Muda Membara
8. Scene 46-51

46. EXT. KAFE DI CANGGU/INT. DALAM KAFE — SORE

Kevin keluar dari mobil dan muntah. Rama masuk ke dalam mobil. Kian menyusul tapi fokusnya pada laptop. Diana membantunya mengarahkan jalan karena dia hampir menabrak orang. Rama melihat sekitar dan tidak ada Frederica. Ia menggeleng ke Kian dan Diana. Rama mengecek ponselnya.

Rama
Storynya di Westin

Rama, Kian dan Diana berlari.

Sopir memberikan Kevin minuman air putih. Belum sempat ia meminumnya Rama menariknya dan wajahnya tersiram air putih.

Rama
Kita ke Westin Nusa Dua

Rama membukakan pintu kursi penumpang untuk Kevin dan memasukkannya ke dalam mobil.

47. INT. DALAM MOBIL — SORE

Mobil melaju cepat. Rama dan Kian terlihat gelisah. Diana melihat tangan Kian yang menggenggamnya erat. Ia memperhatikan Kian dan tersenyum karena menikmati perjalanan ini.

Kevin duduk di depan memegang pegangan pada langit-langit mobil. Tangan kanan Kevin memegang perutnya. Mobil terguncang stella jeruk terlepas mengenai Kevin. Ia mengangkat stella jeruk itu dan segera menutup mulutnya menahan mual.

48. EXT. WESTIN — SORE

Kian, Diana dan Rama celingak-celinguk sementara Kevin duduk lemas. Saat mereka melihat sosok Frederica mereka berlari namun, Andi menghalangi mereka. Mereka bertiga terkejut. Andi melihat ke belakang dan melihat Federica. Kian dan Rama tidak menghiraukannya mereka berjalan melewati Andi namun Langkah mereka berhenti.

Andi
Diana, saya kecewa sama kamu

Kian berbalik.

Kian
Ini bukan salah Diana pa,

Andi menoleh ke Kian. Ia kemudian menjewer kupingnya.

Andi
Tentu aja ini bukan salah Diana. Diana anak yang baik dan pinter. Ini semua pasti akal-akalan kalian. Papa kecewa karena Diana terpengaruh sama kalian.

Andi melihat Rama dan ikut menjewernya.

Andi (CONT’D)
(ke Kevin) Kamu jugaaa…

Andi melihat kedua tangannya dan bingung karena harus menjewer Kevin juga.

Kevin
Gak usah Om saya jewer diri saya sendiri aja

Kevin menjewer dirinya sendiri.

Kian
Pe pe pe…

Kian menunjuk Frederica

Andi
Pe apaan? Petruk?

Federica naik mobil dan pergi.

Andi (CONT’D)
Kalian semua pulang. Atau gak papa suruh sekolah ngehukum kalian.

Kian, Diana dan Rama menaiki mobil taksi tadi. Sementara Kevin masih berjongkok. Ia mendongak ke Andi.

Kevin
Om saya naik mobil om ya.

CUT TO:

49. INT. RUMAH KIAN — NEXT DAY

Kian masuk ke rumahnya masih menggunakan pakaian seragam. Guru les yang sebelumnya duduk menyiapkan papan tulis dan buku-buku.

Kian
Pa… papa…

Kian cemas dan langsung mencari Andi.

50. INT. KAMAR ANDI — SIANG

Andi duduk di mejanya sambil mengelap foto almarhum ibunya.

Kian
Papa kok ada guru itu
Andi
ya mulai sekarang dia yang bakal ngajar kamu. Biar kamu gak bohong-bohong lagi.
Kian
Tapi pa… Diana lebih pintar ngajarinnya. Selain itu Diana butuh uang juga. Beasiswa yang dikasi Yayasan mana cukup. Kalo jadi guru les aku kan bisa nambah penghasilan.
 Andi
(menghela nafas) selama ini Diana gak terima uang les. Dia gak mau, katanya papa udah baik.

Andi menghela nafasnya.

Andi (CONT’D)
Dia bilang bantuin belajar anak orang yang udah baik ke dia bukan hal yang besar. Selain itu kalian juga pacaran. Kalo kamu peduli sama dia jangan repotin dia lagi Kian.

Kian menundukkan kepalanya. Ia merasa bersalah karena selama ini ia kira sudah membantu keuangan Diana.

Andi (CONT'D)
Selain itu Kian, kamu harus dapet UI. Ngapain si buat-buat film gitu gak ada gunanya. berapa si sutradara yang sukses di Indonesia?
Kian
Ya emangnya lulusan UI banyak yang sukses?
Andi
Kian, bapak gak mau kamu luntang lantung gak jelas gitu. Jadi sutradara itu bukan karir. kalo gak jadi dokter kayak kakakmu ya minimal jadi pengusaha lanjutin usaha bapak.
Kian
Kenapa terus terusan tentang kakak dan UI mulu si yang dibahas. Coba ibu masih hidup pasti ibu bakalan mihak aku dan ibu pasti ngerti aku

Andi merasa bersalah. Ia berusaha memegang wajah Kian namun Kian menghindar.

Kian (CONT'D)
Bapak dari dulu sibuk kerja jadi gak sempet kan ajak ibu ke Rumah sakit. Aku pa... aku yang nemenin ibu di kamar ini. Bukan papa bukan kakak.
Andi
(berteriak penuh rasa bersalah) Kian!

Andi mengatur nafasnya. Ia mengusap-ngusap wajahnya. Kian merasa bersalah melihat Andi frustasi. Ia langsung mengalihkan pandangannya dan keluar dari rumah.

51. EXT. DEPAN KAFE — MALAM

Kian menunggu di depan kafe. Kita melihat tulisan “open” dibalik menjadi “close”. Diana keluar dari kafe tersebut.

Kian menghampiri Diana dan menggenggam tangannya sambil berjalan.

Kian
Maafin aku kemarin ngajak kamu keliling.
Diana
Gapapa aku suka.

Diana tersenyum lega sekaligus bahagia.

Diana (CONT’D)
Aku jadi merasa, waah gini rasanya mengejar mimpi ya… Mengejar apa yang kita suka.

Diana memutar badannya dan berjalan mundur agar ia bisa melihat Kian.

Diana (CONT’D)
Sama kamu aku bisa kabur dari realita sebentar. Terima kasih.

Kian menghentikan langkahnya begitu juga Diana. Lama mereka saling menatap dan Kian akhirnya memeluk Diana.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar