My Last 20s
6. ACT 2 (36 - 41)

36. INT. Rumah Gilang (teras) – Pagi

CAST: Gilang, Gio, Gina, Suami Gina, Gia, Reza

Memperlihatkan sebuah rumah minimalis klasik Jawa, Gilang berdiri di depan pintu rumahnya. Gio berlari ke arah Gilang.

 

GIO

Om Gilang!

GILANG

Hati-hati, Gino.

 

Gilang menyambut Gino lalu menggendongnya.

 

GINA

Salam dulu sama Om Gilang.

 

Gino mencium tangan Gilang.

 

GINA

Ibu sama Bapak?

GILANG

Ada di dalam.

 

Reza datang menggendong Gia.

 

GILANG

Apa kabar, Mas?

REZA

Baik. Kamu gimana?

GILANG

Baik juga.

 

Gilang mengelus pipi Gia.

 

GILANG

Halo, Gia. Ini pipi tambah tembem aja.

 

Gio menunjukkan mainan dinosaur yang sedang dipegangnya.

 

GIO

Om!

 

GILANG

Oh ini ya teman baru Gio. Om juga punya sesuatu untuk Gio. Yuk, ambil di dalam.

 

37. INT. Rumah Gilang, ruang tamu – Siang

CAST: Gilang, Gina, Gio

Gilang dan Gio duduk lesehan dengan Gio bermain dinosaurus. Gina susudk di bangku.

 

GINA

Jadi gimana sama Silbi?

GILANG

Gimana apanya?

GINA

Kayaknya kemajuannya pesat banget ya? Sampe bisa makan berdua kemarin.

 

Gilang tersenyum.

 

GINA

Kakak berharap banget Silbi mau terima kamu, Lang. Walaupun aku belum pernah ketemu langsung sama Silbi, tapi ngelihat ekspresi kamu setiap ngomongin dia. Aku tahu dia spesial. Terlebih, hanya dia yang bisa membuat kamu membuka hati lagi sejak...

 

Gilang tersenyum pahit.

 

GINA

Tapi kalaupun pada akhirnya jalan kamu bukan sama Silbi. Kakak berharap kamu nggak akan kembali seperti waktu itu.

 

Gilang mengangguk.

 

GILANG

Kejadian itu membuat aku belajar banyak, Kak.

 

38. INT. Kantor Silbi – Pagi

CAST: Silbi, Gilang, Anggi, Daniel, Icha, Adi, Nadin, Babe, Mamih, Bos Anna, ekstras 4

Semua karyawan sedang berkumpul kecuali, Silbi, Gilang, Adi, Nadin. Silbi meletakkan tasnya di bangku kerjanya lalu ikut berkumpul.

 

SILBI

Ada apa sih, kok pada ngumpul gini.

ANGGI

Ssshh! Gilang sama Adi kayaknya lagi kena masalah. Mereka lagi di ruangan bubos.

ICHA

Kalau bubos pagi-pagi udah di kantor begini, berarti masalah berat kayaknya.

 

Nadin datang.

 

ANGGI

Itu Mbak Nadin.

MAMIH

Lagi ada apa sih, Nad. Semua superitendant pasti udah tahu, kan.

NADIN

Masalah copyright font. Aku belum tahu gimana cerita lengkapnya, sih. Cuma creator font-nya nuntut ganti rugi, dan itu nggak sedikit.

 

Pintu ruangan Bos Anna terbuka. Gilang dan Adi keluar, semua karyawan menatap sebentar dan mencoba biasa saja. Gilang menuju meja kerjanya dengan Adi mengikuti.

 

ADI

Maaf ya, Mas.

 

Gilang tersenyum.

GILANG

Gue yakin ini cuma salah paham, kok.

 

Gilang menepuk bahu Adi, mengambil tasnya, lalu menyusul Bos Anna yang sudah pergi. Gilang memberikan senyum simpul pada Silbi saat melewatinya.

 

Fade Out - Fade in

  

39. INT. Kantor Silbi, meja kerja Adi – Pagi

CAST: Icha, Adi

Icha meletakkan sekotak susu di meja kerja Adi yang rapi dan tidak banyak barang.

 

ICHA

Gue mau bilang nggak usah dipikirin, tapi itu nggak mungkin karena kalau gue diposisi lo juga pasti kepikiran.

ADI

Aku nggak enak sama Mas Gilang. Aku kan juga terlibat tapi yang sibuk ke sana-sini cuma Mas Gilang.

ICHA

Ya namanya dia penanggung-jawabnya. Lagian tentang font itu lo bilang udah ngikutin prosedur, kan.

 

Adi mengangguk.

 

ICHA

Yang bisa lo lakuin buat bantu Kak Gilang ya fokus sama kerjaan lo sekarang, jangan sampe karena terlalu mikirin masalah ini, kerjaan lo yang sekarang malah nggak beres dan membawa masalah lainnya, bukan hanya buat lo tapi juga Kak Gilang.

 

Adi tersenyum, lalu mengambil susu kaleng yang diberikan Icha.

 

ADI

Makasih, ya.

 

40. INT. Kantor Silbi – Pagi

CAST: Silbi, Icha

Silbi sedang duduk di meja kerjanya, memandangi meja kerja Gilang yang kosong, yang ada di sebrang sebelah kiri dari deretan meja kerjanya

Icha datang dan duduk di bangkunya.

 

ICHA

Kata Adi, Kak Gilang hari ini mungkin sore baru ke kantor. Atau malah nggak ke kantor sama sekali.

SILBI

Ah? Oh... masih ngurusin masalah itu, ya.

 

Icha tersenyum tipis sambil mengangguk.

Dissolve to 

41. INT. Kantor Silbi – Pagi

CAST: Silbi, Gilang, Bos Anna, Icha

Silbi memperhatikan Gilang yang sedang sibuk (di meja kerjanya memeriksa beberapa berkas/DCP, pergi ke mesin foto kopi, memberikan DCP/berkas ke beberapa desainer). Saat Gilang kembali ke mejanya, Silbi berdiri bermaksud menghampiri, tetapi berhenti saat melihat Bos Anna.

 

BOS ANNA

Lang.

GILANG

Iya, Mbak.

 

Gilang mematikan komputernya dan mengambil tasnya lalu pergi. Silbi melihat sedih ke arah Gilang.

42.  EXT. Kantor Silbi, di atap rata – Siang

CAST: Silbi, Anggi, Daniel

Silbi, Anggi, dan Gilang sedang makan nasi bungkus di meja seperti biasa.

 

ANGGI

Hampir dua minggu kita nggak makan bareng Gilang. Kantor beda banget ya kalo nggak ada tuh anak.

DANIEL

Gilang nggak ngabarin apa-apa ke lo, Bi?

 

Silbi menggeleng.

 

ANGGI

Lo nggak nyoba hubungin dia.

 

Silbi kembali menggeleng.

 

SILBI

Gue takut ganggu.

ANGGI

Tapi kadang cowok tuh mau diperhatiin tahu, Bi. Siapa tahu dengan lo hubungin, bisa bikin Gilang semangat.

DANIEL

Kalau gue ada di posisi Gilang. Gue juga nggak akan hubungin lo dulu dan berharap lo nggak menghubungi gue juga. Bukan karena merasa terganggu apa gimana, tapi lebih nggak mau buat lo khawatir.

ANGGI

Ya tapi kalau gitu, jatohnya malah bikin pihak cewek khawatir.

 

Silbi tersenyum melihat Daniel dan Anggi beradu argumen.

 

SILBI

Udah-udah kenapa jadinya kalian yang berantem gini.

 

DANIEL & ANGGI

Kita nggak berantem.

 

Silbi tertawa kecil lalu kembali muram memandang jauh ke depan.

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar