Minoritas
5. 5

EXT.KOTA SURABAYA - SIANG

Di tengah teriknya matahari kota Surabaya, Bo, seorang pengamen yang tampan menyusuri dari warung ke warung dekat pasar.

EXT.PASAR - SIANG

Angkot kosong berjajar menunggu penumpang. Sementara pasar sangat sibuk. Bo melihat seorang pria berseragam PNS habis membayar dan memasukkan dompet dalam saku celana belakang. Perlahan, Bo mendekat dan mengambil dompet.

PRIA PNS

Copet! Copet!

Beberapa orang pria mengejar Bo. Bo lari secepatnya keluar pasar.

EXT.PERKAMPUNGAN DEKAT PASAR- SIANG

Bo berlari masuk gang-gang perkampungan. Terlibat beberapa perkelahian. Kemudian berlari lagi meloloskan diri. Namun gitarnya tertinggal. Saat berlari, tiba-tiba Bos Jay menariknya.

EXT.DI BALIK TONG - SIANG

Bo dan Bos Jay bersembunyi di balik tong. Pengejar melewati mereka. Setelah aman mereka keluar dari persembunyian.

EXT.PERKAMPUNGAN DEKAT PASAR - SIANG

BO

Makasih, Bang

BOS JAY

Nyopet lagi?

BO

Gitu deh. Abang ngapain di sini? Nolongin aku?

BOS JAY

Ge-er. Aku ada urusan. Kebetulan liat kamu dikejar-kejar dari pasar.

BO

Lah! Kenapa nggak tolongin dari tadi. Gitarku kan nggak perlu ketinggalan.

BOS JAY

Sudah ditolong, nawar. Tau gitu nggak usah....

BO

Iya iya makasih. Abang ada urusan apa? Judi?

BOS JAY

Begitulah.

BO

Ih dosa, Bang. Nggak boleh sama agama

Bang Jay mengeplak kepala Bo.

BOS JAY

Lha kamu kan juga. Double lagi. Udah merugikan, ditambah nggak boleh agama. Abis masuk penjara, langsung masuk neraka.

BO

Sudah ah, nerakanya jangan nambah. Sakit tadi habis digebukin. Abis ini Abang ke mana?

BOS JAY

Pulang. Kenapa?

BO

Temenin ambil gitar. Khawatirnya orang-orang itu balik lagi. Kalau ada Abang kan bisa bantuin nonjokin muka mereka.

BOS JAY

Lah, kamu aku berani?

BO

Masa mantan napi nggak berani di keroyok orang?

BOS JAY

Nggak lah! Kamu ambil sendiri sana.

Bo terus merayu Bos Jay agar mau menemaninya mengambil gitar.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar