My Last 20s
2. ACT 1 (10 - 18)

10. INT. Meja makan – Dini hari

Cast: Silbi, Papa, Tania

Memperlihatkan papa sedang duduk di meja makan sambil memakan kacang goreng dari sebuah toples. Selain toples kacang goreng, di meja makan ada kaleng kerupuk besar. Silbi datang meletakkan mi rebus.

SILBI

Mau tambah nasi nggak, Pa?

PAPA

Kamu juga tambah nasi?

 

Silbi mengangguk.

 

PAPA

Boleh juga, deh.

 

Silbi pergi lalu kembali dengan sepiring nasi.

 

SILBI

Ini ambil di sini ya, Pa.

 

PAPA

Oke.

 

Silbi dan papa mulai makan, Tania datang.

 

TANIA

Pantesan... wanginya sampai ke kamar tahu. Aku nyobain‑

SILBI

Nggak boleh. Lupa kalau lagi hamil?

TANIA

Sesuap doang, kok. Lagian nggak apa-apa kalau cuma sesekali.

PAPA

Kalau mama tahu kamu makan mi, Silbi bisa digantung.

 

Silbi melirik Papa.

 

SILBI

Kok Silbi doang? Papa juga, lah.

TANIA

Walau Tania nggak makan tapi Mama tahu kalian makan mi tengah malem gini, kalian juga bakal digantung tahu!

SILBI

Iya, makanya ini makannya diem-diem.

TANIA

Kuahnya aja, deh, Bi... Pa...

SILBI

No... No...

PAPA

Sana kamu balik tidur lagi, Tan. Nggak baik ah kamu begadang begini.

 

Tania tersenyum.

 

TANIA

Cih, Papa sama Silbi sama aja, ngelarang aku tapi sendirinya ngelakuin.

SILBI

Ya kan kita nggak hamil. Ya nggak, Pa.

 

Papa sibuk makan, hanya mengangkat jempolnya. Tania mendekat ke Silbi.

 

TANIA

Yaudah coba sini, aku hirup sebentar mi-nya.

 

Silbi menggeser mangkuknya, Tania menghirup aroma mi.

Silbi menarik kembali mangkuknya.

 

SILBI

Dah, kan. Gih sana tidur lagi.

 

Tania kembali ke kamar. Silbi dan Papa melanjutkan makan.

  

11. INT. Meja makan rumah Silbi – Pagi 

Cast: Silbi, Mama, Papa, Tania

Memperlihatkan Mama sedang memotong buah pisang di meja dapur dan Bi Inah sedang membuatkan roti isi. Mama mengambil sepiring berisi pisang dan anggur serta sepiring sepiring roti isi lalu membawanya ke meja makan yang ada di sebelah dapur. Papa di meja makan sedang baca koran, sambil sesekali menyesap kopi. Silbi turun dari tangga dengan malas, lalu duduk sila di kursi meja makan dan menguap.

 

MAMA

Silbi... ditutup dong kalau nguap.

 

Mama meletakkan kedua piring yang dibawanya ke meja makan. Silbi refleks mengambil anggur itu. Mama menepuk tangan Silbi.

 

MAMA

Itu buat Kakak kamu.

 

Silbi menurunkan tangannya. Bi Inah memberikan dua piring lain yang juga berisi roti dan buah yang sama kepada Mama. Mama mengambilnya lalu meletakkannya di hadapan Silbi.

 

MAMA

Ini punya kamu.

 

Silbi memperhatikan piringnya dan piring Tania.

 

SILBI

Apa bedanya?

MAMA

Ya beda dong, porsi Kakak kamu kan untuk tiga orang.

 

Tania datang lalu ikut duduk di meja makan.

 

TANIA

Pagi semua. Eh, tadi pagi udah ketamu papa sama Silbi deng.

 

Silbi panik, melirik dengan muka melas ke Tania memohon untuk tidak memberitahukan mama. Papa berdeham dengan masih membaca koran. Mama bingung.

 

SILBI

Ah? Ahh... Ehm, Ma... susu masih ada, kan?

MAMA

Ada tuh di kulkas.

 

Silbi beranjak. Tania hanya tersenyum.

 

TANIA

Oh iya, nanti sore Tania sama Reno mau ke rumah orangtuanya Reno ya, Ma. Udah lama juga nggak ke sana, kan.

MAMA

Oh, iya. Reno hari ini pulang, ya?

 

Tania mengangguk.

 

MAMA

Oh, kalo gitu mama buatin kalppertaart ya, nanti kamu bawa.

 

Silbi duduk kembali sambil membawa susu.

 

SILBI

Silbu mau dong, Ma. Nanti siang Silbi juga mau pergi. Lumayan buat bekel. (Berbicara ke diri sendiri) Eh tapi klappertaart kan kalo nggak dingin bakal cepet basi.

MAMA

Tumben Sabtu gini keluar. Gitu dong biar nggak di rumah mulu, kan kalo keluar bisa ketemu banyak orang, tambah relasi, terus siapa tahu ada yang cocok, kan. (Mamakan Eh tunggu... kok bawa makanan... Mau ke mana emang kamu?

SILBI

Lampung.

 

MAMA

HAH?!

 

Papa kaget sehingga menumpahkan kopinya ke koran yang sedang dibacanya.

 

SILBI

(Suara pelan) Ma, jangan teriak-teriak. Itu dede-nya kaget nanti.

 

Tania menggelengkan kepala melihat tingkah Silbi, sambil terus memakan sarapannya.

 

MAMA

Ya kamu mau ngapain ke Lampung? Sama siapa? Naik apa?

 

SILBI

Sendiri... pengen liat gajah aja. Silbi udah pesen tiket kapal. Senin sore atau malam paling Silbi pulang.

MAMA

Nggak boleh! Mau lihat gajah kan bisa tuh ke Ragunan.

SILBI

Ya beda dong, Ma. Lagian Silbi sekalian refreshing, sumpek di Jakarta.

MAMA

Pa, ini anak kamu nih tolong dibilangin, dong.

PAPA

Papa nitip kripik pisang kepok. Yang rasa duren ya, Bi.

MAMA

PAPA!

 

Papa kembali menumpahkan sedikit kopinya.

 

PAPA

Untung jantung papa sehat.

MAMA

Baru akhir bulan kemarin kamu main ke Bunaken, terus sekarang Lampung. Lagi tur Indonesia apa gimana?

SILBI

I love Indonesia.

 

Mama menatap tajam Silbi.

 

MAMA

Lagian Senin kan kamu ulang tahun. Terus kerjaan kamu gimana?

SILBI

Silbi udah ngajuin cuti. Lagian cuma sehari cutinya. Terus kalau masalah ultah, kan Senin Silbi udah pulang. Udah ya, Silbi mau siap-siap dulu.

 

Silbi beranjak mengambil piring dan gelasnya ke dapur, lalu ke tangga. Tania memberikan kode kalau dirinya juga mau dibawakan Kripik pisang kepok tanpa sepengetahuan mama.

 

TANIA

(Tanpa suara) Yang cokelat.

 

Silbi memberikan tanda oke dengan tangannya.

 

12. INT. Rumah Silbi - Siang

Cast: Silbi, Papa

Silbi datang dari tangga, memakai celana cargo panjang, jaket parka, dan membawa tas carrier sedang. Silbi melihat tempat makannya ada di meja makan, lalu membukanya. Terlihat 2 potong sandwich segitiga dan enam kue pie susu ukuran sedang. Silbi tersenyum. Papa datang, lalu menuangkan minumnya ke gelas yang ada di meja makan.

SILBI

Mama mana, Pa?

PAPA

Di kamar kayaknya.

  

13. INT. Kamar Orangtua Silbi - Siang

Cast: Silbi, Mama

 

Memperlihatkan mama yang sedang tidur di double bed. Terdengar suara ketukkan pintu. Terlihat pintu terbuka dan Silbi muncul dari celah pintu.

 

SILBI

Ma...

 

Silbi masuk ke kamar, mendekat ke Mama. Lalu tersenyum melihat mamanya tidur

 

SILBI

(Berbisik) Ma... Silbi berangkat, ya. Makasih bekelnya.

 

 

14. INT. Rumah Silbi Ruang TV – Siang

Cast: Silbi, Tania, Papa

Papa dan Tania sedang duduk di sofa panjang sambil menonton TV di ruang keluarga. Silbi datang, duduk di salah satu sofa, lalu memasukkan tempat makannya ke dalam tas carrienya.

 

PAPA

Kamu beneran Senin pulang, kan? Kalo nggak pulang, kamu bisa-bisa nggak dibukain pintu sama mama.

TANIA

Bukan nggak dibukain lagi, Pa. Bisa-bisa dicoret dari kartu keluarga.

SILBI

Iyaa.

 

Silbi melihat ponselnya.

 

SILBI

Ojolnya udah dateng, nih. Silbi berangkat, ya.

 

Silbi berjalan keluar.

 

PAPA

Hati-hati kamu, Bi. Jangan lupa pesenan papa.

TANIA

Aku juga ya, Bi.

SILBI

Siap!

 

15. EXT. Bus – Siang

Cast: Silbi

Silbi di dalam bus, duduk di dekat kaca, memandang keluar jendela melihat hutan/pepohonan/sawah.

 

Dissolve to

 

16.  EXT. Di atas kapal feri- Sore

Cast: Silbi

Silbi berdiri di sisi kapal, menyandarkan tangannya di pagar, memandang hamparan laut luas. Matahari mulai terbenam. Silbi mengeluarkan ponsel lalu memotret pemandangan.

SILBI

Ah! Lupa ngabarin orang rumah.

 

Silbi membalikan badannya, ber-selca dengan latar laut, lalu mengirimkan foto itu ke grup keluarganya. Memperlihatkan hasil foto Silbi di layar ponselnya. Silbi mulai mengetik.

 

SILBI

Biar nggak rindu... Nanti kalau udah sampe Bakauheni, aku kabarin, ya.

 

Memperlihatkan Layar ponsel Silbi berubah dengan notice “Video Call from Gilang”. Silbi langsung me-reject. Silbi baru mau mengirimkan pesan ke Gilang, layar ponselnya kembali memperlihatkan “Call from Gilang.” Silbi meletakkan ponsel ke daun telinganya.

 

SILBI

Kenapa?

INTERCUT

 

17. INT. Ruang tamu rumah Gilang – Sore

Gilang duduk di ruang tamunya yang bernuansa Jawa.

 

GILANG

Galak amat, Bu.

SILBI

Lagian. Ada apaan sih pake video call segala? Boros kuota tau.

GILANG

Ya namanya lagi PDKT terus kangen makanya video call.

SILBI

Lang... gue kan—

GILANG

Iya gue inget kok lo bilang masih belum mau menjalin hubungan atau semacamnya. Tapi kan lo nggak bilang kalo lo nggak suka gue. Bisa aja kan sebenernya lo suka gue tapi nggak sadar gara-gara lo keukeuh sama alasan lo itu.

 

Silbi tertawa.

 

GILANG

Malah dikira becanda.

SILBI

Jujur gue tuh masih susah bedain lo bercanda apa nggak kalo nggak lihat muka lo langsung.

GILANG

Lah tadi diajak videocall-an malah di-reject.

SILBI

Au ah.

GILANG

Au ah juga.

 

Silbi tersenyum.

 

GILANG

Bi nonton, yuk?

SILBI

Sekarang?

GILANG

Enggak... besok. Eh, tapi kalo lo bisanya besok nggak apa-apa, sih.

SILBI

Nggak bisa gue.

GILANG

Gue janji nonton doang, nggak pake makan... nggak pake acara gombal juga.

SILBI

Bukan itu... gue emang beneran nggak bisa, Lang.

 

Terdengar suara klakson kereta api.

 

GILANG

Eh suara apaan, tuh? Kok kayak suara klakson kapal? Lo lagi di mana sih?

SILBI

Ah? Ehm, udah dulu ya, Lang. Bye.

 

Silbi mematikan telepon. Memperlihatkan layar posnel Silbi, ada pesan dari Gilang.

 

GILANG

Have fun, Bi.

 

Silbi tersenyum tipis.

 

18. EXT. Taman Nasional Way Kambas – Siang

Cast: Silbi, 1 Ekstras (pria)

 

Memperlihatkan lapangan hijau yang sangat luas (di TNWK disebut “kandang”), di sekelilingnya terlihat seperti hutan/banyak pohon besar. Lapangan itu dipenuhi gajah dewasa maupun anak gajah. Lalu memperlihatkan Silbi sedang duduk di kayu panjang yang menggantung di antara kedua pohon besar, di salah satu pinggir “kandang” itu. 

EKSTRAS

Mbak, saya tinggal shalat sebentar, ya.

SILBI

Oh, iya, Pak. Silakan.

 

Ekstras pergi. Silbi melanjutkan aktivitasnya melihat pemandangan di depannya. Terdengaar geteran ponsel. Silbi mengambil ponsel dari kantung celananya. Memperlihatkan layar ponsel Silbi terdapat notifikasi “Last day of your 28th"

Silbi tersenyum kecil.

 

SILBI

Nggak usah terlalu dipikirin lo harus apa, Bi. Just follow your heart as usual. (Jeda sebentar, Silbi membuang napasnya panjang) Let’s be good my last twenties.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar