Musim Semi dan Kisah yang Hilang dalam Mimpi
12. Musim Semi untuk Kai

89. INT. RUMAH RASYID DAN KAI - KAMAR KAI — DAY

Meja belajar Kai kini berada di dekat jendela. Ada setumpuk buku, alat tulis, juga radio tua di mejanya. Kai menyalakan radio, lagu yang didengarkannya bersama Cho mengalun dari sana.

Kai mengambil satu buku tulis, membukanya dan mulai menulis surat untuk Cho di sana.

KAI (V.O.)
Hai, Cho. Gimana kabarmu di sana? Aku sekarang udah tujuh belas tahun. Dan banyak banget yang udah aku laluin.

90.EXT. HALAMAN RUMAH RASYID DAN MARNI — DAY

Kai dan Ryan bersiap di sepeda masing-masing untuk berangkat ke sekolah. Rasyid sedang menyirami tanaman di halaman. Ryan berhenti di depan Rasyid untuk salim. Kai menunggunya di pintu pagar. Tiba-tiba Marni berlari keluar dari dalam rumah, membawa kotak bekal untuk Kai dan Ryan.

KAI (V.O.)
Aku sekarang punya keluarga baru…

91.EXT. JALANAN DESA — DAY

Kai dan Ryan menganyuh sepeda. Terlihat Sekar yang berjalan di pinggir jalan. Kai dan Ryan pun berhenti menghampirinya. Sekar naik ke boncengan Ryan. Mereka bertiga berangkat bersama-sama.

KAI (V.O.)
Sahabat baru…

92.INT. SEKOLAH KAI - RUANG KELAS — DAY

Kai duduk di bangkunya. Ada kardus yang dilipat menyerupai name tag di mejanya dengan tulisan : “Reparasi. Mulai dari 50k.”

Terlihat antrian panjang murid-murid di depan Kai, membawa berbagai mesin dan barang elektronik. Ryan mengatur antrian di sampingnya. Kai menerima kamera yang rusak dari murid yang duduk paling depan, memberikan konsultasi.

KAI (V.O.)
Bahkan klien baru. Kamu tahu, kan? Masalah utak-atik mesin aku selalu bisa diandalin.

93.I/E. SEKOLAH KAI - LORONG SMA — DAY

Kai, Ryan, dan Sekar berjalan bersama di lorong sambil mengobrol seru. Tiba-tiba mereka berpapasan dengan Gerombolan Tono. Tono melihat mereka, wajahnya masam. Namun, Tono tak berkata apa-apa dan terus berjalan bersama gerombolannya tanpa menganggu. Kai, Ryan, dan Sekar memperhatikan mereka. Mereka bertiga kemudian bertukar senyum saat Gerombolan Tono sudah jauh.

KAI (V.O.)
Beberapa orang berusaha buat berubah.

94.EXT. KEBUN JAMBU — DAY

PAK LURAH memperkenalkan Braga kepada Pemilik Kebun, mencarikan pekerjaan untuk Braga. Braga dan Pemilik Kebun berjabat tangan. Braga tersenyum sopan. Penampilan Braga terlihat lebih rapi dan bersih dari sebelumnya.

95.INT. RUANG TUNGGU BIRO KONSULTASI PSIKOLOG — DAY

Terlihat papan jadwal praktek psikolog di dinding. Kamera turun dan memperlihatkan sederet kursi tunggu. Rasyid duduk di salah satu kursi.

KAI (V.O.)
Termasuk aku…

Ruang konsultasi terbuka dan Kai keluar dari sana. Rasyid langsung berdiri dan menghampiri Kai. Rasyid merangkul bahu Kai dengan hangat. Rasyid dan Kai keluar bersama, terlihat seperti bapak dan anak.

KAI (V.O.)
Pelan-pelan, tapi membaik kok, tenang aja. Lagian aku punya orang-orang yang dukung aku.

96.INT. RUMAH RASYID DAN MARNI - RUANG MAKAN — NIGHT

Kai, Ryan, dan Rasyid duduk di meja makan. Marni datang membawa sepanci sup hangat, meletakkannya di meja makan. Mereka pun mulai makan bersama. Suasananya sangat hangat.

KAI (V.O.)
Dan masakan enak buatan Budhe Marni yang selalu siap nyambut aku.

97.INT. RUMAH RASYID DAN MARNI - KAMAR KAI — DAY

Kai berhenti menulis sejenak. Dia berpikir, kemudian menulis lagi sambil tersenyum bangga.

KAI (V.O.)
Oh iya. Aku sama Ryan dapet beasiswa ke Todai, lho. Hebat, kan?

98.INT. RUMAH RASYID DAN MARNI - RUANG KELUARGA — DAY

Kai dan Ryan duduk bersila di depan laptop. Rasyid dan Marni duduk di sofa, di belakang mereka. Mereka berempat menatap layar laptop dengan bahagia. Ryan bersorak senang. Marni memeluk Ryan dari belakang dengan bangga.

KAI (V.O.)
Minggu ini kita berangkat ke Jepang. Pelatihan bahasa dulu satu tahun baru mulai kuliah. Aku yakin kamu juga pasti bangga kan sama aku?

99.INT. RUMAH RASYID DAN MARNI - KAMAR KAI — DAY

Kai terus menulis suratnya. Senyum lebarnya sedikit meluruh. Dia mengangkat wajah dan menatap ke luar jendela.

KAI (V.O.)
Banyak hal terjadi, Cho.
(beat)
Tapi apa pun itu, aku tetep enggak bisa ngelupain kamu.

100.INT. LANTAI ATAS VILA TUA — DAY (FLASHBACK)

Kai duduk berdua bersama Cho. Kai sedang memperbaiki pengering rambut milik Marni. Cho memperhatikan dengan penasaan sambil sesekali menganggu Kai. Mereka berdua saling tatap dan tertawa bersama.

KAI (V.O.)
Kadang sedih juga kalau aku ingat sekarang lebih tua dari kamu.

101.EXT. KEBUN TEH — DAY (FLASHBACK)

Kai dan Cho menelusuri kebun teh bersama-sama. Mereka mengobrol dan tertawa bersama.

102.EXT. BUKIT — DAY (FLASHBACK)

Kai mengejar Cho. Kai membawa serangga untuk menakut-nakuti Cho.

103.EXT. HALAMAN VILA TUA — DAY (FLASHBACK)

Kai Kecil dan Cho duduk bersama di bawah pohon. Cho sedang melukis. Kai Kecil mengangkat wajahnya, menatap Cho sambil tersenyum.

KAI (V.O.)
Suatu hari nanti aku mungkin udah tiga puluh tahun, atau lima puluh tahun. Dan kamu tetap enam belas tahun.
(beat)
Tapi walaupun kita enggak bisa menua bersama, kamu akan selalu ada di hidupku, Cho. Selamanya kamu selalu jadi musim semi buat aku.

Kamera menjauh, memperlihatkan halaman vila tua yang masih terawat, penuh dengan bunga dan tanaman.

104.INT. RUMAH RASYID DAN MARNI - KAMAR KAI — DAY

Kai menatap ke luar jendela, tersenyum.

KAI (V.O.)
Semoga kamu terus mekar di mana pun kamu berada, Cho. Aku di sini juga berusaha tumbuh tiap hari. Lebih dewasa dan bisa memaafkan diri sendiri.

Kai merobek kertas itu dari buku, kemudian melipatnya menjadi pesawat kertas.

MARNI (O.S.)
Makan dulu, Kai.

Kai menoleh. Terlihat Marni berdiri di ambang pintu kamar, tersenyum hangat.

MARNI
Barang-barang udah kamu siapin semua, tho? Dicicil dikit-dikit biar enggak keteteran.

Kai tersenyum lebar.

KAI
Udah, Budhe.

Kai berdiri dan menyusul Marni. Terlihat pesawat kertas tadi tergeletak di meja. Samar-samar terdengar percakapan Kai dan Marni yang akrab.

KAI (O.S.)
Budhe masak apa?
MARNI (O.S.)
Masak kakap bumbu kuning. Kesukaannya Ryan.

Angin bertiup, membuat pesawat kertas tadi sedikit bergerak.

KAI (V.O.)
Dan suatu hari, kalau udah waktunya, kita pasti bakal ketemu lagi.

Terlihat seekor kupu-kupu masuk lewat jendela yang terbuka. Kupu-kupu itu terbang di sekitar meja Kai, kemudian hinggap di pesawat kertas itu.

105.EXT. HALAMAN RUMAH RASYID DAN MARNI — DAY

Rasyid dan Kai sedang menata koper-koper di bagasi mobil. Ryan keluar dari rumah, menenteng koper besar. Marni mengikuti Ryan sambil menceramahinya tentang barang-barang.

MARNI
Kamu nanti jangan lupa, lho, ambil barang-barang yang di bagasi!
RYAN
Ya, masa bisa lupa, tho, Bu? Kopernya aja segede itu.
MARNI
Ya, siapa tahu? Kamu, kan, orangnya sembrono. Pokoknya nanti sampai asrama barang-barangnya langsung dimasukin ke lemari. Jangan ditaruh sembarangan! Kasihan nanti temen sekamarmu!
RYAN
Ya Allah, iya, Bu. Enggak gantian nyeramahin Kai dulu apa? Biar aku istirahat.

Ryan mengangkat kopernya dan memasukkannya ke bagasi. Marni kesal dan mencubit lengan Ryan.

RYAN
(kesakitan)
Aduh, yo, sakit tho, Bu!
RASYID
Udah, udah. Ini masih ada yang mau dimasukin, enggak? Kalau udah, tak tutup.

Kai hanya tertawa kecil melihat kehebohan Ryan dan keluarganya. Saat Rasyid sudah menutup bagasi mobil dan mereka hendak naik ke mobil, tiba-tiba terdengar suara Sekar yang membuat Kai dan Ryan menoleh.

SEKAR (O.S.)
YAN! KAI! TUNGGUUU!!

Terlihat Sekar berlari sambil memeluk dua box kado. Wajahnya terlihat panik dan buru-buru. Kai dan Ryan berjalan menghampirinya. Sekar berhenti dan terengah-engah di depan mereka berdua.

SEKAR
Kirain udah enggak kekejar.

Ryan menatap Sekar dengan bingung.

RYAN
Ngapain lari-larian, sih? Kan, kemarin kita udah perpisahan.

Sekar menyerahkan dua box di tangannya ke mereka berdua. Satu untuk Kai, satu lagi untuk Ryan. Ryan langsung membuka box itu. Terlihat ayal rajut buatan Sekar di dalamnya.

RYAN
Eeee, di sana lagi musim semi sih, Kar. Jadi enggak terlalu guna ju-

Sekar langsung memukul bahu Ryan keras-keras. Membuat Ryan mengaduh kesakitan. Kai hanya tertawa geli.

SEKAR
Terima aja kenapa, sih? Enggak usah bikin orang kesel! Udah susah-susah dirajutin itu!
KAI
Kan, bisa disimpen buat musim dingin nanti, Yan.
SEKAR
Tuh, yang pinter kayak Kai itu makanya!
RYAN
Iya, maaf, maaf.

Ryan hendak menutup kembali boxnya. Namun, sepotong kertas yang dilipat berbentuk hati jatuh dari box milik Ryan ke tanah. Ryan langsung menatapnya sambil mengerutkan dahi. Kai juga terkejut. Ryan mengambil kertas itu. Wajah Sekar langsung merah padam saat melihatnya.

SEKAR
JANGAN DIBACA! JANGAN DIBACA SEKARANG! NANTI AJA ITU! JANGAN SEKARANG!

Semua berjengit terkejut saat mendengar seruan keras Sekar. Sekar tertawa dengan canggung.

SEKAR
Aku pulang dulu, deh. Byeeee!

Sekar langsung berbalik dan berlari pergi secepat mungkin. Ryan masih melongo, Kai tertawa geli sambil menyikut Ryan, menggodanya.

KAI
Enggak jomblo lagi, nih.

Ryan tersadar dan wajahnya langsung memerah.

RYAN
(panik)
Siapa yang mau nerima, tho? Lagian ini isinya apa, enggak jelas. Kalau tagihan utang gimana?
RASYID
Udah, udah, ayo! Cinta-cintaannya nanti lagi. Ini sekarang kita mesti ngejar pesawat biar enggak telat!

Kai dan Ryan bergegas ke mobil. Kai masih terus menggoda Ryan.

Saat akan masuk mobil, Kai berhenti sejenak dan mendongak menatap langit. Kai tersenyum kemudian masuk ke mobil.

106.EXT. JALANAN KARANGANYAR — DAY

Mobil Rasyid melaju menuruni jalan berliku. Terlihat seekor kupu-kupu terbang tak jauh dari mobil Rayid. Kupu-kupu itu terbang mengikuti mobil Rasyid.

TAMAT.




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar