Minoritas
6. 6

Int. Rumah joki-ruang tamu-siang

Joki berselonjor di atas sofa jebol. Tangan kirinya memegang kertas daftar nomor telepon, tangan kanannya memegang ponsel. Joki menelepon seorang target.

Joki

Halo selamat siang. Saya dari PT. Komunikasi simpang siur memberikan info bahwa nomor ponsel Bapak terpilih menjadi pemenang undian. Hadiahnya berupa sepeda motor matik beserta helmnya.

Target 1 (OS)

Yang benar?

Joki

Benar Pak (Joki melirik daftar nomor) Rio. Hadiah bisa langsung di kirim setelah pembayaran pajak pemenang. Untuk kelengkapan data bisa dikirim melalui sms.

Target 1 (OS)

Hadiah di kirim dari mana?

Joki

Hadiah langsung di kirim dari Jakarta.

Target 1 (OS)

Warna sepedanya bisa pilih Pak?

Joki

Bisa. Pilihan warnanya ada hitam, merah dan putih.

Target 1 (OS)

Warnanya kok monoton ya? Saya ingin warnanya yang beda. Ungu atau hijau.

Joki

(Menutup speaker ponsel) Haduh kok milih. (Mengalihkan tangannya dari speaker ponsel) Maaf bapak tidak bisa...

Target 1 (OS)

Waduh kalau nggak bisa saya nggak mau terima hadiahnya.

Joki

(Gagap)

Ya...ya...ya udah bisa bebas pilih.

(Jeda) Helmnya juga mau pilih warna? 

Jeda) gambar pohon beringin? Waduh nggak ada. Adanya gambar bunga kamboja.

Target 1 (OS)

Nggak jadi deh. Saya nggak mau hadiahnya.

Joki

Wah jangan nolak. Sayang hadiahnya. Harus mau dong.

Int.rumah target - siang

Target 1

Ih ngeyel. Kalau saya nggak mau ya nggak mau. Kamu pikir saya bisa ditipu? Sudah, saya sibuk

Int. Rumah joki-ruang tamu - siang

Joki

Lah, kok main tutup. Halo? Pak? Saya nggak nipu.

Ilyas keluar dari dalam kamar

Ilyas

Bapak mending kerja yang halal aja. Seperti dulu. Jualan atau apa gitu

Joki merengut

Joki

Ini juga halal. Bukan mengandung babi.

Ilyas

Ya bukan gitu. Nipu kan dosa. Hasilnya juga nggak baik, Pak. Jangan dilihat besar kecilnya. Tapi berkahnya. Kalau pakai uang haram, yang di makan juga haram. Bapak mau masuk neraka gara-gara makanan?

Joki

Kowe iki ngomong haram-haram. Tiap hari kita kan makan telur tahu tempe. Halal semua itu.

Ilyas hanya diam. Kemudian dia menghampiri Joki dan mencium tangan.

Ilyas

Ya sudah terserah Bapak, Ilyas pergi dulu.

Joki

Nang endi?

Ilyas

Kerja. Jualan, biar Bapak nggak perlu cari duit haram.

Ilyas telah pergi. Sementara Joki meremat daftar nomor telepon dengan marah.

Joki

(Melempar kertas daftar nomor telepon)

Semprul!

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar