My Last 20s
9. ACT 2 (56 - 61)

56.  INT. Kantor, ruang arsip – Siang

Cast: Silbi, Gilang, Anggi, Nadin, Icha, Mamih, Babe, Adi

Nadin duduk di bangku. Babe bersandar di meja. Anggi, Mamih, Icha, dan Adi berlesehan.

ANGGI

Jadi bener, Mih, Klara mantannya Gilang?

MAMIH

Nih, Icha kan yang bilang.

ANGGI

Oh, iya. Bener, Cha?

 

Icha mengangguk.

 

ICHA

Bukan cuma itu. Kalian tahu Harum temen aku, kan?

 

Yang lain kecuali Babe dan Adi mengangguk.

ICHA

Yang anak HRD?

 

Yang lain kecuali Babe dan Adi mengangguk kembali.

 

ICHA

Cucunya Bos Besar?

ANGGI & MAMIH

(Teriak) Iya, tahu! Terus kenapa?!

BABE

Jangan teriak-teriak.

ICHA

(berbisik) Klara sepupunya dia....

ANGGI & MAMIH

(Teriak) Serius?!

Babe kaget. Nadin hanya tersenyum sambil mengelus-elus perutnya. Adi bingung.

BABE

Dibilang jangan teriak-teriak.

ICHA

Ssshh!

MAMIH

Itu berarti—

ICHA

Klara juga cucu Bos Besar, yang artinya juga dia ponakan bubos. Ya walaupun ponakan jauh tetap aja jatuhnya ponakan.

ANGGI

Ah... pantesan nggak ada yang tahu proses rekrutannya ya Mbak Nad?

 

Nadia hanya tersenyum.

MAMIH

Ya namanya perusahan ini perusahan keluarga mereka, kan.

ICHA

Nggak aneh kalau gitu, ya.

ANGGI

Terus tentang dia mantannya Gilang?

ICHA

Aku cuma tahu mereka pernah pacaran doang, Kak. Nggak enak juga mau nanya banyak sama Harum. Tapi kalau ngerasain dari aura Kak Gilang sama Klara, kayaknya putusnnya nggak mulus ya?

 

Anggi membuang napas berat.

ANGGI

Terus Silbi gimana? Padahal Silbi udah mau buka hati untuk Gilang....

Silbi dan Daniel datang.

SILBI

Kok mukanya pada lusuh gitu. Pada ngegosipin apaan sih?

 

Anggi mendongak.

ANGGI

Ah?

 

Anggi menatap Icha dan Mamih. Mamih menggeleng pelan.

ANGGI

Oh... Lusuh nungguin lo lama banger. Laper tahu kita.

 

Anggi berdiri.

 

ANGGI

Yuk, ke kantin.

 

Semua berdiri kecuali Nadin.

 

NADIN

Aku nggak ikut, ya. Bawa bekel. Lagian, juga mau tidur bentar.

 

Mereka pergi, Anggi merangkul Silbi supaya ikut.

 

57. INT. Kamar Silbi – Malam

Cast: Silbi

Silbi duduk di tempat tidurnya sambil memegang surat promosi jabatan. CU surat itu. Silbi memandangi lama surat itu lalu tersenyum tulus. Silbi menggunakan tangan lainnya untuk mengambil handphone di atas nakas. CU layar handphone, tidak ada notifikasi, hanya memperlihatkan tanggal dan jam. Silbi memandangi handy fan dari Gilang, lalu tersenyum simpul sambil membuang napas berat.

 

SILBI

Laper.

 

Silbi melipat kembali suratnya, meletakkannya bersama ponselnya di nakas, lalu berjalan keluar kamar.

 

58. INT. Dapur, meja makan – Malam

Cast: Silbi, Papa

Silbi membuka kabinet atas dapur dan melihat beberapa mi instan.

SILBI

Tapi kemarin udah makan mi.

 

Silbi menutup kembali lemari, lalu beralih ke kulkas, mengambil susu cair dan membawanya ke meja makan.

Papa datang lalu membuka kaleng kerupuk dan memakan kerupuknya. Silbi ikut mengambil kerupuk itu.

SILBI

Mau delivery nggak, Pa?

PAPA

Emang kamu masih laper?

Silbi mengangguk.

PAPA

Mau makan apa emang?

SILBI

Pempek enak kayaknya.

PAPA

Beli di mana?

SILBI

Depan komplek buka sampe jam sebelas. Mau nggak?

PAPA

Boleh, deh.

SILBI

Oke. Silbi ambil handphone dulu, ya.

 

Bel rumah berbunyi saat Silbi berdiri. Silbi dan papa saling bertatapan.

 

SILBI

Silbi aja yang buka.

 

59. INT/EXT. Pintu depan rumah Silbi – Malam

Cast: Silbi, Tania, Papa, Mama, bayi kembar, Bi Inah

Silbi membuka memutar kunci pada pintu depan rumahnya, lalu menarik gagang pintu itu. Silbi tersenyum.

SILBI

Kak Tania?

Memperlihatkan wajah Kak Tania yang murung, bayi kembar yang masing-masing digendong oleh Tania dan Bi Inah, lalu tas bayi dan tas biasa yang sudah tergelatak di lantai. Senyuman Silbi perlahan memudar. Papa datang, ikut terkejut.

 

PAPA

Tania?

 

Mama berjalan ke arah pintu.

 

MAMA

Pa, Bi. Siapa, malam-malam gini—

60. INT. Ruang keluarga rumah Silbi – Malam

Cast: Silbi, Tania, Papa, Mama

Tania dan Mama duduk di satu sofa panjang. Sedangkan Silbi duduk di sofa terpisah di sebelah Tania, papa di sofa sebelah Mama.

 

TANIA

Maafin Tania ya, Ma, Pa... Tania berusaha untuk memperbaiki ini semua. (Tania menggeleng) Tania yakin bisa mengembalikkan keadaan seperti semula. Tania berusaha memaafkan Reno yang udah selingkuh. Tapi‑

 

Tania menahan tangisnya.

 

TANIA

Tapi saat Reno bilang perempuan itu mengandung dan dia memilih untuk menceraikan Tania... Tania nggak tahu harus melakukan apa, Ma.

Tania terisak. Silbi cepat-cepat menghapus air matanya agar tidak terlihat Tania. Mama memegang tangan Tania.

TANIA

Tania bisa aja menyetujuinya. Tapi gimana sama si kembar...?

MAMA

Mama paham betul perasaan kamu. Semua Ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Karena kamu anak mama, Mama juga mau yang terbaik untuk kamu. Kami akan mendukung kamu, kalau memang kamu mau menyetujui perceraian itu. Karena sia-sia memperjuangkan rumah tangga kamu kalau hanya kamu yang berjuang.... Untuk kembar, Mama yakin ada rencana lebih baik nantinya.

TANIA

Maafin Tania....

 

Mama memeluk Tania. Mama, Papa, dan Silbi masih menahan tangisnya.

61. INT. Rumah Silbi — Malam

Cast: Silbi, Mama, Papa

Mama menutup pelan pintu kamar Tania, lalu berjalan ke ruang makan. Papa sudah berdiri di situ. Silbi menuruni tangga, tetapi memberhentikan langkahnya saat melihat papa dan mamanya berdiri berhadapan di ruang makan.

PAPA

Tania udah tidur?

 

Mama tersenyum simpul dan mengangguk. Perlahan senyumannya berubah menjadi menahan tangis. Mama menutup mulutnya agar tangisnya tidak terdengar. Papa mendekati Mama dan memeluknya. Papa menepuk-nepuk punggung mama pelan. Mata Papa berkaca-kaca. Silbi yang masih berdiri di tangga, ikut menangis tanpa suara.

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar