MANGATA - Script
5. (SCENE 97-107)

97. EXT. PARKIRAN KAFE, THE VALLEY - NIGHT

Laura dan Arga melangkah keluar dari kafe lalu masuk ke mobil Arga.

CUT TO:


98. EXT. JALAN DEPAN KAFE THE VALLEY - NIGHT

Mobil Arga meluncur meninggalkan kafe, masuk ke jalan raya.

CUT TO:


99. EXT. JALANAN KOTA BOGOR - NIGHT

Mobil Arga meluncur melintasi jalan protokol KOTA BOGOR yang penuh sesak.

CUT TO:


100. EXT. DI MOBIL ARGA - NIGHT

Laura dan Arga di dalam mobil, saling berdiam diri. Suasana terlihat kikuk. Arga beberapa kali akan bicara, tapi tak jadi. Laura lebih asyik melihat keluar jendela.

CUT TO:


101. EXT. JALAN DEPAN RUMAH LAURA - NIGHT

Mobil Arga direm berhenti di jalan depan rumah. Laura turun, Arga turun mengikuti Laura.

CUT TO:


102. EXT. TERAS RUMAH LAURA - NIGHT

Laura naik ke beranda. Arga mengikuti.


ARGA

Gue sekalian mau pamitan sama Nenek lo.


LAURA

Oke.


Laura mengetuk pintu. Setelah beberapa saat, pintu dibuka. Bu Dibyo muncul. Wajahnya cerah, lalu melihat Arga.

LAURA (CONT’D)

(pada BU DIBYO)

Kenalin, Nek, ini Arga, kakak kelas sekaligus boss Laura.


Arga menyalami Bu Dibyo sopan, pakai cium tangan.


ARGA

Saya Arga, Nek... Salam kenal.


BU DIBYO

(Pada Arga)

Oh, kamu pemilik kafe tempat Laura kerja magang rupanya...?


ARGA

Betul, Nek.


BU DIBYO

Wah, hebat ya. Masih SMA sudah bisa usaha sendiri.


ARGA

Hanya atas nama saja, Nek. Kata mama saya, biar saya punya tanggung jawab. Tapi saya belum bekerja apa-apa. Semua urusan masih Bang Alex yang atur. Itu manajer di sana.


BU DIBYO

Tapi tetep saja... (Beat; wajah berubah, memegangi kepala) Aduh, kenapa ini?


LAURA

(Kaget, pada Bu Dibyo) NEK? NENEK KENAPA?


BU DIBYO

(Meringis) Pusing. Pusing banget.


Mendadak tubuh Bu Dibyo melorot rubuh.


LAURA

(Kaget, menjerit) NEK!


Arga sigap menangkap tubuh BU DIBYO agar tidak jatuh.


ARGA

Bukain pintu mobil! Kita bawa Nenek ke rumah sakit!


LAURA

I-iya...


Laura panik berlari menuju mobil.

CUT TO:



103. EXT. KANOPI UGD, SEBUAH RUMAH SAKIT - NIGHT

Mobil Arga meluncur cepat dan berhenti di kanopi UGD rumah sakit. Arga bergegas turun dan menuju pintu depan.

ARGA

(Berteriak)

Tolong! Tolong! Ada pasien gawat!


Beberapa perawat jaga dengan sigap mendorong bed menuju mobil Arga.

CUT TO:


104. INT. BAGIAN DEPAN UGD, RUMAH SAKIT - NIGHT

Para perawat mendorong Bu Dibyo dalam tempat tidur melintasi bagian depan UGD. Laura dan Arga berlarian mengikuti. Lalu seorang Perawat menghentikan mereka.


PERAWAT

Kalian tunggu di sini, sampai nanti Dokter keluar memberitahu hasilnya!


Laura dan Arga berhenti. Bu Dibyo didorong melintasi satu pintu dan menghilang.

Wajah Laura penuh air mata dan kecemasan.

DISSOLVE TO:


105. INT. RUANG TUNGGU UGD, RUMAH SAKIT - NIGHT

Arga muncul dari pintu depan membawa dua cup minuman panas. Ia bergegas mendatangi Laura yang menunggu gelisah sambil melihat HP.

Arga menyodorkan satu cup pada Laura.

LAURA

Duh, lama banget! Ngapain aja mereka itu di dalam...?

ARGA

Minum dulu! Ini cokelat hangat. Gue yakin Nenek akan baik-baik aja.


Laura meminum minumannya. Lalu ia melihat ke atas. Kamera CU pada jam dinding, menunjukkan pukul 20.45.

DISSOLVE TO:


106. INT. RUANG TUNGGU UGD RUMAH SAKIT - MOMENTS LATER

Kamera CU pada jam dinding, menunjukkan pukul 21.30.

Laura dan Arga duduk menunggu dengan cemas dan bosan sambil memainkan HP masing-masing. Cup minum Laura ada di kursi sebelah yang kosong.

Laura mengangkat cup dan menengoknya. Wajahnya kecewa, lalu bangkit untuk membuang cup ke tempat sampah.

Lalu mata Laura melihat ke satu arah.

Kamera LS pada pintu ruang dalam yang terbuka. Seorang DOKTER muncul dan celingukan mencari-cari, lalu melangkah bergegas mendekat. BACK TO:

Arga bangkit berdiri. Laura melangkah mendekat, saat Dokter tiba di dekat mereka.


DOKTER

Adik-adik ini keluarga Ibu Sumarti Sudibyo?


LAURA

Betul, Dok. Saya cucunya. Bagaimana keadaan Nenek saya, Dokter?


DOKTER

Ibu Sumarti mengalami anemia, dan agak berat, meski kondisinya sudah stabil. Tapi beliau tetap memerlukan transfusi darah. Saat ini bank darah PMI kosong untuk golongan darah Ibu Sumarti, yaitu A. Kami menunggu kiriman dari PMI KABUPATEN BOGOR. Sambil menunggu, apakah ada keluarga dekat yang bisa mendonorkan darah?


LAURA

(Kecewa)

Yah, saya golongan darah AB.


ARGA

Saya A, DOKTER.


Laura dan Dokter menatap lekat pada Arga.

DOKTER

(Pada Arga)

Bersedia mendonorkan darah sekarang juga?


ARGA

Bersedia, Dokter. Saya beberapa kali pernah donor darah. Tinggal cek kesehatan sebentar kan?


DOKTER

Ya. Nama kamu siapa?


ARGA

Dirgantara Narendra.


DOKTER

Baik. Mari ke dalam! Hanya perlu cek kesehatan dan berat badan. Semoga langsung bisa. Kamu nampak sehat.


Arga mengangguk lalu menatap Laura.


ARGA

Lo tunggu aja di sini! Telepon gue kalo ada apa-apa.


LAURA

(Ragu) Tapi...


ARGA

Udah, tunggu aja dulu! Semua bakalan beres.


Dokter memimpin Arga ke pintu ruang dalam. Laura berdiri kaku melihat mereka.

CROSSFADE:


107. INT. RUANG TUNGGU UGD RUMAH SAKIT - MOMENTS LATER

Laura menunggu seorang diri dengan tegang, tangan menutupi wajah.

Laura mengangkat wajah, lalu menoleh ke satu arah dengan mata nyalang. Ia berdiri.

Kamera LS pada Arga yang bergegas keluar dari pintu ruang dalam. Wajahnya cerah. Arga bergegas mendatangi Laura.

LAURA

(Cemas, mata berkaca-kaca) G-gimana...?

ARGA

Udah. Nih!


Arga menuding lengannya.

Kamera CU pada bekas jarum transfusi darah di lengan yang kini ditutup plester kecil.

LAURA

Trus, trus?


ARGA

Darah langsung ditransfusikan. Nenek akan bangun dan sembuh bentar lagi. Tapi tetap perlu opnam, sampai dua-tiga hari. Lo udah kasih tahu ortu lo?


LAURA

Be... belum. Sampai lupa, saking gugupnya...


ARGA

Mama lo lagi ada di mana sekarang ini?


LAURA

Manila. Papa di Mataram. Paling baru besok mereka bisa ke sini.


ARGA

Ya udah. Sekarang gue ke toilet dulu, lo telepon ortu lo. Habis itu kita balik lagi ke rumah ambil perlengkapan Nenek. Suster bilang, nanti pas kita sampai sini lagi, Nenek mungkin sudah dipindah ke bangsal umum. Dan ada extra bed, lo bisa tidur di sini menemani Nenek.


LAURA

Eh.. tapi...


ARGA

Kenapa?


LAURA

Tapi ngerepotin lo. Balik ke rumah, lalu ke sini lagi. Ini udah malam.


ARGA

Nggak usah dipikirin! Gak ada yang repot! Lo telepon ortu lo aja sekarang!


Arga melintas pergi dengan cuek. Laura mematung, lekat memandangi Arga. Dari wajahnya, kita tahu penilaiannya pada Arga telah berubah total.

DISSOLVE TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar