Our Bad Memory
3. Episode 3

20.EXT. TAMAN JOGGING-PAGI HARI

Dara sepertinya harus mulai mengurangi kebiasaan minum dan tidur malamnya. Dia jadi terengah-engah setelah hanya berlari 15 menit, biasanya dia bisa berlari hingga setengah jam dengan napas yang terjaga baik. Mengusap keringatnya pelan, dia mencoba kembali melangkah, tanpa ia sadari seorang anak berlari menyeberang ke arahnya. Akhirnya mereka bertubrukan dan anak kecil tersebut terjatuh pelan.


DARA

(panik)

Yaampun dek, maaf ya. Kamu nggak apa-apa?


Bintang mulai cemberut dan ingin menangis membuat Dara kebingungan. Jujur dia tidak terlalu suka dan pandai mengatasi anak-anak.


DARA

Eh, jangan nangis dong. Mana orang tua kamu?


BINTANG

(menangis kejar)

HUUAAA…


DARA

(panik kebibungan)

Aduh, gimana ini?


DARA (CONT’D)

(melihat pedagang es krim) 

Eh itu ada es krim. Mau es krim?


Seketika Bintang berhenti menangis, dia suka sekali es krim. Dia lalu mengangguk. Dengan hati lega, Dara membawa anak itu membeli es krim. Mereka kemudian duduk berdua di bangku taman. Dara menatap lurus ke depan terlihat sangat canggung sedangkan Bintang fokus menghabisi es krimnya.


DARA

Hei, siapa nama kamu?


BINTANG

Bintang.


DARA

Kamu sama siapa ke sini?


Bintang hanya diam tetap memakan es krimnya tanpa menggubris pertanyaan Dara.


DARA

(sedikit kesal)

Anak kecil. Kalau ditanya sama orang dewasa itu jawab.


BINTANG

(kembali cemberut)

Tante, aku lagi makan es krim. Nanti aku jawab kalau es krimnya sudah habis ya.


DARA

(berdengus tak percaya)

Anak jaman sekarang memang pintar-pintar ya. Ehm, enak es krimnya?


BINTANG

(melirik Dara sinis)

Papa ngelarang aku makan es krim, katanya kalau makan es krim terus nanti bisa sakit. Tapi es krim ini enak banget aku suka.


DARA

(terkekeh mendengar perkataan Bintang)

Hahaha, dulu waktu kecil pun tante dilarang sama orang tua tante. Tuh bisa ngejawab pertanyaan, sekarang kasih tahu dimana orang tua kamu?


BINTANG

(menggeleng)

Papa sibuk.


INSERT: Beberapa lelaki berpakain jas hitam rapi berlari menghampiri Dara dan bintang.


PENGAWAL 1

(tersengal-sengal)

Non Bintang, ternyata di sini. Dari tadi kami cari kemana-mana


Dara tersenyum menyapa Pengawal tersebut, dari sini jelas terlihat kalau anak ini bukan anak biasa.


DARA

Maaf, anak ini tadi terjatuh karena saya. Jadi saya membelikannya es krim.


PENGAWAL 2

Non, nanti Bapak bisa ngomel kalau tahu Nona makan es krim.


BINTANG

Papa, tidak akan tahu. Dia kan sangat sibuk.


PENGAWAL 1

(melihat jam di tangannya)

Non, sudah siang. Kita pulang ya, nanti Bapak nyariin.


BINTANG

(bertingkah lucu dengan menghela napasnya)

Huft, padahal lagi seru makan es krim.


DARA

Heh anak kecil, kamu harus pulang. Nanti papamu nyarin tuh. 


BINTANG

(beberapa saat berpikir)

Ok deh, tapi janji akan makan es krim lagi ya.


DARA

(mengerutkan dahinya sambil membalikkan tubuh Bintang)

Minta papamu untuk belikan es krim ya. Dah.


Dara melambaikan tanganya sambil melihat Bintang digendong pergi oleh para pengawal. Dia lalu menghela napasnya, tadi hampir saja. Napasnya sudah terasa berat, dia tidak bisa berdekatan dengan anak kecil. Menoleh ke bawah, Dara lalu kembali melanjutkan langkahnya pulang.


CUT TO:


21.INT. RESTAURANT MENTARI-SIANG

Suasana siang itu sangat sibuk, semua orang turun tangan bekerja cepat untuk memenuhi pesanan pelanggan. Suara piring dan sendok bersahutan membuat suasana semakin panas. Lia pun ikut membantu para stafnya.


LIA

(teriak)

Satu steak medium rare, dua pasta carbonara dan tiga orange juice 


Sebagai Direktur Restoran tersebut, Lia memang sering terjun langsung jika pesanan sedang ramai. Restoran ini sama seperti perusahaan milik Dara, mereka semua berada di bawah naungan Perusahaan besar Kakek mereka yaitu Laksmo Corp. Perusahaan tersebut sudah mengibaskan sayapnya ke berbagai bidang yang diurus secara langsung oleh keluarga Laksmono.


ANGGIE

Chef, kita kehabisan daging.


NOUVAL

Loh, tadi pagi saya bukannya sudah bilang untuk pesan lebih?


ANGGIE

Sudah, saya bahkan sudah pesan tiga kali lipatnya. Tapi pelanggan terlalu banyak. Kalau bahan lain bisa kita beli langsung, tapi daging steak susah.


Lia mengamati anak buahnya berdebat, namun dia tidak tinggal diam. Beberapa saat dia terdiam berpikir, sedangkan Anggie dan Nouval masih kebingungan.

LIA

Berapa pesanan lagi yang harus disiapkan?


ANGGIE

Lima Bu.


LIA

Kamu cari daging steak apa saja, di pasar juga nggak apa-apa. Cari yang bagus. Val, kasih tahu sama para pelayan kita tidak menerima pesanan yang berisi daging. 


Nouval dan Anggie mengangguk dan langsung pergi menjalankan tugas mereka.   


JUMP CUT TO:


Empat jam kemudian restoran sudah sepi dan mereka sudah waktunya untuk tutup. Semua orang terlihat lelah tapi mereka puas dan senang dengan lancarnya restoran hari ini. Suara pintu kemudian membuyarkan pandangan mereka. Semua orang menoleh pada sosok lelaki yang datang tersebut.


TIAN

(tersenyum menatap Lia)

Apa saya masih boleh masuk?


LIA

(tersenyum miring)

Tulisannya tutup, masih maksa juga


TIAN

(meletakkan tasnya di atas meja)

Makanannya enak banget sih. Bikin saya ketagihan


LIA

Dasar. Mau minum apa?


TIAN

Gitu dong, baru namanya teman


Lia tersenyum kemudian mengambil dua minuman soda untuk dia dan Tian.


LIA

Nggak bosan lo dateng ke sini terus?


INSERT: Staf Restoran membawa nasi goreng kesukaan Tian


TIAN

Nah, ini nih yang bikin gue balik terus.


LIA

(menggelengkan kepala)

Makan deh yang kenyang.


Saat ingin pergi meninggalkan sahabat dekatnya itu, tiba-tiba tangan Lia ditahan olehnya. 



TIAN

Temenin gue makan, nggak bisa gue makan sendiri.


Lia tersenyum heran kemudian kembali duduk di sebelah Tian. Mereka mengobrol sembari Tian menyelesaikan makannya.


LIA

Laper banget kayaknya mahasiswa kita nih.


TIAN

Gue baru makan sekarang, di kampus nggak sempet. Praktek gue penuh luar biasa.


LIA

Iya, tahu deh yang lagi master sibuk banget.


Tian terus melahap makanannya hingga mulutnya sedikit belepotan


LIA

(meraih tisu)

Makannya kayak anak kecil.


Lia mengusapkan tisu tersebut pada Tian. Tian lalu mengambilnya dan mengusap mulutnya sendiri.


TIAN

Mana, lo ga mau S2?


LIA

Haduh, gue udah pusing ngurusin ni restoran. Nggak sempat gue mikirin kuliah lagi.


TIAN

Sayang loh Li, lo kan pinter. Dan bisnis lo siapa tahu bisa lebih besar lagi dengan lo S2. Ya gue tahu sih lo nggak butuh, tapi sayang aja


LIA

Untuk saat ini gue belum tertarik, mungkin nanti.


TIAN

Hmm, yaudah. Lo udah mau pulang ya? Gue juga udah kenyang. Mau balik ke kosan.


LIA

SMP ya.


Tian membereskan tasnya kemudian pergi diantar oleh Lia.


TIAN

(mengedipkan satu matanya)

Gue balik dulu


Lia hanya tersenyum melihat tingkah teman karibnya itu, setelah pergi dia barulah membalikkan tubuhnya. Di saat itu pula, ada wajah seseorang yang ia kenal. Pria itu kemudian muncul dari balik pepohonan.


FARID

Halo


Lia mengerutkan dahi melihatnya


FADE OUT



FADE IN


22.INT. KANTOR MODE INDONESIA-PAGI

Aryo memberikan beberapa foto pada Aji yang membuat darahnya mendidih.


AJI

Jadi mereka yang lalai?


ARYO

Iya Pak, saya sudah menyuruh bagian personalia untuk mengurus mereka.


AJI

Apakah ada yang menyuruh mereka?


ARYO

Saya sudah selidiki namun tidak ada yang mencurigakan. Apa yang harus saya lakukan?


AJI

Biarkan Personalia yang atasi. Saya akan membiarkannya hanya untuk kali ini.


ARYO

Baik.

CUT TO:


LIA

(terkejut)

Farid?


FARID

Apa kabar?


LIA

(terlihat takut)

Ba…baik, lo?


FARID

(maju mendekati Lia)

Begini aja, gue denger sepupu lo udah balik ke sini?


LIA

(mundur seketika)

Oh, Dara. Iya dia beberapa bulan lalu balik ke sini.


FARID

(mengangguk)

Dia akan menetap di sini?


LIA

Iya.


FARID

(menaikkan kedua alisnya)

Hidupnya sepertinya tidak banyak berubah, sangat menyenangkan dan bebas.


LIA

Farid, Dara sudah mengalami berbagai hal buruk. Hidupnya penuh dengan kesedihan. Sekarang dia baru mulai berdiri lagi, tolong biarkan dia menjalani hidupnya.


FARID

Berbagai hal buruk? 


FARID (CONT’D)

(menggeleng)

Dia pergi, kabur gitu aja setelah bertunangan. Sedangkan gue dan Aji harus mati-matian mempertanggungjawabkan perbuatan kami. Gue nggak akan pernah lupa perbuatan dia.


LIA

Dengerin gue, itu kecelakaan. Kalian salah, bukan cuma Dara, dan menurut gue Dara sudah menebus semuanya. Dia bahkan sempat ingin bunuh diri dengan menabrakan tubuhnya ke mobil. Ingatannya hilang dan baru saja kembali dua tahun lalu.


Farid terkejut, matanya bergerak kesana kemari mencari kejujuran dari perkataan Lia.


LIA

Hidup Dara tidak mudah, keluarganya sengaja mengirimnya ke luar kota agar dia bisa melupakan semuanya.


FARID

(menyeringai)

Lalu bagaimana dengan kami, bisnis keluarga Aji hampir bangkrut dan ketika dia sedang berusaha mati-matian Dara pergi ninggalin dia gitu aja. Apa itu yang disebut cinta?


LIA

Gue rasa lo ataupun gue tidak ada hak untuk mencampuri urusan itu. Mereka sudah dewasa dan memiliki keputusan masing-masing. Toh masalah kecelakaan itu sudah terselesaikan dengan baik.


FARID

(marah)

BUKAN SOAL ITU. Dia sahabat baiknya. Saat polisi meminta keterangan, dua hari kemudian dia bebas lalu besoknya Aji. Cuma gue, gue yang disalahkan atas semuanya. Lo nggak tahu gimana rasanya ada di balik jeruji besi. Untung Aji membebaskan gue, kalau nggak gue busuk di sana. Lalu enam bulan kemudian mereka bertunangan seperti tidak terjadi apa-apa.


Farid mulai melangkah mundur dan terduduk menangisi apa ya terjadi.


LIA

Itu masa lalu Rid, lepaskan semua. Kasian mereka, biarkan mereka hidup dengan tenang. Lo juga harus menjalankan hidup lo. Relakan Rima.


Mendengarnya mata Farid langsung terbuka lebar. Dia kesal bukan kepalang, tangannya mengepal kuat sebelum dia berdiri menatap Lia tajam dan akhirnya pergi. Lia menghela napas melihatnya.


23.INT. LIVING HOME GROUP-SIANG

Hari ini adalah penentuan dari Living Home Group selaku penyelenggara acara untuk tema peragaan mode yang akan diadakan tiga bulan lagi. Kebetulan sekali, Aji dan Dara datang untuk melihat secara langsung. Mereka duduk sedikit berjauhan, Dara di sayap kanan dan Aji pada sayap kiri.


ANTON

Selamat siang semuanya, terima kasih karena telah hadir di pertemuan pertama penyelenggaraan Canyon Fashion Show. Sesuai dengan judul peragaan, kami memakai Canyon atau Tebing sebagai tema utama. Para perancang silahkan dengan bebas menciptakan karyanya. Dan, saya ingin umumkan bahwa acara ini disponsori langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga akan hadir secara langsung nanti Bapak Harjo Agus Suhaja selaku Wakil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu diharapkan semua memberikan karya terbaiknya. Terima kasih dan selamat menikmati.


Semua bertepuk tangan oleh kata sambutan yang diberikan Anton, sebuah kejutan membuat semua yang hadir terhentak. Begitu juga dengan Dara yang mulai bersemangat untuk mengerjakan proyek ini. Dia kemudian menatap Aji yang juga tengah menoleh menatapnya. Tatapan mereka seperti kucing dan anjing, siap menyerang satu sama lain.


AJI

(berjalan menghampiri Dara)

Kamu tetap tidak mau menyerah?


DARA

(tersenyum getir)

Rumput tidak langsung mati walau terinjak. (mengulurkan tangan) Mari bersaing dengan sehat.


AJI

(tersenyum tak percaya)

Ok.


Aji meraih tangan Dara dan mereka berjabat tangan. 


CUT TO:


24.EXT. LOBBY LIVING HOME-SORE

Dara melangkah menuju mobil untuk masuk. Saat dia membuka pintu, terdengar suara seseorang yang begitu manja pada kekasihnya.


YOLA

Halo sayang


Yola mencium pipi Aji yang tidak sengaja terlihat oleh Dara.


AJI

Halo, sudah makan?


YOLA

(menggeleng)

Belum, sengaja aku nungguin kamu. Lihat dong aku bawa siapa.


BINTANG

Papa,


Bintang menyapa ayahnya begitu antusias.


AJI

Loh, kamu ikut Princess?


YOLA

Iya, aku sengaja ngajak dia biar seru.


AJI

(Aji langsung tersenyum sumringah)

Ok, let’s go.


Di sisi lain Dara hanya mengamati dari jauh, dia bahkan tidak tahu kalau ada Bintang di sana karena anak itu berada di dalam mobil. Mengamati beberapa waktu, Dara kemudian masuk ke dalam mobilnya dan langsung pergi.


JUKI (Supir Dara)

Bu, mau langsung pulang atau?


DARA

Saya mau ke toko bunga biasa. Saya ingin membeli bunga.


JUKI

Baik.


CUT TO:


25.INT. KEDIAMAN COKROATMOJO-MALAM

Aji pulang ke rumahnya dengan begitu gembira, menggendong Bintang yang sudah tertidur lelap. Aji terkejut melihat Ibunya masih berada di sana.


AJI

Loh ibu belum tidur?


NANI

Ibu menunggumu, ada yang ingin Ibu bicarakan. Bintang sudah tidur?


AJI

Iya, dia sudah terlelap. Kalau begitu saya tidurkan dulu dia di kamar.


Setelah selesai menidurkan Bintang, barulah Aji kembali turun dan bicara dengan ibunya.


AJI

Apa yang ingin Ibu bicarakan?


NANI

Kapan kamu akan menikah dengan Yola? Anakmu itu semakin lama semakin tidak bisa diatur. Dia selalu membuat rumah berantakan. Ibu pusing.


AJI

Bu, jika semuanya sudah beres. Saya pasti akan menikah, Ibu sabar ya. 


NANI

Anak itu butuh seorang Ibu Ji. Dan mama takut, nanti media tahu siapa sebenarnya Bintang.


AJI

Aji paham Ma, dia memang kekurangan kasih sayang seorang Ibu. Tapi Bintang bukan anak yang buruk, dia hanya perlu perhatian. Mama tidak perlu khawatir, saya dan Papa sudah mengurus segalanya. Bintang tetap sah menjadi anak Papa dan Mama.


Nani terdiam mendengar penjelasan sang anak.


CUT TO:


26.INT. TOKO BUNGA CANTIKA-MALAM

Dara disambut oleh pelayan toko dengan sangat ramah.


LINA

Ibu, apa kabar? Sudah lama ibu nggak kesini


DARA

(tersenyum tipis)

Iya, saya sibuk dari kemarin. Bunga anggreknya ada?


LINA

Oh ada, ibu mau yang jenis apa? Kita ada Anggrek Bulan, Anggrek Kasut kumis, Anggrek Bulan Bintang?


Dara yang bingung kemudian melihat sekeliling dan menemukan anggrek yang begitu cantik.


DARA

Itu anggrek apa yang warnanya putih?


LINA

Oh, itu Anggrek Ngengat. Anggrek itu baru datang tadi pagi. Hanya ada satu dan harganya lumayan mahal.


DARA

Saya mau yang itu.


LINA

(mengangguk seketika)

Baik, mohon tunggu sebentar ya Bu.


Dara tersenyum dan menunggu anggreknya untuk dibawa pulang. Mencium wangi bunga membuatnya tenang dan gembira.


CUT TO:


27.EXT. TERAS RUMAH DARA-MALAM

Setelah turun dari mobilnya, Dara meminta penjaga rumahnya untuk memasukkan anggrek yang baru ia beli ke dalam rumah. Ia seperti melihat seseorang mengintip dari pintu gerbang. Dara pun bergegas menghampiri orang tersebut.


Dirinya terkejut saat melihat orang yang ia hampiri.


FARID

Halo, Garima Dara Larasati.


DARA

(mengerutkan dahinya heran)

Farid?


Farid hanya tersenyum menatap Dara penuh makna


FADE OUT:


CONTINUE



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar