Muda Membara
3. Scene 16-21

16. EXT. WARUNG DEPAN SEKOLAH — SIANG

Semua siswa menunggu jemputan. Ada yang mengobrol dan berteduh di depan warung. Kian duduk di depan warung dan menekuk kakinya sambil menulis. Sambil menulis Kian juga memakan es krim. Tak sengaja Kian melihat Diana yang menelpon sambil membuka lemari es. Diam-diam ia memperhatikannya. Diana mengambil satu minuman dingin.

Diana
Iya kak, nanti aku berusaha lagi supaya roti-rotinya kejual. Maaf banget ya kak hari ini aku telat soalnya ada urusan di sekolah... Makasi kak.

Diana menutup telponnya dan memberikan penjual uang. Ia duduk di meja yang sama dengan Kian. Kian berusaha menutupi rasa groginya. Ia kemudian menurunkan kakinya. Kian melihat formulir jegeg bagus yang diletakkan oleh Diana.

Kian
Ikutan Jegeg Bagus juga?

Diana melihat Kian sekilas dan tersenyum.

Kian (CONT’D)
Gue kira lo tipe orang yang suka di belakang panggung ternyata selama ini gue salah.
Diana
Enggak lo bener kok. Gue terpaksa aja ikut.
Kian
Ya kalo terpaksa ngapain ikut. Hidup terlalu singkat buat ngelakuin hal-hal terpaksa.
Diana
Gak semua orang punya kebebasan buat ngelakuin hal-hal yang dipengenin. Ada yang terpaksa supaya bisa bertahan.

Kian seolah mendapatkan kalimat mutiara lalu mencatatnya pada bukunya.

Seorang anak laki-laki (5 tahun) menangis. Dia menangis karena es krimnya jatuh. Ibu yang bersama dengannya berusaha menenangkannya.

Ibu
Anak cowok gak boleh nangis. Anak cowok harus kuat. Masak gitu aja nangis. Kan bisa beli lagi. Ayok diem malu tau kalo cowok nangis.
Diana
Contohnya anak itu. Kebebasannya untuk ekspresiin emosi direnggut dengan kalimat-kalimat sexsis begitu.

Diana berdiri lalu pergi. Kian menatap anak itu lama. Ia mendapatkan ide baru lalu menulis pada buku catatannya “cowok boleh nangis”

17. INT. KAMAR KEVIN — MALAM

Kita melihat foto Kevin yang memegang piala. Ada buku-buku IPA juga berderet di sebelahnya. Kian duduk di meja belajar Kevin dan menulis di laptopnya. Kevin dan Rama ikut menengok dari belakang.

Kevin
Lu nulis skrip?
Rama
Tentang apa?
Kian
Tentang anak cowok yang mencari arti air mata. Jadi nanti dia akan berpetualang singkat terus selama petualangan itu sebenarnya cowok itu ngerefleksiin masa lalunya sampai akhirnya ketemu sama anak TK yang dipaksa buat gak nangis. Nanti di sana muncul dialog tentang tangisan terus dia sadar kalo cowok boleh nangis.
Kevin, Rama
Menarik.

Kevin dan Rama saling menatap dan tersenyum. Rama kemudian memeluk Kevin

Kevin
Najis.

Kian fokus mengetik pada laptop Kevin.

Kian
Sementara gue nulis di sini dulu, soalnya gue gak bisa nulis di rumah. Laptop di sita terus guru les sama bapak gue udah kayak cctv ngawasin gue.
Kevin
Okee…

Kian mengecek ponselnya.

Kian
Ram, Ram ada pegawai papa gue di depan tolong ambilin makanannya ya.
Kevin
Asyikkk.

Rama berjalan keluar. Tak lama ia datang membawa satu kresek besar roti dan minuman dengan merk “croissant & Coffee” tempat Diana bekerja.

Kevin
Banyak banget belinya Kian, ini promo cuci gudang apa giamana?
Rama
Makan aja ribet elah, kayak ngeluarin duit aja lo.
Kevin
Diabet bego


CUT TO:

18. EXT. HALAMAN SEKOLAH — SIANG

Kian, Kevin dan Rama duduk di pinggir halaman sekolah sambil memakan es krim.

Kevin
Skrip udah jadi sekarang malah alat-alatnya gak ada parahnya lagi lu gak bakalan bisa keluar karena les mulu.

Kian, Rama dan Kevin Kembali menghela nafas meratapi nasib. Kian kemudian melihat ke arah depan ruang guru. Ia melihat Diana yang membawa tumpukan buku mengikuti Ajeng. Kian tersenyum melihat Diana dari kejauhan. Ia juga melihat sepatu Diana yang baru. Saat itu juga Andi dan Kepala Sekolah berpapasan dengan Diana. Andi mengusap kepala Diana dan terseyum ramah.

Kian tersenyum bahagia karena mendapatkan ide untuk mengelabuhi bapaknya.

Kian
Gue ada ide.

Kian berdiri Bahagia. Kemudian ia Kembali sedih. Ia mondar-mandir terlihat memikirkan sesuatu sambal bergumam.

Kian (CONT’D)
Lalu alat-alatnya…

Beberapa siswa lewat sambil memegang ponsel terbaru. Kian teringat sesuatu dan melihat ponselnya. Ia kemudian melemparkan ponsel itu ke kolam. Kevin dan Rama terkejut.

Kevin
Lu gila ya?
Rama
Yatuhan… mentang-mentang kaya dan bisa beli beras banyak lu cemplungin hp lo ke air.
Kian
Udah saatnya gue beli hp baru dan hp baru gue nanti harus memenuhi standar kamera yang bagus buat syuting. Kevin kira-kira siapa talent yang cocok untuk skrip yang gue buat kemarin.
Kevin
(tersenyum bangga) dari awal gue udah mikirin siapa yang cocok. Untuk anak kecilnya gue bakalan pake sepupu gue, Rangga. Dan untuk orang dewasanya…

Kevin berdiri dan menunjuk es krimnya ke langit.

Kevin
Siapa di sini yang ikut jegeg bagus tahun lalu dan jadi Bagus Bali?
Rama
(bingung) Gue…
Kevin
Siapa di sini waktu nampilin minat bakat di Jegeg Bagus dan bakatnya akting? Dan karena aktingnya bagus dia dapet tawaran iklanin produk-produk lokal?
Rama
Gue…
Kevin
Jadi siapakah yang harus jadi talentnya?

Rama melihat Kian yang menaikkan bahunya bersikap seolah tidak tau.

Rama
(bingung) gue?
Kevin
Pinter anak Wayan Sumartha
Rama
Kuluk ci… (anjing kau)

Rama menendang Kevin. Namun Kevin berhasil menghindar. Rama berusaha memukulnya lagi tapi lagi-lagi Kevin bisa menghindar. Kian tertawa. Kevin dan Rama Kembali duduk.

Rama
Terus, jadwal les lo?
Kian
Gak usah khawatir.

Kian melihat Diana lagi dan tersenyum. 

19. INT. AULA — SIANG    

Malik dan Ajeng berdiri di bawah panggung memantau cara jalan Diana. Diana yang menggunakan kamben berjalan dan belajar jalan bersama pasangannya.

Tiba-tiba Kian naik ke atas panggung. Kian menggenggam tangan Diana dan pergi.

Ajeng
Mau kemana?
Kian
Diana gak jadi ikut Jegeg Bagus

Diana terlihat kebingungan.

Kian (CONT’D)
Oh ya Pak Malik, Papa nelpon Pak Malik

Malik mencari ponselnya di kantong dan mengecek ponselnya.

Kian
Nanti maksudnya.

Kian tertawa dan berlari menarik Diana.

20. INT. KANTIN — SIANG

Kian membukakan minum dan memberikannya kepada Diana.

Diana
Kenapa harus gue?
Kian
Ya gak apa, kan lu gak mau ikut Jegeg Bagus. Terus gue gak mau les sama guru ngeselin itu. Lu bisa jadi guru les gue dan gak ikut Jegeg Bagus. Setuju?
Diana
Emang papa lo ngasi?


CUT TO:

21. INT. RUMAH KIAN — SORE

Kian memeluk lengan Andi sambil memelas. Rama dan Kevin duduk di sofa menunduk malu.

Kian
Pa ayolah pa kasi Diana yang jadi guru les aku. Setidaknya Diana kan temen aku kalo aku bosen aku bisa ngobrol sama Diana daripada nonton cocomelon. Papa kan tau Diana pinter.

Andi berdehem, ia seperti tidak bisa menolak Kian. Rama dan Kevin saling berbisik.

Kevin
Gila juga si Kian ngelibatin Diana
Rama
Iya bener.

Kian memeluk erat Andi.

Kian
Ya pa ya
Andi
Yaudah
Kian
Makasi pa. Nanti papa bilang ke Pak Malik ya Diana keluar dari Jegeg Bagus.

Kian mengecup pipi Andi dan melepaskan pelukannya. Ia mengambil tasnya di sofa dan berjalan ke tangga. Rama dan Kevin mengikutinya.

Kian (CONT’D)
Oh ya pa, hpku rusak kalo papa gak percaya liat aja di atas meja, nanti aku kirimin model yang aku mau beli.

Kian menghentikan langkahnya begitu juga dengan Kevin dan Rama. Kian membalikkan badannya menghadap Andi.

Kian (CONT'D)
Oh ya nanti aku lesnya di kafe-kafe. Papa gak mau kan aku jadi kayak Bima dan Diana jadi kayak Dara. Alias papa gak mau kan aku kasi cucu?

Rama dan Kevin terkejut.

Andi
(marah) kamu… (menghela nafas) iya.

Andi duduk di mejanya. Ayu datang membawa kopi. Andi kemudian melihat foto almarhum ibunya yang menggantung di dinding.

Andi
Kapan anak itu dewasa.


CUT TO:




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar