KEMBALINYA BARA API
7. Harga

INT. RESTORAN - LATER

MUSIK DANGDUT semakin keras terdengar. Tampak meja berantakan oleh botol-botol miras, mangkok bakso, dan bungkus camilan-camilan.

Bara meneguk botol miras sampai habis yang langsung DISORAKI Ujang Codet dan beberapa Security Berjas, sementara Security Berjas lain mengawasi Bara dari kejauhan.

UJANG CODET
Lagi, Bar! Lagi!

Ujang Codet yang mabuk berat menyerahkan sebotol miras pada Bara yang kemudian langsung Bara teguk cepat-cepat. 

Ujang Codet yang tertawa menyaksikan aksi Bara tiba-tiba didekati oleh Security Berjas 2, yang pandangannya terus mengawasi Bara.

SECURITY BERJAS 2
Kang, dia gapapa dibiarin? Dia orang yang kemarin ngacak-ngacak kantor Mister Sam.
UJANG
(mabuk)
Udah… Tenang aja. Percaya ama gua.
(Ke Bara)
Ayo Bar! Abisin lagi!

Bara kembali meneguk habis botol itu. Pandangan Bara mulai bergoyang-goyang.

Bara yang setengah sadar melihat Security Berjas 1 tengah mengobrol dengan Sheryl yang tengah berjalan keluar.

SECURITY BERJAS 1
Loh? Biasanya ikut minum, Neng.
SHERYL
Masih ada kerjaan, Kang. Besok-besok lagi deh.

Tiba-tiba tangan Ujang Codet menyodorkan botol lain kepada Bara.

UJANG CODET
Ayok, Bar! Gas terus!

Bara mengambil botol itu meski sudah sempoyongan. Botol yang Bara pegang jatuh menggelinding, mengenai botol-botol miras lainnya.

Ujang Codet yang juga mabuk melihat Bara kebingungan. Dia semakin terlihat buram.

UJANG CODET
Loh, Bar? Kok udah ke’ok? Baru juga…

Ujang Codet menghitung jarinya satu persatu, lalu kembali lagi. Dia kemudian mengacungkan empat jari.

UJANG CODET
Tiga.

Pandangan Bara semakin terlihat bergoyang hebat. MUSIK DANGDUT dan SUARA TAWA berdengung semakin keras. Pengihatan semakin samar dan bergoyang-goyang. 

Sekilas terlihat Para Security Berjas saling TERTAWA-TAWA. Lalu Security Berjas 1 tiba-tiba kembali bernyanyi dalam keadaan mabuk ditemani oleh Kinan yang berseragam polisi. 

Sekilas Tiga Security Berjas yang berada di hadapan Bara berubah menjadi Ipung, Hasan, Dan Rizki. 

Bara kemudian membelalak ketika melihat RATU GUNUNG ADIL, Perempuan berbadan tinggi yang berpakaian tradisional jawa dan sangat anggun, duduk di seberangnya, memperhatikan.

Bara menggelengkan kepalanya. Dia kembali meneguk botol miras yang dia pegang.

BARA
Ah! Anjing semua! Sekarang apa-apa ribet!

Ujang yang sempoyongan memegang dua botol miras langsung sumringah.

UJANG
Nah! Gitu, Bar! Keluarin semua! Muntahin!

Bara asal menunjuk sekitar. Ujang dan Para Security Berjas MENYORAKINYA.

BARA
Anjing kalian! Kalian pikir gua ngapain ngelakuin ini semua, Hah?! Gua ingin nyelamatin kampung kita!

Bara kembali meneguk mirasnya. Lalu menunjuk ke depan.

BARA
Tapi liat sekarang! Lu semua malah seneng tanah kalian diambil! Kalian mengidolakan penjajah kalian sendiri!

Bara kembali sempoyongan, membuatnya hampir jatuh. Dia segera menggelengkan kepala dan begitu selesai menggelengkan kepala, tiba-tiba…

EXT. DEPAN RUSUN KAMPUNG HILIR. LT DASAR - SORE

Bara sudah berada di Rusun Kampung Hilir. Warga-warga rusun berkerumun mengelilinginya sambil berbisik satu sama lain. Beberapa ada yang merekam ke depan. Bara tidak sadar dan terus saja mengumpat.

BARA (O.S.)
Kalian ga sadar hah? Kalian udah jadi jongos di tanah sendiri!

Bara cegukan. Dia tampak kebingungan, baru sadar tiba-tiba berpindah tempat. Dia celingukan ke kiri ke kanan lalu tidak sangaja melihat sebuah limousine putih pergi dari rusun.

Bara yang masih mabuk, memicingkan mata melihat limousine itu. Namun ia memutuskan untuk meneguk kembali miras yang masih dia pegang, lalu kembali menengok Warga Rusun dengan pandangan kesal.

BARA
(mencibir)
Heh! Kalian boleh bersyukur semua lebih baik, semua makmur, tapi kalian ga tau kalau kalian udah kemakan rencana Bule itu!

Dari tengah kerumunan warga, Ipung, Hasan, dan Rizki muncul lalu berlari ke arah Bara yang semakin sempoyongan tapi terus menegak mirasnya.

Ipung menarik tangan Bara, untuk mengajaknya pergi.

IPUNG
Bang. Udah Bang. Ayo, ikut kita dulu.
BARA
AH!

Bara menepis keras hingga sikutnya menghantam wajah Ipung, membuat Ipung terjatuh dan hidungnya berdarah. 

Dari tengah kerumunan, Arum tersentak kaget dan segera mendatangi suaminya.

Bara kembali menunjuk ke warga meskipun Hasan dan Rizki datang menghadang. Di belakang mereka, tampak Arum sedang membantu Ipung bangkit.

HASAN
Bang. Bang. Udah bang.
BARA
Denger pecundang-pecundang semua! Mana rasa cinta kalian ke kampung kalian? Kalian tega ngebiarin tanah kita dimanfaatin orang lain?!

Para warga telihat takut sementara yang lain terlihat kesal.

PEMUDA 1
Ah! Bacot! Kayak lu bisa bantu kita aja.

Bara terdiam kaget.

IBU TETANGGA (O.S.)
Iya. Mending Mister Sam yang beneran ngebantuin.

Bara menengok ke arah lain. Wajahnya semakin memerah, naik pitam. Dia mulai berjalan maju tapi Hasan dan Rizki semakin menahannya.

BARA
HEH! MANA YANG NGOMONG BARUSAN?

Ipung segera berlari ke tengah. Berusaha menenangkan Para Warga dan Bara.

IPUNG
Bapak-bapak, Ibu-ibu, harap tenang.
(ke Bara. Tenang)
Bang… 
WARGA 2 (O.S.)
Udah, Pung ga usah dibelain! Emang dia selama ini kemana hah?
WARGA 3 (O.S.)
Pergi lagi aja lo sono Udah bagus waktu lu ga ada di sini.

Bara semakin marah. Dia melepaskan dirinya dari Hasan dan Rizki lalu berjalan maju ke warga.

BARA
Wah pada ngelunjak lu!

Bara yang sempoyongan mendekati warga sambil menunjuk dengan kesal. Ipung, Hasan, dan Rizki berusaha menahan.

BARA
HEH! MANA TADI YANG NGOMONG? MAJU SINI!

Beberapa warga ada yang berlari kabur sementara sisanya tetap berdiri dengan tatapan marah.

BARA
Denger bangsat! Lu pikir gua bakal koar-koar begini, kalo kalian peduli ama kampung kita?
(jeda)
Gua koar-koar karena kecewa penghuni kampung ini jadi anjlok semua!
WARGA 2 (O.S.)
Ah! Belaga lu, Bar! Emang lu bisa apaan?

Bara tersentak hebat. Merasa di tantang. Ipung semakin menahan Bara untuk maju.

IPUNG
Bang! Kalo Abang emang cinta kampung ini…

Sebuah tinju melayang ke wajah Ipung sehingga dia tersungkur jatuh.

Bara mendekati Ipung membuat Arum kaget dan segera menarik tangan Bara dari belakang, membuat Bara menengok.

ARUM
Bang jangan, Bang!

Bara yang dipenuhi amarah mendorong Arum hingga terjatuh, membuat istri Ipung yang tengah mengandung itu mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya.

BARA
Eh! Lu pada mau liat gua bisa apa? Nih gue tunjukin ilmu dari Gunung Adil! 

Bara menggeram hebat. Semua warga melihat, ada yang mencibir, ada yang terlihat khawatir, dan beberapa mulai berlari pergi.

Bara semakin Menggeram, tapi tiba-tiba saja pipinya menggelembung dan…

BARA
HOEEEK!

Bara muntah. Dia lalu jatuh tergeletak dan tak sadarkan diri.

Semua menjadi hitam.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar