Muda Membara
10. Scene 59-64

59. INT. DALAM MOBIL — PAGI

Kian, Kevin dan Rama masih menggunakan seragam sekolah memasuki mobil. Selama perjalanan Rama dan Kevin tertidur di kursi penumpang sementara Kian menatap ponselnya. Ia melihat pesannya kepada Diana “Diana aku berangkat ke Jogja setelah dari Jogja kita bicara lagi. Aku sayang kamu.”

60. INT. REST AREA — SIANG

Kian datang dari arah toilet. Ia bergabung di meja Kevin dan Rama yang sedang makan mie instan. Kian melihat ponselnya ada tiga panggilan tidak terjawab dari ayahnya. Ia mengabaikannya. Kian melihat room chatnya bersama dengan Diana. Tidak ada jawaban dari pesannya.

Rama
Kepala sekolah nelponin gue
Kevin
Terus?
Rama
Gak gue angkat. Ini pertama kalinya gue bolos selama jadi ketua osis pencitraan mulu. (menghela nafas lega) jadi gini rasanya bolos.

Kian diam saja dan Kevin menyadari hal itu.

Kevin
Lu gapapa Kian?

Kian menggeleng.

61. EXT. GILIMANUK — SORE

Kevin memberikan uang ke sopir travel. Mereka berjalan ke arah kapal, namun tiba-tiba segerombolan preman merangkul mereka. Preman itu memakai baju biasa seperti penumpang lainnya. Kian, Kevin dan Rama berusaha melepaskan diri namun mereka kalah dengan tubuh para preman yang besar. Para preman menyeret mereka ke tempat sepi.

Setelah di tempat sepi preman mengambil tas mereka. Kian berusaha mati-matian merampas tas laptopnya Kembali. Namun ia habis dipukuli. Kevin dan Rama membantu Kian dengan menarik tasnya.

Kevin
Jangan yang ini, ada mimpi kita di sini.
Rama
Jangan tas ini bang

Kevin dan Rama memegang tas laptop mereka. Kian juga ikut memeganginya. Terjadi Tarik-menarik. Tapi para preman tidak mau menyerah.

Preman
Lepasin gue gakmau nyelakain kalian juga.

Tarik menarik itu membuat Rama terdorong ke jalan saat itu mobil pick up yang kebetulan lewat menabraknya.

Hening sebentar hanya terlihat mimik wajah Kian yang meneriakkan nama Rama.

Mobil Andi lewat dan berhenti. Malik, Andi dan Diana turun dari mobilnya. Mereka menghampiri Rama yang tergeletak.

CUT TO:

62. INT. KELAS — PAGI

Montage

Kita melihat tulisan asesmen nasional di depan kelas. Kian mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Jam dinding berbunyi dan asesmen selesai dikerjakan.

Kian berjalan melewati kelas Rama. Ia berhenti sebentar melihat siswa lainnya bersiap-siap pulang. Kian mengarahkan pandangannya ke bangku kosong. Ia melihat sedih bangku kosong itu.

63. INT. RUMAH SAKIT — SORE

Kian melihat Rama yang masih koma dari luar. Orang tuanya mengelap wajah Rama lalu menangis. Rasa bersalah Kian diekspresikan dengan menggenggam erat kantong buah yang dipegangnya.

Kian mengurungkan diri untuk menjenguk Rama. Ia berjalan menuju tempat duduk ruang tunggu yang dekat dengan administrasi. Langkahnya berhenti saat melihat Andi yang sedang menggesekkan kartu kredit. Setelah kertas keluar dari mesin Andi memasukkan kertas itu ke saku bajunya. Ia berbalik dan tidak sengaja melihat Kian. Wajah Andi dipenuhi dengan rasa bersalah.

64. INT. RUMAH SAKIT/MOMENT LATER — SORE

Kian dan Andi duduk di kursi. Mereka hanya diam menatap satu titik. Perasaan rasa bersalah terlihat di wajah mereka.

Andi
Ini semua gara-gara papa.

Andi mengatur nafasnya berusaha menahan air mata.

Andi (CONT’D)
Papa gagal jadi orang tua. Seandainya papa dengerin cita-citamu dan ngedukung kamu, kamu gak bakalan sembunyi-sembunyi dan pergi. Dan ini gak bakalan terjadi.

Andi mengenggam tangan Kian.

Andi (CONT’D)
Maafin papa ya Kian

Andi memeluk Kian.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar