Muda Membara
11. Scene 65-73

65. EXT. SEKOLAH — SIANG

Seluruh siswa merayakan kelulusan. Ada yang menembakkan tepung warna ke atas langit. Ada juga yang bergiliran memberikan tanda tangan di baju mereka. Kian berdiri di tengah-tengah tidak menikmati keseruan itu.

Diana menghampirinya membawa tas hadiah. Ia tersenyum kepada Kian.

Kian seolah dapat mengekspresikan rasa bersalahnya saat melihat Diana. Saat itu juga Kian menatap Diana dengan kerinduan.

Kian
Kamu bener… Aku terlalu excited jadi gatau apakah tindakanku bener atau gak.

Diana tersenyum mencoba menghibur Kian

Diana
Itu sebabnya ada julukan darah muda darah yang membara.

Diana memberikan tas hadiah itu kepada Kian. Kian menerimanya dan sedikit bingung. Ketika ia membuka tas itu ada kamera baru.

Diana (CONT’D)
Aku harap kamu bisa kejar mimpimu.
Kian ingin mengatakan sesuatu namun Diana melanjutkan percakapannya lagi.
Diana (CONT’D)
Bulan depan aku bakalan ke Singapura.

Kian terkejut mendengarnya.

Diana (CONT’D)
Semoga kita bisa Bahagia sama pilihan kita masing-masing.
Kian
Diana… maafin aku. Maafin aku karena aku ngerasa tau segalanya tentang kamu. Padahal sebenarnya aku gak tau apapun. Maafin aku karena bikin kamu ngerasa kalo kamu batu loncatan mimpi aku.

Diana menudukkan kepalanya, ia tidak sanggup melihat wajah Kian yang penuh rasa bersalah.

Diana
Gak apa Kian, seharusnya juga aku bilang hal yang aku rasain ke kamu. Aku juga salah aku pendem itu semua dan akhirnya meledak boom.

Diana mengembangkan tangannya yang awalnya dikepal seperti mengikuti ledakan.

Diana (CONT’D)
Pacaran sama kamu buat aku sadar kalo masih ada hal-hal yang bikin aku ngerasa insecure. Aku jadi bisa evaluasi diri mungkin emang lebih baik aku dealing sama rasa insecureku dulu.

Kian sedih mendengar ucapan perpisahan Diana. Namun Ia sadar mungkin memang ini yang terbaik.

Kian
Diana, aku bakalan berubah jadi orang yang lebih baik lagi. Kalo kita ketemu lagi tolong kasi aku kesempatan buat kenal kamu lebih dalam lagi.

Diana memeluk Kian begitu juga dengan Kian.

66. INT. KAMAR KIAN — MALAM

Kian duduk di meja belajar. Ia mengetik naskah di laptopnya. Kita melihat catatn kecil yang bertuliskan orat-oret naskah skrip. Ada lingkaran-lingkaran pada setiap nama tokohnya. Lalu ada garis-garis yang menghubungkan lingkaran itu.

Andi masuk ke kamar Kian. Ia menghampiri Kian dan berdiri di sebelahnya cukup lama sambil menatap laptop Kian.

Kian menyadari keberadaan ayahnya dan tersenyum. Andi meletakkan brosur Universitas yang ada jurusan filmnya.

Kian
Aku mau nunggu Rama siuman dulu pa, aku mau nemenin Rama.
Andi
Terserah kamu saja. Papa cuman ngasi ini supaya kamu bisa baca biar gak bingung tahun depan kuliah dimana.

Andi meninggalkan kamar Kian. Kian melihat brosur itu dan membukanya. Ia melihat jurusan film dan terkejut. Ia kemudian menengok ke Andi yang menutup pintu Kian.

67. INT. RUMAH SAKIT — SIANG

Montage

Kevin duduk di sebelah kasur Rama. Ia meletakkan beberapa buku ekonomi di atas Kasur tepat sebelah Rama berbaring. Sementara laptopnya terbuka dan ia mengetik.

Kian datang membawa makanan. Ia duduk di sofa lalu melemparkan cemilan kepada Kevin.

Mereka berdua terlihat mengobrol seru.

68. EXT. SEKOLAH — SIANG

Malik, Andi dan kepala sekolah berdiri melihat Kian yang sedang mengarahkan talentnya. Ia terlihat sangat sibuk. Sementara Kevin duduk di dekat Kian membuka laptopnya. Ia mengunggah file filmnya ke youtube.

Ketika sedang mengarahkan para talent, ponsel Kian berbunyi. Ia mengambil ponselnya dan melihat panggilan masuk dari Wayan Sumartha. Kian mengangkat panggilan itu dan melihat Kevin.

69. INT. RUMAH SAKIT/KAMAR RAMA — SIANG

Kian dan Kevin berlarian di Lorong rumah sakit. Mereka tersenyum Bahagia dan membuka pintu kamar rama.

Senyuman lemah Rama ketika melihat Kian dan Kevin terlihat di antara celah dokter yang mengecek keadaannya.

Kian dan Kevin terharu sekaligus senang dan memeluk Rama yang berbaring. Mereka terlihat mengobrol akrab. Kian membuka laptop menunjukkan file film yang dibuatnya.

70. INT. RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT — SIANG

Kian dan Kevin duduk di ruang tunggu. Kevin mengecek ponselnya. Sementara Kian berdiri saat pintu fisioterapi terbuka. Rama yang duduk di kursi roda keluar dari ruangan itu. Kian berinisiatif menggantikan perawat yang mendorongnya.

Sementara Kevin masih menatap ponselnya dengan tatapan tidak percaya.

Kian
Wee balik ke kamar
Kevin
film pendek kita trending di youtube dan twitter.

Kian merampas ponsel Kevin. Ia menatap tak percaya dan bersorak Bahagia. Semua penunggu melihat mereka. Lalu mereka memelankan suaranya sambil berpelukan.

71. INT. RUMAH SAKIT — BEBERAPA HARI KEMUDIAN

Rama bersandar di kasurnya. Ia terlihat sedikit membaik. Ia kemudian menoleh ke Kevin dan Kian yang duduk sisi kiri dan kanannya. Kevin dan Kian terlihat menikmati makanan mie instan. Ditambah dengan gorengan yang ada di atas kaki Rama. Kian dan Kevin bergilir mengambil gorengan itu memakannya. Rama terlihat kesal ia kemudian melihat ke makanannya. Makanan Rama hanya semangkuh buah.

Rama
Kalian menyiksaku sangat-sangat menyiksaku.

Kevin dan Kian tidak menghiraukannya. Ponsel Kian berbunyi. Ia meraba sakunya dan menekan tombol pengeras suara. Sambil makan dia menerima panggilan itu.

Kian
Hallo?
PH Falcon
Halo, apakah ini Kian Wirama?
Kian
Iyaaa…
PH Falcon
Ini dari falcon, kami ingin menawarkan kerja sama. Apakah kita bisa bicara sebentar?

Kian, Kevin dan Rama terlihat Bahagia

Kian
Ya bisa…
PH
Baiklah, jadi…

Suara dari telpon itu meredup. Kevin, Kian berdiri dan lompat sambil berpegangan tangan.

72. INT. BIOSKOP — MALAM

Tiga tahun kemudian

Kita melihat punggung Kian yang berjalan di bioskop. Ia kemudian membuka pintu dan banyak flash kamera.

Kian dan kru lainnya bediri di depan layar untuk menutup acara screening filmnya.

Kevin datang memeluknya. Ia juga memeluk Rama.

Kevin
Gak nyangka gue lu jadi artis
Rama
Gue kan dah bilang capek pencitraan sekarang gue pengen lakuin apa yang gue pengenin.

Merek mengobrol sambil tertawa.

73. LORONG BIOSKOP — MALAM

Kian berjalan di Lorong bioskop. Ia menghentikan langkahnya saat melihat sosok Diana dari kejauhan yang menatap poster filmnya. Kian melangkahkan kakinya pelan menghampiri Diana.

Kian
Diana…

Diana menoleh ramah, ia terlihat sangat ceria.

Diana
Hai…

Mereka berdua Kembali canggung.

Diana (CONT’D)
Kamu berhasil
Kian
Makasi…

Mereka berdua diam kembali karena canggung.

Kian (CONT’D)
Oh ya mau ikut gak? Aku, Rama sama Kevin mau makan-makan.
Diana
Hm kayaknya belum bisa aku ada janji ketemu orang.

Kian terlihat sedih sekaligus kecewa. Ia memberanikan dirinya bertanya.

Kian
Pacar?

Diana tertawa.

Diana
Bukan… Ayah kamu, ayah kamu mau bikin club nulis essay di sekolah aku disuru ngelatih siswa di sekolah sambil ngisi waktu libur kuliah.
Kian
Berarti kamu lama di Bali 
Diana
Ya…

Mereka kembali diam canggung. Kian ingin mengatakan sesuatu.

Kian
Kalo gak sekarang berarti ada waktu lain lagi buat kita pergi.
Diana
Ya, masih ada waku yang banyak.

Mereka berdua tersenyum.

Moontage shoot.

Kian (V.O)
Mereka bilang gunakanlah masa muda untuk meraih mimpi. Tapi kita tau jika beberapa dari mereka tidak bisa melakukan itu. Ada yang sedang berusaha…

Kevin bersandar di tembok sisi lain bioskop. Ia memegang buku yang berjudul “menjadi produser”

Kian CONT’D (V.O)
Ada juga yang harus menghentikan mimpinya bukan karena menyerah tapi realita hidup mengharuskannya.

Diana dan Kian berjalan bersebelahan malu-malu.

Kian CONT’D (V.O)
Tapi apapun yang sedang kau kerjakan dan pilihan yang kau buat sekarang yakinilah bahwa itu memang yang terbaik untukmu.

    TAMAT.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar