My Last 20s
10. ACT 2 (62 - 69)

62.  INT. Kamar Silbi – Malam

Cast: Silbi.

Silbi duduk di pinggir tempat tidurnya, menangis.

SILBI

Jadi itu alasan Kak Tania murung belakangan ini? Ini pertama kalinya gue ngeliat Kak Tania nangis kayak gitu. Terus gue seenanknya nyeritain masalah-masalah gue tanpa tahu masalah dia.

 

Silbi menghapus air matanya.

 

SILBI

Kenapa gue nggak peka gini, sih? Gue nggak pernah ngelakuin apa pun untuk Kak Tania, sedangkan Kak Tania selalu ada buat gue.

 

Memperlihatkan surat promosi dan handphone di atas nakas. (Tangan) Silbi mengambil dan membukanya. Silbi memandangi surat itu. Memperlihatkan air mata Silbi jatuh di atas surat itu. Silbi memasukkan kembali surat itu ke amplop, lalu membuangnya ke keranjang sampah yang ada di samping mejanya.

 

63. INT. Kantor Silbi – Pagi

Cast: Gilang, Nadin, Anggi.

Gilang duduk di meja kerjanya, lalu melihat jam tangannya. Memperlihatkan jam tangan Gilang yang sudah menunjukkan pukul 09:15.

GILANG

Silbi dihubungi nggak aktif....

 

Gilang menghampiri meja kerja Anggi.

GILANG

Nggi, Silbi ke mana?

ANGGI

Nggak tahu, gue juga hubungin dia nggak bisa.

 

Nadin datang.

 

NADIN

Cuti dia. Tadi malam ngabarin aku.

GILANG

Berapa hari, Mbak?

NADIN

Hari ini doang, kok. Senin udah masuk.

ANGGI

Apa dia lagi ngelakuin rutinitas bulanannya?

 

64. INT. Meja makan rumah Silbi – Pagi

Cast: Silbi, Tania, Bi Inah, bayi kembar.

Memperlihatkan punggung Silbi yang sedang mencuci piring lalu meletakkan piring itu di tempat pengering. Setelhnya Silbi berjalan ke meja makan. Tania dan Bi Inah datang menggendong si kembar yang hanya memakai popok.

SILBI

Mau jemur, ya?

TANIA

Kok kamu masih di sini, Bi? Nggak kerja?

SILBI

Sini aku aja yang jemurin.

 

Silbi mengambil bayi yang digendong Tania.

 

SILBI

Kak Tania belum sarapan, kan?

TANIA

Kamu ditanya kenapa nggak kerja?

SILBI

Biasa... ngabisin cuti. Udah kebanyakan cutinya.

 

Tania tahu Silbi berbohong.

 

SILBI

Udah sarapan dulu, gih. Bi Inah udah sarapan belum?

BI INAH

Sudah, Non.

TANIA

Oh, iya. Aku pinjem beberapa kaos kamu ya? Aku kira masih ada beberapa kaos di sini ternyata udah dibawa semua ke rumah sana.

SILBI

Ambil aja di lemari aku, Kak.

 

Silbi dan Bi Inah pergi ke depan teras rumah untuk menjemur kedua bayi itu. Tania pergi ke arah tangga.

 

65.  INT. Kamar Silbi – Pagi

Cast: Tania

Tania sedang mencari kaos di lemari Silbi. Mengeluarkan 3 kaos. Lalu menutup pintu pintu lemari. Tania berbalik, lalu melihat handy fan yang ada di nakas samping tempat tidur Silbi. Tania mengambil handy fan itu dan tersenyum, lalu meletakkannya kembali. Saat meletakkan handy fan itu, Tania melihat sebuah amplop di keranjang sampah. Tania ragus sebentar, lalu mengambil amplop itu. Tania membaca surat itu dan terkejut senang. Lalu dia melihat ada bekas tetesan air di kertas itu, raut mukanya berubah menjadi murung.

66. INT. Meja makan rumah Silbi – Pagi

Cast: Silbi, Bi Inah, bayi kembar.

Silbi dan Bi Inah menggendong bayi dari arah teras.

SILBI

Berkat ponakan tante, tante jadi bisa ngerasain matahari pagi, deh.

 

Silbi dan Bi Inah berhenti di meja makan. Silbi tidak melihat Tania di meja makan.

 

SILBI

Darina tidur, Bi?

BI INAH

Iya, nih, Non.

SILBI

Daren juga keliatannya bentar lagi tidur. Yaudah kita bawa ke kamar aja yuk, Bi.

 

Silbi dan Bi Inah menuju kamar Tania. 

 

67. INT. Kamar Silbi – Pagi

Cast: Silbi, Tania.

Silbi membuka pintu kamarnya lalu melihat Tania yang sedang berdiri membelakanginya.

 

SILBI

Kak Tania, aku cariin ternyata di sini. Udah ketemu kaosnya?

 

Tania berbalik dengan masih memegang surat promosi Silbi.

Silbi terkejut.

 

68.  INT. Kamar Silbi – Pagi

Cast: Silbi, Tania.

Silbi dan Tania duduk bersebelahan di tempat tidur Silbi.

SILBI

Silbi nggak akan terima promosi itu.

TANIA

Kenapa?

 

Silbi mencari-cari alasan.

 

SILBI

Males aja nanti kerjaan Silbi tambah banyak.

TANIA

Bohong.

 

Tania menyerahkan surat promosi yang sudah dibukanya itu. Silbi mengambilnya lalu mengerti maksud Tania karena dia melihat bekas tangisan air matanya di kertas itu.

 

TANIA

Kakak tahu kamu mau menerima promosi ini. Kakak harap ini bukan karena masalah semalam.

 

Silbi panik.

SILBI

Ah? Bukan, kok, Kak.

TANIA

Setiap orang selalu menginginkan kesempatan kedua, Bi. Dan nggak banyak yang sudah mendapatkan itu.

 

Silbi memberikan senyuman tulus.

 

TANIA

Gilang udah tahu?

 

Silbi menggeleng.

 

TANIA

Kakak nggak akan nasihatin kamu tentang ini karena Kakak nggak tahu apa Kakak masih pantas.

 

SILBI

Kak Tania kok ngomongnya gitu. Aku harap Kak Tania bisa mencintai diri Kakak sebanyak Kakak pernah mencintai Kak Reno. Dengan begitu, lebih banyak lagi cinta yang bisa Kakak berikan khususnya untuk si kembar.

TANIA

Adik kecil Kakak udah sangat dewasa.

 

Silbi tersenyum meledek.

 

SILBI

Kakak lupa minggu depan aku udah 30? Ya walaupun kedewasaan nggak ditentukan umur, sih.

 

Silbi dan Tania saling senyum. Tania menggenggam tangan Silbi.

 

TANIA

Selamat ya, Asisten Manajer.

SILBI

Ih apa sih, Kak. Orang belum juga.

 

69.  INT. Kamar Silbi – Malam

Cast: Silbi

Silbi duduk di samping tempat tidurnya, memandangi amplop surat promosi lama. Kemudian menengok ke arah handy mini fannya di atas nakas. Silbi seperti sedang berpikir. Silbi mengambil handy mini fan itu lalu menaruhnya ke dalam laci nakas. Silbi berdiri memasukkan surat promosi ke tas kerjanya yang ada di meja kerjanya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar