MANGATA - Script
4. (SCENE 67-96)

67. EXT. JALANAN KOTA BOGOR - DAY

Laura mengendarai motor seorang diri melewati ruas-ruas jalan protokol KOTA BOGOR. Kecepatannya tinggi, menunjukkan ia sedang bersemangat.


68. EXT. JALAN DEPAN KAFE THE VALLEY - DAY

Laura membelokkan motor ke parkiran kafe.

DISSOLVE TO:


69. INT. BAGIAN LAIN KAFE, THE VALLEY - DAY

Laura muncul, nampak cantik dengan baju baru khas pegawai kafe, dengan celemek, T-shirt, dan celana jins.

Wajahnya excited tapi tegang. Lalu ekspresi berubah seketika menjadi serius cemberut.

Arga telah ada tepat di depannya, wajah dingin tanpa ekspresi.


ARGA

Nah, gitu. Kerja yang rajin biar utang cepet lunas!


Arga langsung berlalu. Laura lekat memandangi Arga dengan wajah sebal.

CUT TO:


70. INT. RUANG UTAMA KAFE, THE VALLEY - DAY

Laura ada di kejauhan dari salah satu meja kafe di mana dua pelanggan tengah bersiap-siap pergi. Begitu mereka pergi, seorang waitress membawa pergi gelas dan piring kotor.

Laura bersiaga dan begitu waitress itu pergi, ia bergegas mendekat dan membersihkan meja dengan lap dan semprotan sabun.

Ia ulangi bersihkan sekali lagi. Lalu menggesekkan jari ke meja untuk mengecek permukaannya sudah betul-betul bersih.

Waiter mendekat, mengecek meja, dan mencium baunya. Ia mengacungkan jempol ke arah Laura. Laura tersenyum senang.

CUT TO:


71. INT. BAGIAN LAIN KAFE, THE VALLEY - DAY

Laura duduk menghadapi meja kecil untuk staf. Di meja ada cangkir berisi teh. Lalu Waiter lewat.


WAITER

Santai dulu gak papa. Kafe sepi. Ntar baru rame lagi lepas magrib.


LAURA

Oke, Kak!


Mendadak terdengar suara Arga.


ARGA (O.S.)

Kata siapa boleh santai? Lo ikut gue!


Laura menoleh kaget.

Kamera MCU pada Arga yang berdiri tepat di belakang Laura.


LAURA

Ikut ke mana?


ARGA

Ikut aja! Jangan banyak nanya! Karyawan harus nurut sama bos!


Arga berlalu. Laura tergesa menghabiskan tehnya, lalu setengah berlari menyusul Arga dengan muka heran sekaligus jengkel.


CUT TO:


72. EXT. PARKIRAN KAFE, THE VALLEY - DAY

Arga keluar kafe, Laura menyusul.

LAURA

Kita ke mana? Gue masih ada kerjaan.


ARGA

(Menggoyang dagu ke satu arah)

Tuh! Belanja.


Laura menoleh ke arah yang ditunjukkan Arga.

Kamera LS pada bangunan besar supermarket retail, menandakan supermarket ada di dekat kafe. BACK TO:

Arga melangkah mendekati mobilnya. Laura menatap heran.


LAURA

Lah, cuman deket kenapa naik mobil?


ARGA

Kita belanja logistik kafe. Banyak banget. Lo mau angkut sendiri gula pasir 30 kilo dari sana ke sini?


Wajah Laura cemberut lagi, tapi tetap mengikuti Arga masuk ke mobil.

CUT TO:


73. INT. DI SUPERMARKET GROSIR - DAY

Laura dan Arga belanja di supermarket. Laura mendorong troli, mengikuti Arga yang belanja macam-macam termasuk sapu dan alat pel.

Arga menaruh barang-barang di troli dengan setengah melemparkannya dengan kasar. Laura menatap tak suka, tapi diam saja.

Lalu kamera CU pada tangan Arga yang terulur ke arah Laura.


ARGA

Sapu!


LAURA

(Heran) Apaan?


ARGA

Sapu! Denger nggak?


LAURA

Buat apa?


ARGA

(Menunjuk ke satu arah)

Itu!


Laura menoleh ke arah yang ditunjuk Arga.

Kamera LS pada seorang anak kecil umur 6-7 tahun yang mendongak dan tangan menggapai-gapai ke atas. Kita melihat ada balon gas bertali terbang dan tersangkut di salah satu bagian atap supermarket. BACK TO:

Laura mengerti, langsung menyodorkan sapu di troli pada Arga.

Arga menggunakan sapu untuk menggapai balon. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya balon bisa ditarik ke bawah.


ARGA (CONT’D)

(Berteriak senang)

Yes!


Arga membawa balon pada si anak kecil.


ARGA (CONT’D)

(berjongkok untuk menyamai tinggi si anak kecil)

Nih balonnya! Jangan sampai lepas lagi ya!


BOCAH

(Tersenyum senang)

Makasih, Kakak baik!


BOCAH berlari pergi sambil membawa balonnya.

Kamera CU pada Laura, yang sedikit tersenyum melihat kebaikan hati Arga.

CUT TO:



74. EXT. PARKIRAN SUPERMARKET GROSIR - DAY

LAURA dan ARGA memasukkan tas-tas dan barang-barang belanjaan ke dalam mobil. ARGA menaruh troli di pinggir, lalu beranjak masuk mobil. LAURA masuk mobil.

CUT TO:


75. EXT. DI MOBIL ARGA - DAY

Laura dan Arga di dalam mobil, memasang sabuk keselamatan masing-masing.

Arga kemudian menstater mesin dan mulai menjalankan mobil keluar dari parkiran.

Arga lalu melirik Laura sekilas, tertarik memulai obrolan.


ARGA

Lo anak smart kan? Selalu ranking 1 sejak SD sampai SMA. Mestinya tahu hal-hal tertentu. Misalnya, berapa rumus TETAPAN AVOGADRO?


LAURA

(menoleh pada ARGA, heran)

Ya elah! Ngapain gue malah ulangan di sini?


ARGA

Jawab aja! Berapakah TETAPAN AVOGADRO?


LAURA

(Agak enggan)

Nam koma nol dua kali 10 pangkat dua puluh tiga.


ARGA

Itu menggambarkan apa?


LAURA

TETAPAN AVOGADRO? Kan banyaknya entitas atom atau molekul dalam satu mol, yang merupakan jumlah atom karbon-12 dalam 12 gram atom karbon-12 pada keadaan dasarnya. Lo kenapa sih? Random amat? Dasar nggak jelas!


ARGA

(tak mengiraukan LAURA)

Dan siapakah tokoh JEFFERSON DAVIS?


LAURA

(kaget)

JEFFERSON DAVIS? Siapa tuh?


ARGA

Yeee... Ini anak! Ditanya malah nanya. Gue yang nanya, siapa JEFFERSON DAVIS?


LAURA

Gak kenal! Sepupu elo kali!


ARGA

Buset! JEFFERSON DAVIS aja gak tahu. JEFFERSON DAVIS itu presiden negara CSA atau CONFEDERATE STATES OF AMERICA.


LAURA

(bingung)

Itu negara apaan? Gue nggak pernah denger.


ARGA

(Tertawa) Gak tahu kan, karena gak ada di pelajaran sekolah? CSA adalah pemberontak, musuh USA, UNITED STATES OF AMERICA. Itu pas civil war atau Perang Saudara AMERIKA yang terjadi tahun 1861 sampai 1865. (beat) Kalau USA dipimpin PRESIDEN ABRAHAM LINCOLN, maka CSA presidennya JEFFERSON DAVIS. Kalau gak percaya, coba cari di GOOGLE!


Ekspresi wajah Laura meragukan. Lalu ia segera mengambil HP dari saku celana.

Kamera CU pada layar HP, tampilan layar GOOGLE dan ada ketikan "JEFFERSON DAVIS" di kotak pencarian. BACK TO:

Laura masih menatap layar HP sesaat, lalu matanya melebar.

Kamera CU pada layar HP, menampilkan hasil pencarian GOOGLE terkait JEFFERSON DAVIS. BACK TO:

Laura melongo. Arga tertawa.


ARGA (CONT’D)

Bener kan?


LAURA

(mengangguk) Hm-mm.


ARGA

(tersenyum pada LAURA) Itu artinya, kita bisa pintar setinggi langit di sekolah. Masalahnya, pelajaran sekolah hanya terbatas hal-hal dasar aja dari pengetahuan yang ada di luar sana


Laura hanya diam, tidak membatah.


ARGA (CONT’D)

Lo pasti mikir gue tukang bikin onar, ya... gue akui itu emang bener. Tapi, hal baiknya adalah gue juga banyak nyerap ilmu yang ada di luar sekolah.


Laura masih tak menjawab apapun.

Wajahnya cemberut, tapi sesuatu dalam raut wajahnya menunjukkan bahwa ada hal baru yang ia pelajari dari Arga.

CROSSFADE:


76. EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH LAURA - EVENING

Sebuah angkot direm berhenti di depan rumah Laura. Laura turun memakai jaket, rok seragam sekolah, membawa tas dan buku-buku. Cuaca sudah rembang petang menjelang magrib.

Laura melangkah ke beranda.

CUT TO:


77. EXT. TERAS RUMAH LAURA - EVENING

LAURA naik beranda, membuka pintu tapi terkunci.


LAURA

Neek!


LAURA mengetuk pintu, kembali memanggil.


LAURA (CONT’D)

Neek! Nenek! Laura pulang nih...


LAURA mengetuk pintu, tak ada jawaban. Ia tempelkan telinga di daun pintu.


LAURA (CONT’D)

Nenek! Halooo...!


Tetap tak ada jawaban. LAURA membungkuk, menyelipkan tangannya ke balik keset pintu depan, dan menarik anak kunci dari sana. Ia gunakan kunci untuk membuka pintu dan masuk.

CUT TO:


78. INT. RUANG DEPAN, RUMAH LAURA - EVENING

Laura masuk rumah dan menyalakan lampu. Mata melihat sekitar. Seisi ruangan sepi..

CUT TO:


79. INT. RUANG TENGAH, RUMAH LAURA - EVENING

Laura masuk ruang tengah dan celingukan. Sepi. Ia menyalakan lampu, lalu masuk kamar. Ia keluar lagi dan mengeluarkan ujung baju seragamnya, kemudian mengambil air di kulkas dan meminumnya langsung dari botol.

Lalu muncul Bu Dibyo dari arah depan sambil membawa tas.


BU DIBYO

Baru pulang, Ra?


LAURA

Iya. Nenek dari mana?


BU DIBYO

Dari rumah BU RT. Rapat persiapan baksos PKK minggu depan.


LAURA

Perasaan, Nenek sering banget berkegiatan belakangan ini.


BU DIBYO

Namanya juga mau ada kegiatan.


LAURA

Tetep jaga kesehatan ya, Nek. Nenek kan udah tua. Trus ada anemia. Jangan sampe kecapean.


BU DIBYO

(Tertawa)

Iya, iya. Kamu sendiri dari sekolah apa kafe?


LAURA

Sekolah. Ada les kimia. Makanya dibolehin nggak ke kafe. Besok baru ke sana. Eh, kita punya kopi nggak, Nek?


BU DIBYO

Ada. Di kabinet dapur bagian atas. Tapi nggak tahu itu sudah expired belum, soalnya kan itu kiriman papamu sudah lama.


Laura melintas pergi.

CUT TO:


80. INT. DAPUR RUMAH LAURA - NIGHT

Laura membuka-buka kabinet atas di dapur, lalu mengambil sebungkus kopi. Ia melihatnya saksama.

Kamera CU pada kemasan kopi, bertulisan "KOPI TORAJA ROBUSTA". BACK TO:

Laura mengamati kemasan kopi dengan wajah cerah. Bu Dibyo muncul.


BU DIBYO

Gimana? Masih bisa dikonsumsi?


LAURA

Masih. Baru expired tahun depan.


BU DIBYO

Kamu mau bikin kopi? Nggak takut lambungmu kena? Sejak dulu kan kamu paling takut minum kopi.


LAURA

Jajal dulu pelan-pelan. Kata Kak Alex, yang bikin lambung terganggu bukan kopinya, tapi gula yang menyertai kopi, trus membentuk gelembung di dalam lambung.


BU DIBYO

Dan kamu mau minum kopi tanpa gula? Apa nggak pahit?


LAURA

Kalau diseduh dengan benar, kopi tuh nggak pahit, Nek. Justru akan terasa ada rasa buah, kacang, atau cokelat.


BU DIBYO

Kopi rasa buah?


LAURA

Iya. Kopi rasa apel misalnya, karena pohon kopinya ditanam berdekatan sama apel. Gitu katanya, Nek.


BU DIBYO

Kok aneh bener... Nenek baru dengar.


LAURA

Iya, tapi menarik kan? Makanya Laura mau coba buktiin.


Laura mengambil ketel, cangkir, dan sendok, lalu membuka kemasan kopi.

CUT TO:


81. INT. DAPUR RUMAH, RUMAH LAURA - NIGHT MONTAGE:

Laura meletakkan ketel berisi air panas ke kompor. Laura menimbang bubuk kopi dengan timbangan kue.

Laura memasukkan bubuk kopi ke dalam cangkir.

Laura dengan hati-hati memasukkan air mendidih ke dalam cangkir.

Laura menyeruput kopi, mengerutkan kening, menunjukkan ia tak terlalu puas dengan hasilnya.

DISSOLVE TO:


82. INT. KAMAR TIDUR LAURA, RUMAH LAURA - NIGHT

Laura di meja belajarnya, fokus menatap laptop.

Kamera CU pada layar laptop, yang menampilkan official web THE VALLEY pada bagian menu kopi dan foto-fotonya. BACK TO:

Laura menatap laptop, lalu jarinya mengetikkan sesuatu.

Kamera CU pada layar laptop, menampilkan Google dan ketikan berbunyi "CARA MEMBUAT KOPI DENGAN COFFEE MAKER". BACK TO:

Laura makin fokus melihat laptop. Kini terlihat jelas ia tak sekadar melihat, tapi membaca.

FADE OUT:


83. INT. RUANG KERJA ALEX, THE VALLEY - EVENING

Kamera CU pada tangan Laura yang memindahkan cangkir dari mesin frenchpress ke sisi lain dari meja.

LAURA

Silakan, Kak.


Baru kemudian kita tahu yang ada di meja adalah Alex. Alex meminum kopi dari cangkir yang disodorkan Laura. Wajahnya datar serius.

Wajah Laura cemas.


ALEX

Hmmm...


LAURA

(Tegang) Yaa...?


ALEX

Mantap, Ra!


LAURA

(Kaget) Serius?


ALEX

Serius. Aku nggak bilang enak banget juga, karena kamu memang masih newbie. Tapi untuk ukuran anak baru yang belum pernah belajar jadi barista, ini oke sekali. Kalau beberapa kali lagi kamu bikin dan rasa dan aromanya tetep seperti ini, berarti kamu memang bertangan emas. Talenta tersendiri.


LAURA

Kakak pasti boong!


ALEX

Beneran. Suer. Oke, coba sekarang kamu bikin lagi, dengan teknik yang kuajarin barusan! Biji kopi digiling pakai mesin grinder, bubuk kopi ditimbang, volume air diukur sesusai perbandingan, amati suhu air pakai termometer, baru masuk mesin. Dan usahakan ada kremanya!


LAURA

Siap, Kak!


Baru kita melihat suasana ruangan itu, ada dua meja kerja berukuran kecil, lalu satu meja panjang yang penuh berisi cangkir-cangkir, kompor, teko, dan aneka macam peralatan barista.


ALEX

(Bangkit berdiri)

Oke, aku keluar dulu. Ntar kalau ke sini lagi, kopinya sudah harus siap.



LAURA

Oke!


Alex melintas keluar dan menutup pintu.

CUT TO:


84. INT. BAGIAN LAIN KAFE, THE VALLEY - EVENING

Alex keluar dari pintu dan berjalan, lalu berpapasan dengan Arga.


ALEX

(Mengacungkan jempol) Kopi bikinannya gini!


ARGA

Bikinan siapa?


ALEX

Itu, Laura. Barusan gue ajari cara seduh kopi pakai frenchpress dan moka pot.


ARGA

Kok jam segini dia masih di sini? Ini udah hampir jam 7.


ALEX

Kan malam MINGGU. Dispensasi boleh pulang agak malam.


Arga mengernyitkan dahi, lalu berlalu meninggalkan Alex.

CUT TO:


85. INT. RUANG KERJA ALEX, THE VALLEY - EVENING

Laura hati-hati menuang kopi dari alat frenchpress ke cangkir. Pintu terbuka. Arga masuk.


ARGA

Udah jadi kopinya?


LAURA

Udah, tapi ini buat Kak Alex.


ARGA

Gue mau nyicip.


Seenaknya sendiri, Arga mengambil cangkir kopi dan langsung meminumnya.

Arga lalu terdiam sesaat, menghirupnya saksama, lalu minum lagi.

Laura heran sambil menunggu harap-harap cemas.


LAURA

Nggak enak ya?


ARGA

(berdeham)

Lumayan.


Arga meletakkan cangkir ke meja, lalu mendadak bergegas keluar cepat sekali. Sekilas kita bisa melihat wajah Arga penuh emosi seperti menahan tangis.

Laua melongo heran. Pintu ditutup nyaris dibanting oleh Arga.

CUT TO:


86. INT. BAGIAN LAIN KAFE, THE VALLEY - EVENING

Arga keluar dari pintu dengan wajah menahan emosi, berjalan ke satu arah. Dari arah lain, Alex melangkah ke arah sini lalu membelok menuju pintu yang baru saja ditinggalkan Arga.

CUT TO:


87. INT. KANTOR ARGA DI KAFE, THE VALLEY - EVENING

Arga masuk kantor dengan wajah merah padam dan mata berkaca- kaca. Ia bersandar pada pintu, napas terengah-engah, lalu ia melorot dan terduduk di lantai.

CUT TO:


88. INT. RUANG KERJA ALEX DI KAFE - NIGHT

Alex masuk ruangan. Laura mencuci teko air.


ALEX

Kopinya mana, Ra?


LAURA

Diminum Arga. udah gitu, responsnya aneh banget lagi. baru minum, malah kabur.


ALEX

(tertawa)

Ya elah, dasar si moody. ya udah, gak apa-apa. Sekarang bikin lagi aja, kali ini aku awasi


Alex duduk di kursinya yang tadi, mengamati Laura.

CUT TO:


89. INT. KANTOR ARGA DI KAFE - NIGHT

Arga menangis tanpa suara, sambil masih duduk di lantai menyandar pada pintu. Air mata mengalir.

FLASHBACK TO: Setelah ini kita akan melihat sisi masa lalu Arga yang selalu ia tutupi dari semua orang.

DISSOLVE TO:


90. INT. DAPUR RUMAH, RUMAH KELUARGA ARGA - DAY

PAK ALLAN, usia 35-an dan berpenampilan orang kaya, dan ARGA KECIL, 7-8 tahun, ada di dapur. PAK ALLAN menunjukkan alat moka pot pada ARGA.


PAK ALLAN

Ini namanya moka pot. PAPA akan ajarin kamu cara bikin kopi secara gampang tapi enak pakai alat ini.


ARGA

(berbisik)

Kalau Arga ntar sakit perut gimana? Kata Mama, Arga belum boleh minum kopi.


PAK ALLAN

Ntar Papa panggilin dokter. Dan untuk berjaga-jaga, Papa akan pakai kopi sesedikit mungkin. Kalau perutmu oke, nanti baru kita tambah dosis kopinya. Okey?


ARGA

(Mengangguk senang)

Oke.


Pak Allan mengusap rambut ARGA penuh sayang.

BACK TO PRESENT:


91. INT. KANTOR ARGA DI KAFE, THE VALLEY - EVENING

Arga masih menangis. Ia berdiri, mengunci pintu dan duduk di balik meja kerjanya. Kita bisa melihat kantor Arga kecil tapi bersih.

Ada soda dan meja, pesawat TV, dan lemari pendingin di sudut berisi soft drink.

Arga menarik laci meja, mengambil foto berbingkai kecil.

Kamera CU pada foto, menampakkan Pak Allan dan Arga Kecil pada fase usia persis seperti di adegan FLASHBACK. Pak Allan merangkul Arga dengan background suasana pantai. BACK TO:

Arga sesenggukan melihat foto itu.

FLASHED TO:


92. INT. DAPUR RUMAH, RUMAH KELUARGA ARGA - DAY

Pak Allan menyodorkan cangkir kecil pada Arga.


PAK ALLAN

Cicipi! Kalau pahit, ya memang begitulah kopi. Itulah seninya.


Arga menerima cangkir dan mengangguk.


PAK ALLAN (CONT’D)

Dan kopi tak lengkap tanpa aromanya. Cium dulu baunya sebelum minum!


Arga mendekatkan cangkir kopi dan menghirup aromanya. Matanya terpejam dan tersenyum, menunjukkan ia sangat menikmati aroma kopi.

BACK TO PRESENT:


93. INT. KANTOR ARGA, THE VALLEY - EVENING

Arga mengusap air mata, pandangan menerawang membayangkan sesuatu.

FLASHED TO:


94. INT. RUANG KERJA ALEX, THE VALLEY - EVENING

Arga PRESENT DAY menikmati saat mencium aroma kopi buatan Laura, menunjukkan bahwa kopi buatan Laura mengingatkannya pada kopi buatan Pak Allan.

CUT TO:


95. INT. KANTOR ARGA, THE VALLEY - EVENING

Arga menyeka air matanya hingga kering. Ia letakkan foto di meja, lalu mengambil sebanyak mungkin kertas tisu untuk membersihkan wajahnya yang baru saja menangis.

CUT TO:


96. INT. RUANGAN KANTOR STAF KAFE, THE VALLEY - EVENING

Laura melihat arlojinya.

Kamera CU pada arlohi, pukul 19.15. BACK TO:

Laura memakai jaket, membawa tas. Lalu pintu terbuka. Arga tiba-tiba muncul.


ARGA

Mau pulang?


Laura mengangguk. POV Laura: terlihat muka Arga yang sembab seperti habis menangis.


LAURA

Kakak gak papa?


ARGA

Ya?


LAURA

Itu... hidungnya merah banget. Matanya juga.


ARGA

(kaget)

Barusan gue kesedak bubuk kopi. Betewe, lo gue anter pulang.


LAURA

Nggak usah. Gue mau naik ojek.


ARGA

(Mendelik)

Ini bukan tawaran, tapi perintah!


Laura cemberut, lalu melangkah menuju pintu.


LAURA

Duh, terserah deh!

CUT TO:



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar