My Last 20s
1. ACT 1 (1 - 9)

1.  INT. Kantor - Meja resepsionis – Pagi

Cast: Silbi, Gilang, Mamih, Adi

Silbi berjalan di lorong kantor menuju ruanganan kerjanya. Silbi memasuki ruangan kantornya yang minimalis yang terdapat banyak buku dindingnya, baik di dalam lemari kaca atau rak gantung. Kemudian menuju meja resepsionis yang letaknya tidak jauh dari pintu (kaca) masuk. Terlihat Mamih, wantia berusia 40 akhir tetapi berpenmpilan sangat muda).

SILBI

Pagi, Mamih.

MAMIH

Selamat pagi yang indah, Anak cantik...

Silbi melirik ke ruang tamu yang ada di hadapan meja resepsionis. Dikarenakan tidak adanya sekat antara ruang tamu dan meja resepsionis, Silbi dapat melihat jelas ada Adi sedang duduk kikuk di salah satu bangku.

SILBI    

Anak baru, Mih?

MAMIH

Ho-oh. Pengganti Lina kayaknya.

SILBI

Akhirnya—

MAMIH

Eh... Eh... Berondong mau diembat? 

SILBI

Apaan sih, Mih? Maksud aku tuh… akhirnya ada desainer baru, jadi

tim Asia sama tim Barat nggak harus rebutan desainer. Lagian sorry

nggak doyan berondong.

MAMIH

Jangan takabur. Nanti beneran dapet berondong, loh. Lagian, itu

siapa tuh hobi - hobi bangtan? Berondong kan dia?

 

Silbi tertawa kecil.

SILBI

Itu namanya ngefans. Beda dong, Mih.

 

Gilang masuk ke ruangan kantor dengan semangat, dan berhenti di meja resepsionis.

 

GILANG

Good morning~

MAMIH     

Good morning, Ganteng. (Bicara ke Silbi) Nah, kalo berondong yang

ini pasti doyan.

GILANG

Wuih ada apa nih, pagi-pagi udah ngegosipin kakanda Gilang.

MAMIH

Adinda Silbi dapet berondong baru.

 

Mamih menunjuk Adi dengan dagunya, Gilang mengikuti arah yang ditunjuk Mamih dan melihat Adi sekilas.

 

GILANG

Adinda kenapa kamu tega melakukan itu pada kakanda?

Silbi menatap Gilang malas dan membuang napas berat.

 

SILBI

Dosa apa gue, pagi-pagi udah begini? Lo nggak malu tuh ada anak

baru?

GILANG

Mamih Ratu apa yang harus aku lakukan?

SILBI

Mih.. please, jangan ladenenin nih anak satu.

MAMIH

Jangan menyerah, Anakku. Pertahankan cintamu....

 

Silbi mengembuskan napas berat kembali, lalu menuju ke ruangan kerja yang tak berpintu, yang ada di belakang meja resepsionis. Ruangan kerja dan meja resepsionis hanya dipisah oleh dinding partisi.

 

GILANG

Adinda tungguuu...

MAMIH

Anak orang beneran muntah nanti kamu gombalin tiap hari, Lang.

Gilang hanya tersenyum.

 

MAMIH

Belum nyerah juga?

GILANG

Belum, nih. Silbi layak diperjuangkan.

MAMIH

Oooohh~~

GILANG

*O ooo cinta~~

MAMIH & GILANG

*Akan kuberikan bagi hatimu yang damai~~

 

Memperlihatkan Mamih dan Gilang melanjutkan nyanyiannya sambil joget kecil. Adi berusaha untuk tidak melihat ke arah Gilang dan Mamih. 

  

2. INT. Kantor, kubikel Silbi - Pagi

Cast: Silbi, Gilang, Icha, Nadin

Silbi berjalan menuju meja kerjanya. Meja yang digunakan adalah meja kantor partisi 6 staff berhadapan yang dilengkapi dengan loker dan laci di bawah setiap mejanya. Meja kerja Silbi ada di antara meja kerja Nadin dan Icha.(Setiap meja kerja memiliki alat tulis berupa pulpen berbagai warna, spdiol, stabilo. Di meja Silbi ada beberapa barang tambahan barang seperti mouse pad BT21 Mang, pulpen dengan karakter BT21 Mang, foto dengan Tania, foto keluarga berempat. Di meja Nadia ada foto dirinya dengan suaminya dan beberapa toples berisi camilan yang berbeda, roti dan batagor dalam tempat makan yang terbuka. Di meja Icha juga dipenuhi dengan pernak-pernik The Powerpuff Girl).

Memperlihatkan Nadin yang sedang makan di meja kerjanya.

Silbi berdiri di depan meja kerjanya sambil menurunkan tas dari punggunya dan meletakkan di atas meja kerjanya.

SILBI

Wuih tumben, Mbak, udah nyampe.

NADIN

Hehe... suami aku ada rapat pagi, jadi pagi-pagi juga tadi berangkatnya. Oh iya, ini kalau mau roti atau batagor ambil aja, ya.

SILBI

Siap, Mbak.

Silbi mengeluarkan tumbler dan ponsel dari tasnya, duduk di bangkunya, lalu memasukkan tasnya ke loker. Terdengar suara Gilang yang meneriakkan kembali “good morning”. (Tangan) Silbi membuka instagram. Memberikan like untuk foto Anggi yang sedang bulan madu. Lalu memberikan like untuk foto Daniel yang sedang liburan. Setelah itu, kembali menjelajahi feed instagramnya.

SILBI

Ini feed isinya jadi anak bayi semua, atau nggak foto pernikahan gini. Lagi pada panen apa gimana?

GILANG

Gue bisa kok temenin lo jadi modelnya kalo lo mau buat foto kayak

mereka itu, Bi.

Silbi kaget, menengok ke arah kirinya. Silbi menatap sinis ke arah Gilang yang sudah ada di sampingnya dan duduk menggunakan bangku Icha. Gilang meletakkan telunjuknya di antara kedua alis Silbi.

GILANG

Jangan sering-sering ngerutin dahi gini... Nanti ngebekas jadi keriput, loh.

SILBI

Turunin, nggak!

 

Gilang menurunkan telunjuknya perlahan. Icha datang sambil meminum susu kotak. Lalu hanya berdiri di depan meja kerjanya menghadap Gilang dan Silbi.

 

ICHA

Pagi, Kak Silbi. Pagi, Kak Gilang. Kak Nadin, pagi~

SILBI

Cha, punya streples, kan?

ICHA

Punya, Kak.

 

Icha mengambil streples di laci kecil di mejanya kerjanya. Lalu memberikannya kepada Silbi.

 

ICHA

Ini, Kak.

SILBI

Minta tolong dong streplesin mulutnya Gilang.

 

Icha syok mendengar perkataan Silbi dan refleks menjatuhkan streplesnya. Gilang menelan ludahnya. Sedangkan Nadin tersenyum menggelengkan kepala.

 

GILANG

Cha, Silbi bercanda, kan?

NADIN

Lo sih, Lang. Direm dikit kenapa.

3. INT. Kantor Silbi, ruang serba guna – PAGI.

CAST: Silbi, Gilang, Nadin, Mamih, Icha, Bos Anna, Babe, Adi, 4 Ekstra

Semua karyawan berkumpul di ruang serba guna yang ada di pojok ruangan kantor untuk briefing pagi. Ruang serba guna hanya dipisahkan oleh dinding partisi dengan panel berlubang-lubang, terdiri dari TV, sebuah sofa panjang, sebuah meja kecil di depan sofa, 3 buah bean bag yang ada di sekeliling ruangan, dan meja panjang yang di atasnya terdapat microwave, mesin kopi, rak gantung camilan dan minuman instan, serta dispenser air. Bos Anna dan karyawan saling berhadapan.

BOS ANNA

Oke itu aja briefing pagi ini. Ada lagi yang mau ditanyakan? Atau menambahkan?

 

Karyawan hanya diam.

 

BOS ANNA

Oke, kalau nggak ada, sebagai penutup, hari ini ada karyawan baru.

Silakan memperkenalkan diri.

 

Adi berjalan ke samping Bos Anna

 

ADI

(medok) Halo, selamat pagi. Perkenalkan saya Adira Sutyo Pramadi

biasa dipanggil Adi. Saya akan bekerja sebagai desainer.

MAMIH

Ealah... asale saka ngendi?

ADI

Malang, Bu.

Karywan tertawa.

MAMIH

Eh dodo eh... malah dipanggil ibu.

BABE

Jangan panggil ibu. Dia maunya dipanggil seus.

 

Karywan kembali tertawa.

 

GILANG

Oh, iya, Icha kan dari Malang juga. Kenal nggak, Ch— Cha?

 

Karyawan mencari Icha. Icha bersembunyi di belakang Silbi.

SILBI

Cha, ngapain?

ICHA

Ah? Kenapa, Kak?

NADIN

Uuuuhhh ada apa nih? Kok salting gitu, Cha?

ICHA

Ih... siapa yang salting.

MAMIH

Jadi kamu kenal nggak sama Adi tuh. Dia dari Malang juga.

ICHA

Ah? Oh, iya kenal, kok. Temen kuliah.

NADIN

Oh, jadi cuma temen...

GILANG

Tiati nanti jadi demen...

BABE

Terus jadi manten... (en pada manten dibaca seperti pada “temen”

dan “demen”)

 

Karyawan seketika diam menatap Babe. Hanya Silbi yang tersenyum.

 

MAMIH

Bener sih, tapi kedengerannya maksa, Be.

ICHA

Kak Silbi...

 

Silbi hanya memberikan senyuman dan menepuk-nepuk tangan Icha yang menarik baju Silbi.

 

BOS ANNA

Eh ... udah-udah. Kalau mau kenalan lagi bisa personal aja ya.

Gilang nanti tunjukkin mejanya Adi dan jelasin dia seperti yang

sudah sampaikan tempo hari, ya.

GILANG

Baik, Mbak.

BOS ANNA

Yaudah kalau gitu, selamat bekerja.

 

Karyawan tepuk tangan, lalu kembali ke meja masing-masing.

  

4. INT. Kantor Silbi – Sore

Cast: Silbi, Gilang, Icha, Nadin

Silbi, Icha, dan Nadin sedang beres-beres untuk pulang di meja kerja mereka. 

SILBI

Mbak Nadin, Cha, duluan, ya.

 

Silbi langsung bergegas pergi.

 

NADIN

Tumben Silbi cepet pulang.

ICHA

Iya, ya. Ada acara kali.

Memperlihatkan Gilang yang melihat Sibi pergi, lalu Gilang menyusul Silbi.

5. INT. Kantor Silbi, depan lift – Sore

Cast: Silbi, Gilang, Babe

Silbi sedang menunggu di depan lift lantai kantornya sendirian. Gilang datang.

GILANG

Bi! Kok tumben tengbur gini? Ada acara?

SILBI

Ngantuk gue.

 

Gilang tersenyum. Pintu lift terbuka. Silbi masuk. Gilang menahan lift dengan menekan tombol buka yang ada di luar lift.

 

GILANG

Tahu gitu tadi gue cepet-cepet nyelesein kerjaan biar bisa anter lo

pulang.

 

Babe dateng menepuk belakang kepala Gilang. Gilang mengelus kepalanya yang ditepuk.

 

BABE

Di gas mulu. Udah sana balik kerja, banyak kerjaan, kan?

GILANG

Namanya usaha, Be. Kerjaan mah gampang dikejar. Nah yang ini nih

susah banget dikejarnya.

BABE

Sabar ya, Bi.

SILBI

Udah kebal, Be.

BABE

Lah, Be. Harusnya mah saya yang disabarin. 

BABE

Udah lepas itu tombolnya. Jalanan keburu macet, nih.

GILANG

Dompet nggak ketinggalan, Be?

BABE

Nggak, udah.

GILANG

Kunci mobil?

BABE

(Menunjukkan kunci mobilnya) Nih!

 

Lift berbunyi.

 

SILBI

Lang udah sampe bunyi liftnya, tuh.

 

Gilang melepaskan tombolnya. Lift perlahan tertutup.

 

GILANG

Hati-hati, ya, Bi. Kabarin kalau udah sampe rumah. Be, titip Silbi

sampe lantai satu, ya!

Gilang tersenyum melihat pintu lift yang sudah tertutup.

 

6. INT. Rumah Silbi – Sore menjelang malam

Cast: Silbi, Mama, 3 ekstras (wanita usia 50-an akhir/60-an awal)

Silbi masuk ke rumahnya yang minimalis dan berlantai dua. Silbi melihat Mama dan ketiga temannya sedang makan di meja makan yang berada di sebelah dapur dan di sebelah tangga menuju lantai 2.

Wanita 1

Halo, Bi. Tambah cantik aja?

MAMA

Bi, tumben agak cepetan pulangnya.

Wanita 2

Iya, jam segini kok udah pulang. Besok kan libur.

Wanita 3

Iya, nggak main atau pacaran dulu gitu.

Wanita 1

Oh, Silbi udah punya pacar? Boleh dong kenalin ke Tante.

 

Silbi memaksakan dirinya untuk tersenyum.

 

SILBI

Silbi ke atas dulu ya, Tante-tante, Ma. 

MAMA

Nggak makan dulu, Bi.

Wanita 2

Iya, yuk, makan bareng, sini.

SILBI

Silbi udah makan tadi di kantor. Mari, Tante.

 

Silbi pergi ke kamranya dengan menaiki tangga yang ada di sebelah ruang makan.

7. INT. Kamar Silbi – Malam

Cast: Silbi, Tania

Pintu kamar Silbi terbuka dari luar. Silbi masuk ke kamarnya.

Memperlihatkan kamar yang tidak besar serba putih, hanya terdiri dari tempat tidur dengan sebuah nakas di sampingya, sebuah keranjang sampah, sebuah jam dinding, dan sebuah meja kerja yang menjadi satu dengan rak buku cukup besar yang dipenuhi buku. Di atas meja terlihat lampu BT21 baby portable mood lamp dan sebuah macbook putih.

Silbi meletakkan tasnya di meja.

 

SILBI

Tahu gitu tadi makan dulu sebelum pulang.

 

Terdengar suara ketukan pintu kamar Silbi.

 

SILBI

Ya?

Tania yang menggunakan baju hamil, masuk membawa sepiring ubi dan singkong rebus dan meletakkannya di nakas samping tempat tidur.

 

TANIA

Buat ganjel dulu.

 

Tania duduk di tempat tidur Silbi. Silbi mengambil makanan yang di bawa Tania.

 

SILBI

Kak Tania the best emang.

 

Silbi makan, lalu berbicara ke perut Tania yang sudah terlihat besar. Baby niblings, kalian beruntung akan punya mama kayak Kak Tania. Tania tersenyum, lalu berubah serius.

 

TANIA

Are you ok?

SILBI

Aku kenapa?

 

Tania memberikan kode dengan matanya tentang teman-teman Mama.

 

SILBI

Oalah... santai, Kak. Udah biasa, kan.

 

Tania melihat Silbi ragu.

 

SILBI

Serius, Kak Taniaaa. Aku sama sekali nggak marah atau gimana-gimana

sih mereka selalu nanya tentang pacar atau nikah. Cuma capek aja

ngeladeninnya, jadi ya lebih baik ngehindar.

TANIA

Nggak mau nyoba sama Gilang?

SILBI

Makanan kali dicoba-coba.

 

Tania memberikan senyum menggoda. Silbi melirik Tania, pura-pura marah.

 

SILBI

Apa tuh maksudnya senyum-senyum gitu?

 

Tania menangkup pipi Silbi, gemas.

 

TANIA

Ih, gemes banget aku sama kamu, Bi.

SILBI

Aku tahu aku emang ngegemesin.

TANIA

Dih, males.

 

Tania dari bercanda berubah menjadi serius.

 

TANIA

Take your time, Bi. Nggak usah pedulin kata orang. Toh yang jalanin

nanti, kan, kamu.

SILBI

Siap, Bos!

TANIA

Udah, ah. Ngantuk. Balikin sendiri ya, piringnya.

 

Tania keluar kamar. Silbi menatap Tania pergi dengan senyuman haru.

 

Dissolve to

  

8. INT. Kamar Silbi – Dini hari

Cast: Silbi

Silbi sedang tidur di tempat tidurnya, membuka matanya, lalu terduduk. Silbi melihat jam dinding, menunjukkan pukul 1 pagi.

 

SILBI

Laper.

 

Silbi melihat piring kosong di nakas, lalu mengambilnya dan berjalan keluar kamar.

  

9. INT. Dapur – Dini hari

Cast: Silbi, Papa

Memperlihatkan dapur minimalis (kitchen set lengkap, terdiri dari meja dapur, kabinet atas-bawah, dan sebuah kulkas) dengan warna cokelat tua dan putih.

(Belakang tubuh) Silbi yang sedang menaruh piring yang telah dicucinya ke tempat pengering di samping tempat pencuci piring. Silbi lalu berjalan ke depan kulkas, membukanya, menatap kulkas sebentar, lalu menutupnya kembali. Silbi beralih ke salah satu kabinet atas, membukanya, dan terlihat berbagai mi instan.

 

SILBI

Kayaknya enak nih mi rebus. 

PAPA

(OS) Buatin papa juga, dong.

 

Silbi kaget, menengok, Papa sudah berdiri di samping Silbi.

 

SILBI

Papa! Ngagetin aja.

PAPA

Papa rasa soto, ya.

SILBI

Serius mau juga?

PAPA

Ya masa bercanda. Tahu nih tiba-tiba papa laper.

SILBI

Pakai telur nggak?

PAPA

Harus, dong.

 

Papa berjalan ke meja makan. Silbi mulai membuat mi.

  

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@rifatia29 wah jadi ngebayangin juga 😄 btw makasih ya udah mampir 😊
2 tahun 11 bulan lalu
auto kebayang kalo Kakanda Gilang ini adalah Ge Pamungkas... 🙈🙈 maafkeun refleks imajinasi saya 🙇‍♂️
2 tahun 11 bulan lalu