Anak buah Aji berlarian kesana kemari mencari sesuatu yang mampu menaklukan industri fashion


Disisi lain, Dara bersama timnya terus mengupayakan yang terbaik. Membuat semua orang tersihir bukanlah ide yang buruk. Itu bisa menjadi batu loncatannya agar bisa bermain di kancah dunia. Tapi, menemukan magic dalam sebuah seni bukanlah hal yang mudah, butuh rasa dan penglihatan yang jelas


Dua bulan berlalu, mereka sudah berhasil membuat beberapa busana istimewa yang akan mereka perkenalkan untuk pertama kalinya. Ini akan jadi kompetisi yang sengit


CUT TO:




38.INT. KANTOR MODE INDONESIA-SIANG

Hendi berlarian menghampiri Aryo, dia terlihat gusar dan panik. Melihat Aryo di depan pintu ruangan, Hendi langsung membisikkannya sesuatu. Aryo sontak membuka pintu ruangan Aji dan langsung berjalan tergesah-gesah diikuti oleh Hendi.


Setelah tahu semuanya, Aji berjalan cepat menuju ruang rapat. 


AJI

Kenapa tiba-tiba orang pajak datang kesini?


ARYO

Mereka bilang hanya kunjungan, tapi ini aneh. Kenapa tiba-tiba begini.


Dengan berdecak kesal, Aji menghampiri mereka. Sesampainya di ruang rapat ada tiga orang yang sudah menunggu. Mereka kemudian memperkenalkan diri sebagai, Dani, Surya dan Irman. Aji lalu berjabatan tangan dengan mereka setelah itu Hendi selaku perwakilan perusahaan menjamu mereka dengan baik. Mereka dibawa melihat keadaan perusahaan. Semuanya berjalan dengan baik, mereka pun ramah. 

Sampai akhirnya mereka kembali dan membahas masalah pajak perusahaan. Satu demi satu mereka memeriksa semua dana keluar dan masuk. Pajak dan keuntungan perusahaan, Aji hanya mengamati di tempat duduknya. Dilihatnya para pegawai pajak itu tengah memeriksa dengan seksama semua laporan keuangan perusahaan mereka.

SURYA

Ada beberapa laporan yang berbeda, kami akan bawa ini ke kantor untuk pemeriksaan lebih lanjut.


AJI

(melangkah maju karena merasa ada sesuatu yang janggal)

Apa tidak bisa diselesaikan di sini? Kami tidak melakukan kejahatan besar, hanya ada beberapa data yang tidak sesuai. Kami akan cari dan selesaikan.


Seketika Surya, Dani dan Irman saling bertatapan satu sama lain.


IRMAN

Tidak bisa, ini akan tetap kami bawa ke kantor untuk penyelidikan lebih lanjut. Kalian bisa menghubungi kami jika ingin menanyakan sesuatu. Kami permisi.


Aji menghela napasnya kesal, dia lalu teringat sesuatu dan langsung meraih ponselnya.


INTERCUT:

IRFAN

(melihat nama Aji di layar ponselnya)

Halo,


AJI

Pa, pegawai pajak baru saja datang ke sini dan memeriksa semua laporan keuangan kita. Papa bukannya sudah bekerja sama dengan pimpinan mereka?


IRFAN

Apa? Sial. Dasar Syarif bodoh. Nanti akan Papa hubungi dia.


AJI

Pa, apa ini ada hubungannya dengan peragaan Living Home?


IRFAN

(sontak mengetahui semuanya)

YUDHO BRENGSEK! Ini pasti ulah dia. Biar Papa beri mereka pelajaran.


AJI

Tidak, Biar saya yang bereskan.


39.INT. KEDIAMAN COKROATMOJO-PAGI

Keesokan pagi berita sudah tersebar di seluruh media, termasuk cetak dan televisi. Aji yang sedang menikmati sarapannya terkejut bukan main. Irfan terbelakak, dia kaget melihat berita yang begitu heboh tentang perusahaannya yang dicurigai menghilangkan uang pajak.

Prank… Irfan membanting gelas minumnya ke lantai hingga berserakan.


IRFAN

Kurang ajar mereka.


AJI

Ini jebakan, mereka sengaja membuat berita ini untuk mempengaruhi opini publik.

ARYO

(berlari menghampiri Aji)

Pak, banyak sekali yang menelepon.


AJI

(menutup matanya mengambil napas panjang)

Jangan terima telepon dari media manapun, hubungi bagian pemasaran untuk pastikan semua tetap berjalan sesuai rencana.


ARYO

Baik.


Melihat Ayahnya yang sibuk menghubungi Syarif dan media, Aji dengan cepat meraih jas dan tasnya. Ia harus menemui seseorang.


40.INT. KANTOR LADARA FASHION-PAGI

Dara baru saja sampai ke ruang kerjanya, beberapa dokumen ia selesaikan dengan baik, hingga Aji datang mendobrak pintu ruangan Dara.


DARA

(terkejut melihat Aji berada di hadapannya)

Apa-apaan ini?



AJI

Kamu yang apa-apaan. Apa kamu harus bertindak sejauh ini? Hanya untuk menang?


DARA

Apa sih maksud kamu? Menang apa? kompetisi saja belum dimulai


AJI

Kamu jangan main-main. Hentikan semua pemberitaan itu.


DARA

(mengerutkan dahinya bingung)

Pemberitaan?


Saat itu juga Farah datang tergesah-gesah dan menyalakan televisi yang ada di ruangan. Dara terdiam seribu bahasa.

AJI

(melihat Dara yang bingung)

Jangan bilang kamu nggak tahu apa-apa? Dar? 


DARA

Saya baru melihat ini semua.


AJI

(telunjuk Aji melayang mengarah pada Dara

Kamu…


Dara

(menatap tajam Aji)

Saya rasa saya tidak ada hubungannya dengan ini semua. Perusahaan Anda memang bersalah. Kenapa jadi datang kemari dan membuat keributan?


AJI

Kamu ternyata tidak berubah, mudah dibohongi.


DARA

Apa?

 

AJI

Apa kamu tidak merasa aneh ini terjadi berdekatan dengan acara peragaan Living Home? Dengar Dara, tidak ada satu perusahaan pun yang bersih. Jangan kira hanya kamu yang mampu melakukan ini semua. Saya juga bisa. 


Dengan amarah memuncak Aji melangkah pergi dari kantor Ladara, dia kesal dan sungguh marah. Ini namanya curang, sedangkan Dara berpikir keras. Apa yang sebenarnya terjadi. Apa mungkin orang tuanya?


41.INT. LAKSMO CORP-SIANG

Karena merasa ada yang tidak beres, Dara akhirnya datang menemui Ayahnya. Dalam hatinya ia tahu kalau keluarganya lebih dari mampu untuk melakukan itu semua.


DARA

(menghampiri Gian, asisten Yudho)

Bapak ada?


Gian

Ada Non, di dalam


DARA

(tersenyum ramah)

Saya ke dalam ya, makasih


Baru ingin membuka pintu ruangan ayahnya, Dara mendengar Yudho sedang bicara dengan seseorang. Dara akhirnya memutuskan untuk menguping pembicaraan tersebut 


YUDHO (V.O)

Oh, iya Pak saya mengerti. Saya juga berterima kasih banyak atas bantuan Bapak. Mereka harusnya mengerti dimana tempat mereka.


INSERT: Dara masuk membuat Yudho sedikit terkejut.


YUDHO

(masih bicara lewat telepon)

Baik, baik Pak. Terima kasih banyak kalau begitu. Ok, siap. Nanti kita ketemu lagi.


Yudho kemudian menutup ponselnya.


YUDHO

Tumben kamu kesini? Ada apa? Gimana proyek kamu? Papa yakin kamu pasti akan menang.


DARA

(menaikkan satu alisnya)

Melihat yang terjadi, sepertinya ya, kita akan menang.


YUDHO

Mereka memang banyak ulah, baru jadi perusahaan besar sudah berani main kotor.


DARA

Saya ingin menanyakan sesuatu, bukan Papa yang melakukannya kan? 


YUDHO

Apa maksud kamu?


DARA

Saya hanya ingin tahu apakah Papa ada dibalik kejadian ini?


YUDHO

(membersihkan tenggorokannya)

Untuk apa Papa melakukan itu semua. Banyak pekerjaan lain yang lebih penting dari sekedar menjatuhkan mereka


DARA

(mengangguk)

Ok, karena saya nggak mau menang karena campur tangan Papa.


YUDHO

Kamu ini, aneh. Orang-orang dibantu orang tuanya tuh senang, bangga. Mereka bahkan sengaja meminta. Kamu dari awal mendirikan Ladara sudah tidak mau lagi berurusan dengan perusahaan. Ingat siapa yang menyokong Ladara dulu. 


DARA

Mulai lagi deh, Papaku sayang. Anakmu ini ingin mandiri. Didukunglah, masa diungkit-ungkit terus. Sudahlah, pokoknya saya nggak mau Papa ikut campur.


Suara dering ponsel membuat Dara merogoh tasnya. Saat dilihat nama Farah yang ada di layar.


DARA

Saya balik dulu Pa, Farah sudang manggil nih.

YUDHO

Hmm.


Dara kemudian kembali ke kantornya. Di saat itu juga Okta tanpa sengaja melihat Dara keluar dari kantor Yudho. Seketika otaknya menampilkan berbagai macam kemungkinan.

CUT TO:


42.INT. MOBIL PORSCHE YOLA-SIANG


Membaca berita yang beredar membuat darah Yola mendidih. 


YOLA

Ren,


RENDI

Ya Nona.


YOLA

Apakah kancil dan buaya bisa bersatu?


RENDI

(bingung)

Buaya akan selalu melihat kancil sebagai buruannya. Jadi saya kira tidak.


YOLA

(mengangguk)

Benar juga, kalau begitu kita harus membuat kancil tidak tampak sebagai kancil di mata buaya.


Rendi hanya berpikir dalam diam. Atasannya ini kadang-kadang seperti teka-teki silang.


Dalam hitungan jam, pemberitaan penyelewengan pajak PT. Mode Indonesia teralihkan dengan video penyelewengan seorang artis. 


CUT TO:

43.INT. KANTOR MODE INDONESIA-MALAM

Aji terbelalak melihat betapa berpengaruhnya sebuah media di masyarakat. Mengeluarkan senyum tipis lega, dia tahu siapa yang melakukan ini. Tak lama berselang, ponselnya berdering.


INTERCUT WITH:


AJI

Halo.


YOLA

Beib, apa ucapan terima kasihmu?


AJI

(tersenyum)

Kamu memang menyeramkan.


YOLA

Malam ini, di Hotelku.


AJI

(kembali tersenyum)

Tunggu aku.


Tersenyum penuh semangat, Aji membersihkan pakaiannya dan memakai parfum terbaiknya. Dia langsung mengeluarkan mobil dan menuju Hotel yang dimiliki Yola.


JUMP CUT TO:


44.INT. DI DALAM MOBIL AJI-MALAM

Mengendarai mobilnya santai sambil mendengarkan lagu Coldplay, Aji bersenandung sepanjang jalan. Tidak bisa dipungkiri dia senang sekali karena masalahnya telah selesai. Dia hanya tinggal menikmati waktunya dengan sang kekasih. 


Sedang asik-asiknya berkendara tiba-tiba mobil di depannya berhenti mendadak membuat Aji terkejut. Mobilnya tidak bisa mengerem lagi. Kendaraan di belakang bisa saja menabraknya, mau tidak mau dia menabrak mobil di depannya itu. Walau tidak begitu kencang namun kepalanya sempat terbentur.


Karena kesal, Aji keluar dari mobil membanting pintu. Rencana dan angan-angan buyar begitu saja. Menghampiri mobil di depannya, dia mengetuk kaca mobil tersebut, tapi tidak ada pergerakan, setelah dilihat ternyata wanita di dalam mobil tersebut mengerang kesakitan memegangi kepalanya. Karen pintu terkunci, Aji akhirnya berinisiatif memecahkan kaca mobil. 

Dia makin terkejut satu tahu yang ada di dalam mobil tersebut adalah Dara. 


AJI

Dara?



CONTINUE


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar